SARIF ROBO
A155140041
SEKOLAH PASCASARJANA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Asisten Praktikum
Geographic Information System
i
KATA PENGANTAR
Sarif Robo
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM 2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 2
Georeferencing 2
Digitasi (Titik, Garis dan Poligon) 6
Membangun Topologi 12
Attributting 18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 21
Kesimpulan 21
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu bentuk teknologi komputer yang secara luas telah digunakan
untuk meningkatkan proses perencanaan wilayah dan kota adalah Geographic
Information Systems (GIS). Banyak implementasi dari GIS berhasil menunjukkan
peningkatan dan perbaikan yang signinfikan pada proses pengambilan keputusan
karena GIS dapat menyediakan informasi kuantitatif dan kualitatif yang
dibutuhkan pada proses perencanaan wilayah dan kota. Selain itu, GIS
menawarkan kerangka yang solid untuk mendukung proses pengambilan
keputusan jika digunakan sebagai komponen utama pada Sistem Informasi
Perencanaan. Penggunaan GIS bersama-sama dengan teknik pemodelan
komputer dapat memperluas cakupan dari proses analisa dan proses pengambilan
keputusan
pada perencanaan wilayah dan kota. Selain itu, kombinasi GIS dengan teknik
simulasi-mikro (microsimulation) dapat digunakan untuk memodelkan dan
mensimulasikan perubahan-perubahan karakteristik perkotaan seperti perubahan
penggunaan lahan.
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS)
merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah
dan menyimpan data atau informasi geografis. Secara umum pengertian GIS
adalah; “Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk
memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, meng-integrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam
suatu informasi berbasis geografis.”
Pada dasarnya GIS dapat dikerjakan secara manual, namun dengan adanya
perkembangan teknologi informasi yang terkait dengan teknologi sistem
komputer, pada saat ini GIS akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang
berbasis komputer. GIS yang berbasis komputer akan sangat membantu ketika
data geografis yang tersedia merupakan data dalam jumlah dan ukuran besar, dan
terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan. GIS mempunyai kemampuan
untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang
akan diolah pada GIS merupakan data spasial. Ini adalah sebuah data yang
berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat
tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi GIS dapat menjawab
beberapa pertanyaan, seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan GIS dari sistem informasi lainnya
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah memahami pemakaian aplikasi GIS diantaranya meregistrasi peta
aplikasi GIS untuk kepentingannya masing.
1
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Georeferencing
Georeferencing merupakan proses dalam sistem informasi geografis untuk
memberikan referensi koordinat pada data raster yang belum memiliki koordinat.
Data raster ini pada umumnya berupa softcopy peta yang sudah di layout dalam
format Jpeg, PDF dan Image. Hasil dari georeferencing ini merupakan data raster
yang telah memiliki koordinat dalam sistem informasi geografis dengan format
Jpeg, TIFF, Img, dan sebagainya. Adapun langkah yang dilakukan dalam
georeferencing sebagai berikut:
1. Buka data jpg yang akan dikoreksi koordinatnya, untuk melakukan koreksi
diperlukan beberapa “Extention” dan “Toolbar” yang perlu diaktifkan terlebih
dahulu dengan menggunakan ikon add data seperti terlihat pada
gambar berikut:
2
2. Setelah tool yang diperlukan untuk georeferencing diaktifkan, pengkoreksian
koordinat siap dilakukan.
3. Konversi koordinat Degree Minute Second (DMS) ke Decimal Degree (DD)
dilakukan pada titik-titik pertemuan garis khayal lintang dan bujur yang berada
di pojok-pojok peta (empat titik), seperti yang terlihat pada gambar berikut:
3
4. Catat koordinat bujur dan lintangnya (DMS) dan kemudian dikonversi ke
DD dengan contoh sebagai berikut:
Misal: koordinat DMS X = BT 106022’30’’ maka pengkonverisan ke koordinat
DD adalah 106 + (22/60) + (22/360) = 106,375 dan Y = LS = 6022’30” = 6 +
(22/60) + (30/360) = 6,375 karena berada di lintang selatan maka
nilainya menjadi -6 sehingga koordinat titik temu pertama adalah 106,375 ; -
6375.
Pengkonversian dilakukan pada masing-masing koordinat XY pada pojok peta
(empat titik)
5. Perbesar atau zoom keempat titik tersebut sehingga titik pertemuan garisnya
terlihat jelas
6. Aktifkan toolbar “georeferencing” dan lakukan georeferencing pada titik/garis
pertemuan tersebut kemudian klik kiri-klik kanan pada mouse dan pilih “Input
X and Y” dan masukkan koordinat DD yang telah dikonversi s eperti pada
langkah ke-2 di atas. Langkah ini dilakukan berulang pada setiap pojok peta.
7. Pada saat melakukan georeferencing ini, eror dapat dilihat melalui besarnya
nilai RS eror yang disajikan pada toolbar “Link Table” seperti yang terlihat
pada gambar berikut:
4
8. Kemudian, pilih “Save” untuk menyimpan koordinat titik ikat dan tabel RMS
dalam format teks (.txt). Untuk nilai RMS, nilai maksium yang dapat
ditoleransi sebesar 0,005.
9. Simpan peta hasil georeferencing melalui Georeferencing – Rectify Pilih
letak folder penyimpanan output peta pada pilihan “Output location” –
“Format” pilih IMAGINE Image – “Name” untuk nama file, misal Peta Tanah
Ciliwung1.img – Save.
5
11. Untuk mengatur tampilan koordinat peta, pada peta yang telah dikoreksi
(ciliwung1.img) klik kanan Data Frame Properties General – Map:
Decimal Degrees Display: Degree Minutes Seconds Apply – OK.
6
misal kota_kec dan alisanya juga diberi nama yang sama yaitu kota_kec.
Feature Select – Geographic Coordinate – World WGS 1984 – Edit
Apply – OK.
7
2. Pada layer table of content kota_kec, klik pada simbol titik untuk mengatur
bentuk, warna, dan ukuran titik yang akan ditampilkan
3.
4. Setelah itu, proses digitasi siap dilakukan melalui tahap: Editor Start editing
– Pilih file yang akan diedit (kota_kec) Continue. Pilih titik-titik yang
dianggap sebagai kecamatan atau kota yang terdapat pada peta.
8
5. Setelah selesai melakukan proses editing, lakukan penyimpanan hasil
editing dan stop editing: Editor Save Editing – Stop Editing.
Digitasi Garis/Polyline
1. Perlu dibuat shapefile untuk polyline yaitu dengan cara: pilih “Catalog” pada
windows toolbar, pada folder tempat menyimpan file peta yang telah
terkoreksi, klik kanan pada file Geodatabase New Feature Class Name:
beri nama file yang akan dilakukan digitasi, misal jalan Feature type:
Polyline Edit Select Geographic Coordinate World WGS 1984.prj
Add Apply OK.
9
2. Untuk melakukan digitasi polyline, perlu diperhatikan skala yang digunakan
pada citra. Skala ini diperoleh dengan mengukur besarnya lebar satu pixel pada
peta. Pengukuran lebar pixel dapat dilakukan dengan bantuan toolbar
“Measure” (gambar penggaris) seperti terlihat pada gambar berikut:
1
4. Setelah itu, digitasi jalan siap dilakukan melalui tahap: Editor Start Editing
Pilih file jalan Continue – Lakukan digitasi jalan – setelah selesai, Save
Editing Stop Editing.
Digitasi Poligon
Digitasi poligon dilakukan dengan tiga pilihan cara, yaitu 1) Umum -khusus,
digitasi dilakukakn dengan membuat poligon besar yang mencakup seluruh
kawasan dalam peta, menggunakan pilihan “Cut Polygon” untuk memisahkan
poligon-poligon yang ada di dalamnya 2) Khusus-umum, digitasi dilakukan
dengan membuat poligon kecil yang ada di dalam sehingga untuk membuat
poligon lain yang bersebelahan perlu ditambah poligon baru menggunakan
“Autoshape polygon” dan 3) Poligon y ang berada ditengah, untuk poligon yang
sama sekali tidak bersinggungan dengan poligon lainnya atau poligon dalam
poligon. Pada praktikum ini, metode yang digunakan adalah metode Umum-
khusus. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dibuat shapefile poligon terlebih dahulu dengan tahapan: pilih
“Catalog” pada windows toolbar, pada folder tempat menyimpan file peta
yang telah terkoreksi, klik kanan pada File Geodatabase New Feature
Class Name: beri nama file yang akan dilakukan digitasi, misal Jenis
Tanah – Feature type: Polygon – Edit Select Geographic Coordinate
World – WGS 1984.prj Add Apply OK.
1
2. Digitasi kawasan siap dilakukan melalui tahap: Editor – Start Editing
Pilih file kawasan – Continue Lakukan digitasi Jenis Tanah secara
umum dengan membuat poligon besar yang berbentuk
persegi/Rectangele
mencakup seluruh kawasan di peta lakukan “Cut Polygon” untuk
memotong poligon-poligon yang ada di dalamnya, usahakan poligon
terluar terlebih dahulu yang dipotong – untuk memilih poligon yang akan
diaktifkan pilih toolbar “Select Feature” - setelah selesai digitasi, Save
Editing Stop Editing.
Membangun Topologi
Agar hasil digitasi peta dapat dilakukan analisis lebih lanjut sehingga dapat
dilakukan pemberian identitas (attributing) yang unik pada data yang telah
dibangun, perlu dilakukan topologi. Topologi mampu menerangkan tentang
hubungan antar feature yang telah kita bangun saat digitasi. Topologi
mensyaratkan tidak adanya koordinat dari feature-feature yang yang telah kita
1
bangun, sehingga pada tahapan ini dapat dilakukan koreksi koordinat tersebut.
Langkah membangun topologi adalah sebagai berikut:
1. Membangun file Geodatabase (Gdb) yang hanya dapat dibuka di software
ArcGIS, yaitu dengan tahapan: ArcCatalog – pilih folder tempat menyimpan
data feature – klik kanan – New File Geodatabase – beri nama file “data”.
2. Pada file data.gdb – klik kanan New Feature dataset beri nama sesuai
feature yang akan dibuat, misal GIS_DIGIT (folder) proyeksikan ke
koordinat geografis – Next Next Finish.
1
3. Data feature hasil digitasi dipindah ke folder GIS_DIGIT(gdb) yang ada di
dalam data.gdb dengan cara di-Export. Tahapan Export data ini dapat
dilakukan dengan tahapan: Klik kanan pada file feature hasil digitasi (.shp)
Export – to Geodatabase (Single) – pada Feature Class to Feature class pada
bagian “Output” double klik “data.gdb” dan add “Jenis_Tanah, beri nama
“Tanah”.
1
4. Jika terjadi error, ulangi tahap Export data feature kemudian pada opsi
Environments pilih “Output Coordinate” – “Same as Layer jenis_tanah (shp)”
– OK.
1
(a)
(b)
1
(c)
6. Jika bertanda merah maka artinya salah dan perlu dikoreksi dengan tahapan:
Editor – Start Editing – Error Inspector – Search Now. Jika Error Inspector
belum muncul, dimunculkan pada Customize Aktifkan Topology.
7. Untuk memperbaiki, zoom pada bagian yang salah Fixed Topology Eror Tool
– Klik object Klik kanan – pilih cara pengkoreksian yang terbaik (Create
Feature, Substract, Merge, Mark as exception, dll).
1
8. Untuk topologi jalan, langkahnya sama dengan langkah di atas, namun syarat
untuk topologinya adalah “Must not intersect” dan “Must not overlap”. Jika
jalan tidak tersambung atau berlebihan dapat dikoreksi.
Attributting
Attributting merupakan proses dalam sistem informasi geografis untuk
memberikan identitas pada feature yang telah dibuat dan telah dibangun
topologinya. Tahapan kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Lihat kelengkapan data atribut yang akan digunakan dan cocokkan dengan
data yang ada di peta
2. Add semua file feature yang telah terkoreksi pada layer, misal kota_kecamatan
(titik); jalan (polyline); dan jenis_tanah (poligon).
3. Masing-masing file feature memiliki data atribut yang dapat dilihat pada
Attribut Table-nya. Klik kanan pada file feature yang ingin dilihat atributnya
1
pada layer, misal pada file feature titik (kota_kec) Open Attribut table,
muncul tabel seperti berikut:
1
7. Add data excel tersebut pada layer di ArcGis, misal JenisTanah/sheet1$.xsl
dan lakukan join dengan tabel pada file feature Jenis_tanahdengan tahapan:
Klik kanan pada layer Jenis_tanah Join and Relates – Join Pada kolom
no.1 (gambar berikut) isikan ID_tnh – Pada kolom no.2 diisikan file tabel
excel yang akan di gabung - OK
9. Untuk mengetahui tabel yang telah digabung, buka kembali attribut tabel
jenis_tanah dan kolom akan bertambah seperti yang terlihat pada gambar
berikut:
2
10. Setelah proses attributing selesai, maka data perlu disimpan dalam format
shapefile, dengan cara: Klik kanan pada layer Jenis_tanah_Join – Data
Export data pilih lokasi penyimpanan hasil output OK.
11. Attributing pada poin dan polyline memiliki tahapan yang sama, namun
identitas poligon berupa nama (kode kawasan). Sebelum melakukan
attributting, tahapan yang dilakukan adalah menambahkan kolom pada
atribut
tabel file feature poligon (kota_kec atau jalan) – klik kanan – Open attribut
tabel Table option – Add field – beri nama kolom “CDKWS” – pilih type
“Long integer”.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
SIG sebagai metode dan teknologi mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan
pemetaan yang semula sangat sulit untuk dilakukan secara manual. Informasi
baru yang diperoleh dari hasil analisis SIG sangat akurat dan dapat dilihat pola
keruangannya, sehingga memudahkan proses perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi pembangunan dan dapat menjadi pedoman untuk pengambilan
2
keputusan. Jadi, dapat disimuplkan bahwa kemunculan SIG atau aplikasi yang
berhubungan dengan SIG adalah jawaban atas keterbatasan dari hasil pembuatan
peta yang di lakukan dengan tehnik pembuatan kartografi secara manual keterbatasan-keterbatasan pada pe
antara lain pembuatan, penyimpanan, pemanfaatan, dan pembaruan/modifikasi
peta sesuai dengan perkembangan dan keperluan yang dikehendaki. Oleh sebab itu para ahli berusaha manc
Saran
Penulis menyarankan Kepada praktikan-praktikan selanjutnya agar lebih giat lagi dalam mempelajari tentan
berpengaruh dalam kegiatan praktikum dan juga berpengaruh pada penentuan-
penentuan kemampuan praktikan dalam mengelolah data .
Anonim. 2015. Metode Georefrence. Diakses pada tanggal 27 September 2015 a.org/wiki/Georeference&
Anonim. 2015. Menyimpan dan Loading Control Points. Diakses pada tanggal 27 September 2015(http : //tra
j6X4DQ&sa=X&oi=translate&ct=)
Anonim. 2010. Georeferencing Gambar dan Data CAD. Diakses pada tanggal 29
November 2010(http: //translate. google. co.id/ translate? hl=id&sl=en&u= http:// www.gsd. harvard. edu/gis
Anonim. 2010. Georeferencing File CAD. Diakses pada tanggal 29 November 2010