Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336262350

4348-9368-3-PB-ANALISIS PELUANG USAHA BAGI HASIL HUTAN TANAMAN

Article · October 2019

CITATIONS READS

0 64

4 authors, including:

Abubakar Muhamad Lahjie Bdas Simarangkir


Universitas Mulawarman Universitas Mulawarman
75 PUBLICATIONS   225 CITATIONS    28 PUBLICATIONS   77 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Yosep Ruslim
Universitas Mulawarman
74 PUBLICATIONS   194 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN DALAM USAHA PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI PLYWOOD DI PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR View project

SIMULASI PRODUKSI KAYU BULAT DAN NILAI HARAPAN LAHAN USAHA TANAMAN JENIS Shorea leavis DI BUKIT BANGKIRAI KECAMATAN SAMBOJA DI KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA View project

All content following this page was uploaded by Yosep Ruslim on 04 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

ANALISIS PELUANG USAHA BAGI HASIL HUTAN TANAMAN


JENIS Eucalyptus pellita F. MuellDAN Acacia mangium Willd
DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Rusni Noor 1, Abubakar M. Lahjie2*, B.D.A.S. Simarangkir2 dan Yosep Ruslim2**


1
Program Magister Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman.
2
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Jl. Ki Hajar Dewantara, Gunung Kelua,
Samarinda 75116, Kalimantan Timur, Indonesia.Tel.: +62-541-735089, Fax.: +62-541-
735379.
E-Mail: rsn_smda@gmail.co.id; prof_abudir@yahoo.com;
**
Email: yruslim@gmail.com

ABSTRAK

Analisis Peluang Usaha Bagi Hasil Hutan Tanaman Jenis Eucalyptus pellita F. Muelldan Acacia
mangium Willd di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui riap pertumbuhan, tingkat pengembalian nominal dan kelayakan keuntungan profit sharing
pengelolaan hutan tanaman Jenis Eucalyptus pellita F. Muell dan Acacia mangium Willd di Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Analisis pertumbuhan riap dan produksi menggunakan metode riap
MAI dan CAI pada perhitungan total volume, diameter dan tinggi pohon, serta untuk profit sharing
menggunakan analisis kelayakan i (tingkat pengembalian nominal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
produksi/pertumbuhan Eucalyptus pellita F. Muell mencapai riap yang optimal pada umur 5 tahun dengan
total volume sebesar 156,53 m3/ha, riap MAI mencapai 31,31 m3/ha/thn dan CAI 31,35 m3/ha/thn sedangkan
jenis Acacia mangium Willdmencapai riap yang optimal pada umur 5 tahun dengan total volume sebesar
150,22 m3/ha, riap MAI mencapai 30,04 m3/ha/thn dan CAI 30,50 m3/ha/thn. Analisis tingkat pengembalian
nominal dan peluang usaha bagi hasil berbasis ekonomi konvensional Eucalyptus pellita F. Muelldengan
sistem bagi hasil masing-masing mendapatkan 50% baik untuk investor maupun pengelola menghasilkan
tingkat pengembalian nominal sebesar 49,49%. Analisis tingkat pengembalian nominal dan peluang usaha
bagi hasil berbasis ekonomi konvensional jenis Acacia mangium Willddengan sistem bagi hasil masing-
masing 50% untuk investor dan pengelola menghasilkan tingkat pengembalian nominal sebesar
48,26%.Tanaman jenis Eucalyptus pellita F. Muelldan Acacia mangium Willdsama-sama layak untuk
diusahakan karena nilai tingkat pengembalian nominalnya lebih besar daripada tingkat bunga minimal yang
diterima oleh investor (MAR).
Kata kunci : Eucalyptus pellita F. Muell,Acacia mangium Willd, peluang usaha, profit sharing.

ABSTRACT

Analysis of Profit Sharing Business Opportunity for Wood Estates: Eucalyptus pellita F. Muell and
Acacia mangium Willd, in Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province.This study aimed to
determine growth increment, rate of nominal return, and profitability of profit sharing business in wood
estates management of Eucalyptus pellita F. Muell and Acacia mangium Willd in Kutai Kartanegara
Regency, East Kalimantan Province. Increment and production growths were analysed using increment
methods: MAI and CAI by calculating total volume, diameter and tree height; Feasibility Analysis i (nominal
return rate) was applied for profit sharing analysis. The results showed that the production/growth of
Eucalyptus pellita F. Muell reached optimal incremental growth at 5 years old with total volume of 156.53
m3/ha; MAI value was 31.31 m3/ha/yr and CAI value was 31.35 m3/ha/yr. While the production/growth of
Acacia mangium Willd reached optimal incremental growth at same age with the former, total volume of the
latter was lower at 150.22m3/ha with respectively MAI and CAI values were 30.04 m3/ha/yr and 30.50
m3/ha/yr. Analysis of nominal return rate and profit sharing business opportunity based on conventional

313
Analisis Peluang Usaha … Rusni Noor et al.

economy for Eucalyptus pellita F. Muell with a profit sharing system showed that both investor and farmer
respectively earned 50%- resulting a rate of nominal return at 49.49%. Similarly, analysis of nominal return
rate and profit sharing business opportunity based on conventional economy for Acacia mangium Willd with
a profit sharing system showed that both investor and farmer respectively earned 50%- resulting a rate of
nominal return at 48.26%. Hence, both Eucalyptus pellita F. Muell and Acacia mangium Willd were equally
feasible for profit sharing business since their values of the nominal return were greater than the minimum
interest rate received by the investor (MAR).
Key words : Eucalyptus pellita F. Muell, Acacia mangium Willd, Business Opportunities, Profit Sharing.

1. PENDAHULUAN kepada Peta SK. Menhut No. 79/Kpts-


II/2001 dan dari hasil analisis, 63,08%
Hutan merupakan sumberdaya alam
wilayah daratan Kabupaten Kutai
yang sangat strategis dan memiliki
Kartanegara adalah berupa Kawasan
karakteristik biologis serta ciri ekonomi
Hutan (KBK, Kawasan Konservasi dan
khusus yang akan mempengaruhi
Hutan Lindung) dan 36,92% berupa
terhadap kebijakan pengelolaan hutan.
Areal Penggunaan Lain (APL) atau lebih
Sumbangan bidang kehutanan bagi
kini dikenal dengan istilah Kawasan
perekonomian Indonesia secara
Budidaya Non Kehutanan (KBNK). Dari
sederhana dapat dilihat dari nilai ekspor
Areal KBK yang ada, sekitar 52,34%
Indonesia pada dasawarsa 1980-an dan
merupakan kawasan hutan produksi yang
1990-an yang menduduki peringkat
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
kedua di bawah ekspor migas. Dalam
kesejahteraan rakyat dengan tetap
skala yang lebih kecil, akan lebih nyata
melestarikan dan menjaga lingkungan
dapat dibuktikan bahwa sumber daya
hidup. Saat ini Terdapat 23 Perusahaan
hutan masih menjadi sandaran utama
Industri Pengolahan Kayu (IPK) dengan
perekonomian sebagian besar masyarakat
luas areal 180.050,19 ha dan produksinya
Indonesia, terutama masyarakat marginal.
3.436.093,71 m³. (Bioma, 2013)
Oleh karenanya hutan seharusnya
Sumberdaya hutan yang
dikelola secara berkelanjutan agar dapat
dimanfaatkan secara terus menerus guna
memberi manfaat sebesar-besarnya bagi
meningkatkan kesejahteraan dan mutu
rakyat Indonesia, sebagaimana amanat
hidup rakyat menyebabkan
Undang-Undang Dasar 1945 (Maryunani
ketersediaannya menjadi terbatas dan
& Sutikno. 2006)
tidak merata, baik dalam jumlah maupun
Kalimantan Timur merupakan salah
dalam kualitas, sedang permintaan akan
satu provinsi di Indonesia yang memiliki
sumberdaya hutan semakin meningkat
hutan hujan tropis yang cukup luas
sebagai akibat meningkatnya kegiatan
dengan beberapa wilayah kabupaten dan
pembangunan untuk memenuhi
kota yaitu Kabupaten Berau, Kabupaten
kebutuhan penduduk yang kian beragam.
Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur,
Dampak tersebut mengakibatkan daya
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten
dukung hutan menjadi terganggu dan
Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara,
daya tampung hutan menjadi menurun.
Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Bontang,
Tidak hanya sebatas nilai ekonomi untuk
Kota Samarinda, Kota Balikpapan. Dari
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat,
10 kabupaten dan kota tersebut,
dan sumber pendapatan/devisa Negara
Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki
(economical loss) tetapi juga hutan
luas wilayah 27.263,10 km² atau
kehilangan kekayaan keanekaragaman
2.726.310 Ha (12,89% dari luas wilayah
hayati (flora dan fauna) dan kerusakan
Provinsi Kalimantan Timur) berdasarkan
alam (ecological loss) (Nurjaya, 2008).
peta Status Kawasan yang mengacu

314
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

Menurut Forest Watch dengan sistem klasik ini mempunyai


Indonesia,penurunan luas dan kondisi kaitannya dengan “kebebasan alami”
kawasan hutan di Kalimantan Timur (proses) yang di pahami oleh tokoh-tokoh
berakibat pada menurunnya produktivitas ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik
hutan alam baik dari segi kwantitas yang cenderung hanya menguntungkan
(deforestasi) maupun kwalitasnya (forest salah satu pihak saja dalam hal ini
degradation) dimana penyebab dari sipemilik modal saja. Konsep profit
menurunnya produktivitas hutan tersebut sharing atau disebut juga dengan profit
adalah adanya operasional penebangan and loss sharing adalah pembagian hasil
yang kurang terkendali untuk usaha dengan perhitungan
peningkatan pendapatan devisa Negara, pendapatan/keuntungan bersih (net
maraknya penebangan liar (ilegall benefit), laba kotor dikurangi beban biaya
logging), perambahan dan konversi lahan yang dikeluarkan selama operasional
hutan menjadi areal lain seperti lahan usaha (Rivai dan Arifin, 2010). Atas
pertambangan, perkebunan dan dasar itulah yang melatarbelakangi
pemukiman serta kebakaran yang terjadi penelitian terhadap peluang usaha bagi
secara alami akibat dari kekeringan yang hasil (profit sharing) pengusahaan hutan
panjang maupun non alami. tanaman jenis Eucalyptus pellita F. Muell
Penurunan produktivitas hutan dan Acacia mangium Willd di Kabupaten
alam yang telah mengakibatkan Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan
berkurangnya suplai hasil hutan kayu Timurdengan berbasis pengelolaan secara
yang dapat dimanfaatkan dalam bidang konvensional yang mampu memberikan
industri kehutanan. Hal ini mendorong keuntungan bagi investor dan pengelola.
adanya upaya pembangunan Hutan
Tanaman sebagai solusi untuk memenuhi
suplai bahan baku kayu baik melalui Izin 2. METODA PENELITIAN
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
pada Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK- 2.1. Tempat dan Waktu
HTR) maupun Izin Usaha Pemanfaatan Lokasi penelitian dilaksanakan di PT
Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Surya Hutani Jaya yang wilayah
Industri (IUPHHK-HTR). kerjanya masuk kedalam Kabupaten
(Kusumaningrum, 2015) Kutai Kartanegara dan kabupaten
Berbagai kebijakan-kebijakan Kutai Timur, Provinsi Kalimantan
ekonomi dan finansial harus seimbang Timur. Pelaksanaan kegiatan
dengan system perekonomian yang penelitian dilaksanakan bulan
digunakan. Selama ini sistem ekonomi November 2018 sampai dengan
konvensional yang banyak dikenal bulan Maret 2019. (Gambar 1).

315
Analisis Peluang Usaha … Rusni Noor et al.

Gambar 1. Peta lokasi pengambilan data penelitian

2.2. Objek dan Data Penelitian dari 100 lebih baik diambil semua,
Objek penelitian berupa tegakan jenis jika jumlahnya besar atau lebih dari
hutan tanaman yaitu Eucalyptus 100 dapat diambil antara 10-15% atau
pellita F. Muell dan Acacia mangium 20-25% atau lebih, tergantung waktu,
Willd. Jarak tanam kedua jenis hutan tenaga dan luas wilayah pengamatan,
tanaman tersebut adalah 3m x 2,5m atau besar sedikitnya data dan
yang diukur pada petak tanaman besarnya risiko penelitian serta
umur 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 tahun dengan tingkat homogenitas sampel. Maka
metode pengambilan data secara kami mengambil sampel penelitian
sistematik atau systematic random sebesar 20%. Adapun jumlah sampel
sampling. pada masing-masing plot dapat dilihat
Menurut Arikunto (2010), bahwa bila pada Tabel 1.
objek penelitian jumlahnya kurang

Tabel 1. Jumlah sampel pada masing-masing petak tanaman

No. Jenis tegakan Jarak Tanam Luas (m2) N/ha Sampel 20%
1. Eucalyptus pellita F. Muell 3 m x 2,5 m 10.000 1.333 267
2. Acacia mangium Willd 3 m x 2,5 m 10.000 1.333 267

2.3. Analisis Data rumus:V = π x h x f,


2.3.1. Menghitung volume suatu sedangkanuntuk menghitung
tegakan dengan menggunakan riap menggunakan rumus MAI
persamaan Berkhout (Loetsch, dan CAI. (Prodan, M, 1968)
Zohrer dan Haller, 1973).
Suhendang (1997) dalam 2.3.2. Menghitung bagi hasil dan
Wood dan Wiant (1993), kelayakan dengan
menyatakan bahwa menurut menggunakan rumus tingkat
Bruce Schumacher (1950), bunga pengembalian nominal
penurunan model Berkhout (Nominal rate of return/NRR)
untuk perhitungan volume (Muluk, 2014)yaitu :
suatu tegakan menggunakan

316
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

tahunan (Mean Annual Increament/MAI).


CAI adalah riap dalam satu tahun
berjalan atau riap dalam satu waktu
2.3.3. Menghitung tingkat bunga periode tertentu, sedangkan MAI adalah
pengembalian riap rata-rata per tahun yang terjadi
minimial(Klemperer, 2003) sampai periode waktu tertentu (Prodan,
yang dapat diterima (Minimum M., 1968).
acceptable rate of Eucalyptus pellita F. Muelldi PT
return/MAR) oleh investor, Surya Hutani Jaya dengan jarak tanam
sebagai pembanding hasil dari 3m x 2,5m pada awal penanaman
tingkat bunga pengembalian memiliki jumlah pohon sebanyak 1.333
tingkat bunga nominal. Apabila Ha. Setelah berumur 1 tahun mengalami
MAR ‹ NRR, maka usaha pengurangan jumlah pohon sebanyak 93
tersebut disebut layak. pohon sehingga jumlah pohon menjadi
1.240 pohon akibat adanya kematian
MARR = alami dengan rata-rata diameter sebesar
5,2 cm dan rata-rata tinggi sebesar 4,4 m.
Pada umur tanaman 3 tahun jumlah
dimana : pohon berkurang menjadi 1.060 pohon
i = tingkat bunga deposito (saat ini dengan rata-rata diameter sebesar 10,1
10%) cm dan rata-rata tinggi sebesar 12,9 m
f = inflasi (saat ini 7%) dengan total volume sebesar 76,27
m3/hadan riap MAI dan CAI berturut-
turut sebesar 25,42 dan 36,92 m3/ha/thn.
Pada umur 5 tahun, jumlah pohon
3. HASIL PENELITIAN DAN menjadi 897 pohon dengan rata-rata
PEMBAHASAN diameter sebesar 14,7 cm dan rata-rata
tinggi sebesar 15,5 m. Sedangkan total
3.1. Riap Pertumbuhan Tanaman jenis volume pada usia tanaman 5 tahun adalah
Eucalyptus pellita F. Muell sebesar 156,53 m3/hadan diperoleh riap
Riap dibedakan ke dalam riap MAI mencapai 31,31 m3/ha/thn dan CAI
tahunan berjalan (Current Annual mencapai 31,35 m3/ha/thn. Adapun data
Increament/CAI) dan riap rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Pertumbuhan dan riap volume Eucalyptus pellita F. Muell


y n d h f TV MAI CAI
1 1.240 5,2 4,4 0,75 8,67 8,67

2 1.116 8,1 9,3 0,73 39,35 19,68 30,68

3 1.060 10,1 12,9 0,70 76,27 25,42 36,92

4 979 12,9 14,2 0,69 125,18 31,30 48,91

5 897 14,7 15,5 0,66 156,53 31,31 31,35

6 825 15,8 17,1 0,65 180,21 30,04 23,68

Keterangan :
y = umur tanaman
n = populasi (phn/ha)

317
Analisis Peluang Usaha … Rusni Noor et al.

d = diameter pohon (cm)


h = tinggi pohon (m)
f = faktor bentuk
TV = total volume (m3/ha)
MAI = riap rata-rata tahunan (m3/ha/thn)
CAI = riap tahunan berjalan (m3/ha/thn)

Tabel 2 menjelaskan bahwa berkurangnya jumlah pohon setiap tahun


pertumbuhan tanaman Eucalyptus pellita disebabkan oleh kematian alami dan
F. Muellmempunyai riap optimal pada penjarangan.
umur 5 tahun, dengan total volume Hubungan antara MAI dan CAI
156,53 m3/ha, sehingga diperoleh MAI Eucalyptus pellita F. Muelldi PT Surya
mencapai 31,31 m3/ha/thn dan CAI Hutani Jaya berdasarkan Tabel 2 dapat
mencapai 31,35 m3/ha/thn dan dilihat pada Gambar 2.

MAI CAI
60
Riap Pertumbuhan Tahunan

50

40
(m3 /ha/thn)

30

20

10

-
1 2 3 4 5 6
Umur (tahun)

Gambar 2. Kurva hubungan MAI dan CAI pada tegakan Eucalyptus pellita F. Muell

bisa mencapai keuntungan finansial


Pada gambar 2 terlihat bahwa
sebagai bahan baku industri pulp dan
berdasarkan data pengukuran
perpotongan kurva MAI dan CAI pada kertas.
Penurunan daur pemanenan
umur 5 tahun dimana MAI maksimum
Eucalyptus pellita F. Muell di PT Surya
adalah 31,31 m3/ha/thn dan CAI
Hutani Jaya tidak berpengaruh terhadap
maksimum adalah 31,35 m3/ha/thn. Hal
kuantitas dan kualitas kayu yang
ini menunjukkan bahwa tegakan
dihasilkan terutama pada kriteria serat
Eucalyptus pellita F. Muell di PT Surya
kayu yang dihasilkan, akan tetapi
Hutani Jaya yang sebagian besar
populasi tegakan Eucalyptus pellita F.
kawasannya berada di Kabupaten Kutai
Muell yang tumbuh dari sejak ditanam
Kartanegara provinsi Kalimantan Timur
hingga masa panen hanya mencapai rata-
dalam rentang waktu 5 tahun sudah dapat
rata 65% per hektarnya, hal ini
dilakukan pemanenan karena telah
disebabkan karena selain setiap tahunnya
mencapai riap maksimum serta sudah
beberapa tanaman secara alami

318
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

mengalami kematian baik akibat dari pohon sehingga jumlah pohon menjadi
peningkatan riap diameter maupun 1.133 pohon akibat adanya kematian
adanya hama dan penyakit tetapi juga alami dengan rata-rata diameter sebesar
menurunnya tingkat kesuburan tanah 5,3 cm dan rata-rata tinggi sebesar 4,3 m.
akibat kurangnya pemupukan, hal ini Pada umur tanaman 3 tahun jumlah
akan terlihat pada saat daur tanam dan pohon berkurang menjadi 868 pohon
panen berikutnya di lahan yang sama. dengan rata-rata diameter sebesar 11,6
Sehingga upaya yang harus dilakukan cm dan rata-rata tinggi sebesar 11,6 m
adalah dengan pemupukan dan dengan total volume sebesar 77,41
penambahan unsur hara secara intensif m3/hadan riap MAI dan CAI berturut-
untuk meningkatkan kesuburan tanah. turut sebesar 25,80 dan 43,52 m3/ha/thn.
Pada umur 5 tahun, jumlah pohon
yang tumbuh menjadi 706 pohon dengan
3.2. Riap Pertumbuhan Tanaman jenis rata-rata diameter sebesar 16,5 cm dan
Acacia mangium Willd rata-rata tinggi sebesar 15,1 m.
Acacia mangium Willd di PT Surya Sedangkan total volume pada usia
Hutani Jaya dengan jarak tanam 3m x tanaman 5 tahun adalah sebesar 150,22
2,5m pada awal penanaman memiliki m3/hadan diperoleh riap MAI mencapai
jumlah pohon sebanyak 1.333 Ha. 30,04 m3/ha/thn dan CAI mencapai 30,50
Setelah berumur 1 tahun mengalami m3/ha/thn. Adapun data tersebut dapat
pengurangan jumlah pohon sebanyak 200 dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Pertumbuhan dan riap volume Acacia mangium Willd


y n d h f TV MAI CAI
1 1.133 5,3 4,3 0,76 8,12 8,12

2 986 8,5 8,2 0,74 33,89 16,95 25,77

3 868 11,6 11,6 0,73 77,41 25,80 43,52

4 772 14,4 13,8 0,69 119,72 29,93 42,31

5 706 16,5 15,1 0,66 150,22 30,04 30,50

6 635 18,1 16,6 0,64 173,58 28,93 23,36

Keterangan :
y = umur tanaman
n = populasi (phn/ha)
d = diameter pohon (cm)
h = tinggi pohon (m)
f = faktor bentuk
TV = total volume (m3/ha)
MAI = riap rata-rata tahunan (m3/ha/thn)
CAI = riap tahunan berjalan (m3/ha/thn)

Tabel 3 menjelaskan bahwa m3/ha, sehingga diperoleh MAI mencapai


pertumbuhan tanaman Acacia mangium 30,04 m3/ha/thn dan CAI mencapai 30,50
Willdmempunyai riap optimal pada umur m3/ha/thn dan berkurangnya jumlah
5 tahun, dengan total volume 150,22

319
Analisis Peluang Usaha … Rusni Noor et al.

pohon setiap tahun disebabkan oleh Hutani Jaya berdasarkan Tabel 3 dapat
kematian alami dan penjarangan. dilihat pada Gambar 3.
Hubungan antara MAI dan CAI jenis
Acacia mangium Willddi PT Surya

MAI CAI
60
Riap Pertumbuhan Tahunan

50

40
(m3 /ha/thn)

30

20

10

-
1 2 3 4 5 6
Umur (tahun)

Gambar 3. Kurva hubungan MAI dan CAI pada tegakan Acacia mangium Willd

Pada gambar 3 terlihat perpotongan Konvensional jenis Eucalyptus


kurva MAI dan CAI pada jenis Acacia pellita F. Muell dan Acacia mangium
mangium Willdterjadi pada umur 5 tahun Willd di Kabupaten Kutai
dengan riap optimal MAI sebesar 30,04 Kartanegara Provinsi Kalimantan
m3/ha/thn dan CAI sebesar 30,50 Timur.
m3/ha/thn serta riap mengalami Sebelum melakukan kegiatan
penurunan pada tahun-tahun berikutnya. pengusahaan tanaman jenis Eucalyptus
Hal ini berarti bahwa jika ingin pellita F. Muell dan Acacia mangium
melakukan kegiatan produksi maka pada Willd di Kabupaten Kutai Kartanegara
umur 5 tahun Acacia mangium Provinsi Kalimantan Timur dengan
Willdlayak untuk ditebang meskinpun sistem konvensional terdapat beberapa
pada tahun berikutnya memiliki total asumsi yang harus diperhatikan dan
volume yang lebih besar, namun riapnya digunakan dalam pengelolaan profit
mengalami penurunan. sharing/bagi hasilnya yaitu :
Menurut Avery (1952), titik potong a. Para pengelola telah menanam terlebih
antara CAI dan MAI merupakan saat dahulu jenis hutan tanaman, paling
pemanenan yang paling efisien untuk tidak tanaman telah berumur 5 tahun.
mendapatkan produksi maksimum. Hal b. Antara investor dan pengelola harus
ini disebabkan karena setelah titik potong ada kerjasama atau perjanjian (MoU)
tersebut kedua kurva akan menurun yang dengan suatu pabrik, dan mengenai
berarti riap akan terus menurun. harga kayu harus ada kontinyuitas atau
sudah ditetapkan sebelumnya, untuk
3.3. Analisis Tingkat Pengembalian menghindari harga fluktuatif yang
Nominal dan Peluang Usaha Bagi disebabkan oleh makelar kayu.
Hasil Berbasis Ekonomi

320
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

c. Adanya dukungan dari pihak dan pengelola sesuai dengan sistem yang
perbankan untuk menunjang telah disetujui. Untuk mendapatkan nilai
permodalan awal usaha apabila (i) harus mengetahui pendapatan total
pengusahaannya dikelola oleh (Vn), modal (Vo) dan daur (n). Modal
masyarakat atau koperasi. awal dari biaya penanaman adalah Rp
d. Tersedianya lahan bagi pengelola 13.000.000,-/ha dimana dari investor
modal untuk kegiatan pengusahaan sebesar Rp 6.500.000 dan dari pengelola
hutan tanaman yang tidak terkendala Rp 6.500.000,- dan untuk harga kayu
dengan perizinan termasuk lokasi yang yaitu sebesar Rp 620.000,-/m3 dengan
dimiliki dalam keadaan normal dengan daur panen 5 tahun. Sedangkan untuk
curah hujan yang cukup dan tidak memperoleh pendapatan total pada daur
memiliki resiko tinggi terhadap optimal, kita harus mengetahui Total
bencana alam seperti gempa ataupun Volume (TV).
kebakaran. Perhitungan untuk jenis Eucalyptus
e. Tersedianya pembenihan dan bibit pellita F. Muell melalui perhitungan
yang cukup dalam jumlah yang berikut.
dibutuhkan. TV = V x n
f. Perlu adanya sosialisasi kepada =
masyarakat sekitar kawasan terkait
peluang usaha bagi hasil pengusahaan =
hutan tanaman.
g. Berdasarkan Peraturan Pemerintah = 156,53 m3/ha
No.6 Tahun 2007, dimana pemerintah Vn = TV x harga
memberikan lahan seluas 15 hektare
bagi setiap Kepala Keluarga (KK). = 156,53 m3/ha * Rp 620.000,-/m3
Dengan asumsi 100 Kepala Keluarga = Rp 97.048.600,-/ha
(KK) maka luas lahan yaitu 1500 ha
untuk memenuhi kapasitas pabrik. Hasil Vn tersebut dibagi sesuai
dengan sistem yang telah disetujui yaitu
untuk investor dan pengelola masing-
Eucalyptus pellita F. Muell dan masing sebesar 50% sehingga diperoleh
Acacia mangium Willdmerupakan jenis Vn untuk investor dan pengelola masing-
tanaman fast growing species yang dapat masing sebesar Rp 48.524.300,-. Maka
berproduksi optimal pada umur 5 tahun, tingkat pengembalian nominal jenis
namun untuk populasi tegakan akan Eucalyptus pellita F. Muell baik bagi
berkurang setiap tahunnya akibat investor maupun pengelola adalah
kematian tanaman secara alami sehingga sebagai berikut:
dapat meningkatkan riap diameternya.
Tingkat pengembalian nominal (i) i =
merupakan tingkat pengembalian yang di
dapatkan dari investasi dan di ukur dalam
dollar yang sedang berlaku (termasuk = = 49,49%
inflasi) (Muluk, 2014). Untuk
menentukan nilai net benefit yang Berdasarkan perhitungan tingkat
didapatkan investor, terlebih dahulu pengembalian nominal Eucalyptus pellita
menghitung nilai (i) atau pengembalian F. Muell yang riap optimalnya dicapai
nominal yang akan diperoleh, nilai (i) pada umur 5 tahun ternyata dapat
digunakan untuk menentukan diskon simpulkan bahwa peluang kerjasama bagi
faktor yang akan didapatkan oleh investor hasil secara konvensional antara investor

321
Analisis Peluang Usaha … Rusni Noor et al.

dan pengelola akan menghasilkan tingkat maupun pengelola dapat dilihat dalam
pengembalian nominal sebesar 49,49%. perhitungan di bawah ini:
Dari data tersebut, maka pengusahaan
tanaman jenis Eucalyptus pellita F. Muell i =
yang memiliki riap optimal pada umur 5
tahun layak untuk di usahakan karena = = 48,26%
nilainya lebih besar dari MAR, dimana
saat ini MAR adalah 2,8%. Berdasarkan perhitungan tingkat
Demikian juga dengan pertumbuhan pengembalian nominal jenis Acacia
jenis Acacia mangium Willd yang mangium Willdyang riap optimalnya
mencapai riap optimal pada umur 5 tahun dicapai pada umur 5 tahun ternyata dapat
dengan riap MAI sebesar 30,04 m3/ha/thn simpulkan bahwa peluang kerjasama bagi
dan riap CAI sebesar 30,50 m3/ha/thn, hasil secara konvensional antara investor
serta total volume sebesar 150,22 m3/ha. dan pengelola akan menghasilkan tingkat
Jika harga kayu sebesar Rp 620.000,-/m3, pengembalian nominal sebesar 48,26%.
maka total pendapatan dari jenis Acacia Dari data tersebut, maka pengusahaan
mangium Willdsebesar Rp 93.136.400,- tanaman jenis Acacia mangium Willd
dan biaya investasi sebesar Rp yang memiliki riap optimal pada umur 5
13.000.000,- dimana pihak investor dan tahun layak untuk di usahakan karena
pihak pengelola masing-masing sebesar nilainya lebih besar dari MAR, dimana
Rp 6.500.000,-. saat ini MAR adalah 2,8%.
Perhitungan untuk memperoleh Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendapatan total pada daur optimal jenis pengusahaan hutan tanaman jenis
Acacia mangium Willd adalah sebagai Eucalyptus pellita F. Muell dan jenis
berikut: Acacia mangium Willddengan sistem
TV = V x n bagi hasil secara konvesional sama-sama
= layak untuk diusahakan.
Penelitian yang serupa tentang
= analisis peluang usaha bagi hasil yang
dilakukan oleh Soares, M (2018) yang
= 150,22 m3/ha menyatakan bahwa Pengusahaan hutan
Vn = TV x harga tanaman jenis Shorea leprosula dan
Shorea smithiana di PT Inhutani I Bukit
= 150,22 m3/ha * Rp 620.000,-/m3 Bangkirai Balikpapan sangat layak untuk
= Rp 93.136.400,-/ha diusahakan karena memiliki kriteria NPV
> 0 (nol). Tingkat bunga pengembalian
Hasil Vn (total pendapatan) jenis nominal bagi Investor dan Pengelola
Acacia mangium Willd pada umur 5 dalam sistem ekonomi konvensional
tahun sebesar Rp 93.136.400,-/ha tersebut untuk jenis Shorea leprosulaadalah
dibagi sesuai dengan sistem bagi hasil sebesar 7,8% dan 8,3%, sedangkan untuk
secara konvensional yang telah disepakati jenis Shorea smithiana berturut-turut
dengan pembagian sama masing-masing sebesar 6,3% dan 6,7%. Begitu juga
pihak investor dan pihak pengelola penelitian yang dilakukan oleh Anggoro
sebesar 50% sehingga diperoleh masing- (2016) dimana pengusahaan hutan
masing sebesar Rp46.568.200,-/ha. Maka tanaman jenis jabon merah di PT Intraca
tingkat pengembalian nominal jenis Wood menggunakan profit sharing sangat
Acacia mangium Willd baik bagi investor layak untuk digunakan karena memiliki
kriteria NPV>0 (nol). Tingkat bunga

322
Jurnal AGRIFOR Volume XVIII Nomor 2, Oktober 2019 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

pengembalian nominal bagi investor dan Willdyang riap optimalnya juga dicapai
pengelola dalam sistem ekonomi pada umur 5 tahun menghasilkan tingkat
konvensional masing-masing sebesar pengembalian nominal sebesar 48,26%
28% dan 33%. Sedangkan penelitian baik bagi investor maupun pengelola,
yang di lakukan oleh Rosalina (2016) sehingga kedua jenis tanaman ini sama-
juga menyatakan bahwa Profit sharing sama layak untuk diusahakan karena nilai
sengon berbasis konvensional tingkat pengembalian nominalnya lebih
menunjukkan tingkat pengembalian besar daripada Minimum Acceptable
nominal untuk plot 1 sebesar 30% dan Rate of return (MAR).
plot 2 sebesar 33%. Pada pengusahaan
hutan tanaman sengon sangat layak untuk 5. UCAPAN TERIMA KASIH
diusahakan karena nilai indikator
kelayakan net present value dengan nilai Disampaikan ucapan terima kasih
lebih dari nol (0). Dari ketiga penelitian kepada Pimpinan dan Pihak Manajemen
terdahulu dan penelitian yang telah PT Surya Hutani Jaya Site Sebulu
dilakukan saat ini maka dapat Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
disimpulkan bahwa pengusahaan hutan Kalimantan Timur termasuk Petugas
tanaman dengan menggunakan analisis Lapangan bagian Plantation Forest yang
profit sharing/bagi hasil secara telah memberikan bantuan kesempatan
konvensional semuanya layak untuk untuk melakukan penelitian di wilayah
diusahakan. kerja IUPHHK-HT PT Surya Hutani
Jaya.

4. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Riap pertumbuhan optimal jenis Anggoro, F. T. 2016. Analisis Profit


Eucalyptus pellita F. Muelldicapai pada Sharing Pengusahaan Hutan
umur 5 tahun dengan total volume Tanaman Jabon Merah berbasis
sebesar 156,53 m3/ha, riap MAI Konvensional di PT Intraca Hutani
mencapai 31,31 m3/ha/thn dan CAI Lestari Kabupaten Tana Tidung
mencapai 31,35 m3/ha/thn sedangkan Provinsi Kalimantan Utara. Skripsi.
jenis Acacia mangium Willd riap optimal Fakultas Kehutanan Universitas
dicapai pada umur 5 tahun dengan total Mulawarman, Samarinda.
volume sebesar 150,22 m3/ha, riap MAI
mencapai 30,04 m3/ha/thn dan riap CAI Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
mencapai 30,50 m3/ha/thn. Besarnya riap Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
rata-rata tahunan maksimal tergantung Rineka Cipta.(3): 134-185
dari kerapatan/jumlah pohon per hektar, Bioma, 2013, Album Peta Fasilitasi dan
jenis tanaman dan tingkat kesuburan Advokasi Kesiapan Masyarakat dan
tanah. Pemerintah Lokal Dalam Kerangka
Analisis tingkat pengembalian Potensi Proyek REDD+ di
nominal dan peluang usaha bagi hasil Mahakam Tengah Kabupaten Kutai
berbasis ekonomi konvensional jenis Kartanegara, Kalimantan Timur.
Eucalyptus pellita F. Muell pada umur 5 Dokumen 05/Bioma-CO/2013.
tahun didapatkan bagi investor dan
Kusumaningrum, 2015, Analisis
pengelola menghasilkan tingkat
Kelayakan Finansial dan Ekonomi
pengembalian nominal sebesar 49,49%.
Pada Hutan Tanaman Industri PT
Sedangkan jenis Acacia mangium

323
Analisis Peluang Usaha … Rusni Noor et al.

Silva Nusantara Investama, UGM- Prodan, M. 1968. Forest Biometrics.


Yogyakarta. Pergamon Press. Oxford. London.
Klemperer, D.W. 2003. Forest resource Soares, M 2018. Analisis Produksi Kayu
economics and finance. McGraw- Bulat dan Peluang Usaha Bagi
Hill. Inc. United States of America. Hasil Jenis Shorea Leprosula Dan
Shorea Smithiana Di PT Inhutani I
Maryunani & Sutikno. 2006. Ekonomi
Bukit Bangkirai Balikpapan. Jurnal
Sumberdaya Alam. Malang: Badan
AGRIFOR Volume XVIII Nomor
Penerbit Fakultas Ekonomi
1, Maret 2019.
Universitas Brawijaya
Suhendang, E. 1997. Estimating
Muluk, Abdul. 2014. Simulasi Kayu
Standing Tree Volume of Some
Bulat Dan Investasi Shore
Commercial Trees of the Tropical
leprosula di PT. Kutai Timber
Rain Forest in Indonesia. In :
Indonesia. Tesis. Magister Ilmu
Modern Methods of Estimating
Kehutanan. Fakultas Kehutanan.
Tree and Log Volume (Edited by
Universitas Mulawarman,
Wood and Wiant). West Virginia
Samarinda.
University Publications Services.
Nurjaya, I Nyoman, 2008. Moratorium Morgantown. USA.
Logging Dalam Perspektif
Wood, G.B. and H.V. WIANT, Jr. 1990.
Antropologi Hukum. Indonesia
Estimating the Volume of
Dokumen
Australian Hardwoods Using
Rivai, Veithzal., Arviyan Arifin. Centroid Sampling. Aust. For. 53 :
2010.Islamic Bangking System 271-274.
Bank Islam Bukan Hanya Solusi
Wood, G.B., H.V. Wiant, Jr., R.J. Loy
Menghadap Krisis, Namuan Solusi
And J.A. Miles. 1990. Centroid
Dalam Menghadapi Persoalan
Sampling : A Variant of
Perbankan Dan Ekonomi Global.
Importance Sampling for
Bumi Aksara, Jakarta.
Estimation the Volume of Sample
Rosalina, Mada, 2016. Analisis profit Trees of Radiata Pine. For. Ecol.
sharing pengusahaan Sengon Manage., 36 : 233-243. Elsevier
berbasis ekonomi konvensional. Sci. Pub. BV. Amsterdam.
Skripsi. Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman,
Samarinda.

324

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai