Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila
pembebanan dihentikan, dan
Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap, walaupun
pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus
berlanjut. (tarwaka, 2004)
Stasiun kerja yang digunakan karyawan berupa meja, kursi dan komputer. Pada karyawan
dengan stasiun kerja yang tidak ergonomi (tidak ada kesesuaian antara ukuran tubuh pekerja
dengan sarana kerja), maka tidak ada kenyamanan karyawan dalam bekerja. Ketidaksesuaian ini
dapat menyebabkan timbulnya 3 keluhan otot skeletal pada tenaga kerja. Keluhan otot yang
dirasakan apabila tidak segera ditangani, maka dapat berakibat keluhan otot skeletal yang
bersifat menetap (persistent).
1.2 Tujuan Praktikum
Peserta mampu stasiun kerja dengan computer dan melakukan perbaikan agar sesuai dengan
kaidah ergonomis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stasiun Kerja
Stasiun kerja adalah system komputer yang digunakan oleh seseorang termasuk mebeler
yang digunakan. Keluhan yang terjadi yang dilontarkan pada stasiun kerja seperti otot leher
rasanya kaku dan pegal semua, mata menjadi kabur. Keluhan ini sering terjadi setelah
menghadapi layar komputer untuk waktu yang cukup lama. Untuk mengurangi ini tentunya
memerlukan istirahat yang cukup selain faktor stasiun kerja yang memang merupakan faktor
utama yang perlu kita perhatikan. Ada beberapa pengamatan yang dilakukan oleh para ahli untuk
mengetahui berbagai efek yang dialami oleh operator-operator computer ;
- Pemasukan data
- Akuisisi data
- Pekerjaan interakatif
- Pengolahan kata
Tabel 1. Faktor Penyebab Ketidaknyamanan
4.2 Pembahasan
Rusmana dan Kuswarno (2013) menjelaskan aspek yang mungkin relevan dengan sisi
ergonomis saat pengguna komputer bekerja, yaitu aspek kenyamanan. Faktor ergonomis yang
paling mempengaruhi kerja seorang operator komputer, yaitu:
1. Masalah lingkungan, misalnya ketepatan pencahayaan, penataan (lay out), suhu
udara;
2. Masalah perangkat keras, meliputi furniture, tempat duduk yang nyaman, ruang
kerja yang dirancang dengan baik;
3. Masalah kerja sama antara komputer dan penggunanya (usersystem interface),
meliputi perangkat lunak, pelatihan operator komputer, dokumentasi yang mudah
dibaca atau dimengerti.
Banyak sekali aspek yang membuat tubuh terasa lelah saat bekerja, entah karena
pengaruh tingkat stres yang tinggi maupun aspek lainnya seperti pengaruh suhu udara,
kebisingan, maupun kelembaban udaranya.
Pada Gambar 1. ditemukan posisi duduk manusia yang tidak sesuai dengan kaidah
ergonomis. Padahal dari pengaturan tempat kerja seperti kursi, meja, keyboard dan mouse serta
monitor, sudah sesuai. Hanya saja dari manusia nya yang tidak memanfaatkan kenyamanan kerja
yang telah diberikan. Adapun penempatan manusia nya yang tidak sesuai prinsip ergonomis
karena, posisi kepala yang tidak tegak, bahu yang tidak rileks, mata yang terlalu melihat
kedepan, tangan yanmg tidak sejajar dengan lengan bawah, posisi kaki juga tidak duduk
sempurna ditambah lagi dengan posisi kaki yang tidak ditopang oleh footrest.
Pada Gambar 2. Posisi duduk manusia nya telah sesuai dengan kaidah ergonomis dan
juga dari pengaturan tempat kerja, penggunaan kursi, keyboard dan mouse, serta pengaturan
monitor telah memenuhi prinsip-prinsip ergonomis dalam penerapan kerja didepan computer.
Adapun yang dimaksudkan sesuai dengan kaidah ergonomis adalah; posisi monitor sejajar
dengan kepala, kepala tegak, bahu rileks, punggung tegak, tangan sejajar dengan lengan bawah,
posisi monitor berada pada jarak kurang lebih sepanjang jarak tangan ke mata, penataan letak
meja yang nyaman, alas duduk yang empuk serta kursi yang bisa diatur tinggi rendahnya serta
posisi kaki ditopang oleh footrest.
Pada Gambar 3. dikatakan tidak sesuai dengan kaidah ergonomis karena pada ruangan
kerja tidak mendukung kenyamanannya. Seseorang bisa bekerja didepan layar komputer dengan
nyaman jika ruangan, tata letak meja, kursi, dan monitor sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi.
Adapun yang dimaksudkan tidak sesuai kaidah ergonomis adalah; posisi kepala tidak tegak, bahu
tidak rileks, punggung yang tidak tegak akibat kursi plastik yang tidak mendukung, posisi kedua
tangan yang tidak sejajar dengan lengan bawah akibat meja yang terlalu pendek dengan tubuh
manusia, tempat meja yang berantakan membuat posisi duduk kaki juga tidak sempurna
sehingga nanti akan menimbulkan kelelahan.
Pada ruangan kerja nya pun barang-barang tidak tersusun dengan baik, sehingga tidak
ada mata yang istirahat untuk melihat-lihat sejenak agar mata tidak pusing melihat layar
komputer, posisi monitor yang agak mencondong kebelakang membuat tidak nyaman kepada si
pengguna.
Berdasarkan posisi tubuh, postur tubuh saat bekerja terdiri dari postur netral dan postur
janggal, sedangkan jika berdasarkan pergerakannya maka postur kerja ada yang postur statis dan
postur dinamis. Namun yang ideal adalah kondisi postur yang netral dan postur yang dinamis.
Postur netral berarti seluruh bagian tubuh berada pada posisi yang sewajarnya dan
seharusnya. Posisi janggal berarti postur dimana posisi tubuh secara signifikan menyimpang dari
posisi netral pada saat melakukan suatu aktivitas kerja. Postur statis terjadi jika dalam jangka
watu lama sebagian besar tubuh tidak aktif dan sedikit sekali melakukan pergerakan. Contoh:
duduk terlalu lama dalam satu posisi yang sama, sehingga setelahnya berakibat rasa sakit di
punggung, leher, bahkan pantat dan karena terhambatnya sirkulasi darah ke area kaki maka kaki
menjadi kesemutan atau bisa jadi malah kramp. Pada kerja statis terjadi peningkatan tekanan
pada otot dan jaringan di sekitarnya, sehingga menyebabkan oklusi pembuluh darah yang
berfungsi menyediakan nutrisi untuk kontraksi otot dan mengalirkan sisa metabolism. Penurunan
pasokan energi dan peningkatan keasaman akibat penumpukan asam laktat menyebabkan
terganggunya pertukaran ion intrasel otot termasuk kegagalan retikulum sarkoplasma
melepaskan ion kalsium ke sarkoplasma.
Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan pemendekan protein kontraktil otot
(Allen dkk, 2007). Penurunan kelelahan umum dikaitkan dengan penerapan kondisi kerja yang
ergonomis. Penerapan kursi yang sesuai dengan dimensi pemakai menyebabkan minimalnya
sikap paksa, tidak ditemukannya lagi bagian tubuh yang mengalami kompresi, punggung
diberikan sandaran, dan tinggi monitor menjadi sesuai dengan tinggi penglihatan.
Postur janggal akan beresiko terkena Musculoskeletal Disorders (MSDs).Dalam
Occupational Health and Safety Council of Ontario (OHSCO, 2007) bahwa “Musculoskeletal
disorders are an injury ar disorder of the musculoskeletal system resulting from repeated
exposure to various hazards and/or risk factors in the workplace.” MSDs secara umum
dimaksudkan sebagaigangguan sakit yang terjadi pada otot, tendon, dan saraf manusia karena
telah melakukan aktivitas secara terus-menerus dengan postur yang janggal.Postur yang janggal
berarti postur yang salah atau kurang tepat saat melakukan aktivitas. Hal ini disebabkan karena
otot, tulang, dan sendi akan bekerja berlebihan memberikan tekanan untuk mempertahankan
keseimbangan posisi tubuh.Intinya pengguna komputer yang melakukan pekerjaan secara
repetitive dalam jangka waktu lama dan dengan postur janggal, maka akan beresiko terkena
gangguan MSDs tersebut.
Kelelahan mudah terjadi pada aktivitas otot statis dan repetitif disertai sikap paksa.
Ruang komputer merupakan contoh kerja otot yang didominasi ahivitas statis dan repetitif. Pada
penelitian ini tinggi meja melebihi tinggi siku duduk, sehingga bahu dan lengan dipaksa berada
dalam posisi e1evasi. Pada keadaan seperti ini otot lengan dan otot trapezius lebih banyak
melakukan kerja statis untuk mempertahankan tangan dalam posisi mengetik.
Hal ini mempercepat munculnya kelelahan dan rasa nyeri pada bahu dan lengan.
Sebaliknya, peletakan keyboard di bawah tinggi siku menyebabkan tubuh melakukan
kompensasi berupa punggung yang membungkuk sehingga kelelahan dan rasa nyeri terjadi di
daerah punggung dan pinggang. Kerja dalam sikap duduk dalam waktu yang relatif lama
menyebabkan peningkatan asam laktat dan menurunnya kadar glukosa darah. Penumpukan asam
laktat menyebabkan rasa nyeri muskuloskeletal. Kerja yang relatif lama, yaitu lebih dan dua jam
menyebabkan kadar glukosa darah menurun sehingga pasokan energi untuk kerja otot dan otak
juga berkurang. Pasokan energi yang berkurang pada otot menyebabkan otot kehilangan
kemampuan untuk melakukan kontraksi yang dianggap sebagai kelelahan perifer.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan simpulan sebagai
berikut :
1. Setelah di analisis pada gambar 1. tidak sesuai dengan kaidah ergonomis, sedangkan pada
gambar 2. memiliki arti sesuai dengan kaidah ergonomis, dan pada gambar 3. tidak sesuai
dengan kaidah bergonomis.
2. Kenyamanan dalam menggunakan komputer bagi operator adalah suatu keharusan yang
harus di dapat. Untuk dalam menggunakan komputer sebaiknya perlu sekali memperhatikan
ketentuan yang sudah ditetapkan dalam ergonomi yang telah menetapkan ketentuan dalam
menggunakan komputer. Bagi yang tidak menghiraukan ketentuan ergonomis yang telah
ditetapkan resiko pasti akan didapat penyakit pasti akan datang yang diakibatkan oleh terlalu
lama di depan komputer.
3. Implementasi ergonomi sebagai suatu penerapan kondisi yang berhubungan dengan
pemahaman tentang gerakan yang efektif dan efisien untuk menyerasikan antara
kemampuan tubuh pengguna computer yang bersangkutan, pekerjaan, dan lingkungan
kerjanya. Perlunya pengguna memikirkan aspek ergonomi di tempatnya bekerja adalah
sebagai upaya untuk mencegah cidera yang disebabkan karena kondisi yang tidak
ergonomis, meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja, efektivitas dan efisiensi, serta
kenyamanan kerja.
4. Durasi penggunaan komputer yang optimum adalah tidak lebih dari 4 jam dalam sehari. Bila
lebih dari 4 jam, maka mata cenderung lebih cepat mengalami refraksi. Oleh karena itu,
untuk mengurangi cepatnya terjadinya refraksi mata ketika seorang pekerja bekerja
menggunakan komputer lebih dari 4 jam sehari maka alangkah baiknya apabila melakukan
istirahat mata lebih sering.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Pada Gambar 1. Seharusnya dari pengguna bisa memaksimalkan pemanfaatan alat-alat
ergonomis yang sesuai dan menerapkan prinsip-prinsip ergonomis.
2. Pada Gambar 3. Diharapkan dalam melakukan suatu pekerjaan terutama di depan layar
komputer bisa memaksimalkan untuk ruangan yang lebih nyaman dan monitor serta
pengguna computer yang sesuai dengan prinsip ergonomis agar tidak mengalami
kelelahan dan penyakit otot yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, DG., Lamb, GD., dan Westerblad, H. 2007. Skeletal Muscle Fatigue; Cellular
Mechanisms. [cited 2012 Agust. 17].
A.J. Dix, J.E. Finlay, G.D. Abowd and R. Beale. 2003. Human-Computer Interaction, Third
Edition. USA: Prentice Hall.
Ariyus, Doni. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta: ANDI Offset.
Deborah J. Mayhew. 1992. Principles and Guidelines in Software User Interface Design. USA:
Prentice Hall.
Himawan, Heribertus. dan Huda, Solichul. 2007. Catatan Kuliah Interaksi Manusia dan
Komputer, Sistem Informasi Udinus.
Santosa, P. Insap. 1997. Interaksi Manusia dan Komputer; Teori dan Praktek. Yogyakarta: Andi.
Schneiderman, Ben. 1992. Designing The User Interface: Strategic for Effective Human –
Computer Interaction, 2nd edition, USA: Addison-Wesley.
Sudarman, ST.,MT, dan Ariyus, Dony. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta:
Andi.
Rusmana, Agus dan Engkus Kuswarno, Analisis Sistem Informasi. Cet.3, Edisi 3. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2013
Manuaba, “Ergonomi, Kesehatan, Keselamatan Kerja.” Dalam Prosiding Seminar Nasional
Ergonomi Perguruan Tinggi” Surabaya: Guna Widya, 2000
Musculoskeletal Disoeders (MSD) Prevention Series. Part 1: MSD Prevention Guideline for
Ontario. OHSCO. Dalam https://www.ona.org/ [diakses 14 September 2014].
Tarwaka, 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta:
UNIBA Press.