Anda di halaman 1dari 15

PRATIKUM ACARA VI

‘’MENILAI DAN MEMPERBAIKI STASIUN KERJA DENGAN KOMPUTER


MENURUT SESUAI KAIDAH ERGONOMIS’’
1.1 Latar Belakang
Pekerjaan dilakukan oleh pekerja kantor yang sehari-harinya menyelesaikan tugas pekerjaan
dengan komputer. Karena penyelesaian pekerjaan dengan komputer akan menjadi efektif dan
efisien. Pemakaian komputer di samping menguntungkan, juga harus diwaspadai dampaknya
terhadap kesehatan. Cara-cara mengatasi gangguan kesehatan akibat pemakaian komputer yang
salah yaitu dengan panduan penataan stasiun kerja (work station) komputer sesuai kaidah
ergonomi. Salah satu definisi ergonomi yang menitik beratkan pada penyesuaian desain terhadap
manusia adalah dikemukakan oleh Annis dan McConville (1996) dan Manuaba (1999).
Mereka menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi
menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan
sistemnya, ruangan kerja dan lingkungan sehingga manusia dapat hidup dan bekerja secara sehat,
aman, nyaman dan efisien Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot
skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan dan
kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs)
atau cidera pada sistem muskuloskeletal. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokakan
menjadi dua, yaitu :

 Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila
pembebanan dihentikan, dan
 Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap, walaupun
pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus
berlanjut. (tarwaka, 2004)
Stasiun kerja yang digunakan karyawan berupa meja, kursi dan komputer. Pada karyawan
dengan stasiun kerja yang tidak ergonomi (tidak ada kesesuaian antara ukuran tubuh pekerja
dengan sarana kerja), maka tidak ada kenyamanan karyawan dalam bekerja. Ketidaksesuaian ini
dapat menyebabkan timbulnya 3 keluhan otot skeletal pada tenaga kerja. Keluhan otot yang
dirasakan apabila tidak segera ditangani, maka dapat berakibat keluhan otot skeletal yang
bersifat menetap (persistent).
1.2 Tujuan Praktikum
Peserta mampu stasiun kerja dengan computer dan melakukan perbaikan agar sesuai dengan
kaidah ergonomis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stasiun Kerja
Stasiun kerja adalah system komputer yang digunakan oleh seseorang termasuk mebeler
yang digunakan. Keluhan yang terjadi yang dilontarkan pada stasiun kerja seperti otot leher
rasanya kaku dan pegal semua, mata menjadi kabur. Keluhan ini sering terjadi setelah
menghadapi layar komputer untuk waktu yang cukup lama. Untuk mengurangi ini tentunya
memerlukan istirahat yang cukup selain faktor stasiun kerja yang memang merupakan faktor
utama yang perlu kita perhatikan. Ada beberapa pengamatan yang dilakukan oleh para ahli untuk
mengetahui berbagai efek yang dialami oleh operator-operator computer ;

- Heider dari Australia: melalui pengamatan simulative menunjukkan bahwa semakin


lama orang bekerja di depan layar computer, maka ia akan mendapatkan miopi yang
semakin besar.
- Laubi dari Switzerland menunjukkan adanya berbagai keluhan pada mata, seperti iritasi
dan ketegangan mata yang semakin hari semakin bertambah. Ia juga menunjukkan
adanya perbedaan keluhan karena gangguan penglihatan sesuai dengan perbedaan aras
tampilan yang sering dilakukan oleh operator computer.
Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh ahli lain juga menunjukkan adanya keluhan
seperti ketegangan punggung, ketegangan otot siku dan ketegangan otot pundak yang
mempunyai pola berbeda untuk aktifitas yang berbeda.
Dari pengamatan para ahli itu mereka menyimpulkan bahwa persoalan tentang kilauan
(glare) dan/atau kontras (contrast) lebih berpengaruh dibanding dengan keluhan yang disebabkan
karena aras iluminasi. Sauter seorang ahli berdasarkan analisis fotografik melaporkan bahwa dua
factor sangat mempengaruhi unjuk kerja operator stasiun kerja :
- Sudut penglihatan (viewing angle) yang berhubungan erat dengan beban pada leher,
punggung dan bahu.
- Papan ketik yang tidak bisa dipisahkan (nondetachable) berhubungan erat dengan tekanan
pada lengan dan tangan.
Dari penelitian Dainoff mengatakan bahwa rancangan stasiun kerja yang sesuai harus dapat
menempatkan papan ketik dan tempat duduk pada ketinggian yang tepat. Ia berkesimpulan
bahwa kondisi rancangan stasiun kerja yang baik dapat meningkatkan unjuk kerja operator.
Perlu mengadakan pengamatan untuk menjawab keluhan-keluhan dalam kerja untuk
mendapatkan kenyamanan kerja.
Ada empat aspek dasar yang berhubungan dengan lingkungan kerja :
1. Berhubungan dengan lingkungan kerja.
a. Dimana stasiun kerja diletakkan?
b. Dimana stasiun kerja dimanfaatkan?
c. Bagaimana kondisi lingkungan kerja ?
2. Berhubungan dengan durasi kerja.
a. Berapa lama stasiun kerja digunakan: empat jam sehari, sepuliuh jam sehari.
3. Berfokus pada tipe pekerjaan.
a. Bagaimana pekerjaan diselesaikan dalam arti persepsi dan keutuhan motorik?
4. Bagaimana beban pshikologi yang dihadapi pekerjaan selama ia mengerjakan pekerjaannya?
b. Apakah pekerjaan itu membosankan?
c. Apakah pekerjaan itu memberikan tantangan?
d. Apakah pekerjaan itu memberikan arti khusus bagi seorang pekerja.
Aspek-aspek ini merupakan basis evaluasi empat aspek isu kesehatan yang berhubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan menggunakan bantuan stasiun kerja. Aspek-aspek ini meliputi:
a. Beban visual : Beban visual antara lain berupa iritasi mata, pandangan yang mengabur
dan kadang-kadang disertai munculnya rasa pening pada kepala.
b. Beban otot : Beban otot muncul dalam bentuk kelelahan otot, ketegangan otot dan rasa
sakit pada beberapa bagian persendian, seperti siku, jari tangan, leher.
c. Beban postur tubuh : Beban postur tubuh berhubungan erat dengan berbagai otot yang
digunakan tubuh untuk mempertahankan posisi tegak selama seseorang duduk dikursi,
seperti otot punggung dan pinggang, lutut dan tumit.
d. Beban tekanan mental: Beban tekanan emosi dapat muncul dalam bentuk rasa cemas,
rasa tertekan atau depresi, reaksireaksi seperti perasaan bosan, dan tidak puas.
Kita dapat melihat modifikasi-modifikasi yang diperlukan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan berbagai keluhan diatas berdasarkan empat tipe pekerjaan yang banyak
dikerjakan dengan bantuan stasiun kerja:

- Pemasukan data
- Akuisisi data
- Pekerjaan interakatif
- Pengolahan kata
Tabel 1. Faktor Penyebab Ketidaknyamanan

KELUHAN FAKTOR PENYEBAB SARAN PEMECAHAN


Kelelahan visual, iritasi mata,
Pencahayaan yang tidak Jagalah tingkat iluminasi
kekaburan pandangan memadai. ruangan antara 300-700 lux
Kilau dan pantulan cahaya. Tempatkan layar tampilan
sejajar dengan jendela. Pakailah
pelindung kilau jika diperlukan
Definisi karakter yang jelek. Gunakan filter yang
Kendalikan adanya kilau dan memperkuatkan kontras.
pantulan. Aturlah kecerahan dan kontras
karakternya.
Rasa pegal dipunggung dan Kursi yang tidak memadai Sediakan kursi yang dapat
pinggang memberikan dukungan pada
bagian pinggang dan punggung
dan yang dapat diatur
ketinggianya.
Ruangan kaki yang sempit Sediakan meja kerja yang
memadai sehingga kaki operator
dapat bergerak secara bebas.
Leher, bahu dan lengan Tinggi meja yang tidak Sediakan meja kerja yang
memadai tingginya dapat diatur dan
memungkinkan operator untuk
mengatur ketinggian layar
tampilan dan papan ketik.
Pergelangan tangan Sudut telapak tangan yang jelek Gunakan kursi yang mempunyai
sandaran lengan. Sediakan pula
tumpuan pergelangan tangan.
Terlalu banyak mengetik Aturlah kecepatan pengetikan
sesuai dengan prinsip analisis
waktu dan gerakan.
Berhentilah secara perioditas
dari pekerjaan mengetik.

2.2 Posisi Menggunakan Komputer


Keluhan pegal linu, sakit kepala dan mata lelah kerap menyerang pengguna saat bekerja
terlalu lama di depan computer. Setelah duduk 15-20 menit maka otot punggung mulai terasa
letih dan nyeri pada pinggang bawah. Dr. Raynard Klooch menganjurkan bagi yang bekerja
berjam-jam dengan computer untuk menyesuaikan letak monitor, keyboard, kursi dan meja agar
terhindar dari penyakit yanglebih serius dan ketegangan otot. Posisi yang salah dapat
menyebabkan otototot pinggang menjadi tegang sehingga merusak jaringan lunak
disekitarnya.Dr. Hendry Chang menjelaskan jika kondisi tersebut terus berlanjut maka akan
dapat menyebabkan penekanan pada bantalan syaraf tulang belakang yang menyebabkan hermia
nucleus pulposus, yaitu syaraf tulang belakang terjepit diantara kedua ruas tulang belakang.
Akibatnya selain nyeri pinggang, rasa kesemutan akan menjalar dari tungkai sampai kaki yang
bila parah akan menyebabkan kelumpuhan.
Computer Vision Syndrome (CVS) yaitu gangguan kesehatan akibat berlama-lama
menggunakan computer dalam posisi yang salah. Wujud keluhan antara lain mata lelah dan
kering, sakit kepala, mual-mual hingga muntah. Gambar di bawah ini menunjukkan posisi
pengguna komputer yang ideal.

Gambar 1. Posisi Pengguna Komputer yang ideal


Cara untuk menghindari resiko otot tegang dan gejala lainnya perlu dipastikan:
1. Cukup meja untuk menata posisi yang nyaman untuk CPU,monitor, keyboard, mouse, printer
dan lainnya.
2. Atur meja dengan mempertimbangkan bagaimana perangkat itu akan digunakan.
3. Atur pencahayaan ruang kerja secara optimal.
4. Buku, laporan atau bahan cetakan lain yang dibutuhkan dalam berkerja diletakkan dekat
monitor disamping atau di bawah.
Kursi salah satu komponen penting di tempat bekerja. Kursi yang baik kan mampu
memberikan postur dan sirkulasi darah yang baik dan akan membantu menghindari
ketidaknyamanan. Pilih kursi yang nyaman dapat diatur dan memiliki penyangga punggung.
Aturlah kursi sedemikian rupa sehingga:
1. Paha anda dalam posisi horizontal dan punggung bagian bawah atau pinggang anda
terdukung.
2. Bila kursi kurang dapat diatur, bagian bawah punggung dapat dibantu dengan bantal.
3. Telapak kaki anda harus dapat bertumpu secara rata dilantai ketika duduk menggunakan
keboard.
4. kadang-kadang ubahlah posisi duduk anda selama bekerja.
Agar pemakaian keyboard nyaman usahakan untuk berada dalam posisi sebagai berikut:
1. Aturlah letak keyboard sehingga anda dalam posisi relaks dan nyaman dengan lengan
bagian depan dalam posisi horisontal.
2. Pundak anda dalam posisi relaks tidak tegang dan terangkat ke atas.
3. Pergelangan tangan harus lurus tidak menekuk ke atas atau ke bawah.
4. Ketika mengetik maka tangan harus ikut bergeser ke kiri-kanan sehingga jari tidak
dipaksa untuk meraih tobol-tombol yang harus ditekan.
5. Jangan memukul tombol tetapi tombol harus ditekan halus.
6. Pertimbangkan untuk menggunakan keyboard ergonomik yang dirancang untuk dapat
diatur sesuai ukuran jari dan posisi lengan.
7. Manfaatkan fitur shortcut dan makro untuk melakukan suatu aktivitas di komputer.
Agar penggunaan mouse nyaman:
1. Tempatkan mouse di dekat dan permukaan yang sama dengan keyboard.
2. Pegang mouse secara ringan dan klik dengan tegas.
3. Untuk jenis rolingball mouse bersihkan mouse secara priodik karena mouse yang kotor
akan mengganngu pergerakan kursor dan menjadi menyebabkan pergelangan menjadi
tegang.
4. Pergunakan scrollpoint mouse sehingga gerakan scrolling dilayar dapat lebih mudah.
5. Gunakan optikal mouse untuk memperoleh gerakan kursor yang lebih presisi.
Pengaturan monitor:
1. Posisi layar monitor harus sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisasi pantulan
cahaya dan lampu, jendela atau sumber cahaya lain.
2. Untuk kenyamanan atur monitor sehingga mata anda sama tingginya dengan tepi atas
layar sekitar 5-6 cm di bawah bagian atas casing. Monitor yang terlalu rendah akan
menyebabkan leher dan pundak terasa nyeri.
3. Atur posisi sehingga jarak anda dengan monitor berkisar 50-60 cm.
4. Posisi monitor tepat lurus di depan anda jangan memaksa kepala anda menoleh untuk
melihat layar.
5. Aturlah level brightness dan contrast hingga senyaman mungkin, jangan terlalu redup dan
jangan terlalu terang aturlah sesuai dengan pencahayaan ruangan.
6. Bersihkan monitor secara priodik.
7. Resolusi layar diperbesar jika anda kesulitan untuk melihat layar dengan jarak 50-60 cm.
Cara berkomputer:
1. Variasilah dalam bekerja dan istirahatlah secara priodik.
2. Mengambil napas merupakan fungsi yang otomatis ketika sedang berkonsentrasi di depan
layar monitor.
Jangan lupa untuk mengedipkan mata saat memandang layar komputer. Jangan lupa
untuk memeriksa mata anda secara rutin.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal : Rabu, 24 November 2021
Waktu : 13.00-14.40 WITA
Tempat : Praktikum dilakukan di kediaman masing-masing secara
mandiri dan daring
3.2 Alat dan Bahan
- Kaidah ergonomi stasiun kerja dengan komputer
- gambar stasiun kerja dengan komputer
3.3 Metode
1. Pelajari dan pahami kaidah ergonomic pada stasiun kerja dengan computer
2. Bandingkan gambar yang ada dengan kaidah ergonomis tersebut
3. Analisis apakah stasiun kerja tersebut memenuhi kaidah ergonomis tersebut atau
tidak
4. Berikan saran perbaikan agar stasiun kerja dengan komputer tersebut memebuhi
kaidah ergonomis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Tabel Analisis Kaidah Ergonomis
Tabel 1. Analisis Kaidah Ergonomis

Tidak Sesuai Kaidah Ergonomis Gambar 1

1. Posisi kepala tidak tegak dan


tidak sejajar dengan monitor,
yang akan menimbulkan
kelelahan pada mata, serta
disebabkan pencahayaan yang
tidak sesuai
2. Bahu tidak rileks yang
menyebabkan cepat lelah
3. Punggung tidak tegak dan alas
duduk juga tidak empuk.
4. Tangan tidak sejajar dengan
lengan bawah.
5. Tidak menggunakan wrist pad
di depan keyboard atau bantalan
empuk didekat mouse untuk
menopang pergelangan tangan.
6. Posisi duduk yang salah terlalu
dekat dengan meja serta kursi
yang tidak ada alasnya,
sehingga tidak membuat
kenyamanan dan akan
menimbulkan kelelahan pada
kaki.
7. Posisi kaki tidak ditopang oleh
footrest.
Sesuai Kaidah Ergonomis Gambar 2
1. Posisi monitor sejajar dengan
kepala.
2. Tata letak meja yang nyaman
3. Tangan sejajar dengan lengan
bawah.
4. Kursi yang bisa menopang
tubuh, terutama tulang
belakang, pantat, dan paha.
5. Alas duduk yang empuk
6. Posisi kaki ditopang oleh
footrest
7. Kursi yang dapat diatur
ketinggiannya
8. Punggung tegak karena ada alas
penopang pada kursi yang
membuat nyaman saat duduk
9. Bahu lebih rileks
10. Kepala tegak

Tidak Sesuai Kaidah Ergonomis Gambar 3

1. Posisi kepala tidak tegak.


2. Bahu tidak rileks.
3. Punggung yang tidak tegak
karena kursi yang tidak nyaman,
alas duduk yang tidak empuk.
4. Posisi kedua tangan yang tidak
sejajar dengan lengan bawah.
5. Posisi tangan yang sembarangan
tidak diatas keyboard saat
mengetik.
6. Tata letak meja yang tidak
nyaman membuat kaki tidak
duduk sempurna, dan posisi
kaki yang tidak ditopang oleh
foot rest.
7. Posisi barang diatas meja yang
berantakan.
8. Posisi monitor yang tidak
berada pada 10-15 cm di bawah
garis mata, sehingga mata kita
akan melihat ke arah bawah,
bukan ke atas.
9. Ruang kerja yang tidak nyaman,
pintu yang tidak tertutup penuh
membuat suara dari luar akan
menggangu pekerjaan kita.
10. Barang dimana mana,
sehingga mata tidak dapat
beristirahat akibat ruang kerja
yang berantakan.
11. Kursi dari plastic sehingga
tidak nyaman untuk duduk dan
mudah bergoyang.

4.2 Pembahasan
Rusmana dan Kuswarno (2013) menjelaskan aspek yang mungkin relevan dengan sisi
ergonomis saat pengguna komputer bekerja, yaitu aspek kenyamanan. Faktor ergonomis yang
paling mempengaruhi kerja seorang operator komputer, yaitu:
1. Masalah lingkungan, misalnya ketepatan pencahayaan, penataan (lay out), suhu
udara;
2. Masalah perangkat keras, meliputi furniture, tempat duduk yang nyaman, ruang
kerja yang dirancang dengan baik;
3. Masalah kerja sama antara komputer dan penggunanya (usersystem interface),
meliputi perangkat lunak, pelatihan operator komputer, dokumentasi yang mudah
dibaca atau dimengerti.
Banyak sekali aspek yang membuat tubuh terasa lelah saat bekerja, entah karena
pengaruh tingkat stres yang tinggi maupun aspek lainnya seperti pengaruh suhu udara,
kebisingan, maupun kelembaban udaranya.
Pada Gambar 1. ditemukan posisi duduk manusia yang tidak sesuai dengan kaidah
ergonomis. Padahal dari pengaturan tempat kerja seperti kursi, meja, keyboard dan mouse serta
monitor, sudah sesuai. Hanya saja dari manusia nya yang tidak memanfaatkan kenyamanan kerja
yang telah diberikan. Adapun penempatan manusia nya yang tidak sesuai prinsip ergonomis
karena, posisi kepala yang tidak tegak, bahu yang tidak rileks, mata yang terlalu melihat
kedepan, tangan yanmg tidak sejajar dengan lengan bawah, posisi kaki juga tidak duduk
sempurna ditambah lagi dengan posisi kaki yang tidak ditopang oleh footrest.
Pada Gambar 2. Posisi duduk manusia nya telah sesuai dengan kaidah ergonomis dan
juga dari pengaturan tempat kerja, penggunaan kursi, keyboard dan mouse, serta pengaturan
monitor telah memenuhi prinsip-prinsip ergonomis dalam penerapan kerja didepan computer.
Adapun yang dimaksudkan sesuai dengan kaidah ergonomis adalah; posisi monitor sejajar
dengan kepala, kepala tegak, bahu rileks, punggung tegak, tangan sejajar dengan lengan bawah,
posisi monitor berada pada jarak kurang lebih sepanjang jarak tangan ke mata, penataan letak
meja yang nyaman, alas duduk yang empuk serta kursi yang bisa diatur tinggi rendahnya serta
posisi kaki ditopang oleh footrest.
Pada Gambar 3. dikatakan tidak sesuai dengan kaidah ergonomis karena pada ruangan
kerja tidak mendukung kenyamanannya. Seseorang bisa bekerja didepan layar komputer dengan
nyaman jika ruangan, tata letak meja, kursi, dan monitor sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi.
Adapun yang dimaksudkan tidak sesuai kaidah ergonomis adalah; posisi kepala tidak tegak, bahu
tidak rileks, punggung yang tidak tegak akibat kursi plastik yang tidak mendukung, posisi kedua
tangan yang tidak sejajar dengan lengan bawah akibat meja yang terlalu pendek dengan tubuh
manusia, tempat meja yang berantakan membuat posisi duduk kaki juga tidak sempurna
sehingga nanti akan menimbulkan kelelahan.
Pada ruangan kerja nya pun barang-barang tidak tersusun dengan baik, sehingga tidak
ada mata yang istirahat untuk melihat-lihat sejenak agar mata tidak pusing melihat layar
komputer, posisi monitor yang agak mencondong kebelakang membuat tidak nyaman kepada si
pengguna.
Berdasarkan posisi tubuh, postur tubuh saat bekerja terdiri dari postur netral dan postur
janggal, sedangkan jika berdasarkan pergerakannya maka postur kerja ada yang postur statis dan
postur dinamis. Namun yang ideal adalah kondisi postur yang netral dan postur yang dinamis.
Postur netral berarti seluruh bagian tubuh berada pada posisi yang sewajarnya dan
seharusnya. Posisi janggal berarti postur dimana posisi tubuh secara signifikan menyimpang dari
posisi netral pada saat melakukan suatu aktivitas kerja. Postur statis terjadi jika dalam jangka
watu lama sebagian besar tubuh tidak aktif dan sedikit sekali melakukan pergerakan. Contoh:
duduk terlalu lama dalam satu posisi yang sama, sehingga setelahnya berakibat rasa sakit di
punggung, leher, bahkan pantat dan karena terhambatnya sirkulasi darah ke area kaki maka kaki
menjadi kesemutan atau bisa jadi malah kramp. Pada kerja statis terjadi peningkatan tekanan
pada otot dan jaringan di sekitarnya, sehingga menyebabkan oklusi pembuluh darah yang
berfungsi menyediakan nutrisi untuk kontraksi otot dan mengalirkan sisa metabolism. Penurunan
pasokan energi dan peningkatan keasaman akibat penumpukan asam laktat menyebabkan
terganggunya pertukaran ion intrasel otot termasuk kegagalan retikulum sarkoplasma
melepaskan ion kalsium ke sarkoplasma.
Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan pemendekan protein kontraktil otot
(Allen dkk, 2007). Penurunan kelelahan umum dikaitkan dengan penerapan kondisi kerja yang
ergonomis. Penerapan kursi yang sesuai dengan dimensi pemakai menyebabkan minimalnya
sikap paksa, tidak ditemukannya lagi bagian tubuh yang mengalami kompresi, punggung
diberikan sandaran, dan tinggi monitor menjadi sesuai dengan tinggi penglihatan.
Postur janggal akan beresiko terkena Musculoskeletal Disorders (MSDs).Dalam
Occupational Health and Safety Council of Ontario (OHSCO, 2007) bahwa “Musculoskeletal
disorders are an injury ar disorder of the musculoskeletal system resulting from repeated
exposure to various hazards and/or risk factors in the workplace.” MSDs secara umum
dimaksudkan sebagaigangguan sakit yang terjadi pada otot, tendon, dan saraf manusia karena
telah melakukan aktivitas secara terus-menerus dengan postur yang janggal.Postur yang janggal
berarti postur yang salah atau kurang tepat saat melakukan aktivitas. Hal ini disebabkan karena
otot, tulang, dan sendi akan bekerja berlebihan memberikan tekanan untuk mempertahankan
keseimbangan posisi tubuh.Intinya pengguna komputer yang melakukan pekerjaan secara
repetitive dalam jangka waktu lama dan dengan postur janggal, maka akan beresiko terkena
gangguan MSDs tersebut.
Kelelahan mudah terjadi pada aktivitas otot statis dan repetitif disertai sikap paksa.
Ruang komputer merupakan contoh kerja otot yang didominasi ahivitas statis dan repetitif. Pada
penelitian ini tinggi meja melebihi tinggi siku duduk, sehingga bahu dan lengan dipaksa berada
dalam posisi e1evasi. Pada keadaan seperti ini otot lengan dan otot trapezius lebih banyak
melakukan kerja statis untuk mempertahankan tangan dalam posisi mengetik.
Hal ini mempercepat munculnya kelelahan dan rasa nyeri pada bahu dan lengan.
Sebaliknya, peletakan keyboard di bawah tinggi siku menyebabkan tubuh melakukan
kompensasi berupa punggung yang membungkuk sehingga kelelahan dan rasa nyeri terjadi di
daerah punggung dan pinggang. Kerja dalam sikap duduk dalam waktu yang relatif lama
menyebabkan peningkatan asam laktat dan menurunnya kadar glukosa darah. Penumpukan asam
laktat menyebabkan rasa nyeri muskuloskeletal. Kerja yang relatif lama, yaitu lebih dan dua jam
menyebabkan kadar glukosa darah menurun sehingga pasokan energi untuk kerja otot dan otak
juga berkurang. Pasokan energi yang berkurang pada otot menyebabkan otot kehilangan
kemampuan untuk melakukan kontraksi yang dianggap sebagai kelelahan perifer.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan simpulan sebagai
berikut :
1. Setelah di analisis pada gambar 1. tidak sesuai dengan kaidah ergonomis, sedangkan pada
gambar 2. memiliki arti sesuai dengan kaidah ergonomis, dan pada gambar 3. tidak sesuai
dengan kaidah bergonomis.
2. Kenyamanan dalam menggunakan komputer bagi operator adalah suatu keharusan yang
harus di dapat. Untuk dalam menggunakan komputer sebaiknya perlu sekali memperhatikan
ketentuan yang sudah ditetapkan dalam ergonomi yang telah menetapkan ketentuan dalam
menggunakan komputer. Bagi yang tidak menghiraukan ketentuan ergonomis yang telah
ditetapkan resiko pasti akan didapat penyakit pasti akan datang yang diakibatkan oleh terlalu
lama di depan komputer.
3. Implementasi ergonomi sebagai suatu penerapan kondisi yang berhubungan dengan
pemahaman tentang gerakan yang efektif dan efisien untuk menyerasikan antara
kemampuan tubuh pengguna computer yang bersangkutan, pekerjaan, dan lingkungan
kerjanya. Perlunya pengguna memikirkan aspek ergonomi di tempatnya bekerja adalah
sebagai upaya untuk mencegah cidera yang disebabkan karena kondisi yang tidak
ergonomis, meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja, efektivitas dan efisiensi, serta
kenyamanan kerja.
4. Durasi penggunaan komputer yang optimum adalah tidak lebih dari 4 jam dalam sehari. Bila
lebih dari 4 jam, maka mata cenderung lebih cepat mengalami refraksi. Oleh karena itu,
untuk mengurangi cepatnya terjadinya refraksi mata ketika seorang pekerja bekerja
menggunakan komputer lebih dari 4 jam sehari maka alangkah baiknya apabila melakukan
istirahat mata lebih sering.

5.2 Saran
Berdasarkan simpulan, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Pada Gambar 1. Seharusnya dari pengguna bisa memaksimalkan pemanfaatan alat-alat
ergonomis yang sesuai dan menerapkan prinsip-prinsip ergonomis.
2. Pada Gambar 3. Diharapkan dalam melakukan suatu pekerjaan terutama di depan layar
komputer bisa memaksimalkan untuk ruangan yang lebih nyaman dan monitor serta
pengguna computer yang sesuai dengan prinsip ergonomis agar tidak mengalami
kelelahan dan penyakit otot yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, DG., Lamb, GD., dan Westerblad, H. 2007. Skeletal Muscle Fatigue; Cellular
Mechanisms. [cited 2012 Agust. 17].
A.J. Dix, J.E. Finlay, G.D. Abowd and R. Beale. 2003. Human-Computer Interaction, Third
Edition. USA: Prentice Hall.
Ariyus, Doni. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta: ANDI Offset.
Deborah J. Mayhew. 1992. Principles and Guidelines in Software User Interface Design. USA:
Prentice Hall.
Himawan, Heribertus. dan Huda, Solichul. 2007. Catatan Kuliah Interaksi Manusia dan
Komputer, Sistem Informasi Udinus.
Santosa, P. Insap. 1997. Interaksi Manusia dan Komputer; Teori dan Praktek. Yogyakarta: Andi.
Schneiderman, Ben. 1992. Designing The User Interface: Strategic for Effective Human –
Computer Interaction, 2nd edition, USA: Addison-Wesley.
Sudarman, ST.,MT, dan Ariyus, Dony. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta:
Andi.
Rusmana, Agus dan Engkus Kuswarno, Analisis Sistem Informasi. Cet.3, Edisi 3. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2013
Manuaba, “Ergonomi, Kesehatan, Keselamatan Kerja.” Dalam Prosiding Seminar Nasional
Ergonomi Perguruan Tinggi” Surabaya: Guna Widya, 2000
Musculoskeletal Disoeders (MSD) Prevention Series. Part 1: MSD Prevention Guideline for
Ontario. OHSCO. Dalam https://www.ona.org/ [diakses 14 September 2014].
Tarwaka, 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta:
UNIBA Press.

Anda mungkin juga menyukai