Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktikum Hari, tanggal : Jumat, 10 Februari 2023

Kartografi dan SIG Dosen :


(MSL1351) 1. Nina Widiana Darojati, S.P., M.Si
2. Reni kusumo tejo, S.P., M. si
3. Wahyu Iskandar, S.Hut., M.Agr
Asisten :
1. Putri Rubi Salsabila (A14190051)
2. M. Fadil Muharram (A14190085)
3. Arieza Andriani (A14190093)

KOREKSI GEOMETRIK, DIGITASI PETA, INPUT DATA HASIL


PENGUKURAN LAPANG DENGAN GPS, DAN JOIN ATTRIBUTE

Dewi Yustika Febriani


A1401211025
Kelompok 3

DIVISI PENGINDERAAN JAUH DAN INFORMASI SPASIAL


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2023
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan dan perkembangan data kian hari kian menuntut manusia untuk
menjadi seseorang yang lebih maju. Sehingga semua hal yang berhubungan dengan
data dan informasi akan lebih efisien terstruktur dan transparan jika dikerjakan dan
diolah menggunakan teknologi informasi. Data dan informasi yang lengkap serta
akurat dalam penggunaan lahan di suatu wilayah sangatlah penting. Kelengkapan
data dan informasi tersebut digunakan dalam berbagai hal seperti perencanaan
pembangunan yang berbasis ramah lingkungan. Selain itu, masyarakat juga
membutuhkan data dan informasi tersebut dalam membangun bisnis, mencari
tempat tinggal sesuai kriteria masing-masing dan lain sebagainya. Perencanaan
yang baik dan pengambilan keputusan yang tepat seharusnya berlandaskan
informasi terbaru. Namun dibalik kelengkapan data dan informasi tersebut, banyak
masyarakat belum mengetahui bagaimana cara melengkapi data dan informasi
tersebut secara akurat. Data dan informasi tersebut dapat berupa pemetaan .

Sistem informasi pemetaan cukup banyak digunakan tujuannya agar


memudahkan orang mendapatkan informasi lengkap dengan titik lokasinya. Data
dan informasi berupa pemetaan bisa dalam bentuk informasi spasial. Sistem yang
digunakan untuk mengolah data dan menyajikan informasi spasial adalah Sistem
Informasi dan Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis merupakan suatu
kumpulan dari komputer, perangkat lunak, dan data geografi yang dapat digunakan
untuk menyimpan, memperbaiki, mengolah dan memanipulasi informasi geografi
(Aronof 1993 dalam Darmawan 2011). Informasi geografis berupa data spasial
yang umum menggunakan data raster seperti Peta Rupa Bumi, dan Peta Tutupan
Lahan. Pengolahan data hingga menjadi informasi yang lengkap serta akurat harus
memenuhi berbagai tahapan seperti georeferencing atau koreksi geometrik, digitasi,
serta proses pemasukan informasi pada tabel atribut. Oleh karena itu penyajian
informasi geografis dalam peta RBI, Peta Tutupan Lahan dan lainnya tetap perlu
diperhatikan. Di sisi lain, seiring dengan perkembangan teknologi, informasi, dan
komunikasi di bidang informasi geospasial, maka penyajian informasi geografis
memegang peranan penting karena siapapun kini dapat mengakses, mengolah,
hingga menyajikan peta. Sebagai mahasiswa ilmu tanah dan sumberdaya lahan,
dimana kita difasilitasi untuk mempelajari teknologi Sistem Informasi Geografi
(SIG). Penting bagi kita untuk memahami betul teknologi tersebut, baik itu
digunakan untuk pengelolaan sumberdaya lahan sampai pengelolaan data untuk
masyarakat.
Tujuan

Praktikum ini bertujuan melakukan koreksi geometrik (Georeferencing)


agar citra sesuai dengan koordinat geografi, melakukan digitasi agar mengetahui
cara membuat dan membedakan antar polygon yang terbentuk, dan mengisi tabel
atribut untuk memberi informasi dasar pada hasil digitasi poligon pada informasi
tabel atribut.
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem komputer yang


bertujuan mengumpulkan, memeriksa, memandu, dan menganalisis informasi yang
berkaitan dengan permukaan bumi. Komponen dalam SIG terdiri atas 4 bagian
yaitu people, procedure, data software SIG, dan hardware SIG (Bahri et al. 2020).
Umumnya fungsi dari SIG adalah memberikan informasi yang terdiri atas basis data
sesuai peruntukannya yang berhubungan dengan data geografi suatu wilayah
(Susanto 2021).

Quantum GIS (QGIS) adalah perangkat lunak SIG berbasis open source dan
gratis untuk pengolahan data geospasial. QGIS lisensi di bawah GNU General
Public License yang dapat diunduh pada https://www.qgis.org. Proyeksi peta
adalah metode untuk mengubah berbagai objek dari bentuk tiga dimensi di
permukaan tanah menjadi tampilan dua dimensi. Sistem koordinat UTM, yang
diwakili dan diukur pada bidang, didasarkan pada dua referensi: geoid dan ellipsoid.
Geoid adalah model permukaan bumi yang mendekati bentuk sebenarnya.
Sedangkan ellipsoid adalah lingkaran elips tiga dimensional yang digunakan
sebagai dasar referensi permukaan bumi dalam pembuatan peta (Ardiansyah et al.
2022).

Data raster yang berasal dari citra satelit yang belum memuat scan maps,
foto udara, dan informasi referensi spasial. Kemudian digitasi menggunakan data
raster. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan hanyalah menambahkan koordinat ke
peta yang dipindai dengan menerapkan koreksi geometrik. Artinya, tambahkan
proses referensi geografis untuk data raster ke sistem koordinat. Georeferensi dapat
diartikan sebagai menentukan titik ikat atau memasukkan koordinat pada gambar
peta. Setelah memiliki data raster yang memiliki georeference, dapat memulai
untuk membuat layer-layer baru diatasnya. Membuat data vektor baru berupa titik,
garis atau poligon berdasarkan data raster yang telah memiliki georeference (Koto
2014).

Digitasi adalah proses mengubah elemen geografis yang sebenarnya pada


peta digital menjadi format data shapefile yang terdiri dari titik, garis, atau polygon.
Tentu saja, beberapa tabel atribut data shapefile yang terdiri dari titik, garis, atau
poligon yang dibuat sebagai hasil dari proses digitasi dan memasukkan informasi
atribut masih memiliki kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu harus dilakukan
proses editing terlebih dahulu agar informasi tabel-tabel atribut data shapefile yang
dimaksud dapat disesuaikan dengan kebutuhan (Kurniawan et al. 2016).

Pemasukan data spasial merupakan proses pemasukan data pada komputer


dari informasi yang berorientasi geografis dan memiliki sistem koordinat tertentu
sebagai dasar referensinya. Data spasial dan atribut diubah dalam format analog dan
digital ke format yang diperlukan oleh perangkat lunak untuk membentuk database.
Pengukuran data dengan aplikasi GPS yang berbasis android seperti GPS Essentials
dapat dilakukan dengan pengambilan data lapangan yang meliputi data titik
koordinat, data jalan dan data area. Cara penggunaan GPS Essential dengan
melakukan field trip untuk mendapatkan titik koordinat, track jalan dan menentukan
posisi dengan menggunakan kompas. Setelah melakukan field trip, mengolah data
spasial yang sudah diambil langsung dilapangan dengan menggunakan aplikasi
QGIS (Jumardi et al. 2021).
METODOLOGI

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah laptop, software


QGIS/Arcgis, GPS, kabel USB. Sedangkan bahan yang digunakan adalah peta RBI,
file data attribute, file format shapefile (.shp).
Langkah Kerja

• Metode pemasukan data georeference dan digitasi


1. Input peta RBI dan klik Raster>georeference

2. Input koordinat terpilih sebagai posisi GCP (angka residual harus 0.00)
3. Set transformation dan klik Start georeference

4. Layer modified di reproject dengan Warp (Reproject)

5. Digitasi dimulai dengan membuat layer baru, klik Layer>Create


Layer>New Shapefile Layer
6. Buat layer digitasi Polygon/Line/Point

7. Mulai digitasi dan beri ID dan jenis Landuse tiap hasil digitasi

8. Gunakan fitur Enable Snapping (Gambar Magnet) untuk memudahkan


digitasi
9. Penetapan luas dilakukan perhitungan di Open Field Calculator pada Open
Attribute Table

• Metode pemasukan data GPS


1. Alat GPS dinyalakan dan masukkan titik koordinat tujuan
2. Tanda panah menunjukkan arah yang harus dituju
3. Track direkam dengan menyalakan fitur Track Record
4. Beri mark pada titik-titik selama perjalanan menuju tujuan
5. Kembali ke titik asal dengan alur perjalanan yang sama
6. Pemasukan data track record ke Software QGIS dengan menggunakan
kabel USB
7. Copy file Track, Waypoints, dan Current (format .gpx) yang tanggal nya
sesuai dengan pengambilan data
8. Buka ketiga file pada layers QGIS
9. Nyalakan Google Satellite pada layers

10. Data track yang diluar hasil jalur asli saat menggunakan GPS dapat
dihapus pada Open Attribute Table

• Metode pemasukan data Join Table


1. Data atribut dibuat dalam format file .XML pada excel
2. Data shapefile dan data excel dibuka pada layers QGIS

3. Lakukan Join Table, pada salah satu shapefile di klik


Properties>Joins>Add New Join

4. Simpan layer hasil join table dengan klik Export>Save feature as>dan pilih
direktori file
5. Hasil join table dapat dilihat pada Open Attribute Table
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Praktikum georeference dan digitasi

Gambar 1 Nilai RMS proses georeference

Gambar 2 Hasil digitasi bagian peta RBI Leuwiliang

a
b

Gambar 3 Hasil luasan dan panjang wilayah hasill digitasi (a) wilayah polygon
(ha), dan (b) wilayah line (km)
Pemasukkan data GPS (.gpx) ke QGIS

Gambar 4 Tampilan QGIS hasil pemindaiain file gpx.

Gambar 5 Atribut table waypoint


Join attribute table

(a) (b)
Gambar 7 Attribute table file shp DAS (a) sebelum join attribute, (b)
setelah join attribute.

(a) (b)
Gambar 8 Attribute table file shp peta geomorfologis (a) sebelum join
attribute, (b) setelah join attribute.

(a) (b)
Gambar 9 Attribute table file shp jalan (a) sebelum join attribute, (b)
setelah join attribute.
(a) (b)
Gambar 10 Attribute table file shp jenis tanah (a) sebelum join attribute,
(b)setelah join attribute

(a) (b)
Gambar 11 Attribute table file shp wilayah kecamatan (a) sebelum join
attribute, (b) setelah join attribute.

(a) (b)
Gambar 12 Attribute table file shp landuse (a) sebelum join attribute, (b)
setelah join attribute.
(a) (b)
Gambar 13 Attribute table file shp sungai (a) sebelum join attribute, (b)
setelah join attribute.

(a) (b)
Gambar 14 Attribute table file shp stasiun curah hujan (a) sebelum join
attribute, (b) setelah join attribute.
(a) (b)

(c) (d)
Gambar 15 select area pada attribute table (a) min (DAS tanpa nama)
(b) max (DAS Cimanuk), dan tampilan area (c) DAS tanpa nama dan
(d) DAS Cimanuk pada QGIS

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 16 Select area pada attribute table geomorfologis (a) min (block
faultedmountains) (b) max (alluvial plains), dan tampilan area (c) block
faulted mountains dan (d) alluvial plains pada QGIS

a b

c d
Gambar 17 select area pada attribute table jalan (a) panjang min (jalan arteri) (b)
panjang max (jalan tol), dan tampilan area (c) jalan arteri dan (d) jalan tol pada
QGIS

a b

a b
Gambar 18 Select area pada attribute table jenis tanah (a) min (nomor SPT
210) (b) max (nomor SPT 8), dan tampilan area (c) nomor SPT 210 dan (d)
nomor SPT 8 pada QGIS

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 19 Select area pada attribute table wilayah Kecamatan (a)
min (Cisarua) (b) max (Kertajati), dan tampilan area (c) Kecamatan
Cisarua dan (d) Kecamatan Kertajati pada QGIS

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 20 Select area pada attribute table landuse (a) min (tambak/empang) (b)
max (kebun campuran), dan tampilan area (c) tambak/empang dan (d) kebun
campuran pada QGIS

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 21 Select area pada attribute table sungai (a) min (Sungai Cipanas)
(b)max (Sungai Cipanas), dan tampilan area (c) Sungai Cipanas dan (d)
Sungai Citarik pada QGIS
Join attribute table

Tabel 1 Informasi umum mengenai luas attribute table pada file shp DAS
Informasi Luas (ha) Keterangan
Luas Total 288596,93
Luas Rata-rata 22199,8
Luas Area Minimal 11,370 DAS Cimanuk
Luas Area Maksimal 205084,034 DAS Cimanuk
Area yang luasnya di 205084,034 DAS Cimanuk
atas rata-rata
Tabel 2 Informasi umum mengenai luas attribute table pada file shp Geomorfologis
Informasi Luas (ha) Keterangan
Luas Total 288595,96
Luas Rata-rata (ha) 9018,623
Luas Area Minimal 177,694 Block faulted
(ha) mountains
Luas Area Maksimal 57449,372 Alluvial Plains
(ha)
17091.66 Weakly folded
undulating plains
28802.90 Young volcanic
Area yang luasnya di footslopes
atas rata-rata (ha) 35915.79 Ancient volcanic cones
35982.97 Fault block hills
57449.37 Alluvial Plains

Tabel 3 Informasi umum mengenai panjang attribute table pada file shp jalan
Informasi Panjang (Km) Keterangan
Luas Total 1212,471
Luas Rata-rata 10,923
Luas Area Minimal 2,207 Jalan Arteri
Luas Area Maksimal 91,129 Jalan Tol
Area yang luasnya di 11,231 Jalan Arteri
atas rata-rata 44.617 Jalan Tol

Tabel 4 Informasi umum mengenai luas attribute table pada file shp jenis tanah
Informasi Luas (ha) Keterangan
Luas Total 76523.55
Luas Rata-rata 1109.04
Luas Area Minimal 0.32 Block faulted mountains
Luas Area Maksimal 8536.92 Alluvial Plains
1243.07 Typic Hapludands, Typic
Dystrudepts, Typic Udortents
1271.83 Typic Dystrudepts, Typic
Hapludands, Typic Epiaquepts
(Sawah), Typic Epiaquerts
Area yang luasnya di 1351.51 Typic Hapludands, Typic
atas rata-rata Dystrudepts, Lithic Udorthents
1356.87 Typic Dystrudepts, Typic Epiaquepts
(sawah), Typic Epiaquerts
1465.06 Typic Hapludands, Typic
Dystrudepts, Lithic Udorthents
1468.34 Tanpa Keterangan
1475.01 Typic Paledults, Typic Dystrudepts,
Typic Epiaquepts (Sawah)
1587.66 Typic Epiaquepts, Typic Dystrudepts
1701.86 Typic Distrudepts, Typic Hapludults
1771.83 Typic Hapludults, Typic Dystrudepts,
Oxyaquic Dystrudepts
2240.38 Typic Hapludands, Andic
Dystrudepts, Lithic Udorthents
2305.50 Vertic Epiaquepts, Aeric Epiaquepts,
Typic Eutrudepts
2472.35 Typic Dystrudepts, Typic Epiaquepts
(Sawah)
2842.96 Typic Dystrudepts, Typic Hapludults,
Typic Hapludands
2915.78 Typic Hapludands, Typic
Dystrudepts, Typic Hapludults
3311.07 Typic Dystrudepts, Typic Hapludults,

Tabel 5 Informasi umum mengenai luas attribute table pada file shp landuse
Informasi Luas (ha) Keterangan
Luas Total 930.839
Luas Rata-rata 77.5699
Luas Area Minimal 2.568 Tambak/Empang
Luas Area Maksimal 491.342 Rawa
Area yang luasnya di 491.342 Rawa
atas rata-rata

Tabel 6 Informasi umum mengenai panjang attribute table pada file shp sungai
Informasi Panjang (Km) Keterangan
Luas Total 1089.217
Luas Rata-rata 72.614
Luas Area Minimal 19.952 K. Lengkrang
Luas Area Maksimal 148.250 Cimanuk
Area yang luasnya di 148.250 Cimanuk
atas rata-rata
Tabel 7 Informasi umum mengenai luas attribute table pada file shp wilayah
kecamatan
Informasi Luas (ha) Keterangan
Luas Total 288362
Luas Rata-rata 5884.94
Luas Area Minimal 1596 Cisarua
Luas Area Maksimal 19100 Kertajati
6021 Wado
6166 Ligung
6171 Majalengka
Area yang luasnya di 6355 Pamulihan
atas rata-rata 6423 Dawuan
6724 Sukahaji
7013 Maja
7033 Surian
Pembahasan

Pengolahan pada peta diawali dengan koreksi geometrik. Semakin kecil


angka dari hasil koreksi geometrik maka akan semakin baik pula ketepatan yang
dihasilkan. Pengkoreksian suatu citra memerlukan GCP, sehingga ada keterkaitan
antara sistem citra dengan sistem bumi. Ketelitian GCP yang dihasilkan saat
perekaman akan terlihat dari nilai RMSE (Root Mean Square Error), jika RMSE
yang dihasilkan lebih kecil maka ketelitian GCP semakin baik (Hartono dan
Darmawan 2018). Dalam proses georeferencing peta RBI digunakan empat buah
GCP (Ground Control Point) di setiap ujung peta yang koordinatnya terdefinisikan.
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa semua titik ujung koordinat, baik koordinat x
maupun koordinat y sudah mencapai angka nol yang berarti ketepatan letak
geografis sudah sesuai dengan keadaan aslinya (Hasyim dan Taufik 2012). Gambar
2 menunjukkan hasil digitasi yang telah dilakukan berdasarkan penggunaan lahan
yang ada pada legenda peta. Digitasi ini dilakukan untuk mengukur luasan dari
masing-masing penggunaan lahan pada segmen peta tersebut. Hasil luasan
diperoleh dari perhitungan yang dilakukan di dalam QGIS itu sendiri. Adapun hasil
dari masing-masing perhitungan luasan dapat dilihat pada Gambar 3.
Penentuan suatu lokasi dapat dibantu dengan penggunaan Global
Positioning System (GPS). Menurut Fahlivi dan Atthariq (2017), menyatakan
bahwa perangkat GPS akan menangkap sinyal NMEA dari satelit GPS yang
menghasilkan koordinat latitute dan longitude terhadap lokasi perangkat GPS
tersebut berada, untuk menentukan suatu titik tertentu GPS harus mendapatkan
paling sedikit tiga buah sinyal satelit GPS. Data yang diperoleh dari praktikum ini
berupa riwayat perjalanan (track) dan juga titik acuan perjalanan (waypoint).
Gambar 4 menunjukkan hasil pelacakan arah yang diambil sewaktu menggunakan
GPS dalam menemukan suatu titik. Dapat dilihat bahwa rute yang diambil tidak
selalu lurus karena pada keadaan nyata terdapat berbagai tutupan lahan yang
menyebabkan pemilihan rute harus menyesuaikan. Oleh karena itu, pelacakan rute
ini perlu dikaitkan dengan satelit yang dapat memperlihatkan peta rupa bumi lokasi
tersebut sehingga dapat dibuktikan kebenarannya. Adapun titik-titik yang tertera
pada gambar adalah setiap lokasi yang dipilih sebagai patokan dalam menentukan
titik tujuan. Semua informasi yang ada pada rute dan titik termuat pada masing-
masing atribut tabel dalam Gambar 5.
Data atribut pada peta dapat ditambahkan dengan informasi lain di luar peta
dengan menempatkan koordinat titik tersebut dalam peta. Join attribute table
bertujuan menggabungkan tabel data atribut shapefiledengan atribut lain. Data
atribut lain yang dihubungkan dengan data atribut shapefile berupa format CSV
(comma separated values) yang terlebih dahulu dilakukan pengolahan pada excel.
Menurut Arfiani (2012), bahwa data atribut atau tabular merupakan data dalam
bentuk teks atau angka, sesuai dengan karakteristik objek dan bersifat kuantitatif
dan kualitatif. Proses input data ini dapat dilakukan secara mudah dengan
memanfaatkan fitur table attribte pada QGIS. Hasil penambahan data dapat dilihat
dari Gambar 7 sampai Gambar 21. Gambar-gambar tersebut menunjukkan
informasi tabel sebelum dan sesudah data dari luar ditambahkan. Dengan metode
ini, proses penambahan data akan jauh lebih singkat sehingga dapat mengurangi
waktu dan tenaga yang dikeluarkan. Kelengkapan informasi luasan dapat dilihat
pada Tabel 1 sampai Tabel 7.
PENUTUP

Simpulan

Pemasukan data dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain,


georeferencing dan digitasi, pengukuran lapang menggunakan GPS, dan join table.
Koreksi geometrik dilakukan pada tahap awal agar posisi data pada citra mendekati
dengan posisi sebenarnya di lapangan. Georefencing atau koreksi geometrik dengan
memperhatikan titik koordinat untuk menghasilkan nilai RMS error yang kecil,
yang menggambarkan tingkat ketelitian. Digitasi dilakukan dengan memberikan
polygon, garis, serta titik pada lokasi-lokasi tertentu sesuai dengan legenda peta
RBI yang tersedia. Pengukuran lapang dengan GPS dapat dilakukan untuk
menentukan titik dan juga track dan dapat dikonversikan ke dalam software GIS
salah satunya dengan QGIS. Data GPS yang diperoleh dalam format GPX perlu dan
dikonversi menjadi bentuk shp. Penambahan informasi atau atribut pada peta dapat
dilakukan dengan pengisian atribut dan join table.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah R, Andini T, Juliani R, Putri MT, Idris I. 2022. Sistem informasi


geografis pemetaaan lokasi wisata di Sumatera Barat berbasis webgis
menggunakan QGIS. Jurnal Multimedia dan Teknologi Informasi
(Jatilima), 4(01), 14-24.

Arfiani I. 2012. Sistem informasi geografis untuk pemetaan dan pencarian rumah
sakit di Kota Yogyakarta. Jurnal Informatika. 6(2):687-699.

Bahri S, Midyanti DM, Hidayati R. 2020. Pemanfaatan QGIS untuk pemetaan


fasilitas layanan masyarakat di kota Pontianak. CESS (Journal of Computer
Engineering, System and Science). 5(1): 70-77.

Darmawan M. 2011. Sistem Informasi Geografi (SIG) dan Standarisasi Pemetaan


Tematik. Di dalam: Kajian Standarisasi Pemetaan Teknik Pertanahan; 2011
Nov 1-3; Jakarta, Indonesia.

Fahlivi MR, Atthariq. 2017. Sistem tracking position berdasarkan titik koordinat
GPS menggunakan smartphone. Jurnal Infomedia. 2(1):25-29.

Hartono D, Darmawan S. 2018. Pemanfaatan unmanned aerial vehicle (UAV) jenis


quadcopter untuk percepatan pemetaan bidang tanah (studi kasus: desa
Solokan Jeruk Kabupaten Bandung). Reka Geomatika. 2018(1): 30-40.

Hasyim AW dan Taufik M. 2012. Menentukan Titik Kontrol Tanah (GCP) Dengan
Menggunakan Teknik GPS dan Citra Satelit Untuk Perencanaan Perkotaan.
Surabaya : Wahids.

Jumardi A, Nurfalaq A, Manrulu RH. 2021. Informasi geospasial untuk


meningkatkan kompetensi guru geografi di kabupaten Luwu. Jurnal
Pengabdian Masyarakat. 4(3): 291-303.

Koto AG. 2014. Modul Praktikum Kartografi Dasar Menggunakan QGIS.


Gorontalo (ID): Universitas Muhammadiyah Gorontalo.

Kurniawan J, Purnawan B, Apriyanti D. 2016. Perbandingan fungsi software Arcgis


10.1 dengan software quantum GIS 2.14. 5 untuk ketersediaan data berbasis
spasial. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik Geodesi. 1(1): 1-
11.

Susanto ER. 2021. Sistem Informasi Geografis (GIS) tempat wisata di Kabupaten
Tanggamus. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi. 2(3): 125-135.

Anda mungkin juga menyukai