Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


(GKP0301)

ACARA II
Displaying Data (Layout)

Disusun oleh:
Nama : Aisyah Azka Nurul Fitriyah S.
NIM : 20/456502/GE/09263
Hari, Waktu : Selasa, 21 September 12.35
Asisten : 1. Shandy Brian Agya Novenda
2. Wahyu Widiyanto

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


DEPARTEMEN SAINS INFORMASI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
LAPORAN PRAKTIKUM Nilai praktikum
GKP 0301 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Laboratorium Sistem Informasi Geografis
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

ACARA II: DISPLAYING DATA (LAYOUTING)

KELOMPOK HARI: SELASA PUKUL: 12.35


AISYAH AZKA NURUL FITRIYAH S. (20/456502/GE/09263)
.
ASISTEN:
1. SHANDI BRIAN AGYA NOVENDA
2. WAHYU WIDIYANTO
.

A. TUJUAN
1. Memahami dan menerapkan konsep simbologi dan layouting peta menggunakan
QGIS

B. PEMBAHASAN
Salah satu manfaat atau kegunaan dari sistem informasi geografis adalah menyajikan
informasi geografis yang ada di permukaan dan di dalam bumi (Sulaksono, 2017). Penyajian
tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemgguna sistem, analisis statistik dan analisis
geografis dengan menggunakan visualisasi yang khas melalui denah atau peta yang
membedakan SIG dari sistem informasi lainnya (Hariyanto, 1999). Subsistem SIG di antaranya
adalah data input, data output, data management, data manipulasi dan analisis, sementara
komponen SIG di antaranya adalah perangkat keras, perangkat lunak, data informasi geografis,
dan manajemen (Wibowo, dkk., 2015).
Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi geografis
dalam bentuk peta adalah Quantum GIS. Adapun tahapan penyajian yang paling menonjolkan
kemampuan visualisasi suatu perangkat lunak adalah layouting atau pembuatan tata letak peta.
Tata letak peta terdiri atas muka peta dan informasi tepi peta, Muka peta terdiri atas garis tepi
peta, gratikul dan grid, serta unsur geografi dan buatan manusia, sedangkan informasi tepi peta
terdiri atas judul, orientasi, skala, indeks atau nomor peta, legenda, instansi pembuat, serta
sumber dan tahun pembuatan (Utami dan Indardi, 2019).
Hal yang harus dilakukan sebelum menyajikan tata letak peta adalah membuat peta itu
sendiri terlebih dahulu. Pembuatan peta dilakukan dengan tujuan tertentu, salah satunya adalah
untuk mengetahui penggunaan lahan suatu wilayah. Hal yang paling utama dalam pembuatan
peta penggunaan lahan adalah klasifikasi penggunaan lahan dan simbolisasi. Oleh karena itu,
pembuatan peta menjadi lebih mudah apabila telah memiliki data-data klasifikasi lahan dan
beberapa unsur geografi serta buatan yang telah disederhanakan menjadi simbol-simbol
tertentu dalam format file shp yang langsung dapat menjadi subsistem data input ke dalam
perangkat lunak QGIS. Memasukkan data-data tersebut dapat dilakukan pada tab browser di
bagian bawah tampilan utama QGIS yang langsung terhubung dengan folder-folder yang ada
di dalam komputer. Selain data klasifikasi lahan yang direpresentasikan dengan simbol area,
data lainnya yang digunakan adalah data fasilitas Pendidikan dalam bentuk simbol titik abstrak
berupa lingkaran serta data sungai dan jalan yang direpresentasikan dalam bentuk simbol garis.
Proses memasukkan data dilakukan secara urut dari data dengan simbol area, kemudian garis,
dan titik agar semua data dapat terlihat dengan jelas tidak saling menghalangi. Peletakan urutan
layer juga disesuaikan dimulai dari garis, titik, kemudian area. Tahap selanjutnya setelah
memasukkan data adalah memperbesar layer dan penyesuaian warna simbol pada menu
properties submenu symbology. Warna simbol dapat disesuaikan dengan bentukan aslinya,
kreativitas pembuat peta, atau legenda peta Rupabumi Indonesia agar mudah dikenali dan
dipahami oleh pembaca peta. Contohnya simbol sungai diwarnai dengan warna biru, kebun
hijau tua, sawah hijau muda, jalan hitam dengan perbedaan ketebalah garis pada setiap jenis
jalannya, dan lain-lain.
Setelah penyesuaian simbol-simbol peta, pembuatan dan pengaturan tata letak peta dapat
dimulai dengan memilih menu project dan submenu new print layout. Tab layout harus diberi
nama terlebih dahulu agar dapat membuka tampilan pengaturan tata letak. Hal pertama yang
harus dilakukan adalah membuat garis tepi peta garis batas muka peta dengan bantuan menu
add rectangle pada sisi sebelah kiri dan menampilkan muka peta dengan memilih menu add
map. Perbandingan yang proporsional antara muka peta dengan luas peta secara keseluruhan
adalah 2:3. Kemudian untuk menambahkan informasi tepi peta dapat dilakkan dengan menu-
menu lain pada toolbar vertikal di bagian kiri tab, yaitu add label untuk membuat judul, sumber
peta, serta pembuat dan instansi peta; add legend untuk membuat legenda, add scale untuk
menambahkan skala, dan add picture untuk menambahkan simbol arah utara dan logo instansi.
Sementara untuk menambahkan grid dapat dilakukan pada menu item properties di bagian
kanan tab, begitu pula dengan pengaturan-pengaturan lainnya seperti ukuran dan jenis font
tulisan, letak tulisan dan jumlah kolom, pemilihan jenis datum, dan lain-lain. Garis pembatas
antar unsur informasi tepi peta juga dapat ditambahkan melalui menu add arrow agar terlihat
lebih rapi.
Kerapian, proposionalitas, keindahan, serta kefisienan merupakan hal-hal utama yang
harus dijadukan acuan dan pertimbangan dalam pembuatan tata letak peta agar pembaca peta
dapat membaca, memahami, dan mengambil informasi dari peta tersebut dengan mudah.
Contohnya dalam pemilihan ukuran font tulisan yang disesuaikan proporsi besar kecilnya, jika
judul harus lebih besar, sementara informasi sumber, pembuat, instansi lebih ukuran fontnya
lebih kecil. Selain itu, pembagian legenda menjadi dua kolom dapat dilakukan agar
pemanfaatan ruang tepi peta lebih efisien. Ukuran font grid walaupun kecil juga harus tetap
dapat terbaca. Setelah seluruh tata letak jadi dan sesuai dengan kaidah pembuatan peta, peta
dapat disimpan dalam beberapa bentuk file, di antaranya png, svg, dan pdf pada submenu-
submenu export yang ada di menu layout di toolbar bagian atas.
Pembuatan tata letak menggunakan aplikasi QGIS yang merupakan aplikasi gratis dan
open source masih tergolong mudah dan cepat karena data yang dibutuhkan sudah ada dan
pembuatan tata letak peta merupakan suatu proses yang termasuk dalam tahap dasar dalam
penyajian data informasi geografis. Selain gratis, keuntungan dari penggunaan aplikasi ini
adalah adanya spesifikasi atau versi-versi aplikasi yang telah disesuaikan dengan tipe-tipe
perangkat keras, dan relatif ringan dalam ukuran file sehingga jarang terjadi hambatan selama
proses penggunaan aplikasi QGIS. Kemudahan dalam pembuatan tata letak peta dan baiknya
kualitas suatu peta yang dihasilkan tidak hanya ditentukan dari karakteristik aplikasi yang
digunakan, namun juga pengetahuan dan kemampuan visualisasi pengguna aplikasi atau
pengola dan penyaji data informasi geografis.

C. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini antara lain:
1. Memasukkan data harus dilakukan secara urut dari data dengan simbol area, garis,
kemudia titik agar tidak ada simbol yang terhalang atau tidak terlihat. Letak
keterangan simbol dalam legenda secara urut adalah dari simbol titik, garis,
kemudian area. Pembuatan tata letak peta harus secara proporsional, rapi, indah,
serya efektif dan efesien untuk memudahkan pembaca peta dalam membaca dan
memahami informasi peta.

D. DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto, J. 1999. Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis Edisi 2. Yogyakarta: Andi
Sulaksono, A. D. 2017. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan SMK
Kota Malang. Journal of Information Technology and Computer Science Vol. 2
(2): 96-99
Utami, W., dan Ig. Indardi. 2019. Modul Teori Kartografi. Sekolah Tinggi Pertanahan
Nasional.
Wibowo, K. M., Indra, K., Juju J. 2015. Sistem Informasi Geografis Menentukan Lokasi
Pertambangan Batu Bara di Provinsi Bengkulu Berbasis Website. Jurnal Media
Infotama Vol. 11 (1): 51-60

E. LAMPIRAN
Gambar 2.1. Peta Penggunaan Lahan Kota Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai