Disusun Oleh :
Nim : 21040122120002
Kelas :C
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyusun laporan praktikum Georeferencing dan
digitasi peta ini tanpa suatu halangan apapun dan selesai dengan tepat waktu.
Laporan praktikum ini dibuat sebagai pertanggungjawaban selama praktikum dikegiatan
belajar mengajar mata kuliah Praktikum Teknologi Informasi pada tanggal 3 November 2022.
Laporan ini ditulis untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mahasiswa Perencanaan
Wilayah dan Kota di bidang georeferencing dan digitasi peta. Pengembangan kompetensi ini
bertujuan untuk kemajuan mahasiswa di masa depan dalam pengelolaan data dan informasi spasial.
Penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam laporan ini.
Semoga laporan yang saya buat bermanfaat bagi pembacanya. Demikian yang dapat penulis
sampaikan, saya ucapkan terima kasih
Risti Khoiru’nisa
21040122120002
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah peta yang digunakan oleh seorang planner atau pekerjaan professional lainnya
biasanya telah melalui tahapan georeferencing terlebih dahulu. Georeferencing sendiri
merupakan sebuah proses pemberian sistem koordinat pada suatu objek gambar (peta) dengan
cara menempatkan suatu titik control (ikat) terhadap suatu persimpangan antara garis lintang
dan bujur pada peta, atau bisa juga dengan menempatkan titik ikat pada lokasi yang sudah
diketahui koordinatnya. Tujuan dari georeferencing yaitu agar peta memiliki posisi dan lokasi
yang sesuai dengan posisi dan lokasi permukaan bumi dalam sistem koordinat standart.
Selain georeferencing, kita juga bisa mendigitasi peta scan untuk proses konversi data
analog ke dalam format digital. Hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan dalam mengedit
karena peta yang telah didigit bersifat dinamis. Jadi, ketika sebuah peta akan diadakan
perubahan tidak perlu melakukan penggambaran ulang.
Dalam proses georeferencing dan mendigit peta ini dilakukan dengan panduan yang
diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar pada mata kuliah Praktikum Teknologi Informasi
pada tanggal 3 November 2022. Dalam praktikum ini, menggunakan software QGIS dengan
peta administrasi Kota Salatiga. Selanjutnya, pada laporan praktikum akan dijelaskan
mengenai proses georeferencing dan digitasi peta.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengenalkan secara umum Proses Georeferencing dan Digitasi
2. Menjelaskan metode Georeferencing di perangkat lunak QGIS
3. Menjelaskan metode Digitasi di Software QGIS
4. Memberikan pemahaman lebih dalam tentang georeferencing dan digitasi bagi mahasiswa
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2) Klik ikon Quantum GIS yang ada di desktop → klik kiri dua kali pada shortcut aplikasi.
6
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
3. Kemudian akan muncul tampilan jendela Georeferencer GDAL yang menampilkan layar
yang terbagi menjadi dua. Bagian atas merupakan tempat peta ditampilkan sedangkan
bagian bawah berisi mengenai informasi Ground Control Point (GCP) sebagai titik ikat.
\
7
4. Untuk membuka raster, kita perlu Klik Open Raster → Pilih file misalnya Peta
Administrasi Kota Salatiga → Open
5. Muncul data raster (peta) dibagian sisi atas. Dibagian bawahnya yang berisi GCP table
harus kita isi dengan memasukkan minimal 4 titik koordinat. Semakin banyak titik yang
dimasukkan, tingkat akurasinya semakin bagus.
8
6. Gunakan fitur pan, zoom in, dan zoom out untuk mengeksplorasi peta dan mencari lokasi
penandaan titik ikat yang diinginkan. Jika peta dizoom, terdapat koordinat geografis peta
(Bujur dan Lintang) serta koordinat bumi (UTM).
v
Koordinat geografis (Bujur dan Lintang)
7. Catat minimal 4 titik ikat terlebih dahulu agar mudah untuk memasukkannya nanti
8. Masukkan titik ikat dengan cara Klik Add Point agar kursor berubah menjadi (+) →
Letakkan kursor (+) tepat di perpotongan bujur dan lintang → Muncul window enter map
coordinat → Masukkan koordinat → Pilih EPSG:4326 – WGS 84 → Oke
9
9. Memasukkan koordinat titik ikat satu per satu, karena pada koordinat terdapat derajat,
menit, dan detik sedangkan pada kolom tidak dapat memasukkan symbol tersebut, maka
kita hanya perlu menggantikannya dengan spasi.
10
10. Berikut ini merupakan tampilan jendela utama georeferencing yang telah memiliki
informasi titik ikat. Selain terdapat poin-poin titik ikat pada tampilan data raster dibagian
atas, sedangkan pada tampilan di kolom GCP muncul kolom-kolom koordinat titik
ikatnya.
12. Atur bagian Output Settings juga seperti gambar dibawah → Simpan Output File Data
Raster dengan nama dan lokasi penyimpanan sesuai yang diinginkan → Save
11
13. Klik Centang Kolom Load in project when done → Ok
15. Tampilan layer utama setelah proses georeferencing berhasil dengan otomatis peta akan
muncul di layer utama QGIS beserta titik koordinat geografis yang kita gunakan.
12
4.2 Mengkonversi Data Vektor di Peta Menjadi Layer Digital
Proses mengubah data vektor peta menjadi layer digital sama dengan membuat data
shapefile (shp) yang baru dengan cara mendigitasi peta dan mengkonversi data raster menjadi
bentuk data vektor. Data vektor ini terdiri dari titik (point), garis (line) dan area tertutup
(polygon). Berikut tahapan pembuatannya, yaitu sebagai berikut :
1. Aktifkan Tools yang diperlukan, Klik kanan pada toolbar → Muncul window panels →
Aktifkan digitalizing, attributes toolbar, advance digitizing toolbar, dan data source
manager toolbar.
2. Langkah selanjutnya membuat layer baru, kita mulai dengan layer polygon dengan
menggambar batasan Kecamatan terlebih dahulu. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
Klik New Shapefile Layer.
Atau
3. Kemudian akan muncul window New Shape File Layer seperti gambar dibawah.
13
4. Kita save dan kasih nama file terlebih dahulu.
5. Selanjutnya atur pengaturan seperti gambar dibawah ini → Pada New Field, Kolom
Nama diisi dengan “Kecamatan” → Add to Fields List → Kemudian Kecamatan akan
masuk ke dalam Field List, yang artinya kita sudah siap melakukan digitasi.
14
6. Setelah itu, kita perlu mengaktifkan snapping. Hal ini dilakukan agar titik koordinat
memiliki snapping yang bagus. Cara mengaktifkannya yaitu dengan klik enable snapping
pada menu toolbar.
7. Untuk melakukan proses editing, kita perlu aktivasi toggle editing terlebih dahulu dengan
klik toggle editing. Setelah aktif, beberapa symbol digitasi seperti add polygon, add part,
add ring, fill ring, dan lain-lain akan muncul aktif.
8. Karena kita akan membuat polygon, maka klik add polygon feature. Dan polygon akan
aktif dengan kursor yang berubah menjadi .
9. Kemudian kita letakkan kursor tepat di atas titik atau garis, setelah itu klik garis yang
akan didigit.
15
10. Lalu jika telah bertemu dengan garis awal kembali, artinya digitasi telah selesai, dan akan
muncul kotak berwarna merah muda. Langkah berikutnya yaitu dengan klik kanan
kursor. Di bawah ini merupakan tampilan jika kita klik kanan kursor, pada id diisi 1 dan
pada Kecamatan diisi Kecamatan → Ok.
16
12. Kemudian jika kita ingin memberi garis yang lebih tebal dengan cara : Klik kanan layer
→ Properties → Symbology → Single Symbol → Simple Fill → Stroke Width
(Sesuaikan angka yang diinginkan karena berkaitan dengan tebal garis) → Ok.
17
14. Untuk membuat batas kecamatan, kita perlu mentransparasikan peta hasil digitasi,
caranya dengan kembali lagi ke Properties → Symbology → Single Symbol → Opacity
kita rendahkan sampai peta transparan → Ok.
16. Langkah berikutnya untuk memberi batas kecamatan pada peta digitasi, kita perlu klik
Split Features. Kursor akan berubah menjadi tanda , artinya sudah siap untuk mendigit
batas kecamatan. Letakkan kursor digaris batas kecamatan, pastikan proses digit dimulai
dari garis yang sebelumnya telah dibuat. Klik kotak merah muda, sebagai awal digitasi
karena kotak tersebut menandakan adanya garis digit yang telah dibuat.
18
17. Untuk mengakhirinya dapat diklik kanan, dan akan muncul garis batas kecamatan seperti
gambar dibawah ini.
18. Cek atribut polygon dengan Klik kanan layer → Open attribute table → Muncul jendela
atribut table → Ubah kecamatan dengan menginput nama-nama kecamatan yang ada di
peta sesuai urutan ketika proses digitasi.
19
19. Setelah selesai, jangan lupa untuk save layer dengan cara : Klik save layer edits →
Matikan toggle editing untuk menghilangkan gambar pensil pada layer.
20. Membuat digitasi jalan sama halnya membuat digitasi batas kecamatan, bedanya ketika
membuat layer jalan bukan menggunakan polygone, tetapi line. Hal ini dikarenakan
bentuk dari jalan adalah garis, bukan luasan tertutup.
20
21. Aktifkan snapping dan toggle editing → Add Line Feature → Kursor berubah menjadi .
22. Letakkan kursor tepat pada garis jalan dan klik hingga ujung jalan yang akan didigitasi.
Jika sudah selesai mendigit, klik kanan dan akan muncul jendela feature attributes, isi id
dengan angka 1.
24. Setelah selesai, klik save layer edits dan matikan toggle editing untuk menghapus gambar
pensil pada layer.
21
25. Selanjutnya, proses digitasi ibu kota dengan menggunakan point (titik). Caranya masih
sama seperti mendigit batasan kecamatan dan jalan, bedanya hanyalah pada geometry
type kita ubah menjadi point.
26. Aktifkan snapping dan toggle editing → Add Point Feature, kemudian kursor akan
berubah menjadi .
22
27. Arahkan kursor tepat dititik ibu kota, lalu klik kiri dan akan muncul jendela feature
attributes, isi id 1 untuk ibu kota kecamatan yang pertama, dan untuk ibu kota setelahnya
diberi angka yang berurutan.
28. Setelah selesai proses digitasi, akan menghasilkan gambar seperti di bawah ini.
29. Jangan lupa untuk klik save layer edits dan matikan toggle editing untuk menghapus
gambar pensil pada layer.
23
30. Hasil dari proses digitasi batasan kecamatan, jalan, dan ibu kota seperti gambar di bawah
ini.
24
2. Sesuaikan pengaturan seperti gambar di bawah ini → Ok.
25
4. Untuk mengecek kebenaran lokasi, kita bisa attribute dengan cara : Klik kanan layer
batasan kecamatan → Open Attribut Table.
6. Selanjutnya klik salah satu kotak di samping nama kecamatan, secara otomatis akan
muncul warna kuning pada kecamatan di peta.
7. Jika sudah, langkah selanjutnya simpan project ini dengan cara klik save project.
26
BAB V
KESIMPULAN
Melihat dari tahapan georeferencing dan digitasi peta menggunakan perangkat lunak
QGIS, sebenarnya memberikan manfaat untuk seorang perencana pemula seperti mahasiswa
Perencanaan Wilayah dan Kota. Walaupun prosesnya tergolong cukup rumit, tetapi hal inilah yang
akan menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa untuk bekal di masa depan.
Jadi, kesimpulan dari laporan praktikum ini adalah banyak sekali cara ataupun metode
untuk melakukan praktikum. Dengan ketersetiaan tools yang cukup lengkap, memudahkan
penggunanya untuk membuat sebuah project dalam software QGIS. Praktikum georeferencing dan
digitasi peta ini akan semakin efektif dan efisien ketika tools yang ada dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Semakin sering mencoba praktikum, maka keterampilan yang didapat juga semakin
bertambah.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anif Farida, F. R. (2022). Pelatihan Dasar Sistem Informasi Geografis Menggunakan Software
Mapinfo. Jurnal Pengabdian Mandiri, 3.
Y Li, R. Briggs. 2006. “Automated Georeferencing Based On Topological Point Pattern
Matching.”
28