Anda di halaman 1dari 10

ACARA 2

GEOREFERENCING

I. TUJUAN

Pada praktikum acara 2 Kartografi dan Visualisasi Data Pertanahan bertujuan


agar para Taruna mampu melakukan georeferensi dengan menggunakan sistem
koordinat UTM atau TM3 serta Taruna mampu melakukan georeferensi dengan
menggunakan sistem koordinat geografis.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop atau Personal Computer
2. Aplikasi ArcGIS
3. Data Raster (Citra Satelit)
4. Data Vektor (File berformat shapefile)

III. WAKTU PELAKSANAAN


Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada pertemuan 3 dan 4 praktikum mata
kuliah Kartografi dan Visualisasi Data Pertanahan pada hari Selasa tanggal 21 dan 28
Februari 2023.

IV. DASAR TEORI

4.1 Pengertian Pemetaan Digital


Pemetaan digital (juga disebut kartografi digital) adalah proses dimana suatu
kumpulan data dikompilasi dan di format menjadi gambar digital. Fungsi utama dari
teknologi ini adalah untuk menghasilkan peta yang memberikan representasi akurat
dari daerah tertentu, merinci jalan utama dan tempat menarik lainnya. Teknologi ini
juga memungkinkan untuk perhitungan jarak dari satu tempat ke tempat lain.
(Somantri, 1990)

4.2 Pengertian Georeferensi


Georeferencing merupakan proses input sebuah sistem koordinat ke sebuah
objek yang berupa raster atau gambar yang tidak mempunyai sistem koordinat sebagai
titik acuannya dengan cara menggunakan sebuah titik control terhadap sebuah
persimpangan diantara garis lintang dan garis bujur yang berupa grid, georeferencing
dilakukan karena kadang raster atau gambar yang kita miliki berasal dari hasil scan
yang tentunya tidak memiliki sebuah koordinat. (Septiana, 2015)

4.3 Pengertian Data Raster


Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan
dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data
raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengan kata lain,
resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang
diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik
untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis
tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah, dsb. Keterbatasan utama dari data
raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar
pula ukuran filenya.(Andriani, 2007)

Gambar 1 Contoh Data Raster

Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.


Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan,
data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta
kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file
dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi
matematik. Sebaliknya, data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file
yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan
secara matematis (Tri Agus Prayitno, 2007)
V. TAHAPAN PELAKSANAAN

5.1 ALUR PELAKSANAAN

Gambar 2 Diagram Alur Pelaksanaan

5.2 PELAKSANAAN
1) Membuka Program ArcGIS
 Klik Start > All Apps > ArcGis > ArcMap

Gambar 3 Aplikasi ArcGIS

2) Membuat Project baru


 New Maps > Blank Map > OK
Gambar 4 Membuat project baru

3) Melakukan Input Data


 Windows > Catalog > Connect To Folder > Kemudian cari Folder Pertemuan
3 > Banyumeneng.jpg

Gambar 5 Melakukan input data raster

 Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut :


Gambar 6 Tampilan data Raster

4) Mengatur sistem Koordinat


 Klik View > Data Frame Properties > Coordinate System > Project
Coordinate Systems > National Grids > Indonesia > DGN 1995 Indonesia TM-
3 Zone 49.1 > Apply > OK

Gambar 7 Mengatur Sistem Koordinat TM3

5) Melakukan Georeferencing pada Data Raster


 Pertama tampilkan tools Georeferencing terlebih dahulu dengan cara Klik
Customize > Toolsbar > Klik Georeferencing
Gambar 8 Menampilkan Tools Georeferencing

 Kemudian lakukanlah proses Georeferencing dengan cara Pada tools


Georeferencing gunakan tools Add control points

Gambar 9 Tools Georeferencing

 Pilih salah satu grid untuk dijadikan titik pertama (Gunakan Skala 1:10 untuk
hasil yang lebih akurat)

Gambar 10 Melakukan Add control points

 Setelah titik ditentukan klik kanan pada project dan pilih input X and Y
Gambar 11 Melakukan input X dan Y

 Masukan data X dan Y yang ada pada Grid Tersebut > OK

Gambar 12 Input data X dan Y pada gambar

6) Membuat titik Ground Control Point lainya


 Melakukan cara yang sama seperti langkah diatas di titik lainnya
 Kemudian akan tertampil seperti berikut
Gambar 13 Tampilan data Raster yang telah di Georeferencing

7) Melakukan validasi data Georeferencing


 Langkah awal pada tool Georeferencing Klik view link table

Gambar 14 Tools View Link Table

 Pada tabel link yang ada pastikan RMS error yang terlihat tidak melebihi 1 (1
merupakan batas maksimal dari RMS error yang dapat diterima dari Tahap
Georeferencing)

Gambar 15 Validasi View Link Table


VI. HASIL
Hasil pada praktikum Acara 2 ini adalah sebuah project belajar mengolah sebuah
gambar berformat JPG yang tidak memiliki sebuah nilai Koordinat, dan menjadikan
sebuah gambar memiliki nilai koordinat dengan melakukan langkah Georeferencing
sehingga dapat digunakan untuk melakukan digitalisasi peta.

Gambar 16 Hasil Praktikum Pertemuan 3

Gambar 17 Hasil Praktikum Pertemuan 4

Pada tampilan gambar 15 dan 16 diatas merupakan menggunakan hasil


praktikum pertemuan 3 dan pertemuan 4 menggunakan metode Georeferencing yang
hampir serupa, tetapi ada beberapa catatan pada pertemuan 3 menggunakan koordinat
Matriks sedangkan pada pertemuan ke 4 menggunakan koordinat Geografis dan
koordinat display yang digunakan merupakan format Degrees Minutes Seconds
sedangkan yang digunakan pada pertemuan 3 adalah Meters.
VII. KESIMPULAN
Pada praktikum Acara 2 ini para Taruna belajar untuk melakukan sebuah
Georeferencing yang berarti mengubah data raster yang belum memiliki koordinat
menjadi memiliki nilai koordinat yang sesuai dibumi dengan system proteksi tertentu
dan merupakan langkah awal yang diperlukan dalam tahap digitalisasi peta, serta
dengan adanya praktikum ini para Taruna dapat mengenali koordinat Transverse
Mercator 3 (TM3) dan juga sistem koordinat geografis, dan hal terpenting yang perlu
untuk diperhatikan adalah dalam proses adalah memperhatikan toleransi nilai RMS
error pada view link table karena nilai toleransi yang diperbolehkan harus dibawah 1
(satu) atau hasil Georeferencing nya tidak dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai