Modul 2
Georeferencing
Waktu
Perkiraan waktu 60 menit
Data
Praktikan dapat mengunduh pada drive yang sudah diberikan. Data yang dibutuhkan
adalah Data Praktikum2.rar yang berisi:
- Jaringan Jalan.shp
- Jateng_polygon.shp
- Persebaran Gardu Induk Jateng.jpeg
- Lampiran I 3 Peta Rencana Jaringan Telekomunikasi.jpeg
- Kabupaten_Bali.shp
Pendahuluan
Dikehidupan sehari-hari kita biasa menyebutkan letak suatu tempat yang ada di
permukaan bumi dengan nama daerahnya atau alamatnya, dalam pemetaan kita tidak
bisa menyebutkannya dengan cara demikian. Dalam pemetaan, koordinat adalah hal
mendasar yang perlu dipahami dengan baik karena merupakan cara satu-satunya untuk
menjelaskan “di mana” posisi suatu titik yang ada di permukaan bumi.
Dengan demikian, dalam QGIS posisi juga ditentukan dengan menggunakan koordinat.
Features yang kita olah juga memiliki koordinat. Koordinat suatu feature dapat berbeda
berdasarkan sistem koordinat yang digunakannya. Untuk posisi yang sama, beda sistem
koordinat beda juga nilai koordinatnya.
Jika features yang diolah tidak memiliki sistem koordinat yang sama, kemungkinan
feature -feature tersebut tidak akan tumpang-tindih pada posisi yang sama.
Sistem koordinat proyeksi yang akan sering kita jumpai dan gunakan adalah Universal
Transverse Mercator (UTM).
Georeferencing/Georeferensi
Bahan dasar pengolahan peta digital adalah berkas raster, baik berupa citra (image)
hasil tangkapan satelit atau citra hasil pindaian peta yang sudah jadi.
Namun, citra raster yang kita dapatkan biasanya tidak memiliki koordinat sehingga
lokasinya belum ada, sedangkan kita memahami bahwa koordinat adalah satu-satunya
cara menjelaskan lokasi dalam QGIS.
Georeferensi adalah proses yang kita lakukan untuk mendefinisikan posisi suatu berkas,
termasuk berkas raster tersebut.
Kita bisa ibaratkan dengan “menempelkan” citra tersebut ke permukaan bumi sesuai
dengan posisi seharusnya menurut sistem koordinat yang digunakan.
Terdapat dua metode dalam melakukan georeferensi: dengan “menitik” (menggunakan
titik kontrol) dan dengan “menarik” (menggunakan referensi data spasial lain).
Menggunakan Titik Kontrol
Metode ini menggunakan informasi koordinat yang telah diketahui sebelumnya.
Prinsipnya adalah kita akan memberikan koordinat sesuai informasi yang tertera pada
citra, seolah-olah kita “memakukannya” ke permukaan bumi.
Kali ini kita akan menggunakan peta ber-grid sehingga kita mengetahui koordinat titik
kontrol yang akan kita georeferensikan.
1. Pilih menu bar Raster,
2. Pilih georeferencer
Beberapa versi QGIS perlu meng-install terlebih dahulu tools ini pada plugins
3. Masukkan data “Lampiran I_3_Peta Rencana Jaringan Telekomunikasi.jpg”
dengan Open Raster
4. Pilih transformation setting. Pilih pengaturan seperti
gambar disamping -> OK
5. Pilih add point -> Ketik koordinat yang tersedia pada
peta -> OK
6. Buatlah minimal 3 titik yang mecakupi seluruh
delineasi
7. Pilih start georeferencing
Cara kedua adalah dengan melakukan proyeksi ulang mengunakan processing toolbox.
Nomor lembar peta merupakan indeks yang memudahkan pengguna mencari lokasi
peta. Pada rencana tata ruang di Indonesia, pembuatan nomor lembar peta identik
dengan peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Secara umum, pembuatan nomor
lembar peta berbentuk grid index yang proses pembuatannya sebagai berikut:
3. Pilih Run
4. Buat print layout -> add map
5. Pada menu bar Atlas -> pilih Atlas Setting -> generate an atlas
6. Pilih coverage layer dengan Grid_25k.shp
7. Pada menu bar Atlas -> pilih Preview Atlas
Latihan