Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR DATA SPASIAL

Modul 2
Georeferencing

Penyusun : Diaz Ekaputra, S.T.


Tanggal : 12 Agustus 2021
Versi :1
Praktikum 2: Georeferencing

Tujuan dan Sasaran


Pada praktikum ini, praktikan akan menggunakan QGIS 3.16 untuk memberikan sistem
koordinat pada peta raster yang belum memiliki koordinat. Setiap poin yang dijelaskan
dapat berupa langkah-langkah atau fitur yang dapat digunakan untuk melakukan
visualisasi peta. Praktikan diharapkan mampu melakukan hal sebagai berikut:

- Mampu memberikan koordinat menggunakan metode titik kontrol pada peta.


- Mampu memberikan koordinat menggunakan peta lain sebagai referensi pada
peta.
- Mampu membuat nomor lembar peta

Waktu
Perkiraan waktu 60 menit

Data
Praktikan dapat mengunduh pada drive yang sudah diberikan. Data yang dibutuhkan
adalah Data Praktikum2.rar yang berisi:

- Jaringan Jalan.shp
- Jateng_polygon.shp
- Persebaran Gardu Induk Jateng.jpeg
- Lampiran I 3 Peta Rencana Jaringan Telekomunikasi.jpeg
- Kabupaten_Bali.shp

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB


Praktikum 2: Georeferencing

Pendahuluan
Dikehidupan sehari-hari kita biasa menyebutkan letak suatu tempat yang ada di
permukaan bumi dengan nama daerahnya atau alamatnya, dalam pemetaan kita tidak
bisa menyebutkannya dengan cara demikian. Dalam pemetaan, koordinat adalah hal
mendasar yang perlu dipahami dengan baik karena merupakan cara satu-satunya untuk
menjelaskan “di mana” posisi suatu titik yang ada di permukaan bumi.
Dengan demikian, dalam QGIS posisi juga ditentukan dengan menggunakan koordinat.
Features yang kita olah juga memiliki koordinat. Koordinat suatu feature dapat berbeda
berdasarkan sistem koordinat yang digunakannya. Untuk posisi yang sama, beda sistem
koordinat beda juga nilai koordinatnya.
Jika features yang diolah tidak memiliki sistem koordinat yang sama, kemungkinan
feature -feature tersebut tidak akan tumpang-tindih pada posisi yang sama.

Tipe Sistem Koordinat


Secara umum, sistem koordinat mencakup dua tipe:
1. Sistem koordinat global/geodetik/geografis, menyatakan koordinat suatu titik
dengan didasarkan pada permukaan bumi secara langsung. Maka dari itu posisinya
denyatakan dengan lintang dan bujur (latitude dan longitude/meridian dan
equator) dengan satuan derajat.
Manakah yang tegak? Lintang atau bujur?
2. Sistem koordinat proyeksi, menyatakan koordinat suatu titik dengan didasarkan
pada proyeksi atau “pendataran” permukaan bumi. Maka dari itu posisinya
dinyatakan dengan absis (x) dan ordinat (y) dengan satuan panjang, biasanya
meter.

Sistem koordinat proyeksi yang akan sering kita jumpai dan gunakan adalah Universal
Transverse Mercator (UTM).

Georeferencing/Georeferensi
Bahan dasar pengolahan peta digital adalah berkas raster, baik berupa citra (image)
hasil tangkapan satelit atau citra hasil pindaian peta yang sudah jadi.
Namun, citra raster yang kita dapatkan biasanya tidak memiliki koordinat sehingga
lokasinya belum ada, sedangkan kita memahami bahwa koordinat adalah satu-satunya
cara menjelaskan lokasi dalam QGIS.
Georeferensi adalah proses yang kita lakukan untuk mendefinisikan posisi suatu berkas,
termasuk berkas raster tersebut.

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB


Praktikum 2: Georeferencing

Kita bisa ibaratkan dengan “menempelkan” citra tersebut ke permukaan bumi sesuai
dengan posisi seharusnya menurut sistem koordinat yang digunakan.
Terdapat dua metode dalam melakukan georeferensi: dengan “menitik” (menggunakan
titik kontrol) dan dengan “menarik” (menggunakan referensi data spasial lain).
Menggunakan Titik Kontrol
Metode ini menggunakan informasi koordinat yang telah diketahui sebelumnya.
Prinsipnya adalah kita akan memberikan koordinat sesuai informasi yang tertera pada
citra, seolah-olah kita “memakukannya” ke permukaan bumi.
Kali ini kita akan menggunakan peta ber-grid sehingga kita mengetahui koordinat titik
kontrol yang akan kita georeferensikan.
1. Pilih menu bar Raster,
2. Pilih georeferencer
Beberapa versi QGIS perlu meng-install terlebih dahulu tools ini pada plugins
3. Masukkan data “Lampiran I_3_Peta Rencana Jaringan Telekomunikasi.jpg”
dengan Open Raster
4. Pilih transformation setting. Pilih pengaturan seperti
gambar disamping -> OK
5. Pilih add point -> Ketik koordinat yang tersedia pada
peta -> OK
6. Buatlah minimal 3 titik yang mecakupi seluruh
delineasi
7. Pilih start georeferencing

Menggunakan Referensi Data Spasial Lain


Dengan metode ini kita akan memosisikan sebuah raster
tanpa melibatkan koordinat seperti metode sebelumnya. Kita
akan mengandalkan bentuk visualnya untuk menentukan
posisinya.
Syarat dari metode ini adalah tersedia data spasial lain yang
posisinya sudah pasti benar dan aktifkan pada layer (pada modul ini gunakan
jateng_polygon.shp).
1. Pilih menu bar Raster,
2. Pilih georeferencer
Beberapa versi QGIS perlu meng-install terlebih dahulu tools ini pada plugins
3. Masukkan data “Persebaran Gardu Induk Jateng.jpg” dengan Open Raster

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB


Praktikum 2: Georeferencing

4. Pilih transformation setting. Pilih pengaturan seperti


gambar disamping -> OK
5. Pilih add control point -> Map from canvas -> Pilih
titik yang menjadi acuan pada map canvas -> OK
6. Buatlah minimal 3 titik yang mecakupi seluruh
delineasi
7. Pilih start georeferencing

Menetapkan/Mengubah Sistem Koordinat


Feature
Terkadang kita menemui data spasial/feature class yang tidak
memiliki atau mungkin kehilangan sistem koordinatnya. Atau
mungkin kita perlu mengubah sistem koordinat data tersebut
karena suatu alasan.
Untuk menetapkan sistem koordinat suatu feature, kita terlebih dahulu perlu
mengetahui setidaknya apakah data tersebut menggunakan sistem koordinat geodetik
atau proyeksi.
Data jaringan_jalan.shp tidak memiliki sistem koordinat apapun sebelumnya. Cara
pertama adalah dengan menetapkan sistem koordinat pada data yang digunakan
tetapi tidak mengubah sistem koordinat sebenarnya secara permanen.
1. Untuk mengetahui sistem koordinat layer yang dimiliki, klik kanan Layers yang
digunakan, jaringan_jalan.shp > Properties
2. Pilih tab Source.
3. Perhatikan informasi invalid projection -> ubahlah menjadi sistem koordinat
UTM 48s -> OK

Cara kedua adalah dengan melakukan proyeksi ulang mengunakan processing toolbox.

1. Aktifkan panel processing toolbox


2. Pilih Vector General -> Reproject Layer
3. Pilih jaringan_jalan.shp pada input layer

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB


Praktikum 2: Georeferencing

4. Pilih UTM Zone 48S untuk


Target CRS
5. Simpan file dengan nama
jaringan_jalan48s.shp
6. Run

Untuk mengetahui lebih lanjut


tentang apa itu “zona 48s”,
bacalah boks berikut.

Boks: Wilayah UTM Indonesia


Sistem proyeksi UTM membagi bumi menjadi enam puluh
bagian, dengan masing-masing bagian memiliki lebar
sebesar 6°.

Tiap bagian ini diberi kode dari 1 sampai 60 seperti


gambar di samping.

Huruf S dan N adalah singkatan dari South dan North,


menandakan letak wilayah tersebut dengan acuan garis
khatulistiwa.
Sumber gambar: https://gisgeography.com/utm-universal-transverse-mercator-
projection/
Karena Indonesia dipisahkan oleh garis khatulistiwa, Indonesia memiliki wilayah UTM
yang diberi kode N dan S.
Wilayah UTM khusus untuk indonesia ditunjukkan oleh gambar berikut.

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB


Praktikum 2: Georeferencing

Membuat Nomor Lembar Peta (Data Driven Page)

Nomor lembar peta merupakan indeks yang memudahkan pengguna mencari lokasi
peta. Pada rencana tata ruang di Indonesia, pembuatan nomor lembar peta identik
dengan peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Secara umum, pembuatan nomor
lembar peta berbentuk grid index yang proses pembuatannya sebagai berikut:

1. Buka Processing Toolbox -> Vector Creation -> Grid Index


2. A. Grid Type : Polygon
B. Grid Extend: Pilihlah shapefile yang menjadi acuan grid yaitu
jaringan_jalan.shp
C. Spacing : default 1 (sesuaikan dengan skala peta pada tabel dibawah untuk
kertas A1)
D. Grid : Sesuaikan dengan nama data yang diinginkan(ex: Grid_25k.shp)

3. Pilih Run
4. Buat print layout -> add map

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB


Praktikum 2: Georeferencing

5. Pada menu bar Atlas -> pilih Atlas Setting -> generate an atlas
6. Pilih coverage layer dengan Grid_25k.shp
7. Pada menu bar Atlas -> pilih Preview Atlas

Latihan

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB

Anda mungkin juga menyukai