Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM GEOREFERENSING PETA KOTA PADANG

Mata kuliah Sistem Informasi Geografi

Disusun Oleh :

Hanifah Efendi 22045014

Dosen pengampu:

Bapak Bigharta Bekti Susetyo, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

DEPARTEMEN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGRI PADANG 2023

1
KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pratikum georeferensik peta kota padang ini pada
tgl 16 Oktober 2023. Pada praktikum ini, kami melakukan proses input data, proses input data
memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas data yang di gunakan. Untuk
itu dalam proses input data banyak hal yang perlu dipahami termasuk sumber peta, tahun
pembuatan, skala, koordinat/proyeksi yang digunakan, dan tingkat RMS error hasil koreksi.
Setelah itu kami melakukan proses georeferencing, georeferencing merupakan proses
penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke
dalam sistem koordinat dan proyeksi tertentu. Selain itu, dalam laporan ini kami juga akan
menjelaskan pengertian dari georeferensi tersebut serta menyertakan Langkah-langkah atau
tahapan-tahapan dalam melakukan georeferencing, dan di akhir kami akan menyertakan hasil
dari pretikum yang telah di kerjakan.

Terima kasih atas perhatian dan bimbingannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Padang, 16 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1) Latar belakang .......................................................................................................................... 1
3) Tujuan pratikum ....................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
TEORI DASAR ..................................................................................................................................... 3
1. Pengertian Georeferencing....................................................................................................... 3
2. Tahapan Umum Georeferencing ............................................................................................. 3
BAB III................................................................................................................................................... 4
METODOLOGI .................................................................................................................................... 4
1) Waktu dan Lokasi ..................................................................................................................... 4
2) Langkah Kerja .......................................................................................................................... 4
BAB IV ................................................................................................................................................... 9
HASIL .................................................................................................................................................... 9
BAB V .................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
1) Kesimpulan .............................................................................................................................. 10
2) Saran ........................................................................................................................................ 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1) Latar belakang
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System /GIS) yang selanjutnya akan
disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah
dan menyimpan dataatau informasi geografis (Aronoff, 1989).Secara umum pengertian SIG
sebagai berikut: ” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras , perangkat lunak, data
geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan,
menyimpan,memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisa danmenampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”.

Dalam pembahasan selanjutnya, SIG akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang
berbasiskomputer, walaupun pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual, SIG yang
berbasiskomputer akan sangat membantu ketika data geografis merupakan data yang besar
(dalam jumlahdan ukuran) dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan.SIG mempunyai
kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentudi
bumi,menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan
diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografisdan
merupakan lokasiyang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya.Sehingga
aplikasi SIG dapatmenjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan
pemodelan. Kemampuaninilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.

Jika kita mempunyai sebuah data raster yang berasal dari hasil scanning peta, Foto udara, dan
Citra satellite yang belum berisi informasi yang menunjukkan referensi spasial. Kemudian kita
ingin melakukan digitasi berdasarkan data raster tersebut. Maka yang diperlukan adalah,
membuat peta hasil scan tersebut mempunyai koordinat dengan melakukan koreksi geometrik
yaitu proses georefence data raster ke dalam sistem koordinat.

1
2) Rumusan pratikum

a. Menjelaskan mengenai pengertian Georeferencing

b. Menjelaskan tentang tahapan-tahapan dari georeferencing

3) Tujuan pratikum
a. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Georeferencing

b. Untuk mengetahui dan mengetahui tahapan-tahapan dari georeferencing tersebut

2
BAB II

TEORI DASAR

1. Pengertian Georeferencing
Georeferencing adalah proses memberikan referensi spasial tertentu pada objek berupa raster
atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat. Untuk keperluan
georeferencing image, dibutuhkkan beberapa koordinta titik kontrol (titik ikat dan diketahui
nilai koordinatnya) sebagai bagian dari titik sekutu image. Koordinat titik kontrol lapangan ini
misalnya dapat diperoleh dari grid peta scan,peta dasar yang akurat dan punya referensi
spasial atau survey GPS di lapangan. Banyaknya titik kontrol yang harus anda buat
tergantung pada kompleksitas dari bentuk transformasi polynomialyang rencananya akan
anda gunakan untuk mengubah data setraster ke dalam koordinat peta. Biasanya
transormasi polynomial 1st order cocok untukimage yanng tidak memiliki distorsi
signifikan dan diperlukan paling sedikit tiga titikkontrol Untuk hasil rektilifikasi
yang baik, ana harus menebarkan secara merata titikkontrol dibandingkan dengan
hanya memusatkan dalam satuan area.

Parameter tingkat keakurasiann dari proses georeferensi adalah nilai yang dipresentasikan oleh
selisih antara koordinat titik kontrol hasil transfromasi dengan koordinat titik kontrol, yang
dikenal dengan nama RMS (Root Mean Square) Eror. Nilai RMS Error yang terendah adalah
indikasi hasil georeferensi akurat.

2. Tahapan Umum Georeferencing


Tambahkan data Image/raster yang akan ditambahkan pada system koordinat dan proyeksi
tertentu

a) Tambahkan titik control pada data raster yang dijadikan sebagai titik ikat dan diketahui
nilai koordinatnya.
b) Simpan informasi georeferensi jika pengikatan obyek ke georeference sudah dianggap
benar.
c) Memasukkan Koordinat dapat dalam bentuk geografis (derajat, menit, detik) atau
dalam sistem X (Longitude), Y (Latitude).

3
BAB III

METODOLOGI

1) Waktu dan Lokasi


Waktu : 07:00-09:40

Tanggal : 13 Oktober 2023

Lokasi : Gedung Bagonjong, Ruang UNP02311

2) Langkah Kerja
• Buka peta yang akan di georeferencing

4
• Pilih Yes atau No kemudian pilih peta yang akan kita ambil klik oke

• Setelah meng klik oke peta yang di imput akan tampak

5
• Menentukan “Data Frame”, hal ini dilakukan untuk menentukan system
koordinat yg akan dipakai.
• Pilih Sitemkoordinat yg digunakan Geographic atau UTM.
• Saya menggunakan system koordinat UTM, Untuksistem koordinatUTM
(ProjectedCoordinate Systems>UTM>Nort herm/Southerm).
• Buka toolbars Georeferencing

6
• Tampilan toolbars Georeferencing

• Klik ADD control point.

• Posisikan ditengahtengah perpotongan garis.

• Masukan nilai koordinat

7
• Ambil titik control dikeempat sisi kemudian periksa nilai rms error

• Save Data

Simpan peta yang sudah kita georeferencing di folder yang kita punya.

8
BAB IV

HASIL

Hasil dari tahapan georeferencing peta kota padang tadi akan menghasilkan peta yang memiliki
titik koordinat sehingga peta tersebut telah terpaku secara kokoh dan dapat melanjutkan ke
tahap selanjutnya.

9
BAB V

PENUTUP

1) Kesimpulan
Georeferencing adalah proses memberikan referensi spasial tertentu pada objek berupa raster
atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat. Untukkeperluan
georeferencing image,dibutuhkkan beberapa koordinta titik kontrol (titik ikatdan diketahui
nilai koordinatnya) sebagai bagian dari titik sekutu image. Dan itulah hasil dari pratikum
mengenai georeferencing peta kota padang.

2) Saran
Untuk melakukan pratikum georeferencing ini sebaiknya dilakukan dengan teliti dan kesabaran
yang luas. Sebelum melakukan pratikum di harapkan kepada mahasiswa agar memperhatikan
dosen Ketika menjelaskan materi dan Langkah-langkah pratikum agar tidak terjadi kesalahan
dan kekeliruan dalam pratikum.

10

Anda mungkin juga menyukai