GEOREFERENCING
Oleh:
Handrianto Nadeak
221201147
HUT 3C
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Sistem Informasi Georgrafis ini dengan baik. Penulisan laporan yang berjudul
“Georeferencing” ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi
komponen penilaian Praktikum Sistem Informasi Geografis di Program Studi
Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Kwala Bekala.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggungjawab
Praktikum Sistem Informasi Geografis yaitu Ibu Dr. Anita Zaitunah, S.Hut., M.Sc.
karena telah memberikan materi dengan baik dan benar. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada asisten yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
penulis mengikuti kegiatan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi penyempurnaan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR. ............................................................................................... .i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat ......................................................................................... 6
Alat dan Bahan .............................................................................................. 6
Prosedur Praktikum ....................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ............................................................................................................... 8
Pembahasan ................................................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................................. 10
Saran ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Hasil dari tabel RMS Eror .................................................................................14
iii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Tampilan awal Google earth ............................................................................. 6
2. Proses pencarian lokasi sampel georeferencing ................................................ 6
3. Proses pembuatan titik dilokasi sampel dan difoto koordinatnya ..................... 7
4. Proses penyimpanan sampel lokasi berbentuk .jpg ........................................... 7
5. Proses penambahan sampel yang akan di georeferencing ................................ 7
6. Proses pengaturan Projected Coordinat System ............................................... 7
7. Proses penambahan tool georeferencing ........................................................... 8
8. Proses memasukkan koordinat DMS Longitudinal dan latitude....................... 8
9. Tampilan tabel RMS Eror hasil georeferencing ............................................... 8
10. Proses penyimpanan hasil georeferencing ...................................................... 8
11. Gambar lokasi yang sudah di Georeferencing di ArcGIS 10.3 ....................... 9
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Georeferencing adalah suatu proses pemberian referensi geografi berupa
sistem koordinat pada suatu objek berupa raster atau citra yang belum mempunyai
acuan sistem koordinat. Metode georeferencing terbagi menjadi dua, yaitu manual
georeferencing dan direct georeferencing. Manual georeferencing dilakukan
dengan cara menempatkan beberapa titik Ground Control Point (GCP). Sedangkan
pada metode direct, proses georeferencing dilakukan dengan menggabungkan raw
image dengan data GPS yang menyimpan data yang akurat mengenai kecepatan dan
posisi koordinat saat pengambilan gambar dan dengan data star sensor yang
menyimpan data lattitude kamera pada saat pengambilan gambar. Untuk
memperoleh perhitungan koordinat ground yang akurat menggunakan metodedirect
georeferencing, perangkat yang perlu diperhatikan kestabilannya yaitu Inertial
Measurement Unit (IMU) dan GPS (Jayani dkk., 2017).
Data yang diolah pada SIG ada 2 macam yaitu data geospasial (data spasial
dan data non-spatial). Data spasial adalah data yang berhubungan dengan kondisi
geografi misalnya sungai, wilayah administrasi, gedung, jalan raya dan sebagainya.
Data spasial didapatkan dari peta, foto udara, citra satelit, data statistik dan lain-
lain. Hingga saat ini secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi
entity spasial adalah konsep raster dan vector. Sedangkan data non-spasial adalah
selain data spasial yaitu data yang berupa text atau angka. Data non-spatial ini akan
menerangkan data spasial atau sebagai dasar untuk menggambarkan data spasial.
Dari data non-spatial ini nantinya dapat dibentuk data spasial. Misalnya jika ingin
menggambarkan peta penyebaran penduduk maka diperlukan data jumlahpenduduk
dari masing-masing daerah (data non-spatial), dari data tersebut nantinyakita dapat
menggambarkan pola penyeberan penduduk (Fernando, 2013).
Data yang begitu banyak untuk merepresentasikan atau memodelkan
fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata membuat kita seringkali kesulitan
dalam mengarsipkannya, karena data-data tersebut masih terpisah satu dengan yang
lainnya. Dengan bantuan Sistem Informasi Geografis, kita dapat mengarsipkan
(penyimpanan) semua data-data yang penting dalam suatu sistem informasi dan kita
2
Tujuan
Tujuan dari praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berjudul
“Georeferencing” ini adalah untuk mengetahui dan menyesuaikan titik di google
earth dengan titik sebenarnya.
TINJAUAN PUSTAKA
koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisa dilakukan
dengan input GCP atau rectification image to map dan diperlukan peta (dengan
sistem koordinat tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang sudah diketahui
pada citra. Root Mean Square Error (RMSE) adalah jarak yang terbentuk antara
koordinat yang dimasukkan untuk proses rektifikasi dengan koordinat setelahproses
rektifikasi pada lokasi yang sama (Hayati, 2013).
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya
disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, dimana program tersebut dapat
melakukan pemetaan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari
pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS tiga dimensi. Tersedia dalam tiga
lisensi berbeda: Google Earth, sebuah versi gratis dengan kemampuan terbatas;
Google Earth Plus, yang memiliki fitur tambahan; dan Google Earth Pro, yang
digunakan untuk penggunaan komersial. Dengan adanya penyajian data komoditi
dalam mengelola data-data dan menampilkannya dalam bentuk tabel yang dikemas
dengan tag HTML melalui google earth. Penentuan rute efektif dengan ArcView
Network Analyst yang digunakan untuk mendapatkan jalur yang lebih efektif dari
informasi berupa bentuk data-data spatial maupun non spatial yang berkaitan
dengan jaringan jalan/transportasi (Listiana dan Much, 2016).
Google Earth merupakan aplikasi pemetaan interaktif yang dikeluarkan
google yang menampilkan peta bola dunia dalam bentuk 3D, keadaan topografi,
foto satelit, terrain yang dapat dioverlay dengan jalan, bangunan, lokasi, ataupun
informasi geografis lainnya. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan Google
Earth adalah Google Earth (free version) yang dapat diunduh dengan gratis. Media
Google Earth yang digunakan dalam penelitian ini dimodifikasi oleh penelitidengan
menambahkan beberapa informasi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di
Google Earth. Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi
yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan
dilengkapi simbol sebagai penjelas (Isnaini, 2015).
Data raster yang biasanya diperoleh dari hasil scanning peta, foto udara, dan
citra satelit, belum menunjukkan referensi spasial yang akurat. Rektifikasi 4 atau
georeferencing atau addressing merupakan proses transformasi data dari data yang
belum mempunyai kordinat geografis menjadi data yang mempunyai kordinat
5
Prosedur Praktikum
1. Dibuka Google Earth dan ditunggu sampai tampilan globe normal.
3. Ditentukan titik sesuai dengan domisili dengan 4 titik dan diberi tanda
Hasil
Adapun hasil yang didapat dari Praktikum Sistem Informasi Geografis
yang berjudul “Georeferencing” adalah
kecil dapat dikatakan lebih akurat dibandingkan dengan metode estimasi yang
mempunyai atau menghasilkan RMS Error yang lebih besar.
Saat melakukan georeferencing, ArcMap membutuhkan kordinat geografis
atau bisa disebut dengan UTM (Universal Transverse Mercator) dan memilih titik
ikat atau control point yang terdapat pada raster. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Prabandaru (2022) yang menyatakan bahwa saat proses atau pengolahan data
georeferencing pada sebuah data raster yang belum memiliki 1 atau lebih kordinat
geografis atau mudahnya adalah belum memiliki refrensi dengan bumi, maka
langkah lainnya dapat dilakukan dengan memilih titik ikat pada data raster yang
belum berkordinat kemudian akan dipasangkan dengan kordinat bumi yang
kemudian tools akan menghitung secara otomatis parameter world file tersebut. Jadi
semakin banyak titik titik yang terdapat di data maka akan semakin baik pula data
yang dihasilkan.
Koreksi geometric digunakan untuk mengkoreksi kesalahan/error yang
diakibatkan oleh pergerakan satelit dan sensor sebagai sumber kesalahan utama
yang ada pada ArcGIS dengan dilakukan nya prosesproses diatas maka yang telah
dikoreksi akan mengahasilkan gambar dan posisi yang cocok dengan koordinat
dunia sebenarnya dengan kontras yang telah ditampilkan sehingga lebih mudah
untuk diimpresentasikan Hal ini dinyatakan oleh Wibowo (2015) yang menyatakan
bahwa Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah
satu sistem informasi. SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur
informasi geografi. Istilah “geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan).
Tingkat akurasi kalibrasi ditunjukkan oleh nilai RMSe (Root Mean Square Error).
Akurasi adalah tingkat ketepatan informasi yang ada pada peta atau basis data
digital dengan nilai yang sebenarnya.
Nilai RMS yang tinggi menunjukkan hasil dari georeferencing yang kurang
akurat, sedangkan nilai RMS yang rendah adalah hasil dari georeferencing yang
akurat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran RMS error koordinat pada
uji ketelitian citra terkoreksi yaitu: Faktor-faktor kesalahan pada pengamatan GPS
baik pada pengamatan untuk GCP maupun ICP; Ketelitian koordinat titik-titik GCP
dan ICP dalam pengamatan GPS; perbedaan metode dan durasi pengamatan GPS
yaitu statik dan absolut; Perbedaan identifikasi GCP dan ICP pada citra
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Georeferencing adalah suatu proses pemberian referensi geografi berupa sistem
koordinat pada suatu objek berupa raster atau citra yang belum mempunyai
acuan sistem koordinat. Metode georeferencing terbagi menjadi dua, yaitu
manual georeferencing dan direct georeferencing.
2. Google Earth merupakan aplikasi pemetaan interaktif yang dikeluarkan google
yang menampilkan peta bola dunia dalam bentuk 3D, keadaan topografi, foto
satelit, terrain yang dapat dioverlay dengan jalan, bangunan, lokasi, ataupun
informasi geografis lainnya.
3. Berdasarkan hasil georeferencing kali ini diperoleh data RMS Error adalah 0,69
yang mana hasil itu dapat dikatakan akurat.
4. Pada sampel yang dipilih untuk di georeferencing memiliki Zone UTM 47 N.
5. Pada kegiatan georeferencing terdapat sepuluh prosedur.
Saran
Adly, Emil. 2020. Pembuatan Rumah Data Menggunakan Software ArcGIS Sebagai
Pangkalan Informasi Dalam Bentuk Peta Digital Pokoh 1, Dlingo, Bantul,
Yogyakarta. Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi, 4(2):75-85.
Annugerah, Adytama, Indah F dan Awang H. 2016. Sistem Informasi Geografis Berbasis
WEB Pemetaan Lokasi Toko Oleh-Oleh Khas Samarinda. Jurnal Informatika
Mulawarman, 11(2): 43-47.
Bakti, Imam R, Yola P, Cut T. 2021. Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis (SIG)
Lokasi Praktek Kerja Industri (Prakerin) SMK Methodist Medan Berbasis Web.
Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab, 6(1): 1-6.
Fernando dan Erick. 2013. Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Tempat Kesehatan
di Kota Jambi, 2(1):1-7.
Hayati N, 2012. Kajian Ketelitian Planimetris Citra Resolusi Tinggi pada Google
Earth untuk Pembuatan Peta Dasar Skala 1:10000 Kecamatan Banjar Timur
Kota Banjarmasin. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Isnaini N. 2015. Komparasi Penggunaan Media Google Earth Dengan Peta Digital
pada Materi Persebaran Fauna Kelas XI IPS di Sma Negeri 1 Semarang.
Jurnal Geografi Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi
Kegeografian, 12(1): 53-59.
Jayani APS, Sarah A, dan Suryanti DI. 2017. Georeferencing Citra Multispektral
Satelit LAPAN-A3 Untuk Wilayah Indonesia. In Prosiding SIPTEKGAN
XXI-2017 Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa XXI Tahun
2017. Pusat Teknologi Penerbangan.
Listiana, Eka dan Much Aziz Muslim. 2016. Penerapan Google Earth Untuk
Penyajian Data Komoditi Kerajinan Gamelan Pada Dinas Perindustrian Dan
Perdagangan Kabupaten Sukoharjo. Techno.Com. 15 (4) :320-322.
Nugroho A, Yarianto SBS. 2012. Pembuatan Peta Digital Topograi Pulau Panjang, Banten
Menggunakan ArcGIS 9.2 dan Surfer 8. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir,
12(1): 38-46.
Pattiselanno S, dan Agus K. 2020. Mitigasi Pemetaan Jalur Alternative Evakuasi Cepat
Berbasis GIS dan Foto Udara. Jurnal Simetrik, 10(2): 362-367.
Wibowo.2016. Spatial temporal land use change detection using Google earth
data. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science,
47(1):43-45
LAMPIRAN