Oleh:
Zepanya Sihombing
201201177
MNH 6
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga pensulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul “Digitasi
Polygon Polyline dan Point” ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG), pada
Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Anita Zaitunnah S.Hut., M.Sc selaku
dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG), yang
telah mengajarkan materi praktikum dengan baik begitu juga dengan asisten
praktikum yang telah membantu penulis dalam melaksanakan praktikum yang
hasilnya kemudian dituangkan dalam laporan ini.
Penulis sadar, penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi teknik maupun materi. Oleh sebab itu, penulis sangat mengaharapkan kritik
dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan laporan praktikum ini. Akhir
kata, semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Tujuan .......................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat ....................................................................................... 6
Alat dan Bahan ............................................................................................ 6
Prosedur Praktikum ..................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ........................................................................................................... 13
Pembahasan ............................................................................................... 17
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................ 20
Saran .......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Data Hasil Digitasi Polygon Kecamatan Siborong-borong .......................................... 13
2. Data Hasil Digitasi Polyline Kecamatan Siborong-borong .......................................... 15
3. Data Hasil Digitasi Point Kecamatan Siborong-borong ............................................... 16
iii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Tampilan Aplikasi Google Earth Pro dan Button Search .............................................. 6
2. Tampilan pembuatan titik A ................................................................................ 7
3. Tampilan pembuatan titik B............................................................................................ 7
4. Tampilan pembuatan titik C............................................................................................ 7
5. Tampilan pembuatan titik D ........................................................................................... 8
6. Hasil Akhir Penitikan Pada Tampilan Google Earth Pro, lalu di save ........................... 8
7. Tampilan Maps Option ................................................................................................... 9
8. Tampilan klik menu Resolution, Pilih opsi maksimum .................................................. 9
9. Save Image dengan nama file yang diinginkan ............................................................... 9
10. Tampilan Hasil Penitikan Pada Daerah yang akan di Digitasi ........................................ 10
11. Tampilan Pembuatan Shape file untuk Digitasi Polygon ................................................ 10
12. Tampilan Proses Digitasi Polygon .................................................................................. 11
13. Tampilan Proses Digitasi Polyline .................................................................................. 11
14. Tampilan Proses Digitasi Point ....................................................................................... 11
15. Tampilan Atribut table pada digitasi Polyline dan Tambahan 2 Fields .......................... 12
16. Tampilan Penyimpanan file hasil Digitasi berupa Output Excel ..................................... 12
17. Hasil Akhir Digitasi Polygon Kecamatan Siborong-borong ........................................... 13
18. Hasil Akhir Digitasi Polygon Kecamatan Siborong-borong ........................................... 15
19. Hasil Akhir Digitasi Point pada Kecamatan Siborong-borong ....................................... 16
iv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di zaman modern ini, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
merupakan menjadi faktor penentu bagi kemajuan suatu bangsa. Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan dua hal yang dapat diperoleh melalui informasi, oleh
karena itu, kebutuhan manusia terhadap informasi semakin meningkat. Peningkatan
kebutuhan informasi yang mendukung setiap aktivitas manusia menuntut adanya
suatu sistem informasi yang terpadu dan memudahkan manusia dalam memperoleh
dan menafsirkannya. Informasi informasi yang dibutuhkan oleh manusia sangat
bervariasi, mulai dari informasi mengenai data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian, data antropologis, data spasial, dan sebagainya (Soelistio et al., 2015).
Pekerjaan pemetaan saat ini tidak hanya membuat peta saja, tetapi
mengelolanya menjadi informasi spasial melalui pengembangan basis data. Basis
data tersebut dapat diolah menghasilkan berbagai informasi kebumian yang
dibutuhkan oleh para perencana atau pengambilan keputusan. Karakteristik
pemetaan digital sangat cocok untuk perencanaan tata runag yang perubahan
informasi spasialnya relative capat perubahan tata ruang dapat langsung direkam
segera mungkin oleh peta digital sehingga informasi yang dibutuhkan oleh
perencana selalu dapat mengikuti perubahan di lapangan. Annotasi (pemberian
tulisan pada luasan), Labelling (pemberian informasi terhadap objek geografis),
dan Attributing (penambahan atribut secara detail terhadap hasil labelling) adalah
proses tahap selanjutnya (Rosid, 2014).
Informasi yang ada pada sistem informasi geografis merepresentasikan data
yang telah diolah. Data dalam sistem informasi geografis merupakan hasil
pencitraan ulang dari model permukaan bumi yang ada dan dinyatakan dalam empat
notasi, yakni Titik (node), Garis (arc), dan luasan atau (polygon). Data spasial
terdiri dari data vektor dan data raster dan merupakan suatu data yang mengacu
pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data vektor ialah
informasi posisi point, line dan polygon disimpan dalam bentuk x,y koordinat.
Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang koordinat x,y. Bentuk garis,
seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat
2
Tujuan
Adapun tujuan Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul
“Digitasi Polygon, Polyline, dan Point” adalah untuk mengetahui langkah-langkah
dalam melakukan digitasi pada peta, untuk menghitung luas masing-masing areal
yang dibatasi, untuk menghitung suatu jarak, membatasi suatu wilayah dan untuk
menandai suatu wilayah.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai contoh, pada sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah
satelit. Data spasial merupakan dasar operasional pada sistem informasi geografis.
Data spasial memberikan hasil pengamatan terhadap berbagai fenomena yang ada
pada suatu obyek. Secara sederhana data spasial dinyatakan sebagai informasi
alamat dan dinyatakan dalam bentuk grid koordinat seperti dalam sajian peta
ataupun dalam bentuk piksel seperti dalam bentuk citra satelit (Komputer, 2014).
Data spasial diperlukan untuk merepresentasikan atau menganalisis
berbagai informasi yang berkaitan dengan dunia nyata. Pengambilan data dari dunia
nyata tersebut sebanyak mungkin dapat menjelaskan tentang variasi fenomena serta
lokasi fenomena tersebut berada. Data spasial merupakan sebuah gambaran
sederhana dari dunia nyata yang sebenarnya. Dalam sistem informasi geografis data
spasial tersebut dapat menggambarkan sebaran dan lokasi fenomena. Digitasi point
(titik), biasa digunakan untuk merepresentasikan permukaan bumi yang untuk
ukuran sebuah garis atau polygon dinilai terlalu kecil. Misalnya telepon umum, pom
bensin dsb. Titik juga bisa merepresentasikan lokasi seperti alamat suatu tempat,
koordinat GPS, atau puncak gunung. Karakteristik utama Sistem Informasi
Geografi adalah kemampuan menganalisis sistem seperti analisa statistik dan
overlay yang disebut analisa spasial Pada digitasi pada polyline memiliki kekuatan
lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran peta kertas. Peta merupakan representasi
grafis dari objek- objek yang direpresentasikan di atas peta disebut unsur peta atau
map features (sungai, kebun, jalan, dan lain-lain) (Nirwansyah, 2017).
Digitasi polyline (garis) digunakan untuk menggambarkan suatu hal yang
memiliki jalur dan panjang, bukan suatu area, misalnya garis kontur, jaringan jalan,
sungai, listrik, kabel telepon, dsb. Kombinasi ini menggambarkan attribut-attribut
pada bermacam fenomena seperti umur seseorang, tipe jalan, dan sebagainya,
yang secara bersama dengan informasi seperti dimana seseorang tinggal atau
lokasi suatu jalan. Basisdata spasial meliputi kondisi tekstur tanah, erosi, lereng,
ketinggian, jenis tanah, tempat pengambilan sumber bahan bangunan dan
penyebaran pemukiman yang dikonstruksikan sebagai ulasan dalam suatu sistem
informasi geografi tersebut yang ada. Peranan digitasi sangat membantu dalam
emmetakan lokasi suatu objek, luasannya, beserta keadaan lokasinya secara spesifik
dan dapat dimanfaatkan sebagai alat controlling dan evaluasi (Hilman et al., 2018).
6
METODE PRAKTIKUM
Prosedur Praktikum
1. Disiapkan laptop yang sudah terhubung ke internet, dan dibuka aplikasi Google
Earth pro
2. Diketikkan lokasi yang ingin digunakan pada kolom search
3. Dilakukan penitikan pada batas wilayah yang akan dilakukan digitasinya, pada
kesempatan ini menggunakan Kecamatan Siborong-borong, penitikan dilakukan
sebanyak 4 ulangan, dibuat berbentuk persegi, dan dicatat masing-masing
latitude dan longitude yang diperoleh, usahakan ke 4 titik sejajar dan sama
panjangnya, gunakan tampilan rulers mark sebagai penggaris.
7
4. Dilanjutkan dengan mengklik menu File, Pilih Save, kemudian klik save image.
Gambar 6. Hasil Akhir Penitikan Pada Tampilan Google Earth, lalu di save.
5. Diklik tampilan map options, dimatikan opsi lainnya, dan hanya centang pilihan
Compass, pilih resolusi maksimum, dan save image.
9
Gambar 10. Tampilan Hasil Penitikan Pada Daerah yang akan di Digitasi
7. Pada aplikasi ArcGIS tekan Add data dipilih file yang disimpan, lakukan
pendaftaran koordinat ke sistem, diubah format file dari Jpg ke tiff, Kemudian
pilih Windows, klik catalog kemudian pilih new dan buat Shape File baru.
9. Setelah proses digitasi Polygon, Polyline, dan Point selesai dilakukan lanjutkan
untuk memberi keterangan pada data hasil kegiatan digitasi dengan memilih
Tabel of content, klik kanan dan pilih Open atribut tabel, pada tampilan tersebut
klik kanan pada Tabel option, pilih add fields, tambahkan kolom keterangan
dengan tipe text dan tambahkan kolom luas dengan tipe float dan string.
Gambar 15. Tampilan Atribut table pada digitasi Polyline dan Tambahan 2 Fields,
Keterangan dan Luas
10. Dilanjutkan dengan memmbuka Arctoolbox, dan pilih Convention tools, pilih
Excel, klik tabel to excel dan pilih lokasi penyimpanan klik ok, hasil digitasi
akan tampil berupa data Excel
Gambar 16. Tampilan Penyimpanan file hasil Digitasi berupa Output Excel
13
Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada Praktikum Sistem Informasi Geografis
yang berjudul Digitasi Polygon, Polyline dan Point, disajikan pada gambar dan
tabel dibawah ini:
32 0 Pemukiman Penduduk 12
33 0 Lahan Pertanian Kering 5
34 0 Lahan Agroforestri 5
35 0 Pusat Administrasi
36 0 Pusat Pasar dan Perekonomian
37 0 Pusat Kota
38 0 Pemukiman Penduduk 13
39 0 Rumah Sakit Sint Lucia
40 0 Pusat Fasilitas Umum
41 0 Pemukiman Penduduk 14
42 0 Kawasan Berhutan 3
43 0 Lahan Agroforestri 6
44 0 Lapas Klas II B
45 0 Lapangan MINI
46 0 Ladang 3
47 0 Lahan Agroforestri 7
48 0 Pemukiman Penduduk 15
49 0 Pemukiman Penduduk 16
50 0 Lahan pertanian kering 6
51 0 Hutan Virgin
52 0 Lahan Pertanian Kering 7
53 0 Pemukiman penduduk 17
54 0 Sawah 4
55 0 Lahan Pertanian Kering 8
56 0 Sawah 5
57 0 Sawah 6
58 0 Lahan Deforestasi
59 0 Lahan Pertanian Kering 9
60 0 Lahan Agroforstri 8
61 0 Sawah 7
62 0 Pemukiman Penduduk 18
63 0 Sawah 8
64 0 Pemukiman Penduduk 19
65 0 Lahan Pertanian Kering 10
66 0 Lahan Pertanian Kering 11
67 0 Pemukiman Penduduk 20
68 0 Sawah 9
69 0 Kawasan Berhutan 4
Pembahasan
Kegiatan digitasi pada praktikum ini tidak terlepas dari Georeferencing.
Proses Georeferencing pada praktikum ini dilakukan dengan zoom out masing-
masing titik A, B, C dan D kegiatan ini akan menghasil oputput nilai Root Mean
Square Error (RMSE) setiap titik yang akan bervariasi hasilnya. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Hilman et al., 2018 yang menyatakan bahwa nilai Root Mean
Square Error (RMSE) yang baik adalah dibawah 1 dan semakin mendekati nilai 0.
Hasil Geoerefercing kemudian digunakan dalam kegiatan digitasi Polygon,
18
Polyline dan Point yang pada saat ini menggunakan wilayah administarsi
Kecamatan Siborong-borong.
Digitasi merupakan sebuah proses pendaftaran Kendala dalam melakukan
kegiatan digitasi adalah ketelitian ketika melakukan digitasi baik digitasi polygon,
polyline dan point, pada saat zoom in untuk menentukan batasan terkadang adanya
bayangan awan yang mengakibatkan kesalahan dalam menentukan batasan suatu
objek, sehingga dalam melakukan digitasi diperlukan untuk membuka lokasi yang
didigitasi pada aplikasi Google Erath Pro, agar dapat dilakukan pencocokan ketika
melakukan digitasi pada ArcGIS sehingga sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Hilman et al., (2018) yang menyatakan bahwa
kegiatan digitasi membutuhkan ketelitian dan akurasi sehigga dibutuhkan ground
check untuk hasil yang lebih akurat hingga pembuktian hasil digitasi.
Berdasarkan hasil kegiatan digitasi Polygon pada kecamatan Siborong-
borong diperoleh sebanyak 69 titik digitasi dengan luasan yang beranekaragam.
Kawasan Kecamatan Siborong-borong mayoritas penggunaan lahannya paling
banyak dijumpai yaitu rumah penduduk sebanyak 20 titik. Lahan pertanian kering
sebanyak 11 titik, selanjutnya sawah sebanyak 9 titik, lahan Agroforestri sebanyak
8 titik dan di ikuti kawasan berhutan sebanyak 4 titik dan penggunaan lainnya.
Penggunaan lahan menyebar merata pada setaip wilayah terutama perumahan
penduduk dapat dijumpai di hampir bagian wilayahnya. Kegiatan digitasi Polygon
dilakukan dengan mendigit tiap daerah yang menunjukkan penutupan lahan yang
sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nirwansyah (2017) yang menyatakan
bahwa pengelompokan penutupan lahan dapat dilihat dari warna yang sama yang
ditunjukkan oleh objek tersebut melalui foto udara/satelit.
Hasil digitasi polyline yang pada kesempatan ini menggunakan objek jalan
diperoleh 24 titik jalan yang ada di kawasan Kecamatan Siborong-borong. jalan
yang paling panjang adalah jalan Trans sumatera A sepanjang 5840,720215 m.
Panjang jalan diperoleh dengan mendigitasi jalan sesuai dengan posisinya di citra
yang diperoleh dari aplikasi Google Erath Pro, keakuratan jalan yang didigitasi
sangat dipengaruhi oleh ketelitian dalam melakukan digitasi, Artika et al., (2019)
menyatakan bahwa hasil perhitungan jalan pada digitasi Polyline dihitung dengan
melakukan kalkulasi geometri pada aplikasi ArcGIS. Hasil kalkulasi geometri
19
tersebut tigkat keakuratannya dapat dikatakan akurat dan bias apabila dilakukan
ground check dan dan pencocokan hasil pengukuran lapangan dengan hasil
kalkulasi geometri akurat apabila angkanya memiliki perbedaan yang kecil atau
mendekati 0.
Hasil digitasi point (titik) meunjukkan titik-titik objek yang mewakili suatu
wilayah. Pada digitasi Point pada Kecamatan Siborong-borong diperoleh 69 titik
persebarannya merata pada wilayah tersebut, point yang paling sedikit
kemunculannya adalah peternakan, dimana hanya 1 satu diwialayah tersebut,
dilanjutkan lahan deforestrasi, ladang dan juga areal berhutan. Point ini digunakan
sebagai petanda yang unik karena langsung meakili suatu daerah, berebeda dengan
polygon yang menunnjukkan kesamaan warna tutupan lahannya. Point biasanya
digunakan sebagai alat penunjuk objek vital suatu kawasan. Priyanto et al., (2021)
Menyatakan bahwa peranan point dalam suatu peta sangat emmeprmudah dalam
membaca dan menggunakan suatu peta baik analog maupun digital.
Wilayah Kecamatan Siborong-borong berdasarkan hasil digitasi polygon,
polyline dan point menunjukkan bahawa daerah tersebut merupakan daerah padat
penduduk, dengan penggunaan lahan mayoritas untuk pemukiman penduduk,
dengan tipe berkerumun, dan penggunaan lahan mayoritas untuk lahan pertanian
kering, lahan Agroforestri, dan sawah. Rosdania et al., (2015) menyatakan bahwa
penduduk di Kecamatan Siborong-borong mayoritas bermata pencaharian sebagai
petani dan perkebun. Dari hasil digitasi juga menunjukkan bahwa minim terjadi
deforestasi atau alih fungsi lahan. Berdasarkan informasi tersebut tidak ditemui
sungai dengan aliran deras di wilayah tersebut dan dapat dinyatakan potensi air pada
wilayah tersebut sangat minim.
Penataan wilayah pada Kecamatan Siborong-borong dapat dinyatakan
tertata secara strategis, pusat ekonomi, dan pusat pendidikan berada pada jarak yang
berdekatan, wilayah ini merupakan pusat pergerakan ekonomi bagi daerah
disekitarnya seperti tarutung, balige dan lintong nihuta, terdapat terdapat jalan trans
sumatera A dan B sehingga menjadi perlintasan bagi penduduk dari berbagai kota
untuk kegiatan ekonomi, pariwisata dan lain sebagianya. Pada wilayah ini masih
sangat banyak dijumpai daerah berhutan dengan tingkat kerapatan tinggi. Upaya
manajemen kawasan perlu dilakukan untuk menjaga eksistensinya.
20
Kesimpulan
1. Digitasi merupakan sebuah kegiatan dalam Sistem Informasi Geografis yang
bertujuan untuk mengubah data dari peta analog menjadi data digital. Secara
umum teknnik digitasi dibedakan menjadi dua yakni: digitasi menggunakan
digitizer dan digitasi on screen dilayar monitor.
2. Berdasarkan kegunaannya digitasi dibedakan menjadi 3 bagian yakni digitasi
point (titik), digitasi polyline (garis) dan digitasi Polygon (area).
3. Hasil digitasi Point diperoleh sebanyak 69 titik pada Kecamatan Siborong-
borong diantaranya pemukiman penduduk, sawah, lahan Agroforestri, lahan
pertanian kering dan lahan berhutan
4. Hasil digitasi polyline diperoleh 24 jalan yang membelah kawasan Kecamatan
Siborong-borong, jalan terpanjang adalah Jalan trans sumetara A sepanjang
339,072998 m dan jalan etrependek adalah jalan Horas sepanjang 5840,720215
m.
5. Hasil digitasi Polygon menunjkukkan penutupan lahan terluas adalah Hutan
Virgin seluas 3009070 m dan pertanian lahan kering 8 seluas 2062950 m.
Penggunaan lahan apabila dikalkulasikan paling luas adalah untuk penggunaan
lahan untuk pertanian lahan kering.
Saran
Sebaiknya dalam melakukan kegiatan digitasi terlebih dahulu memastikan
bahwa tipe citra yang digunakan berbentuk tiff dan sudah didaftarakan pada
coordinate system sesuai wilayanya masing-masing.
21
DAFTAR PUSTAKA
Soelistio AT, Wibowo, TA, Permana AG. 2015. Aplikasi Sistem Informasi
Geografis (SIG) Untuk Pengelolaan Padi Di Pulau Jawa Berbasis Web.
eProceedings of Applied Science, 1(1): 13-18.
Wijaya N. 2015. Deteksi Perubahan Penggunaan Lahan dengan Citra Lansat dan
Sistem Informasi Geografias: Studi Kasus di Wilayah Metropolitan
Bandung, Indonesia. Journal of Geomatics and Planning, 2(2): 82-92.
23
LAMPIRAN