Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis Medan, Maret 2023

DIGITASI POLYGON, POLYLINE DAN POINT

Dosen Penanggung Jawab


Dr. Anita Zaitunnah S.Hut., M.Sc

Oleh:
Zepanya Sihombing
201201177
MNH 6

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga pensulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul “Digitasi
Polygon Polyline dan Point” ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG) ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG), pada
Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Anita Zaitunnah S.Hut., M.Sc selaku
dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG), yang
telah mengajarkan materi praktikum dengan baik begitu juga dengan asisten
praktikum yang telah membantu penulis dalam melaksanakan praktikum yang
hasilnya kemudian dituangkan dalam laporan ini.
Penulis sadar, penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi teknik maupun materi. Oleh sebab itu, penulis sangat mengaharapkan kritik
dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan laporan praktikum ini. Akhir
kata, semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Tujuan .......................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat ....................................................................................... 6
Alat dan Bahan ............................................................................................ 6
Prosedur Praktikum ..................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ........................................................................................................... 13
Pembahasan ............................................................................................... 17
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................................ 20
Saran .......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
1. Data Hasil Digitasi Polygon Kecamatan Siborong-borong .......................................... 13
2. Data Hasil Digitasi Polyline Kecamatan Siborong-borong .......................................... 15
3. Data Hasil Digitasi Point Kecamatan Siborong-borong ............................................... 16

iii
DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman
1. Tampilan Aplikasi Google Earth Pro dan Button Search .............................................. 6
2. Tampilan pembuatan titik A ................................................................................ 7
3. Tampilan pembuatan titik B............................................................................................ 7
4. Tampilan pembuatan titik C............................................................................................ 7
5. Tampilan pembuatan titik D ........................................................................................... 8
6. Hasil Akhir Penitikan Pada Tampilan Google Earth Pro, lalu di save ........................... 8
7. Tampilan Maps Option ................................................................................................... 9
8. Tampilan klik menu Resolution, Pilih opsi maksimum .................................................. 9
9. Save Image dengan nama file yang diinginkan ............................................................... 9
10. Tampilan Hasil Penitikan Pada Daerah yang akan di Digitasi ........................................ 10
11. Tampilan Pembuatan Shape file untuk Digitasi Polygon ................................................ 10
12. Tampilan Proses Digitasi Polygon .................................................................................. 11
13. Tampilan Proses Digitasi Polyline .................................................................................. 11
14. Tampilan Proses Digitasi Point ....................................................................................... 11
15. Tampilan Atribut table pada digitasi Polyline dan Tambahan 2 Fields .......................... 12
16. Tampilan Penyimpanan file hasil Digitasi berupa Output Excel ..................................... 12
17. Hasil Akhir Digitasi Polygon Kecamatan Siborong-borong ........................................... 13
18. Hasil Akhir Digitasi Polygon Kecamatan Siborong-borong ........................................... 15
19. Hasil Akhir Digitasi Point pada Kecamatan Siborong-borong ....................................... 16

iv
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di zaman modern ini, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
merupakan menjadi faktor penentu bagi kemajuan suatu bangsa. Ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan dua hal yang dapat diperoleh melalui informasi, oleh
karena itu, kebutuhan manusia terhadap informasi semakin meningkat. Peningkatan
kebutuhan informasi yang mendukung setiap aktivitas manusia menuntut adanya
suatu sistem informasi yang terpadu dan memudahkan manusia dalam memperoleh
dan menafsirkannya. Informasi informasi yang dibutuhkan oleh manusia sangat
bervariasi, mulai dari informasi mengenai data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian, data antropologis, data spasial, dan sebagainya (Soelistio et al., 2015).
Pekerjaan pemetaan saat ini tidak hanya membuat peta saja, tetapi
mengelolanya menjadi informasi spasial melalui pengembangan basis data. Basis
data tersebut dapat diolah menghasilkan berbagai informasi kebumian yang
dibutuhkan oleh para perencana atau pengambilan keputusan. Karakteristik
pemetaan digital sangat cocok untuk perencanaan tata runag yang perubahan
informasi spasialnya relative capat perubahan tata ruang dapat langsung direkam
segera mungkin oleh peta digital sehingga informasi yang dibutuhkan oleh
perencana selalu dapat mengikuti perubahan di lapangan. Annotasi (pemberian
tulisan pada luasan), Labelling (pemberian informasi terhadap objek geografis),
dan Attributing (penambahan atribut secara detail terhadap hasil labelling) adalah
proses tahap selanjutnya (Rosid, 2014).
Informasi yang ada pada sistem informasi geografis merepresentasikan data
yang telah diolah. Data dalam sistem informasi geografis merupakan hasil
pencitraan ulang dari model permukaan bumi yang ada dan dinyatakan dalam empat
notasi, yakni Titik (node), Garis (arc), dan luasan atau (polygon). Data spasial
terdiri dari data vektor dan data raster dan merupakan suatu data yang mengacu
pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data vektor ialah
informasi posisi point, line dan polygon disimpan dalam bentuk x,y koordinat.
Suatu lokasi point dideskripsikan melalui sepasang koordinat x,y. Bentuk garis,
seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat
2

point. Bentuk polygon, seperti zona project disimpan sebagai pengulangan


koordinat yang tertutup Rohim et al., 2015).
Informasi data spasial merupakan salah satu contoh informasi yang
memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Perencanaan wilayah
perkotaan, perencanaan pembangunan jaringan irigasi, analisis kondisi kehutanan,
merupakan contoh dari kegiatan manusia yang membutuhkan informasi berupa data
spasial. Tanpa adanya informasi data spasial, manusia akan mengalami kesulitan
ketika merencanakan tata ruang suatu wilayah. Konflik dapat terjadi antar
masyarakat apabila informasi data spasial yang dimiliki kurang memadai, seperti
konflik sengketa lahan yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya peranan informasi data spasial di dalam kehidupan manusia. Ilmu
mengenai sistem informasi geografis yangberkaitan dengan permasalahan tersebut
salah satunya adalah kegiatan digitasi peta (Siregar dan Sabrina, 2016).
Kegiatan digitasi peta merupakan konversi data analog ke dalam format
digital. Digitasi peta suatu wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak ArcGIS. Dalam kegiatan digitasi peta, objek yang dapat didigitasi
antara lain adalah titik, garis, dan poligon. Titik digunakan untuk mendigitasi lokasi
suatu tempat, Garis digunakan untuk mendigitasi objek yang tidak bisa dinyatakan
dalam luasan atau area, seperti sungai, jalan, dan jalur kereta api, sedangkan poligon
digunakan untuk mendigitasi objek yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk garis,
seperti pembagian wilayah administrasi, dan jenis tanah. Kebutuhan manusia
terhadap data spasial yang disajikan melalui suatu peta yang mengandung beragam
informasi seperti pembagian wilayah administrasi, ketinggian, penggunaan lahan,
jenis tanah, lereng membuktikan pentingnya pemahaman mengenai digitasi peta
bagi manusia yang memiliki kompetensi di bidang pemetaan, pemanfaatan sumber
daya lahan, untuk keperluan monitoring dan evaluasi (Prabandaru, 2022).

Tujuan
Adapun tujuan Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul
“Digitasi Polygon, Polyline, dan Point” adalah untuk mengetahui langkah-langkah
dalam melakukan digitasi pada peta, untuk menghitung luas masing-masing areal
yang dibatasi, untuk menghitung suatu jarak, membatasi suatu wilayah dan untuk
menandai suatu wilayah.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Sitem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS)


adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG
adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data
yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja.
Sedangkan menurut salah satu ahli Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem
Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks
(atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference).
Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan
analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan
dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual
(analog), dan sistem otomatis yang berbasis digital computer (Saraswati, 2013)
Georeferensi merupakan Langkah awal yang harus dilakukan pada data-
data mentah, sebelum diproses lebih lanjut dengan GIS. Setiap data GIS harus
dalam status tergeoreferensi, yakni sudah berada pada posisi yang tepat di
permukaan bumi, sesuai dengan sistem koordinat yang digunakan. Salah satu
contoh data yang perlu digeoreferensi adalah peta dasar untuk digitasi yang
biasanya masih dalam format raster. Ada berbagai SIG utilitas yang tersedia yang
dapat mengubah data gambar untuk beberapa kerangka pengendalian geografis,
seperti ArcMap 10.2, PCI Geomatica, atau Erdas Bayangkan. Satu dapat
georeferensi satu set titik, garis, poligon, gambar, atau 3D struktur. Perangkat GPS
akan merekam lintang dan bujur koordinat untuk titik tertentu bunga, efektif
Georeferencing titik ini (Subroto, 2011).
Digitasi merupakan sebuah kegiatan dalam Sistem Informasi Geografis
yang bertujuan untuk mengubah data dari peta analog menjadi data digital. Secara
umum teknnik digitasi dibedakan menjadi dua yakni: digitasi menggunakan
digitizer dan digitasi on screen dilayar monitor. Perbedaan dari dua teknik digitasi
tersebut terletak pada jenis alat dan cara penggunaannya. Proses digitasi secara
sederhana terdiri dari 3 tahapan yaitu: dimuali dari menentukan areal yang akan
4

digunakan dengan mencetak dari sumber peta berupa bentuk (analog,


gambar/image dan citra satelit), membuat shape file baru dan memulai kegiatan
mendigit (start editing) (Rosdania et al., 2015).
Dalam digitasi penggunaan metode digitasi tergantung dari data masukan.
Jika ketersediaan alat untuk merubah data manual menjadi data gambar digital
(bukan peta raster) tidak ada, maka digitasi manual dengan meja digitizer yang
dilakukan. Sedangkan jika kita memiliki alat scanner maka kita dapat melakukan
kegitan digitasi on screen. Perbedaan digitasi dengan meja digitizer dengan on
screen adalah pada digitasi dengan meja digitizer memerlukan meja khusus yang
terhubung ke komputer, sedangkan jika digitasi on screen dibutuhkan alat lain yaitu
scanner untuk merubah data manual (gambar) menjadi data gambar digital. Digitasi
garis dilakukan untuk menampilkan data yang terdiri dari fitur yang terlalu sempit
untuk digambarkan sebagai are atau poligon. Fitur garis pada peta dengan skala
yang besar biasa digunakan untuk menggambarkan jalan tol, jalan setapak, dan rel,
sedangkan fitur garis pada peta dengan skala yang lebih kecil digunakan untuk
menunjukkan kenampakan sungai, batas-batas selat, dan lain-lain (Syafriani, 2012).
Berdasarkan kegunaannya digitasi dibedakan menjadi 3 bagian yakni
digitasi point (titik), digitasi polyline (garis) dan digitasi Polygon (area) ketiga
bentuk digitasi ini digunakan sesuai kebutuhan yang ingin dicapai. Pada perangkat
lunak sistem informasi geografis, data raster tersebut ditampilkan di layar monitor
sebagai layer raster. Data raster dijadikan latar belakang (backdrop) dalam proses
digitasi. Digitasi dilakukan dengan cara membentuk serangkaian titik atau garis
menggunakan pointer yang dikendalikan melalui mouse, pada layar komputer di
sepanjang obyek digitasi. Setiap obyek spasial dapat direkam sebagai layer-layer
yang berbeda. Misal, dari sebuah data raster peta administrasi terdapat fenomena
jalan, sungai, dan batas administrasi. Ketiga fenomena tersebut dalam proses
digitasi sebaiknya dipisahkan menjadi layer-layer jalan, sungai, dan administrasi,
sehingga masing-masing fenomena dapat dipisahkan sebagai file yang berdiri
sendiri (Widyawati, 2014).
Data raster ialah model data terdiri dari sekumpulan grid/sel seperti peta
hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing grid/sel atau pixel memiliki
nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan.
5

Sebagai contoh, pada sebuah image hasil penginderaan jarak jauh dari sebuah
satelit. Data spasial merupakan dasar operasional pada sistem informasi geografis.
Data spasial memberikan hasil pengamatan terhadap berbagai fenomena yang ada
pada suatu obyek. Secara sederhana data spasial dinyatakan sebagai informasi
alamat dan dinyatakan dalam bentuk grid koordinat seperti dalam sajian peta
ataupun dalam bentuk piksel seperti dalam bentuk citra satelit (Komputer, 2014).
Data spasial diperlukan untuk merepresentasikan atau menganalisis
berbagai informasi yang berkaitan dengan dunia nyata. Pengambilan data dari dunia
nyata tersebut sebanyak mungkin dapat menjelaskan tentang variasi fenomena serta
lokasi fenomena tersebut berada. Data spasial merupakan sebuah gambaran
sederhana dari dunia nyata yang sebenarnya. Dalam sistem informasi geografis data
spasial tersebut dapat menggambarkan sebaran dan lokasi fenomena. Digitasi point
(titik), biasa digunakan untuk merepresentasikan permukaan bumi yang untuk
ukuran sebuah garis atau polygon dinilai terlalu kecil. Misalnya telepon umum, pom
bensin dsb. Titik juga bisa merepresentasikan lokasi seperti alamat suatu tempat,
koordinat GPS, atau puncak gunung. Karakteristik utama Sistem Informasi
Geografi adalah kemampuan menganalisis sistem seperti analisa statistik dan
overlay yang disebut analisa spasial Pada digitasi pada polyline memiliki kekuatan
lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran peta kertas. Peta merupakan representasi
grafis dari objek- objek yang direpresentasikan di atas peta disebut unsur peta atau
map features (sungai, kebun, jalan, dan lain-lain) (Nirwansyah, 2017).
Digitasi polyline (garis) digunakan untuk menggambarkan suatu hal yang
memiliki jalur dan panjang, bukan suatu area, misalnya garis kontur, jaringan jalan,
sungai, listrik, kabel telepon, dsb. Kombinasi ini menggambarkan attribut-attribut
pada bermacam fenomena seperti umur seseorang, tipe jalan, dan sebagainya,
yang secara bersama dengan informasi seperti dimana seseorang tinggal atau
lokasi suatu jalan. Basisdata spasial meliputi kondisi tekstur tanah, erosi, lereng,
ketinggian, jenis tanah, tempat pengambilan sumber bahan bangunan dan
penyebaran pemukiman yang dikonstruksikan sebagai ulasan dalam suatu sistem
informasi geografi tersebut yang ada. Peranan digitasi sangat membantu dalam
emmetakan lokasi suatu objek, luasannya, beserta keadaan lokasinya secara spesifik
dan dapat dimanfaatkan sebagai alat controlling dan evaluasi (Hilman et al., 2018).
6

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Sistem Informasi Geografis yang berjudul Digitasi Polygon,
Polyline dan Point, dilaksanakan pada hari Kamis 9 Maret 2023, pada pukul 10:00
WIB- selesai, praktikum dilaksanakan secara langsung di laboratorium Manajemen
Hutan 2 Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Laptop yang terhubung
dengan internet, aplikasi ArcGIS, aplikasi Google Earth Pro, dan mouse. Bahan
yang digunakan peta administrasi kecamatan siborong-borong.

Prosedur Praktikum
1. Disiapkan laptop yang sudah terhubung ke internet, dan dibuka aplikasi Google
Earth pro
2. Diketikkan lokasi yang ingin digunakan pada kolom search

Gambar 1. Tampilan Aplikasi Google Earth Pro dan Button Search

3. Dilakukan penitikan pada batas wilayah yang akan dilakukan digitasinya, pada
kesempatan ini menggunakan Kecamatan Siborong-borong, penitikan dilakukan
sebanyak 4 ulangan, dibuat berbentuk persegi, dan dicatat masing-masing
latitude dan longitude yang diperoleh, usahakan ke 4 titik sejajar dan sama
panjangnya, gunakan tampilan rulers mark sebagai penggaris.
7

Gambar 2. Tampilan pembuatan titik A.

Gambar 3. Tampilan pembuatan titik B.

Gambar 4. Tampilan pembuatan titik C.


8

Gambar 5. Tampilan pembuatan titik D.

4. Dilanjutkan dengan mengklik menu File, Pilih Save, kemudian klik save image.

Gambar 6. Hasil Akhir Penitikan Pada Tampilan Google Earth, lalu di save.

5. Diklik tampilan map options, dimatikan opsi lainnya, dan hanya centang pilihan
Compass, pilih resolusi maksimum, dan save image.
9

Gambar 7. Tampilan Maps Option.

Gambar 8. Tampilan klik menu Resolution, Pilih opsi maksimum.

Gambar 9. Save Image dengan nama file yang diinginkan.


10

6. Didownload citra yang sudah selesai dilakukan penitikan, dilanjutkan dengan


menyimpan file, lalu di buka di aplikasi ArcGIS.

Gambar 10. Tampilan Hasil Penitikan Pada Daerah yang akan di Digitasi

7. Pada aplikasi ArcGIS tekan Add data dipilih file yang disimpan, lakukan
pendaftaran koordinat ke sistem, diubah format file dari Jpg ke tiff, Kemudian
pilih Windows, klik catalog kemudian pilih new dan buat Shape File baru.

Gambar 11. Tampilan Pembuatan Shape file untuk Digitasi Polygon

8. Dilanjutkan dengan melakukan digitasi Polygon dengan mengaktifkan start


editing, pilih create features, pilih Polygon, lakukan digitasi Polygon dengan
menitiki daerah yang sama tutupan lahannya dengan mengikuti bentuk topografi.
Apabila ingin melakukan digitasi Polyline pilih Polyline pada create features,
apabila ingin melakukan digitasi Point pilih Point pada create features
11

Gambar 12. Tampilan Proses Digitasi Polygon

Gambar 13. Tampilan Proses Digitasi Polyline

Gambar 14. Tampilan Proses Digitasi Point


12

9. Setelah proses digitasi Polygon, Polyline, dan Point selesai dilakukan lanjutkan
untuk memberi keterangan pada data hasil kegiatan digitasi dengan memilih
Tabel of content, klik kanan dan pilih Open atribut tabel, pada tampilan tersebut
klik kanan pada Tabel option, pilih add fields, tambahkan kolom keterangan
dengan tipe text dan tambahkan kolom luas dengan tipe float dan string.

Gambar 15. Tampilan Atribut table pada digitasi Polyline dan Tambahan 2 Fields,
Keterangan dan Luas

10. Dilanjutkan dengan memmbuka Arctoolbox, dan pilih Convention tools, pilih
Excel, klik tabel to excel dan pilih lokasi penyimpanan klik ok, hasil digitasi
akan tampil berupa data Excel

Gambar 16. Tampilan Penyimpanan file hasil Digitasi berupa Output Excel
13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada Praktikum Sistem Informasi Geografis
yang berjudul Digitasi Polygon, Polyline dan Point, disajikan pada gambar dan
tabel dibawah ini:

Gambar 17. Hasil Akhir Digitasi Polygon Kecamatan Siborong-borong.

Tabel 1. Data Hasil Digitasi Polygon Kecamatan Siborong-borong.


FID Id Keterangan Luas (Ha)
0 0 Sawah 1 572267
1 0 Lahan Agroforestri 1 165707
2 0 Pemukiman Penduduk 1 296756
3 0 Lahan Agroforestri 2 175098
4 0 Pemukiman Penduduk 2 264270
5 0 Semak Belukar 1 184857
6 0 Ladang 1 90256
7 0 Lahan Agroforestri 2 82748
8 0 Ladang 2 181966
9 0 Sawah 2 131299
10 0 Peternakan 54671
11 0 Lahan Agroforestri 3 116250
12 0 Pemukiman Penduduk 3 247125
13 0 Lahan Pertanian Kering 2 398545
14 0 Lahan Pertanian Kering 1 159594
15 0 Pemukiman Penduduk 5 366086
16 0 Pusat Pendidikan 257839
17 0 Lahan Pertanian Kering 2 324446
18 0 Sawah 3 477947
19 0 Daerah Berhutan 2 523945
20 0 Daerah Berhutan 1 457527
21 0 Lahan Pertanian Kering 3 699694
14

22 0 Lahan Agroforestri 4 601570


23 0 Pemukiman Penduduk 4 47265
24 0 Pemukiman Penduduk 6 651737
25 0 Pemukiman Penduduk 7 92926
26 0 Pemukiman Penduduk 8 271501
27 0 Pemukiman Penduduk 9 124587
28 0 Pemukiman Penduduk 10 892420
29 0 Lahan Pertanian Kering 4 183542
30 0 Pemukiman Penduduk 11 853723
31 0 Lahan Pertanian Kering 4 1347070
32 0 Pemukiman Penduduk 12 670785
33 0 Lahan Pertanian Kering 5 315235
34 0 Lahan Agroforestri 5 195226
35 0 Pusat Administrasi 199153
36 0 Pusat Pasar dan Perekonomian 468024
37 0 Pusat Kota 222049
38 0 Pemukiman Penduduk 13 606569
39 0 Rumah Sakit Sint Lucia 145452
40 0 Pusat Fasilitas Umum 658068
41 0 Pemukiman Penduduk 14 874853
42 0 Kawasan Berhutan 3 310647
43 0 Lahan Agroforestri 6 262440
44 0 Lapas Klas II B 92640
45 0 Lapangan MINI 152019
46 0 Ladang 3 356126
47 0 Lahan Agroforestri 7 378807
48 0 Pemukiman Penduduk 15 269103
49 0 Pemukiman Penduduk 16 624162
50 0 Lahan pertanian kering 6 541805
51 0 Hutan Virgin 3009070
52 0 Lahan Pertanian Kering 7 302926
53 0 Pemukiman penduduk 17 582105
54 0 Sawah 4 680894
55 0 Lahan Pertanian Kering 8 2062950
56 0 Sawah 5 1530580
57 0 Sawah 6 1541760
58 0 Lahan Deforestasi 627079
59 0 Lahan Pertanian Kering 9 2170130
60 0 Lahan Agroforstri 7 609141
61 0 Sawah 7 1157320
62 0 Pemukiman Penduduk 18 598587
63 0 Sawah 8 578100
64 0 Pemukiman Penduduk 19 270656
65 0 Lahan Pertanian Kering 10 913075
66 0 Lahan Pertanian Kering 11 200293
67 0 Pemukiman Penduduk 20 204795
68 0 Sawah 9 1513590
69 0 Kawasan Berhutan 4 519787
15

Gambar 18. Hasil Akhir Digitasi Polyline Kecamatan Siborong-borong.

Tabel 2. Data Hasil Digitasi Polyline Kecamatan Siborong-borong


FID Id Keterangan Panjang (m)
0 0 Jalan Trans Sumatera A 5840,720215
1 0 Jalan Trans Sumatera B 3842,25
2 0 Jalan Makmur 3167,610107
3 0 Jalan Siswa 1325,880005
4 0 Jalan Alternatif Dolok Sanggul 1348,439941
5 0 Jalan Siaro 1675,069946
6 0 Jalan Sanif 2537,47998
7 0 Jalan Baktiar 783,3980103
8 0 Jalan Pantuan Nagari 847,2990112
9 0 Jalan Guru Herman 1214,329956
10 0 Jalan Silait-lait 1046,76001
11 0 Jalan Merdeka 711,6699829
12 0 Jalan Horas 339,072998
13 0 Jalan Dame 985,6619873
14 0 Jalan Sadar 4148,470215
15 0 Jalan Pacuan Kuda 934,7520142
16 0 Jalan Siliwangi 884,6069946
17 0 Jalan Sadar Pedalaman 1 1950,040039
18 0 Jalan Sadar Pedalaman 2 904,3309937
19 0 Jalan Sitabo-tabo 1537,199951
20 0 Jalan Lingkar Taput 3674,01001
21 0 Jalan Bahal Batu 2249,110107
22 0 Jalan Sitabo-tabo Toruan 2079,179932
23 0 Jalan Tak Bernama 1 1181,089966
24 0 Jalan Tak Bernama 2 860,5109863
16

Gambar 19. Hasil Akhir Digitasi Point pada Kecamatan Siborong-borong.

Tabel 3. Hasil Akhir Digitasi Point pada Kecamatan Siborong-borong.


FID Id Keterangan
0 0 Sawah 1
1 0 Lahan Agroforestri 1
2 0 Pemukiman Penduduk 1
3 0 Lahan Agroforestri 2
4 0 Pemukiman Penduduk 2
5 0 Semak Belukar 1
6 0 Ladang 1
7 0 Lahan Agroforestri 2
8 0 Ladang 2
9 0 Sawah 2
10 0 Peternakan
11 0 Lahan Agroforestri 3
12 0 Pemukiman Penduduk 3
13 0 Lahan Pertanian Kering 2
14 0 Lahan Pertanian Kering 1
15 0 Pemukiman Penduduk 5
16 0 Pusat Pendidikan
17 0 Lahan Pertanian Kering 2
18 0 Sawah 3
19 0 Daerah Berhutan 2
20 0 Daerah Berhutan 1
21 0 Lahan Pertanian Kering 3
22 0 Lahan Agroforestri 4
23 0 Pemukiman Penduduk 4
24 0 Pemukiman Penduduk 6
25 0 Pemukiman Penduduk 7
26 0 Pemukiman Penduduk 8
27 0 Pemukiman Penduduk 9
28 0 Pemukiman Penduduk 10
29 0 Lahan Pertanian Kering 4
30 0 Pemukiman Penduduk 11
31 0 Lahan Pertanian Kering 4
17

32 0 Pemukiman Penduduk 12
33 0 Lahan Pertanian Kering 5
34 0 Lahan Agroforestri 5
35 0 Pusat Administrasi
36 0 Pusat Pasar dan Perekonomian
37 0 Pusat Kota
38 0 Pemukiman Penduduk 13
39 0 Rumah Sakit Sint Lucia
40 0 Pusat Fasilitas Umum
41 0 Pemukiman Penduduk 14
42 0 Kawasan Berhutan 3
43 0 Lahan Agroforestri 6
44 0 Lapas Klas II B
45 0 Lapangan MINI
46 0 Ladang 3
47 0 Lahan Agroforestri 7
48 0 Pemukiman Penduduk 15
49 0 Pemukiman Penduduk 16
50 0 Lahan pertanian kering 6
51 0 Hutan Virgin
52 0 Lahan Pertanian Kering 7
53 0 Pemukiman penduduk 17
54 0 Sawah 4
55 0 Lahan Pertanian Kering 8
56 0 Sawah 5
57 0 Sawah 6
58 0 Lahan Deforestasi
59 0 Lahan Pertanian Kering 9
60 0 Lahan Agroforstri 8
61 0 Sawah 7
62 0 Pemukiman Penduduk 18
63 0 Sawah 8
64 0 Pemukiman Penduduk 19
65 0 Lahan Pertanian Kering 10
66 0 Lahan Pertanian Kering 11
67 0 Pemukiman Penduduk 20
68 0 Sawah 9
69 0 Kawasan Berhutan 4

Pembahasan
Kegiatan digitasi pada praktikum ini tidak terlepas dari Georeferencing.
Proses Georeferencing pada praktikum ini dilakukan dengan zoom out masing-
masing titik A, B, C dan D kegiatan ini akan menghasil oputput nilai Root Mean
Square Error (RMSE) setiap titik yang akan bervariasi hasilnya. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Hilman et al., 2018 yang menyatakan bahwa nilai Root Mean
Square Error (RMSE) yang baik adalah dibawah 1 dan semakin mendekati nilai 0.
Hasil Geoerefercing kemudian digunakan dalam kegiatan digitasi Polygon,
18

Polyline dan Point yang pada saat ini menggunakan wilayah administarsi
Kecamatan Siborong-borong.
Digitasi merupakan sebuah proses pendaftaran Kendala dalam melakukan
kegiatan digitasi adalah ketelitian ketika melakukan digitasi baik digitasi polygon,
polyline dan point, pada saat zoom in untuk menentukan batasan terkadang adanya
bayangan awan yang mengakibatkan kesalahan dalam menentukan batasan suatu
objek, sehingga dalam melakukan digitasi diperlukan untuk membuka lokasi yang
didigitasi pada aplikasi Google Erath Pro, agar dapat dilakukan pencocokan ketika
melakukan digitasi pada ArcGIS sehingga sesuai dengan keadaan sebenarnya. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Hilman et al., (2018) yang menyatakan bahwa
kegiatan digitasi membutuhkan ketelitian dan akurasi sehigga dibutuhkan ground
check untuk hasil yang lebih akurat hingga pembuktian hasil digitasi.
Berdasarkan hasil kegiatan digitasi Polygon pada kecamatan Siborong-
borong diperoleh sebanyak 69 titik digitasi dengan luasan yang beranekaragam.
Kawasan Kecamatan Siborong-borong mayoritas penggunaan lahannya paling
banyak dijumpai yaitu rumah penduduk sebanyak 20 titik. Lahan pertanian kering
sebanyak 11 titik, selanjutnya sawah sebanyak 9 titik, lahan Agroforestri sebanyak
8 titik dan di ikuti kawasan berhutan sebanyak 4 titik dan penggunaan lainnya.
Penggunaan lahan menyebar merata pada setaip wilayah terutama perumahan
penduduk dapat dijumpai di hampir bagian wilayahnya. Kegiatan digitasi Polygon
dilakukan dengan mendigit tiap daerah yang menunjukkan penutupan lahan yang
sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nirwansyah (2017) yang menyatakan
bahwa pengelompokan penutupan lahan dapat dilihat dari warna yang sama yang
ditunjukkan oleh objek tersebut melalui foto udara/satelit.
Hasil digitasi polyline yang pada kesempatan ini menggunakan objek jalan
diperoleh 24 titik jalan yang ada di kawasan Kecamatan Siborong-borong. jalan
yang paling panjang adalah jalan Trans sumatera A sepanjang 5840,720215 m.
Panjang jalan diperoleh dengan mendigitasi jalan sesuai dengan posisinya di citra
yang diperoleh dari aplikasi Google Erath Pro, keakuratan jalan yang didigitasi
sangat dipengaruhi oleh ketelitian dalam melakukan digitasi, Artika et al., (2019)
menyatakan bahwa hasil perhitungan jalan pada digitasi Polyline dihitung dengan
melakukan kalkulasi geometri pada aplikasi ArcGIS. Hasil kalkulasi geometri
19

tersebut tigkat keakuratannya dapat dikatakan akurat dan bias apabila dilakukan
ground check dan dan pencocokan hasil pengukuran lapangan dengan hasil
kalkulasi geometri akurat apabila angkanya memiliki perbedaan yang kecil atau
mendekati 0.
Hasil digitasi point (titik) meunjukkan titik-titik objek yang mewakili suatu
wilayah. Pada digitasi Point pada Kecamatan Siborong-borong diperoleh 69 titik
persebarannya merata pada wilayah tersebut, point yang paling sedikit
kemunculannya adalah peternakan, dimana hanya 1 satu diwialayah tersebut,
dilanjutkan lahan deforestrasi, ladang dan juga areal berhutan. Point ini digunakan
sebagai petanda yang unik karena langsung meakili suatu daerah, berebeda dengan
polygon yang menunnjukkan kesamaan warna tutupan lahannya. Point biasanya
digunakan sebagai alat penunjuk objek vital suatu kawasan. Priyanto et al., (2021)
Menyatakan bahwa peranan point dalam suatu peta sangat emmeprmudah dalam
membaca dan menggunakan suatu peta baik analog maupun digital.
Wilayah Kecamatan Siborong-borong berdasarkan hasil digitasi polygon,
polyline dan point menunjukkan bahawa daerah tersebut merupakan daerah padat
penduduk, dengan penggunaan lahan mayoritas untuk pemukiman penduduk,
dengan tipe berkerumun, dan penggunaan lahan mayoritas untuk lahan pertanian
kering, lahan Agroforestri, dan sawah. Rosdania et al., (2015) menyatakan bahwa
penduduk di Kecamatan Siborong-borong mayoritas bermata pencaharian sebagai
petani dan perkebun. Dari hasil digitasi juga menunjukkan bahwa minim terjadi
deforestasi atau alih fungsi lahan. Berdasarkan informasi tersebut tidak ditemui
sungai dengan aliran deras di wilayah tersebut dan dapat dinyatakan potensi air pada
wilayah tersebut sangat minim.
Penataan wilayah pada Kecamatan Siborong-borong dapat dinyatakan
tertata secara strategis, pusat ekonomi, dan pusat pendidikan berada pada jarak yang
berdekatan, wilayah ini merupakan pusat pergerakan ekonomi bagi daerah
disekitarnya seperti tarutung, balige dan lintong nihuta, terdapat terdapat jalan trans
sumatera A dan B sehingga menjadi perlintasan bagi penduduk dari berbagai kota
untuk kegiatan ekonomi, pariwisata dan lain sebagianya. Pada wilayah ini masih
sangat banyak dijumpai daerah berhutan dengan tingkat kerapatan tinggi. Upaya
manajemen kawasan perlu dilakukan untuk menjaga eksistensinya.
20

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Digitasi merupakan sebuah kegiatan dalam Sistem Informasi Geografis yang
bertujuan untuk mengubah data dari peta analog menjadi data digital. Secara
umum teknnik digitasi dibedakan menjadi dua yakni: digitasi menggunakan
digitizer dan digitasi on screen dilayar monitor.
2. Berdasarkan kegunaannya digitasi dibedakan menjadi 3 bagian yakni digitasi
point (titik), digitasi polyline (garis) dan digitasi Polygon (area).
3. Hasil digitasi Point diperoleh sebanyak 69 titik pada Kecamatan Siborong-
borong diantaranya pemukiman penduduk, sawah, lahan Agroforestri, lahan
pertanian kering dan lahan berhutan
4. Hasil digitasi polyline diperoleh 24 jalan yang membelah kawasan Kecamatan
Siborong-borong, jalan terpanjang adalah Jalan trans sumetara A sepanjang
339,072998 m dan jalan etrependek adalah jalan Horas sepanjang 5840,720215
m.
5. Hasil digitasi Polygon menunjkukkan penutupan lahan terluas adalah Hutan
Virgin seluas 3009070 m dan pertanian lahan kering 8 seluas 2062950 m.
Penggunaan lahan apabila dikalkulasikan paling luas adalah untuk penggunaan
lahan untuk pertanian lahan kering.

Saran
Sebaiknya dalam melakukan kegiatan digitasi terlebih dahulu memastikan
bahwa tipe citra yang digunakan berbentuk tiff dan sudah didaftarakan pada
coordinate system sesuai wilayanya masing-masing.
21

DAFTAR PUSTAKA

Artika E, Darmawan A, Hilmanto R. 2019. Perbandingan Metode Maximum


Likelihood Clasification (MLC) dan Object Oriented Classification (OOC)
dalam Pemetaan Tutupan Mangrove di Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal
Hutan Tropis, 7(3): 267-275.
Hillman BP, Supadiningsih CN, Yuwono Y. 2018. Penggunaan dan Evaluasi
Metoda Graphic Index Mapping Dalam Penyusunan Sistem Informasi
Pendaftaran Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Pati. Geoid, 7(1): 35-
39.
Ikechukwu MN, Ebinne E, Idorenyin U, Raphael NI. 2017. Accuracy assessment
and comparative analysis of IDW, spline and kriging in spatial interpolation
of landform (topography): an experimental study. Journal of Geographic
Information System, 9(3): 354-371.
Komputer W. 2014. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcGIS. Elex Media
Komputindo.
Kurniawati UF, Handayeni KD, Nurlaela S, Idajati H, Firmansyah F,
Pratomoadmojo NA, Septriadi RS. 2020. Pengolahan data berbasis sistem
informasi geografis (SIG) untuk kebutuhan penyusunan profil di Kecamatan
Sukolilo. Sewagati, 4(3): 190-196.
Nirwansyah AW. 2017. Dasar Sistem Informasi Geografi dan Aplikasinya
Menggunakan ARCGIS 9.3. Deepublish.
Prabandaru M. 2022. Proses Georeferencing Citra Sentinel-2 dengan Menggunakan
Software ArcGIS. Jurnal Ilmiah Geomatika (IMAGI), 2(1): 12-25.
Priyanto, Heri, Mudjiono. 2021. Koreksi Geometrik Pemetaan Tataguna Lahan di
Sekitar Calon Tapak PLTN Kalimantan Barat. Jurnal Pengembangan
Energi Nuklir, 23(1): 61-69
Rohim WN, Moehammad A, Andri S. 2015. Semarang Charity Map, Penyajian
Peta Donasi Sosial Kota Semarang Berbasis Blogger Javascript. Jurnal
Geodesi Undip, 4(2): 117-120.
Rosdania, Agus F, Harsa KA. 2015. Sistem Informasi Geografi Batas Wilayah
Kampus Universitas Mulawarman Menggunakan Google Maps API. Jurnal
Informatika Mulawarman, 10(1): 38-46.
Rosid M. 2014. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Pemetaan
Lokasi Bank di Kota Pangkalpinang. Teknik Informatika Stmik Atma
Luhur Pangkalpinang
Siregar, Sabrina. 2016. Pengenalan Software ArcGIS. Jurusan TMIP FTIP
Universitas Padjadjaran. Bandung.
22

Soelistio AT, Wibowo, TA, Permana AG. 2015. Aplikasi Sistem Informasi
Geografis (SIG) Untuk Pengelolaan Padi Di Pulau Jawa Berbasis Web.
eProceedings of Applied Science, 1(1): 13-18.
Wijaya N. 2015. Deteksi Perubahan Penggunaan Lahan dengan Citra Lansat dan
Sistem Informasi Geografias: Studi Kasus di Wilayah Metropolitan
Bandung, Indonesia. Journal of Geomatics and Planning, 2(2): 82-92.
23

LAMPIRAN

Gambar 1 Hasil digitasi Polygon. Gambar 2 Hasil digitasi Polyline.

Gambar 3 Hasil digitasi Point.

Anda mungkin juga menyukai