Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

“ LAYOUT PETA”

DISUSUN OLEH:
Kelompok 3
1. Oby Dahlan Silalahi (J1B119050)
2. Herwin Perdinan Simanjuntak (J1B119045)
3. Andrian H.M Silaban (J1B119016)
4. Thoibal Ardani (J1B1180)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ir. Eva Achmad, S.Hut., M.Sc. IPM
Dr. Ir. Mohd. Zuhdi, M.Sc.

ASISTEN DOSEN:
Andika Herman (L1A117031)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini, Laporan ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Sistem Informasi Geografis. Dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana, semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menggunakan ArcGIS 10.3.1.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan, sekecil apapun akan penulis
perhatikan dan pertimbangkan guna penyempuranaan dalam membuat laporan yang akan datang.
Semoga laporan ini mampu memberikan nilai tambah bagi pembacanya dan juga
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jambi, 18 November 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah
suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau
berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan
kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja. Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data,
mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang
dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan
geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual
(analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar
terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa
data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan
statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara
manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah
menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data
digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain
dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).
Layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis data,
penambahan label, dan pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout
dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses
atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan. Layout ini akan
bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang
lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan
isi peta, yang merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak
akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya layout ini pada
sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mendesain layout yang baik. Melalui praktikum ini praktikan diharapkan
akan mempunyai pengetahuan mengenai layout dan dapat mengaplikasikannya untuk keperluan
lain (Budiyanto, Eko, 2002).
Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya bila pesan-pesan yang akan
disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahamin oleh pengguna dengan suatu cara tertentu.
Selanjutnya, sebuah layout harus ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat
berpindah dari satu bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Akhirnya, sebuah
layout harus menarik untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari penggunanya (Faculty Petra,
2011)
Kelebihan layout diantaranya yaitu mudah, terutama untuk pemula. Adapun
Kekurangannya cukup rumit, boros bandwidth (ukuran besar), beberapa browser tidak terlalu
baik dalam menampilkannya (Anonim, 2013).
Layout di gunakan untuk mengintegrasikan dokumen (view, table, chart) dengan
menggunakan elemen-elemen grafik yang lain di dalam suatu windows tunggal guna membuat
peta yang akan di cetak dengan layout dapat di lakukan proses penataan peta serta merancang
letak-letak properti peta seperti judul, lagenda, orientasi unsur-unsur peta (Erna, Novasing,
2012).
Membuat suatu layout harus menyeimbangkan komposisi, irama, wide space dan yang
lebih penting yaitu mengatur grid. Dalam melayout, terdapat kesalahan yang sering dilakukan
tanpa sengaja atau sengaja, sebagai berikut:
1. Terlalu banyak jenis font.
2. Terlalu banyak efek.
3. Terlalu banyak hiasan.
4. Terlalu padat.
5. Terlalu banyak warna.
Segala hal yang terlalu itu tidak baik. Jadi gunakan elemen-elemen desain sesuai dengan
kebutuhan supaya nanti jatuhnya gak alay, gak bias, gak ribet dan maksud yang mau
disampaikan itu bisa mengena (Novifa Iruzzuhria, 2013).

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dapat mengetahui konsep layout peta.
2. Praktikan dapat mengetahui komponen-komponen yang ada di dalam layout peta.
3. Untuk mengetahui informasi dalam peta agar sampai ke pengguna, maka dibuatlah yaitu
layout peta yang rinci, jelas, menarik, dan mudah dimengerti.
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan.
2. Sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi-
informasi penting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian GIS


Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan
Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang
berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-
peristiwa yang terjadi di muka bumi.
Sistem Informasi Geografis (SIG atau singkatan bahasa Inggrisnya GIS - Geographic
Information System) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan
mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. (Sumber: Sistem Informasi
Geografis - Wikipedia.html).
Menurut Aronaff, 1989, SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja
komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi
uraian. Sedangkan menurut Barrough, 1986. SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk
pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data
keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
Menurut ESRI (Enviromental Systems Research Institute) SIG yaitu kumpulan
terorganisir dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, dan personil yang didisain
untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan
bentuk informasi yang bereferensi geografis. Sehingga dapat disimpulkan definisi GIS menjadi
SIG merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).
Akan tetapi pengertian umum dari SIG ( Sistem Informasi Geografi ) atau GIS adalah
suatu system komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data – data yang berhubungan
dengan posisi permukaan bumi.
Secara umum pengertian SIG ”Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, sumber daya manusia dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk
memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi,
mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis
geografis”.

2.2 Pengertian Layout


Pembuatan layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data,
analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda. Melalui fasilitas layout dapat membuat
dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses atau analisis gis
yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan.
Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan,
selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang
mampu menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya
layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa.
Pentingnya layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain layout yang baik. Berikut komponen-komponen
yang ada pada layout peta:
1. Judul Peta
Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas
tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di
kanan atas.

2. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di
lapangan.

3. Orientasi atau Tanda Arah


Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta.
Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai
petunjuk arah.

4. Koordinat atau Grid


Sistem koordinat yang biasa digunakan adalah Universal Transverse Mercator
(UTM) dan sistem koordinat geografis yang menunjukan suatu titik di bumi berdasarkan
garis lintang dan bujur.

5. Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk
memahami peta.

6. Simbol Peta
Simbol Peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada pada
permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya.

7. Insert
Insert adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam insert
antara lain:
a. Insert penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali.
b. Insert penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting.
c. Insert penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta
utama.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 13 November 2021, pukul 08.30 –
12.00 WIB. Bertempat di Fakultas Hukum, Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.2.1 Alat Beserta Kegunaannya
No. Alat Kegunaan
1. Laptop Sebagai media dalam pengolahan data.
2. Flashdisk Mengcopy, memindahkan file atau data.
3. Software ArcGIS Sebagai aplikasi untuk pengolahan data,
10.3.1 menyimpan, editing dan layout.
4. Mouse Untuk mempermudah kursor dalam proses
digitasi.
5. Printer Untuk mencetak dokumen soft file hasil kerja
ke dalam bentuk fisik.

Tabel 3.2.2 Bahan Beserta Kegunaannya


No. Bahan Kegunaan
1. Peta shapefile batas administrasi desa Sebagai bahan dasar acuan atau
mendalo darat, administrasi kecamatan pedoman dalam pengolahan SIG.
jaluko, jalan desa mendalo darat, jalan
jaluko, titik fasilitas umum desa
mendalo darat, polygon fasilitas umum
desa mendalo darat dan sungai desa
mendalo darat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut adalah hasil kerja praktikum layout peta, yang dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:

4.2 Pembahasan

4.2.1 Layout Tools (Diambil dari Modul 9. Layout Peta)


Untuk mengaktifkan tool layout dapat dilakukan dengan mengklik Customize
Toolbars beri centang pada Layout. Tools ini digunakan untuk mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan layout.

1. Add data shapefile yang akan dibuat layoutnya, yaitu: Shapefile Batas Administrasi Desa
Mendalo Darat, Administrasi Kecamatan Jaluko, Jalan Desa Mendalo Darat, Jalan Jaluko,
Titik Fasilitas Umum Desa Mendalo Darat, Polygon Fasilitas Umum Desa Mendalo Darat
dan Sungai Desa Mendalo Darat.
2. Atur simbol/warna masing-masing shapefile. Caranya dengan mengklik-kanan shapefile
yang akan di edit, kemudian pilih Properties. Selanjutnya akan muncul jendela “Layer
Properties”.
3. Klik Tab Symbology Catagories Unique value. Pada Value Field pilih
“STATUS/KETERANGAN” atau nama Field yang menjelaskan keterangan dan akan
ditampilkan untuk diedit. Kemudian klik Add All Values untuk menampilkan semua value
dalam shapefile tersebut.
4. Mengganti symbol titik dan atau warna dapat dilakukan dengan double klik pada default
simbol/warna. Atur simbol dan warna sesuai ayng diinginkan, kemudian klik OK. Pada Data
View akan ditampilkan hasil edit Symbology shapefile.

Double klik disini jika mau


dirubah simbol/warnanya
5. Pemberian label dan simbol feature diperlukan untuk membuat tampilan peta lebih menarik.
Untuk memunculkan/mengaktifkan label dilakukan dengan:
 Klik kanan pada feature yang akan diberi label pilih Properties Tab Labels.
Pada “Label Field” isi dengan atribut/field yang akan dimunculkan, kemudian klik
OK.
 Mengaktifkan/memunculkan label di Map Area dilakukan dengan klik kanan pada
feature yang akan diberi label pilih Label Features.
6. Jika proses editing simbol, warna dan label telah selesai, tahapan selanjutnya adalah masuk
ke dalam “Layout View” untuk mengatur tampilan cetakan (print out).
7. Klik Layout View pada sisi kiri bawah view. Selanjutnya akan muncul view untuk
pengaturan cetak peta.
8. Atur ukuran kertas yang diinginkan dengan mengklik File Page and Print Setup.
9. Gunakan icon untuk memilih (men-select) elemen yang akan diedit.
10. Aktifkan fungsi Drawing dengan mengklik Customize Toolbars Draw. Fungsi ini dapat
dipergunakan untuk membuat/mengedit tulisan, membuat kotak judul peta/kotak legenda,
memberi warna latar dan sebagainya.
11. Untuk menambahkan garis pinggir (border) dan warna latar pada peta yang dibuat, klik Insert
Neatline.
12. Untuk menampilkan Grid Koordinat, klik kanan pada Layout View Properties Pilih
Tab Grids New Grid. Pilih style yang diinginkan, kemudian klik Next hingga Finish.
Mengedit style koordinat dapat dilakukan dengan mengklik kanan pada Layout View
Properties pilih Tab Grids Pilih Properties. Edit sesuian yang diinginkan, kemudian
klik OK.
13. Untuk menambahkan Legenda, klik Insert Legend. Selanjutnya akan muncul jendela
“Legend Wizard”.

Pilih layer yang akan diberi legenda dengan double klik shapefile di Map
Layers (sebelah kiri”. Untuk “remove” shapefile yang tidak ingin diberi keteranagan, klik
shapefile pada Legend Items disebelah kanan jendela dan klik tanda “<”. Jika telah selesai,
klik Next, beri judul misalnya “LEGENDA” dan atur style diinginkan. Selanjutnya klik
Next lagi hingga “Finish”. Item Legenda akan dimunculkan pada Layout View.
Item Legenda tersebut masih standar (default software), sehingga perlu diedit
agar lebih menarik dan diatur posisinya. Caranya dengan mengklik kanan pada Legenda
Convert To Graphics

Tunggu beberapa saat. Kemudian klik kanan pada Legenda Ungroup. Atur posisi dan
ukuran legenda sesuai yang inginkan.
Jika telah selesai, sebaiknya blok semua item Legenda tersebut klik kanan
Group.
14. Untuk menambahkan Tanda Arah Mata Angin, klik Insert North Arrow. Pilih sesuain
yang dinginkan, kemudian klik OK.
15. Untuk menambahkan Skala Bar, klik Insert Scale Bar. Pilih style dan atur satuan yang
akan digunakan serta posisinya dengan mengklik Properties, kemudian klik OK.
16. Untuk menambahkan Skala Text, klik Insert Scale Text. Pilih style dan atur satuan yang
akan digunakan dengan mengklik Properties, kemudian klik OK.
17. Untuk menambahkan Gambar/Logo, klik Insert Picture. Pilih tempat penyimpanan
gambar/logo di komputer anda, kemudian klik OK.
18. Untuk menambahkan Tulisan (teks), klik Insert Text. Ketik teks yang dinginkan.
19. Untuk menambahkan keterangan referensi sistem koordinat/Proyeksi peta yang digunakan,
klik Insert Dynamic Text Coordinate System.
20. Jika telah selesai diedit, simpan project layout tersebut dengan mengklik File Save.
Layout peta yang dihasilkan dapat di export ke format lain misalnya jpeg. Caranya dengan
mengklik File Export Map simpan dengan nama baru. Export peta/konversi ini dapat
mempermudah dalam proses pencetakan (print out).
21. Tambahkan logo / foto anda pada lembar layout view.
22. Tambahkan informasi nama pembuat peta pada lembar layout view.
23. Lakukan pengaturan kertas layout pada 3 ukuran ketas yaitu: A4, A3 dan A0. Jika telah
selesai, simpan dalam format jpeg. Lampirkan hasilnya pada laporan.
24. Apa komentar anda terhadap objek yang ditampilkan pada masing-masing layout dengan
skala yang berbeda. Jawab di pembahasan!
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan dari praktikum diatas adalah:
1. Layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis
data, penambahan label, dan pengaturan legenda daftar isi yang telah dilakukan.
Komponen-komponen yang harus ada di dalam layout peta diantaranya adalah; judul
peta, skala peta, arah utara, koordinat atau grid, legenda peta, tahun pembuatan, penerbit
peta, dan indeks peta.
2. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan,
selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut
pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi-informasi
penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan hanya
bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu
dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain
layout yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Samsul, Anggi Afif M. 2010. Modul Pelatihan PPIKP Dasar-dasar Pengenalan GIS.
Jakarta: Bailmu.
Ekadinata. 2013. “Kelebihan dan Kekurangan Layout”. Bandung: ITB.
Erna, Novasing. 2012. “Layout Design I”. Bandung: Jurusan TMIP FTIP Unpad.
Faculty,Petra.2011.“DesignLayoutyangBenar”,http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/desgrafiswe
b/layout_design/layout_baik.html, diakses pada 19 November 2021 pukul 14.15.
Novifa, Iruzzuhria. 2013. Konsep-konsep Layout. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurshanti. 1995. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika.
Sutiah, E. 2011, Retrieved from GEOGRAFI. PRINSIP-PRINSIP DASAR PETA DAN
PEMETAAN. Retrieved 12-1, 2014, from utomogeo83 : Diakses pada tanggal 18
November 2021, Kamis, Jam 20.12. http://utomogeo83.wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai