Anda di halaman 1dari 17

DATA VEKTOR DAN RASTER

(Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis)

Oleh

Annisa Vidia Agustin


2115051063

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
Judul Percobaan : Data Vektor dan Raster
Tanggal Percobaan : 28 September 2022
Tempat Percobaan : Ruang 3.3 Gedung Teknik Geofisika UNILA
Nama : Annisa Vidia Agustin
NPM : 2115051063
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Geofisika
Kelompok : VII (Tujuh)

Bandar Lampung, 05 Oktober 2022


Mengetahui
Asisten,

M. Rayya Andisa Putra


NPM. 2015051006

i
DATA VEKTOR DAN RASTER

Oleh
Annisa Vidia Agustin

ABSTRAK

Praktikum Sistem Informasi Geografis yang dilakukan pada tanggal 28 September


2022 membahas tentang Data Vektor dan Data Raster yang diselenggarakan di
Ruang 3.3 Teknik Geofisika Universitas Lampung. Praktikum ini dilaksanakan
dengan tujuan agar praktikan dapat mengerti apa itu data spasial, praktikan dapat
mengerti perbedaan antara data vektor dan data raster, serta praktikan dapat
menggunakan ArcCatalog dan ArcMap dalam pengelolaan data vektor dan data
raster. Data Spasial adalah sebuah data yang berorientasu geografis, memiliki
sistem koordinat tertentu serta sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua
bagian penting yang membuatnya berbeda dari yang lain yaitu terdapat informasi
lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute). Secara sederhana dalam sistem
informasi geografis data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu
data vektor dan data raster. Masing-masing format data memiliki kelebihan dan
kekurangan, pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan
penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang
diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomi
dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sulit dalam pengoperasian
komputasi matematik. Sedangkan, data raster biasanya membutuhkan ruang
penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih
mudah digunakan secara matematis.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ..i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ................................................................... 1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan ...................................................................... 4
B. Diagram Alir ......................................................................... 4
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Data Praktikum...................................................................... 5
B. Pembahasan ........................................................................... 5
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Diagram Alir .................................................................................... 4

iv
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemetaan serta analisis tentang keruangan yang berbasis komputerisasi dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai bidang.
Salah satunya adalah dalam pengelolaan sumberdaya alam. Sistem Informasi
Geografi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memanipulasi,
mengolah, menyimpan data informasi geografis. Data geografis terbagi dalam
dua kategori, yaitu data spasial dan data atribut.

Pengelolaan data spasial merupakan hal yang penting dalam pengelolaan data
Sistem Informasi Geografi Proses pengolahan dilakukan dengan menerapkan
kaidah-kaidah relasional terkait secara simultan Suatem Informasi Geografis
(SIG) tidak hanya berfungsi untuk memindahkan mentransformasi peta
konvensional (analog) ke bentuk digital (digital map). lebih jauh lagi sistem ini
mempunyai kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data yang mengacu
pada lokast geografis menjadi informasi berharga.

Data spasial mempresentasikan posisi atau letak geografis suatu objek di


permukaan bumi, sedangkan data atribut adalah data yang mendeksripsikan atau
menjelaskan dari suatu objek. Apa yang dapat dilakukan oleh komputer untuk
memanipulasi objek-objek yang berada dalam data vektor dan data raster yaitu,
seperti titik, garis, dan polygon geometri yang digunakan dalam model data.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum kali ini antara lain:
1. Praktikan dapat mengerti apa itu data spasial.
2. Praktikan dapat mengerti perbedaan Data Vektor dan Raster.
3. Praktikan dapat menggunakan ArcCatalog dan ArcMap dalam pengelolaan
Data Vektor dan Raster.
II. TEORI DASAR

Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide berupa sebuah gambar
mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (Topografi), penyebaran penduduk
jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang.
Peta dilukiskan dengan skala tertentu, dengan tulisan atau simbol sebagai
keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas dapat
juga hanya mencakup wilayah yang sempit. Peta dalam bahasa Inggris berarti Map
dan bahasa Yunani berarti Mappa. Ilmu pengetahuan yang mempelajari peta disebut
Kartografi. (Eddy Prahasta, 2005)

Sistem Informasi Geografi adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak
komputer yang memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa
memetakan informasi spasial berikut data attributnya (data deskriptif) dengan
akurasi kartografi (Basic, 2000)

Data raster (atau disebut jugan dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari
Sistem Penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data
raster, resolusi tergantung pada ukuran pixel yang dimiliki. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya.
(Irwansyah, 2013)

Basisdata Spasial mendeskripsikan sekumpulan entitas baik yang memiliki lokasi


atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk
berubah, bergerak, atau berkembang). Tipe-tipe spasial ini menuliki propertis
topografi dasar yang memiliki lokasi, dimensi, dan bentuk (shape) Hampir semua
SIG memiliki campuran tipe-tipe entitas spasial dan non-spasial. Tipe-tipe non
spasial tidak memiliki properti topografi dasar lokasi Basisdata Spasial meliputi
kondisi tekstur tanah, erosi lereng ketinggian, jenis tanah. tempat pengambilan
sumber bahan bangunan dan penyebaran pemukiman yang dikonstruksikan sebagai
ulasan dalam suatu vector. Sistem Informasi Geografi Dimana atribut-attributnya
disimpan sebagai database relasional yang bisa diimpor ke model tata ruang
(Prahasta, 2001)
3

Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas spasial adalah
konsep raster dan vektor Data spasial direpresentasikan di dalam basisdata sebagai
raster atau vektor (Prahasta, 2001)

Data Spasial merupakan data yang menunjuk posisi geografi dimana setiap
karakteristik memilika sama lokasi yang harus ditentukan dengan cara yang unik
Untuk menentukan posisi secara absolut berdasar sistem koordinat Untuk area
kecil, sistem koordinat yang palmg sederhana adalah gnd segiempat teratur. Untuk
area yang lebih besar, berdasarkan proyeksi kartografi yang umum digunakan
(Tuman, 2001)

Karakteristik utama Sistem Informası Geografi adalah kemampuan menganalisis


sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa spasial Analisa
dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi yang sering digunakan dengan
istilah analisa spasial. tidak seperti sistem informasi yang lam yaitu dengan
menambahkan dimensi mang (space) atau geografi Kombinast im menggambarkan
attribut-attribut pada bermacam fenomena seperti umur seseorang. tipe jalan, dan
sebagainya, yang secara bersama dengan informasi seperti dimana seseorang
tinggal atau lokasi suatu jalan (Keele, 1997)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain:
1. Laptop
2. Alat Tulis
3. Modul Praktikum
4. Software ArcGIS

B. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Mengunduh data yang akan diolah.

Membuka ArcMap dan Mengimpretasikan Data Vektor dan Data


Raster .

Menjelaskan materi tentang Data Vektor dan Raster.

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir


V. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Tidak ada hasil data praktikum pada praktikum kali ini.

B. Pembahasan
Praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 28 September 2022 di Ruang 3.3
Gedung Teknik Geofisika Universitas Lampung membahas tentang materi Data
Vektor dan Raster. Praktikum ini dilaksanakan agar praktikan dapat memahami
data spasial, jenis-jenis data spasial dan penggunaan ArcCatalog serta ArcMap
dalam pengelolaan data vektor dan raster. Pada praktikum kali ini kami
mengolah data yang telah disediakan mulai dari mengunduh data, memasukkan
data kedalam software ArcGIS, menentukan tipe serta sistem koordinat dari data
vektor, membuat data vektor menggunakan data excel, dapat merepresentasikan
data vektor, polygon, menentukan formasi, data raster dan dapat melihat data
atribut yang dimiliki oleh setiap data vektor.

Kelebihan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam


merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna
untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data
batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan
hubungan spasial dari beberapa fitur. Dan kelemahan data vektor yang utama
adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
Sedangkan, pada data raster kelebihannya sangat baik untuk merepresentasikan
batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,
vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Dan, keterbatasan atau kelemahan utama
dari data raster adalah besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya
semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas
perangkat keras yang tersedia. Serta data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal
ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam
komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang
penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi
lebih mudah digunakan secara matematis.
6

Data dan informasi geospasial memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis dalam perencanaan pembangunan berbasis kewilayahan. Pemanfaatan
data dan informasi geospasial sebagai sumber data merupakan salah satu elemen
yang patut diperhatikan guna mencapai sasaran pembangunan secara efektif dan
efisien. Karena dengan ketersediaan data dan informasi geospasial akan terlihat
keterkaitan fungsi lokasi pembangunan lintas sektor sampai dengan tingkat
koordinat petanya sehingga memudahkan dalam melakukan sinkronisasi proses
perencanaan dan penganggaran pembangunan. Dan, pada bidang pendidikan
data spasial sangat bermanfaat untuk menunjang upaya pembangunan
pendidikan secara berkelanjutan dan dalam proses pembelajaran geografi,
dikarenakan perkembangan SIG dan perkembangan teknologi dapatlebih cepat
untuk memperoleh, merekam, dan mengumpulkan datayang bersifat keruangan
(Spasial). Serta, Data Spasial yang sudah terkomputerisasi berperan penting
menemukan perubahan bagaimana menggunakan dan mengetahui informasi
tentang bumi. Karakteristik utama sistem informasi geografi adalah kemampuan
menganalisis sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa
spasial yaitu dengan menambahkan dimensi ‘ruang (space)’ atau geografi.
Analisa Spasial dilakukan dengan mengoverlay dua peta yang kemudian
menghasilkan peta baru hasil analisis. Proses Analisa Spasial meliputi kegiatan
membuat buffer disekitar titik (point), garis (line) dan area (polygon),
menganalisis peta dengan titik, garis dan area dengan proses overlay
mengunakan metode intersection, union, identitas, hapus, dan klip. Analisa
proximity merupakan analisa geografis yang berbasis pada jarak antar layer
menggunakan metode Shortest Path Trace, yaitu menganalisis untuk
menemukan jarak terpendek dari dua lokasi menggunakan metode Flood Trace,
yaitu mengetahui posisi jarak sebuah titik pada arah yang sama dalam radius
tertentu.

RESUME JURNAL

Judul : Penyusunan Basis Data untuk Identifikasi Daerah Rawan


Banjir dikaitkan dengan Infrastruktur Data Spasial.

Studi Kasus : Provinsi Jawa Barat.

Secara implementatif IDS merupakan suatu konsep yang memudahkan para


pengguna data spasial dalam pengadaan, pengambilan, penggunaan data, dan
pertukaran data atau berbagi pakai data spasial. Penelitian ini adalah mengkaji
dan menyusun basis data SIG terkait dengan model identifikasi daerah rawan
banjir ditinjau dari keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan.
Dalam penelitian ini, penanggulangan banjir yang akan dibahas adalah
identifikasi daerah rawan banjir Provinsi Jawa Barat. Data spasial yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data spasial yang didefinisikan dari
7

model identifikasi daerah rawan banjir. Metode yang dilaksanakan yaitu Studi
literatur mengenai banjir, penanggulangan bencana banjir, basis data dan SIG,
Infrastruktur Data Spasial, pengumpulkan data tentang model identifikasi daerah
rawan banjir, merancang suatu model basis data untuk identifikasi daerah rawan
banjir, dan Mengkaji keberadaan dan ketersediaan data spasial yang diperlukan
untuk identifikasi daerah rawan banjir. Dengan data yang digunakan di dalam
penelitian ini adalah peta tutupan lahan, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta
DAS, dan peta titik tinggi. Sistem identifikasi daerah rawan banjir membutuhkan
adanya data spasial yang diolah dengan memanfaatkan teknologi SIG. dilakukan
proses penyusunan basis data hingga kajian mengenai keberadaan dan
ketersediaan data yang diperlukan untuk identifikasi daerah rawan banjir melalui
penyusunan model basis data SIG untuk identifikasi daerah rawan banjir yang
dilakukan, Selanjutnya pengujian sampai sejauh mana data dasar spasial yang
diperlukan untuk identifikasi daerah rawan banjir dapat memenuhi kebutuhan
query dari pengguna, maka digunakan data SRTM dalam tahap fisikal ini adalah
peneliti tidak mendapatkan peta titik tinggi. Karena penggunaan peta titik tinggi
adalah diturunkan menjadi data DEM, maka peneliti menggantinya dengan
DEM SRTM 90 meter yang bersumber dari NASA, tahun 2003. Dalam tahap
fisikal, peneliti juga menggunakan peta batas administrasi untuk mengetahui
batas daerah studi kasus yang sedang diteliti. Serta untuk menganalisis hasil
identifikasi daerah rawan banjir yang dilakukan peneliti, keberadaan daerah
rawan banjir hasil identifikasi peneliti dibandingkan dengan daerah rawan banjir
yang bersumber dari peta Rawan Bencana Alam Provinsi Jawa Barat, Ditjen
Geologi, tahun 2002, skala 1:250.000. Setelah dibandingkan, dapat dilihat
bahwa keberadaan daerah rawan banjir antara kedua peta tersebut berbeda.
selain dibangun sistem clearinghouse, untuk mendukung terbentuknya IDS juga
perlu dilakukan standarisasi data dasar. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan
pengguna data dalam mengintegrasikan data spasial menjadi sebuah sistem
informasi daerah rawan banjir. Sehingga identifikasi daerah rawan banjir yang
telah dilakukan, belum memberikan hasil yang akurat. Hal ini diakibatkan
karena beberapa faktor, seperti ketidakseragaman skala pada data dasar, tidak
tersedianya data dasar yang terkini, ketidaklengkapan informasi dalam data
dasar seperti kekosongan data, dan pemakaian asumsi kedalaman dan lebar
sungai untuk menghitung kapasitas tampung sungai. Dengan adanya atau
terciptanya IDS, diharapkan dapat menjamin keberadaan data spasial yang
diperlukan untuk identifikasi daerah rawan banjir, yang dimulai dari
pembangunan suatu sistem seperti clearinghouse dan diikuti dengan standarisasi
data dasar karena melalui suatu sistem clearinghouse, akses data dan informasi
data spasial akan dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat dan efektif.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang di dapat dari percobaan ini antara lain sebagai berikut:
1. Data Spasial adalah sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem
koordinat tertentu serta sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian
penting yang membuatnya berbeda dari yang lain yaitu terdapat informasi lokasi
(spasial) dan informasi deskriptif (attribute).

2. Secara sederhana dalam sistem informasi geografis data spasial dapat


direpresentasikan dalam dua format, yaitu data vektor dan data raster. Setiap
format data memiliki kelebihan dan kekurangan, pemilihan format data yang
digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia,
volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam
analisa.

3. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam
lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik.
Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang
lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan
secara matematis.
DAFTAR PUSTAKA

Alivia,F. 2020. Pemanfaatan Data Spasial Melalui Sistem Informasi Geografis


(SIG) Dalam Bidang Pendidikan. Universitas Negeri Surabaya.

Ardinal. Fauzi,B. Syarsa,A.P. 2015. Laporan Praktikum Sistem Informasi


Geografis: Analisis Data Raster. Universitas Jambi.

Deliar,A. Hakim,D.M. Indrianawati. 2013. Penyusunan Basis Data untuk


Identifikasi Daerah Rawan Banjir Dikaitkan dengan Infrastruktur Data
Spasial Studi Kasus: Provinsi Jawa Barat. Jurnal Itenas Rekayasa. 17(1):
22-31. Institut Teknologi Bandung.

Handayani,D. Soelistijadi,R. Sunardi. 2005. Pemanfaatan Analisis Spasial


Untuk Pengolahan Data Spasial Sistem Informasi Geografi. Jurnal
Teknologi Informasi Dinamik. 10(1): 108-116. Universitas Stikubank
Semarang.

Sahrati,E. 2016. Data Vektor dan Data Raster.

Septiawan,A.I. 2014. Makalah “Pengertian Data Raster”. Universitas Islam


Balitar.

Takada,K. 2022. Pemanfaatan Data Spasial.

.
LAMPIRAN
Gambar 2. Hasil Pretest
Gambar 3. Cover Jurnal

Anda mungkin juga menyukai