Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

ANALISIS SPATIAL OVERLAY

Dosen Pengampu
Purwanto, S.Pd., M.Si

Oleh:
Nama Mahasiswa : Ahmad Nur Fauzi
NIM : 170721636599
Offering :A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
MARET 2019
ANALISIS SPATIAL OVERLAY

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan analisis overlay peta rawan bahaya Banjir.
2. Mahasiswa dapat menerapkan analisis peta overlay untuk fenomena
alam yang terjadi.

II. DASAR TEORI


Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem
Informasi Geografis). Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis
satu peta diatas grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar
komputer atau pada plot. Secara singkatnya, overlay menampalkan suatu
peta digital pada peta digital yang lain beserta atribut-atributnya dan
menghasilkan peta gabungan keduanya yang memiliki informasi atribut dari
kedua peta tersebut.

Gambar 2.4. Teknik Overlay dalam SIG


Ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan pada overlay untuk
menggabungkan atau melapiskan dua peta dari satu daerah yang sama
namun beda atributnya yaitu:

1. Dissolve themes
Dissolve yaitu proses untuk menghilangkan batas antara poligon yang
mempunyai data atribut yang identik atau sama dalam poligon yang
berbeda. Peta input yang telah di digitasi masih dalam keadaan kasar, yaitu
poligon-poligon yang berdekatan dan memiliki warna yang sama masih
terpisah oleh garis poligon. Kegunaan dissolve yaitu menghilangan garis-
garis poligon tersebut dan menggabungkan poligon-poligon yang terpisah
tersebut menjadi sebuah poligon besar dengan warna atau atribut yang sama.
2. Merge Themes
Merge themes yaitu suatu proses penggabungan 2 atau lebih layer menjadi
1 buah layer dengan atribut yang berbeda dan atribut-atribut tersebut saling
mengisi atau bertampalan, dan layer-layernya saling menempel satu sama
lain.
3. Clip One Themes
Clip One themes yaitu proses menggabungkan data namun dalam wilayah
yang kecil, misalnya berdasarkan wilayah administrasi desa atau
kecamatan. Suatu wilayah besar diambil sebagian wilayah dan atributnya
berdasarkan batas administrasi yang kecil, sehingga layer yang akan
dihasilkan yaitu layer dengan luas yang kecil beserta atributnya.
4. Intersect Themes
Intersect yaitu suatu operasi yang memotong sebuah tema atau layer input
atau masukan dengan atribut dari tema atau overlay untuk menghasilkan
output dengan atribut yang memiliki data atribut dari kedua theme.
5. Union Themes
Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon
dari tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan
atau kelas atribut.
6. Assign Data Themes
Assign data adalah operasi yang menggabungkan data untuk fitur theme
kedua ke fitur theme pertama yang berbagi lokasi yang sama Secara
mudahnya yaitu menggabungkan kedua tema dan atributnya

III. ALAT dan BAHAN


a. Alat
1. Software ArcGIS 10X
2. Laptop
b. Bahan
1. Peta Lereng Bondowoso
2. Peta Curah hujan

IV. LANGKAH KERJA


Langkah kerja dapat di lihat di link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=WZq_FmhJIfI&t=4s

V. HASIL dan ANALISIS


1. Peta Rawan Bencana Banjir Kabupaten Bondowoso
2. Peta Jenis Tanah Kabupaten Bondowoso

3. Peta Curah Hujan Kabupaten Bondowoso


4. Peta Lereng Kabupaten Bondowoso

5. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Bondowoso


VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tentang analisis spasial Overlay di aplikasi
Arcmap 10.0 untuk menganalisis benjara banjir dengan data layer/peta
Curah Hujan, Lereng, dan Jenis tanah. Dengan ketiga data/ layer tersebut
dapat diketahui intensitas curah hujan yang ada di wilayah Kabupaten
Bondowoso dapat diketahui. Untuk peta Lereng terdapat kategori 4
kelerengan mulai dari yang terendah sampai tertinggi. Sedangkan Peta Jenis
Tanah terdapat berbagai macam jenis tanah yang ada di Kabupaten
Bondowoso.
Setelah mengetahui jenis tanah, intensitas curah hujan, dan
kemiringan lereng dari Wilayah Kabupaten Bondowoso maka selanjutnya
penyekoran untuk menentukan peluang/kemungkina dapat terjadinya
bencana banjir di Kabupaten Bondowoso. Untuk penyekoran jenis tanah ini
tergantung pada tempat dan sifat dari tanah tersebut. Bila jenis tanah
terdapat di daerah pegunungan maka potensi terjadinnya banjir sangat
sedikit maka di kasih skor 1, sedangkan jenis tanah yang ada di dataran
rendah memiliki skor tinggi karena pada daerah tersebut memiliki jenis
tanah yang kurang dapat menyerap air dengan sempurna, sehingga potensi
terjadinya bencana banjir sangatlah besar.
Untuk penyekoran pada layer curah hujan terdapat 4 skor yaitu 1-4.
Pada peta curah hujan ini apabila intensitas curah hujan yang tinggi saya
kasih skor 4 karena pada saat hujan lebat/intensitas curah hujan tinggi dapat
berpotensi terjadinya bencan banjir. Sedangkan untuk intensitas curah hujan
yang sangat rendah saya kasih skor 1, sebab potensi terjadinnya bencana
banjir sangat kecil sekali. Pada layer lereng/kemiringan lereng terdapat skor
lereng tertinggi untuk kemiringa lereng yang sangat rendah, sebab
kemiringan lereng rendah sangat berpotensi terjadinya banjir. Sedangkan
untuk skor terendah untuk daerah yang memiliki kemiringan lereng
tertinggi, sebab jika wilayahnya curah sangat kecil sekali akan terjadi
bencana banjir.
Wilayah yang terkenadampak paling tinggi ketika terjadi banjir di
Kabupaten Bondowoso yaitu kecamatan Tlogosari, Sumberwringin,
Sukosari, Wonosari, Tapen, Tamanan, Jambesari, Pujer, Tenggarang,
Bondowoso, dan Prajekan. Sedangkan untuk penduduk yang terkena
dampak dari bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Bondowoso sangat
besar, disebabkan oleh penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah
yang mana daerah tersebut jika terjadi banjir sangat berpotensi besar. Maka
hal yang harus di perlakukan yaitu dengan membuat jalur evakuasi bila
terjadi bencana banjir.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peta potensi bencana banjir di Kabupaten Bondowoso terdapat
potensi terbesar berada di daerah kawasan padat penduduk yang jenis
tanahnnya kurang dapat menyerap air hujan dengan baik dan intensitas
curah hujan yang sedang sampai tinggi. Serta berada di kemiringan lereng
yang rendah.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Guntara, Ilham. 2013. Pengertian Overlay Dalam Sistem Informasi
Geografi. Online, (https://www.guntara.com/2013/01/pengertian-
overlay-dalam-sistem.html) diakses pada 30 Maret 2019.

TIM Pengabdian Kepada Masyarakat. 2016. Modul Pengabdian Kepada


Masyarakat Ibm Penginderaan Jauh dan SIG Kabupaten
Banyuwangi dan Kota Probolinggo. Malang. Lembaga
Pengembangan dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai