Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ACARA II
OVERLAY

Erna Krissanti
17405241034

A. Tujuan
Mahasiswa mampu menghitung luas perubahan penggunaan lahan dengan metode
tumpang susun (overlay) peta penggunaan lahan pada tahun yang berbeda.
B. Dasar Teori
Menurut Prahasta (2009) SIG atau Sistem Informasi geografis adalah sistem berbasis
komputer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, menganalisis,
dan menampilkan informasi spasial. Maksud dan tujuan penggunaan SIG adalah untuk
menciptakan suatu sistem kerja yang efektif dan efisien serta memudahkan dalam
perencanaan, pemantauan, pemeliharaan, pengembangan dan membantu dalam
pengambilan keputusan.
Pengelolaan data spasial merupakan hal yang penting dalam pengelolaan data Sistem
Informasi Geografi. Proses pengolahan dilakukan dengan menerapkan kaidah-kaidah
relasional terkait secara simultan. Sistem Informasi Geografis (SIG) tidak hanya berfungsi
untuk memindahkan / mentransformasi peta konvensional (analog) ke bentuk digital
(digital map), lebih jauh lagi sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengolah dan
menganalisis data yang mengacu pada lokasi geografis menjadi informasi berharga.
(Handayani,dkk 2005)
Definisi overlay menurut Bernhardsen (1992) adalah suatu proses pada data spasial,
yang terjadi pada suatu layer yang berisi peta tematik tertentu lalu “ditumpangkan dan
disusun” dengan berbagai peta tematik lain dan akhirnya membentuk layer peta tematik
baru dengan polygon yang baru dari hasil perpotongan bidang-bidang pada proses
penumpukan dan penyusunan tersebut.

1
Sedangkan menurut Handayani, dkk (2005) merupakan proses dua peta tematik
dengan area yang sama dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu
layer peta baru. Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan
peta merupakan kunci dari fungsi-fungsi analisis Sistem Informasi Geografi.
Analisis overlay yakni menggabungkan beberapa unsur spasial menjadi unsur spasial
yang baru. Dengan kata lain, overlay dapat didefinisikan sebagai operasi spasial yang
menggabungkan layer geografik yang berbeda untuk medapatkan informasi baru. Overlay
dapat dilakukan pada data vektor maupun raster. (anonim, 2016)
Pengubahan unsur spasial dilakukan dengan mengubah unsur-unsur spasial yang ada
pada suatu layer (Anonim,2016). Pengubahan tersebut dapat berupa:
1. Union, merge, atau combine
Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon dari tema
overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas atribut. Merge
themes yaitu suatu proses penggabungan 2 atau lebih layer menjadi 1 buah layer dengan
atribut yang berbeda dan atribut-atribut tersebut saling mengisi atau bertampalan, dan
layer-layernya saling menempel satu sama lain. Penggabungan ini dapat menjadikan
beberapa unsur spasial menjadi satu unsur spasial saja tanpa mengubah beberapa unsur
spasial yang digabungkan tersebut.
2. Intersect
Intersect yaitu suatu operasi yang memotong sebuah tema atau layer input atau
masukan dengan atribut dari tema atau overlay untuk menghasilkan output dengan atribut
yang memiliki data atribut dari kedua theme. Fungsinya untuk menghasilkan unsur spasial
baru dari dua atau lebih unsur spasial. Fungsi ini menghasilkan unsur spasial baru dari
irisan dua atau lebih unsur spasial sebelumnya.
Lahan merupakan suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang
meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman, binatang
dan hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa sekarang sampai pada tingkat tertentu.
Sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penggunaan lahan oleh
manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang (FAO, 1976).

Lahan menurut Bintarto (1977), lahan dapat diartikan sebagai land settlement yaitu
suatu tempat atau daerah dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka
dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan
mengembangkan hidupnya. Dengan demikian sangatlah jelas bahwa setiap makluk hidup

2
pasti membutuhkan lahan untuk tumbuh dan berkembang, berbagai aktivitas manusia di
dalam ruang bumi ini tidak lepas dari fungsi lahan yang berbeda-beda dalam penggunaan
lahan.

Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia, baik secara menetap
ataupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan
baik material maupun spiritual, ataupun kebutuhan kedua-duanya (Su Ritohardoyo, 2002).

Perubahan penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia, baik secara
permanen maupun siklis terhadap suatu kumpulan sumber daya alam dan sumber daya
buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi
kebutuhannya baik kebendaan maupun spiritual atau keduanya (Malingreau, 1978).
Seseorang melakukan perubahan penggunaan lahan dengan maksud untuk
memaksimalkan sumberdaya lahan tersebut sehingga diharapkan akan memperoleh
keuntungan yang maksimal pula.

Perubahan penggunaan lahan merupakan fenomena global yang menjadi perhatian


peneliti di berbagai negara di dunia. Kajian perubahan penggunaan lahan berkembang
sangat cepat dan menghasilkan banyak pendekatan.Verburg et al. (2004) menyatakan
bahwa dalam pemodelan perubahan penggunaan lahan ini paling tidak terdapat enam
aspek yang harus diperhatikan, yaitu: cakupan analisis, dinamika silang-skala (cross-
scale), faktor pemicu, interaksi spasial dan dampak kedekatan lokasi, dinamika antar
waktu dan proses penggabungan. Keenam aspek tersebut merupakan topik utama dalam
kajian perubahan penggunaan lahan.

C. Alat & Bahan


1. Alat
a. ArcGIS 10.7
b. Seperangkat komputer yang kompatibel
2. Bahan
Data shp Sampang
D. Langkah Kerja
1. Mengunduh data penggunaan lahan memalui link yang telah diberikan.
2. Menampilkan data penggunaan lahan pada tahun yang berbeda.

3
3. Lakukan georeferensi melalui ArcToolbox, dengan cara klik Data Management Tools
pada ArcToolbox, kemudian pilih Projections and Transformation-Define Projection.
4. Masukkan layer yang akan digeoreferensi pada kolom input database kemudian
tentukan titik koordinatnya dan klik OK.
5. Melakukan overlay Intersect, klik ArcToolbox-Analysis Tools-Intersect.
6. Masukkan data t1 dan t2 pada kotak intersect dalam menu Input Features. Jangan lupa
untuk menyimpan file data dengan klik Output Features Class, kemudian klik Ok,
tunggu beberapa saat hingga proses selesai.
7. Lakukan cara yang sama untuk melakukan overlay Union, dengan klik ArcToolbox-
Analysis Tools-Union.
8. Selanjutnya klik cara yang sama dengan cara overlay intersect.
E. Hasil & Pembahasan
1. Hasil

Gambar 2.1 Peta Overlay Intersect

4
Gambar 2.2 Peta Overlay Union

Tabel 2.1 Luas Lahan Tahun Pertama

Landuse Luas (hektar) Persentase (%)

Permukiman 6153,537 6153,537


x 100% = : 17,036 %
36120,55851

Padang Rumput 3769,011 3769,011


x 100% = 10,43%
36120,55851

Sawah Irigasi 7005,705 7005,705


x 100% = 19,39%
36120,55851

Sawah Tadah Hujan 4592,774 4592,774


x 100% = 12,71%
36120,55851

Ladang 14058,79 14058,79


x 100% = 38,92%
36120,55851

5
Sungai 230,5118 230,5118
x 100% = 0,63%
36120,55851

Hutan Bakau 66,59906 66,59906


x 100% = 0,18%
36120,55851

KPH 45,07161 45,07161


x 100% = 0,12%
36120,55851

Ladang Garam 198,5559 198,5559


x 100% = 0,54%
36120,55851

Total T1 36120,55851

Tabel 2.2 Luas Lahan Tahun Kedua

Landuse Luas Lahan Persentase (%)


(hektar)
Pemukiman 6140,495
6140,495
x 100% = 16,98%
36147,91

Padang rumput 2974,65 2974,65


x 100% = 8,22%
36147,91

Hutan bakau 27,40754 27,40754


x 100% = 0,075%
36147,91

Sungai 230,5204 230,5204


x 100% = 0,63%
36147,91

Hutan 860,5366 860,5366


x 100% = 2,38%
36147,91

Sawah Tadah 7554,591 7554,591


x 100% = 20,89%
36147,91
Hujan

Sawah Irigasi 790,5229 790,5229


x 100% = 2,18%
36147,91

6
Ladang 17282,58 17282,58
x 100% = 47,81%
36147,91

Ladang garam 17282,58 141,5792


x 100% = 0,39%
36147,91

Tambang 99,9974 99,9974


x 100% = 0,27%
36147,91

KPH 45,03519 45,03519


x 100% = 0,12%
36147,91

Total T2 36147,91

2. Pembahasan
Praktikum Sistem Informasi Geografi pada kali ini membahas mengenai
overlay peta menggunakan intersect dan union. Peta yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah Peta Sampang, merupakan salah satu wilayah di Semarang, Jawa
Tengah. Overlay dalam Sistem Informasi merupakan proses tumpang susun peta yang
dapat digunakan untuk analisis suatu wilayah, dengan menggabungkan poligon
berdasarkan kesamaan nilai atributnya.
Overlay intersect dapat digunakan untuk menggabungkan dua data spasial yang
akan menghasilkan theme baru yang akan saling memotong antara dua buah themenya.
Hanya freature-freature yang terdapat dalam extent kedua theme ini yang akan di
tampilakan. Pada praktikum kali ini menggabungkan antara data penggunaan lahan dan
data luas tanah, otomatis intersect yang dilakukan menghasilkan peta gabungan antara
penggunaan lahan dan luas tanah sehingga dapat diketahui penggunaan lahan seperti
pemukiman, sawah, hutan, ladang dan lainnya memiliki luas berapa hektar. Overlay
union dilakukan untuk membuat theme baru hasil dari penggabungan dua theme.
Theme yang sudah digabung berisikan feature-feature dan atribut dari dua theme yang
digabungkan tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari proses overlay diketahui bahwa terdapat
perbedaan penggunaan lahan antara tahun pertama dan kedua. Pada peta tahun pertama
tidak terdapat hutan dan tambang sedangkan di peta tahun kedua terdapat hutan dan
tambang. Luas hutan sebesar 860,5366 hektar sekitar 2,38% dari total luas lahan tahun
kedua. Sedangkan tambang sebesar 99,9974 hektar sekitar 0,27% dari total luas lahan
tahun kedua. Total luas penggunaan lahan tahun pertama 36120,55851 hektar

7
sedangkan total luas penggunaan lahan tahun kedua 36147,91 hektar. Selisih luas
penggunaan lahan tahun pertama dan kedua adalah 27,3514915. Sehingga dapat
diketahui adanya perbedaan luas penggunaan lahan. Di peta tahun kedua dalam
penggunaan lahannya lebih luas dan ada perkembangan baru diantaranya terdapat
tambang dan hutan.
Terjadi penurunan penggunaan lahan untuk pemukiman di tahun kedua, yang
hanya sebesar 16,98% dibandingkan pada tahun pertama yang mencapai 17,036 %. Hal
tersebut dapat mengindikasikan bahwa terdapat penurunan pertumbuhan penduduk di
wilayah tersebut atau karena adanya alih fungsi lahan dari pemukiman menjadi
penggunaan lahan yang lain. Perbedaan yang sangat mencolok terdapat pada
penggunaan lahan sebagai sawah irigasi yang menurun di tahun kedua yang hanya
sebesar 2,18% padahal sebelumnya mencapai 19,39%. Penurunan yang sangat besar
tersebut dapat dipengaruhi oleh munculnya penggunaan lahan sebagai tambang ditahun
kedua atau adanya perubahan sawah irigasi ke sawah tadah hujan karena terdapat
kenaikan penggunaan lahan sawah tadah hujan di tahun kedua dengan total luas
pengguaan lahan sebesar 20,89% dari total luas lahan di peta tahun kedua. Hal tersebut
tentu dapat dipengaruhi oleh indikasi lain.
Total luas lahan intersect sebesar 449055,9675 hektar dan total luas lahan union
sebesar 461900,2109 hektar. Luas lahan pada overlay intersect jauh lebih sempit
dibandingakan dengan yang union, hal tersebut karena dalam overlay intersect bukan
hanya penggabungan kedua theme saja melainkan juga terdapat proses saling potong
antar kedua theme sehingga yang ditampilkan hanya freature yang sesuai dengan kedua
theme. Sedangkan kalau union tidak terdapat proses pemotongan jadi hanya benar-
benar penggabungan dua theme.
F. Kesimpulan
1. Overlay peta dapat dilakukan apabila terdapat lebih dari satu peta dengan
menggabungkan poligon dan memiliki atribut yang sama.
2. Metode overlay yang biasanya digunakan adalah intersect dan union
3. Perbedaan intersect dan union adalah apabila intersect merupakan penggabungan
disertai adanya saling potong kedua theme, sedangkan union merupakan penggabungan
tanpa ada saling potong.
4. Pada perhitungan perbedaan penggunaan pada tahun pertama dan kedua, dimana tahun
kedua penggunaan lahan lebih banyak macamnya dibandingkan dengan tahun pertama.

8
5. Perubahan lahan yang terjadi di wilayah Sampang dari tahun pertama ke tahun kedua
sebesar 27,3514915 hektar.
6. Total luas lahan intersect sebesar 449055,9675 hektar dan total luas lahan union sebesar
461900,2109 hektar.

G. Daftar pustaka
Anonim.2013.Analisis Spasial.Bandung.Kemenristek
Bernhardsen.T. (1992). Geographic Information Syestem. VIAK IT and Norwegian Mapping
Authority
Bintarto. 1977. Pengantar Geografi Kota. U.P.Spring: Yogyakarta.
Dewi Handayani U.N, R.Soelistijadi dan Sunardi. (2005). Pemanfaatan Analisis Spasial untuk
Pengolahan Data Spasial Sistem Informasi Geografi. Jurnal Teknologi Informasi
DINAMIK Volume X, No.2 Mei 2005 : 108-116
FAO,(1976). Aframeworkfor land evaluation FAO Soil Bull. No. 32, Rome, 72 pp; and ILRI
Publication No. 22, Waginengen, 87 pp.
Malingreau,J.P., 1978, Penggunaan Lahan Pedesaan Penafsiran Citra Untuk Inventarisasi
dan Analisisnya, PUSPICS-Fakultas Geografi UGM: Yogyakarta
Prahasta, E. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsepkonsep Dasar (Perspektif Goedesi dan
Geomatika). Bandung: Informatika
Su Ritihardoyo. 2002. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Fakultas Geografi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tim Fakultas Geografi, 2004, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis, Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai