Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Disusun oleh :

Marsye ropa (202240002)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN

PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA

MANOKWARI

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama :

Nim :

Jurusan :

Program Studi :

Di nyatakan telah memenuhi syarat dalam menyelesaikan laporan praktikum


sistem informasi geografis pada tangal 6 juni 2023

Di setujui

Asisten :

Fajar K. Rohmala, S.T

Diketahui

Dosen Pengampu

Ceni Febi Kurnia Sari, S.T., M.T, Supardi, S.Hut., M.Si


KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-NYA
sehinga laporan ini berhasil di selesaikan. Laporan praktikum ini disusun sebagai syarat
menyelesaikan mata kuliah sistem informasi geografis program studi d3 papua,
manokwari dan juga merupakan salah satu titik dalam perjalanan hidup penulis dalam
proses memahami dan menghayati proses suatu tahap belajar.
Dalam penyusunan dan penulisan ini,. Penulis juga menyadari dalam penyusunan
dan penulisan laporan ini tidak lepas dari doa, jasa, dan bantuan banyak pihak, maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
Dalam penyusunan dan penulisan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan, maka dari itu penulis dengan senang hati menerima segala masukan dan
kritikan yang bersifat membangun sehingga di kemudian hari tulisan ini kiranya dapat
berguna bagi orang lain. Penulis juga menyadari dalam penyusunan dan penulisan
laporan ini tidak lepas dari doa, jasa, dan bantuan banyak pihak, maka pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Ceni Febi Kurnia Sari, S.T., M.T, dan Supardi, S.Hut., M.Si. selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Sistem Informasi Geografis.
2. Asisten Sistem Informasi Geografis yaitu Fajar K. Rohmala, S.T yang selalu
memberikan dukungan dan pemahaman kepada penulis selama praktikum dan
lapangan.
3. Teman Angkatan yang selalu menjadi tempat berbagi dan selalu menemani
penulis dari awal perkuliahan sampai semester akhir ini.
4. Seluruh pihak yang membantu dalam penulis dari segi material serta dukungan
moral yang membuat penulis sangat termotivasi dalam melakukan penelitian.

Semoga tulisan ilmiah ini dapat berguna bagi orang yang membutuhkan suatu saat
nanti, dan penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
daripembaca untuk perbaikan penulisan selanjutnya.

Manokwari, 6 juni 2023

Marsye ropa
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


HALAMAN TUJUAN ............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................5
2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis ..............................................................6
2.2 Jenis Data Sistem Informasi Geografis ...............................................................7
2.3 Kegunaan Sistem Informasi Geografis ...............................................................8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................9
3.1 Alat dan Bahan Praktikum dan Lapangan ..........................................................9
3.2 Prosedur Praktikum Sistem Informasi Geografis..............................................10
3.1 Acara I - Citra Setelit ........................................................................................11
3.2 Acara II – Georeferensi ....................................................................................12
3.3 Acara III – Digitasi............................................................................................13
3.4 Acara IV – Analisis Slope .................................................................................14
BAB V PENUTUP .................................................................................................15
5.1 Penutup.............................................................................................................15
5.2 Saran.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................16
LAMPIRAN ..........................................................................................................17
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Raster....................................................................................................1


Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ….............................................................................2
Gambar 4.1 Proses Polygon.................................................................................... 3
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Raster dan Vektor ......................................................1


Tabel 3.1 Tabel Alat dan Bahan..............................................................................2
Tabel 4.2 Tabel Lereng ..........................................................................................3
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Kemiringan Lereng ...................................................................


Lampiran 2. Lembar Pengesahan .......................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem informasi geografi (SIG) dikenal dengan nama Geography Information
System yang berguna dalam mengumpulkan, mengolah, dan menginformasikann data-
data yang berkaitan dengan geografis. Sistem informasi yang berkaitan dengan catatan
permukaan bumi secara konvensional telah dilakukan oleh berbagai instansi sejak lama
dalam bentuk peta, tabel, dan laporan yang disimpan dalam lemari dan filling cabinet.

Sekarang ini SIG lebih berorientasi kepada penggunaan komputer dan teknologi
penginderaan jauh. Oleh karena itu SIG dapat dikatakan sebagai komponen yang terdiri
dari perangkat keras, perangkat lunak, data, dan sumber daya manusia yang bekerja sama
secara efektif dalam suatu system untuk menginformasikan kenampakan dan fenomena
permukaan bumi sesuai tujuan tertentu. Adapun dalam SIG dikenal beberapa software
yang digunakan untuk penginderaan jauh antara lain ER Mapper dan Arc View.

Dalam bidang remote sensing (penginderaan jauh), interpretasi diartikan sebagai


studi secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu melalui pengenalan karakteristik, jenis,
sebaran objek yang terekam pada lembar peta atau citra. Interpretasi dapat dilakukan
secara visual pada lembar peta/citra atau pada suatu peta/citra langsung; dan secara digital
menggunakan computer melalui klasifikasi spectral dari data citra/foto udara. Dalam
suatu kegiatan interpretasi, setiap interpreter selalu berusaha untuk mendapatkan
data/informasi yang sebanyak-banyaknya dan seakurat mungkin sesuai tujuan yang
diinginkan.

1.2 rumusan masalah

1.3 tujuan dan manfaat

 tujuan praktikum
1. Mengetahui jenis dan kegunaan menu utama program global Mapper serta
ArcGIS.
2. Mengetahui informasi dasar citra.
3. Menginterpretasikan beberapa objek dalam citra

 Manfaat Praktikum
1. Dapat menjalankan program SIG dalam penginderaan jauh
2. Memperdalam pengetahuan dan kegunaan menu utama program global
mapper serta ArcGIS
3. Menggunakan informasi dasar citra berdasarkan tujuan tertentu.
4. Agar praktikan dapat mengaplikasikan dan memanfaatkan SIG dalam kegiatan
sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 pengertian sistem inforamsi geografis


Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem (berbasis komputer) yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG
dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan
fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau
kritis untuk dianalisis (Prahasta 2004). Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan
bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah berkembang.

SIG adalah suatu sistem untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi


(memodelkan),menganalisis, dan menyajikan sekumpulan data keruangan yang memiliki
referensi geografis atau acuan lokasi (Johnson 1996). Secara teknis, SIG juga merujuk
pada suatusistem informasi yang menggunakan komputer dan mengacu pada lokasi
geografis yangberguna untuk membantu pengambilan keputusan (Puspisc, 2004).

Beberapa pengertian SIG diantaranya :

1. Menurut ESRI (1990) dalam Prahasta (2004)


SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer,
perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk
memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan
menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.
2. Rice (1920) dalam Prahasta (2004)
SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasuukan (capturing),
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di muka bumi.
3. Basic (1920) dalam Prahasta (2004)
SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
memungkinkan untuk mengelola, menganalisa, memetakan informasi spasial berikut
daya atributnya (data deskriftif) dengan akurasi kartografi.
4. Demers (1997) dalam Prahasta (2004)
SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, mengintegrasikan dan menganalisa informasi-informasi yang
berhubungan dengan permukaan bumi.
5. Foote (1995) dalam Prahasta (2004).
SIG merupakan sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data
yang tereferensi secara spasial atau koordinat – koordinat geografi. Dengan kata lain,
SIG merupakan sistem basisdata dengan kemampuan – kemampuan khusus untuk
data yang tereferensi secara geografis berikut sekumpulan operasi – operasi yang
mengelola data tersebut.

2.2 jenis data sistem informasi geografis


A. Data Spasial
Secara umum dikenal ada 2 (dua) model dalam merepresentasikan komponen spasial
dalam informasi geografis yaitu model vektor dan model raster. Dalam model vektor,
obyek atau kondisi permukaan bumi digambarkan dengan simbol titik, garis dan area
yang pada dasarnya juga dibatasi oleh garis/polygon. Dalam hal posisi dari tiaptiap obyek
tadi didalam suatu peta diwujudkan dengan menggunakan suatu sistem koordinat. Dalam
model raster posisi obyek dipermukaan bumi digambarkan dalam ruang dan disebut
sebagai sel. Representasi dari sel berada dalam suatu posisi yang berupa kolom dan baris,
yang biasa diistilahkan sebagai pixel (picture element). Masing-masing model data
tersebut selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut :
Gambar 1. Ilustrasi Model Data Vektor dan Model Data Raster

Keuntungan dan kelemahan model data vektor dan data raster menurut Burrough (1987)
dalam Riandika Mastra dan Suharto Widjojo (Tanpa Tahun) antara lain dapat dibedakan
sebagai berikut :

Model Data Vektor :

1. Keuntungan model data vektor :


a. Penyajian datanya cukup bagus
b. Struktur datanya cukup kompak
c. Grafik data cukup akurat
d. Pemanggilan kembali, updating dan generalisasi grafik data dan atribut dapat
dilakukan dengan mudah
e. Topologi data dapat dideskripsi selengkapnya dengan link network
2. Kelemahan model data vektor :
a. Struktur datanya cukup kompleks
b. Kombinasi dari beberapa poligon dalam overlay cukup sulit
c. Display dan plot data cukup mahal
d. Teknologinya cukup mahal, terutama untuk hardware dan software yang
handal e. Filtering dalam polygon tidak mungkin dilakukan

Model Data Raster :

1. Keuntungan model data raster :


a. Struktur data cukup sederhana
b. Overlay dan kombinasi data dengan citra sangat mudah 87
c. Beberapa analisa spasial cukup mudah dilakukan
d. Simulasi cukup mudah dilakukan karena semua data mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama
e. Teknologinya tidak mahal
2. Kelemahan model data raster :
a. Volume grafik data cukup besar
b. Apabila digunakan ukuran grid sel yang besar untuk mengurangi volume data
akan menghilangkan beberapa informasi penting
c. Network link sulit dilakukan
d. Transformasi proyeksi memakan waktu lama
e. Penyajian data kurang halus dan dianggap kurang bagus

B. Data Tekstual

Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut data tekstual. Para pemerhati SIG ada
yang memberi istilah data tekstual dengan istilah umum yang sering dipakai seperti data
atribut, data deskriptif, data semantik, data tabuler, data non grafis, dan data 90 non
spasial. Bahkan mungkin masih ada lagi yang memberi istilah lain, tergantung dari
penulis yang menjelaskan uraian-uraiannya apalagi sistem ini semakin berkembang pada
saat sekarang ini dan kemaungkinan besar dimasa mendatang. Hal ini bisa dimaklumi
mengingat semakin lama semakin banyak pekerjaan yang bisa ditangani dengan
mengaplikasikan SIG.

Pada dasarnya, data tekstual ini menjelaskan data spasialnya. Keterangan yang berkaitan
dengan layer/coverage dari suatu feature geografi disajikan dalam bentukbentuk non
grafis. Atribut deskriptif yang berkaitan dengan feature peta disimpan pada komputer
sangat mirip dengan bagaimana koordinat titik, garis, maupun area disimpan. Atribut
disimpan sebagai kumpulan bilangan dan karakter. Sebagai contoh, atribut untuk
kumpulan garis yang menyajikan feature jalan meliputi :

A. Status Jalan :
1 = Jalan Negara
2 = Jalan Propinsi
3 = Jalan Kabupaten
4 = Jalan Desa
B. Kualitas Jalan :
1 = Jalan Aspal
2 = Jalan Berbatu
3 = Jalan Tanah
C. Lebar Jalan – diukur dengan satuan ukuran meter
D. Jumlah Jalur Jalan – diukur berdasarkan jumlah jalur
E. Nama Jalan – diukur dengan sebutan nama jalan pada setiap jalan.

Para deskriptor data tekstual, untuk setiap segmen jalan (arc) disimpan pada
komputer sebagai deret nilai dalam format yang sudah ditentukan sebelumnya.

2.3 kegunaan system informasi geografis

Sistem Informasi Geografis memiliki beragam manfaat, baik bagi kehidupan


maupun sektor kehutanan dan lingkungan hidup. Berikut ini adalah manfaat SIG
dalam masing-masing bidang, yaitu:

 Bidang Kehidupan

1) SIG bermanfaat untuk pembuatan peta, pemilihan lokasi,


perencanaan dan penanggulangan bencana, simulasi dampak
lingkungan, dan prediksi bencana alam
2) SIG dapat digunakan untuk memetakan potensi perut bumi,
pembuatan peta tertentu, serta pemetaan laut dan samudera
3) SIG bermanfaat untuk perencanaan wilayah dan perkotaan
4) Dalam bidang klimatologi, SIG digunakan untuk pemetaan cuaca

 Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup

1) SIG dapat digunakan untuk membantu penentuan titik panas ketika


terjadi kebakaran hutan, perhitungan kerusakan hutan dan
pemetaan daerah aliran sungai (DAS)
2) SIG membantu pengambilan keputusan bagi pengelola sumber
daya hutan atau sumber daya alam
3) SIG bermanfaat untuk membuat peta secara singkat, otomatis,
berulang, dan cepat
4) Membantu menyelesaikan proses yang memerlukan kemampuan
analisis
5) Menjadi sistem analisis yang efisien karena bagian-bagian sistem
harganya terjangkau
6) SIG mempermudah pemetaan dan pemodelan terhadap bentang
alam sumber daya alam dan mempermudah evaluasi kebijakan
pengelolaan
7) SIG mempermudah eksflorasi terhadap informasi terkait dengan
sumber daya alam
8) SIG menyediakan operasi-operasi dasar yang diperlukan dalam
pengelolaan hutan atau sumber daya alam, seperti penampilan data,
penghitungan, pengukuran, dan pembuatan peta obyek-obyek yang
diinginkan
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 alat dan bahan praktikum

Peralatan dan perlengkapan untuk melakukan analisis data geospasial tingkat dasar,
mencakup tidak terbatas pada:

 Perangkat keras komputer (monitor, keyboard, CPU, CD Room, USB Mass Storage
Device Manager dan mouse.
 Perangkat lunak SIG

 data SIG

 Kertas

 Alat tulis

3.2 prosedur praktikum system informasi geografis

3.2.1 citra satelit

Informasi Dasar Citra

1. Perangkat lunak ER Mapper dibuka kemudian dicatat menu dan kegunaannya yang
ada pada perangkat lunak tersebut dalam bentuk table pengamatan.
2. Perangkat lunak Arc View dibuka kemudian dicatat menu dan kegunaannya yang ada
pada perangkat lunak tersebut dalam bentuk table pengamatan.
3. Citra multi spectral dipanggil memalui perangkat lunak ER Mapper.
4. Dilakukan kalkulasi statistik pada citra.
5. Kotak algoritma diaktifkan pada tool bar.
6. Menu edit dipilih pada kotak algoritma untuk melihat informasi data.
7. Menu view pada menu bar dan submenu Geopsition di pilih untuk melihat informasi
citra.
Membuat Citra Komposit 751 dan Interpretasi Objek pada Citra
1. Jalankan perangkat lunak ER Mapper dengan mengklik ikon pada desktop.
2. Panggil citra landsat yang akan diolah.
3. Aktifkan kotak dialog algoritma.
4. Lakukan kalkulasi statistic.
5. Aktifkan mode tampilan RGB dan akan muncul 3 lapisan saluran yang bisa diubah.
6. Pada saluran merah, hijau, biru diubah inputnya berturut turut menjadi daluran 7,
saluran 5, dan saluran 1.
7. Lakukan pemilihan dan pemotongan citra dengan mengatur ukuran kotak peta serta
menarik kursor pada lokasi yang diinginkan.
8. Gunakan klik kanan pada kotak citra untuk memanggil menu tambahan.
9. Aktifkan menu cell value profile untuk mengetahui rona objek yang disorot pointer.
10. Aktifkan menu cell coordinate untuk mengetahui koordinat objek yang disorot
pointer.
11. Sorot berbagai macam objek yang berbeda penampakannya pada citra.
12. Simpan citra yang telah diolah sebagai citra baru.

Membuat Kunci Interpretasi dengan ER Mapper

1. Panggil citra komposit yang telah dibuat sebelumnya.


2. Lakukan kalkulasi statistik pada citra.
3. Pembuatan lapisan vektor dilakukan dengan mengklik tombol open map
composition pada kotak algoritma.
4. Pembuatan kunci interpretasi dilakukan dengan menggambar sebuah bidang pada
suatu daerah di citra yang mewakili klasifikasi tertentu.
5. Penggambaran bidang dapat dilakukan dengan polygon pada kotak perangkat.
6. Simpan bidang yang telah digambar sebagai raster region pada citra yang akan
diklasifikasikan.
Klasifikasi Citra dengan teknik Supervised Classification

1. Panggil kembali citra komposit yang telah dibuat kunci interpretasinya.


2. Lakukan kalkulasi statistik pada citra.
3. Pengklasifikasian peta dilakukan dengan mengaktifkan menu supervised
classification di sub menu process di menubar.
4. Isi kotak output dengan nama file baru.
5. Gunakan tipe klasifikasi maximum classification standard.
6. Klik “ok” untuk memulai klasifikasi.
7. Panggil citra yang telah diklasifikasikan.
8. Aktifkan mode classification pada kotak lapisan.
9. Warna untuk setiap kelas pada citra bias diubah melalui menu edit pada menubar.
10. Simpan citra dengan format BIL atau TIFF.
Acara I
1.Langkah pertama, membuka file acara I
2.kemudian Klik sas.planet.nightly
3.kemudian klik pada point sas.planet
3. setalah klik sas.planet akan muncul gambar seperti di bawa ini

5.selanjutnya klik shift pada bagian kiri atas desktop

6.setelah itu
 Centang angka 18
7. selanjutnya pilih stitch, lalu pilih output format, lalu pilih GeoTIFF, lalu pilih save to
untuk menyimpan file, lalu klik start pada bagian kanan bawah
Acara II

Proses georeferencing dalam acara ini diawali dengan mengatur koordinat


sistem pada peta. Sebagaimana kita ketahui terdapat dua coordinate system yaitu,
geographic coordinate system dan projections coordinate system. Pada acara kali
ini kita akan memilih geographic coordinate system dengan cara klik kanan pada
menu layer, pilih properties. Kemudian pada menu data frame properties, pilih
menu coordinate system, pilih geographic coordinate system, dan pilih WGS 1984.
Cara kerjanya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gamabar

Setelah memilih coordinate system, selanjutnya mengaktifkan tool


georeferencing pada menu toolbar dengan cara pilih menu custumize, pilih menu
toolbars, dan klik pada tool georeferencing. Hasilnya dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar

Setelah mengaktifkan menu georeferencing, selanjutnya saatnya


menambahkan data raster yaitu peta administrasi kota Kendari yang belum
memiliki referensi spasial. Pada peta inilah yang akan dilakukan proses
georeferencing atau akan menambahkan referensi spasial. Cara menambahkan data
raster tersebut yaitu klik kanan pada layers, kemudian pilih file peta yang sudah
disiapkan, kemudian klik open. Hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar

Langkah selanjutnya yaitu mengambil control point pada peta tersebut untuk
dijadikan referensi dalam proses georeferencing. Control point tersebut dapat
ditemukan pada pertemuan antara grid X dan Y atau garis lintang dan bujur yang
terdapat pada peta, karena pertemuan grid tersebut dapat memuat informasi
mengenai koordinat dari lokasi pertemuan grid tersebut. Untuk melakukan
georeferencing diperlukan 4 control point yang tersebar secara merata. Keempat
control point yang digunakan pada acara ini yaitu:
1) Control Point 1 berada pada sudut kiri atas ().
2) Control Point 2 berada pada sudut kanan atas ().
3) Control Point 3 berada pada sudut kanan bawah ().
4) Control Point 4 berada pada sudut kiri bawah ().

Setelah menentukan control point, langkah selanjutnya yaitu melakukan input


koordinat ke dalam control point tadi dengan cara memilih fitur add control point,
kemudian klik kiri pada control point, kemudian klik kanan untuk input koordinat
berdasarkan nilai yang didapatkan pada control point tadi. Langkah ini kemudian
dilakukan berulang pada setiap control point. Selanjutnya setelah semua control
point telah di input koordinatnya maka kita dapat melihat nilai RMS Error dari
proses georeferencing kita, semakin kecil nilai RMS Errornya maka semakin
akurat hasil georeferencing yang telah kita lakukan. Nilai RMS Error yang
didapatkan pada praktikum kali ini yaitu 8,33436e-007. Hasil dari Langkah-
langkahnya dapat dilihat sebagai berikut.

gambar

Setelah menginput ke-empat control point tersebut, Langkah akhir yaitu


menyimpan hasil dari proses georeferencing dengan cara klik tool rectify pada
menu georeferencing, kemudian pada menu yang tampil kita dapat mengatur cell
size dan tempat penyimpanan hasil georeferencing serta dapat mengatur nama file
sesuai yang kita inginkan, kemudian klik save. Langkah tersebut menandakan
bahwa proses georeferencing telah selesai dan output dari hasil georeferencing
sudah dapat digunakan untuk analisis selanjutnya yaitu digitasi on-screen yang
akan dibahas pada bab berikutnya. Hasil dari Langkah ini dapat dilihat pada
gambar berikut.
Acara 3

Pada saat praktikum hanya dilakukan intersect (pemotongan) dua tema/poligon.

Adapun langkah-langkah dalam pemotongan dua tema antara lain :

1. Buatlah sebuah obyek view dan kemudian tampilkan theme (shapefile) berupa jenis

tanah, lereng, dan curah hujan.

2. Aktifkan kedua theme yang akan dipotong secara simultan (gunakan kursor/mouse

klik dan tombol SHIFT). Aktifkan (pilihlah dengan menggunakan tool “select

feature” atau meng-klik records yang bersangkutan di dalam table atributnya, atau

dengan dengan melakukan setting nilai-nilai bitmap records yang bersangkutan

hingga bernilai true dengan menggunakan script evenue) unsur-unsur spasial yang

bersangkutan yang termasuk pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Setelah

terpilih record atau unsur-unsur spasial yang bersangkutan akan aktif dan nampak

tersorot dengan warna default (biasanya kuning muda).


3. Setelah semua unsur spasial memenuhi kriteria telah terpilih, aktifkan (klik) view ini

dan gunakan menu view sub menu GeoProcessing Wizard untuk memunculkan seri

kotak dialog “ geoprocessing”

4. Pada kotak dialog “geoprocessing” yang pertama ini pilihlah radio button Intersect

Two Themes. Kemudian klik tombol “next” untuk beralih pada kotak dialog

selanjutnya.

5. Jika muncul kotak dialog “geoprocessing” yang kedua, kliklah tombol hasil operasi

intersecting ini. Kemudian klik tombol Finish untuk keluar kotak dialog yang

bersangkutan.

6. Setelah menekan tombol Finish dan menunggu sesaat, maka shapefile hasil operasi

intersecting ini segera akan di dapat.

Jika tabel atribut theme hasil operasi intersecting di atas ditampilkan,


BAB IV
PENUTUP

4.1 PENUTUP

4.2 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

https://rimbakita.com/sistem-informasi-geografis/

Anda mungkin juga menyukai