Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DASAR

Disusun Oleh:
Nama : Oktavian Dian Putra Mahendra
NIM : H0221087
Kelompok :5

LABORATORIUM PEDOLOGI DAN SURVEI TANAH


PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografi Dasar ini disusun untuk


melengkapi tugas mata kuliah Sistem Informasi Geografi Dasar, telah diterima,
disetujui, dan disahkan oleh Co-assisten mata kuliah Sistem Informasi Geografi
Dasar pada :
Hari :
Tanggal :

Disusun oleh :
Nama : Oktavian Dian Putra Mahendra
NIM : H0221087
Program studi : Ilmu Tanah

Mengetahui,

Dosen Koordinator Praktikum Co-Assisten

Sistem Informasi Geografi Dasar

Ganjar Herdiansyah, S.P., M.P. Mayliana Eka Kurniasari


NIP. 198903132019031015 NIM. H0220044

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
Sistem Informasi Geografi Dasar ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk
melengkapi nilai mata kuliah Sistem Informasi Geografi Dasar sekaligus
diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Sistem Informasi Geografi
Dasar.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang
telah membimbing dan memberi masukan guna terselesainya laporan ini. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin terselenggaranya praktikum ini.
2. Dosen Pengampu Mata Kuliah Sistem Informasi Geografi Dasar Bapak
Ganjar Herdiansyah, S.P., M.P. yang telah membimbing penulis.
3. Co-Assisten Sistem Informasi Geografi Dasar yang telah membimbing
dan membantu dalam penyusunan laporan ini.
4. Orang tua penulis dan teman-teman yang telah banyak memberikan
bantuan berupa semangat dan do’a.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna sempurnanya
laporan ini. Akhir kata penulis mengharap laporan ini berguna bagi pembaca pada
umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.

Surakarta, Juni 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum.................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
A. Sistem Informasi Geografi ...................................................................... 3
B. Geoprocessing dan Georeferencing ........................................................ 4
C. Digitasi Peta ............................................................................................ 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ......................................................... 7
A. Waktu dan Tempat Kegiatan Praktikum ................................................. 7
B. Alat dan Bahan ........................................................................................ 7
C. Cara Kerja ............................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 10
A. Hasil Praktikum ...................................................................................... 10
B. Pembahasan............................................................................................. 11
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Layout peta hasil georeferencing ...................................................... 10


Gambar 4.2 Hasil upload di ArcGIS Web ............................................................ 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunakan
untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang berhubungan dengan
lokasi-lokasi di permukaan bumi. Menurut(Tinambunan & Sintaro, 2021), Sistem
Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan data yang berhubungan dengan lokasi-lokasi
di permukaan bumi. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer
yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang
berhubungan dengan lokasi-lokasi di permukaan bumi.
SIG dapat disajikan dalam bentuk aplikasi desktop maupun aplikasi berbasis
web. SIG juga dapat memberikan penjelasan tentang suatu pariwisata. Konsep
sebuah SIG adalah sebagai berikut: informasi geografis adalah informasi
mengenai tempat di permukaan bumi, teknologi informasi geografis meliputi
Global Positioning System(GPS), remote sensingdan Sistem Informasi
Geografis, sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer dan piranti
lunak (software), sistem Informasi Geografis digunakan untuk berbagai
macam variasi aplikasi, sains Informasi Geografis merupakan ilmu sains
yang melatarbelakangi teknologi Sistem Informasi Geografis.
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi baik sebagian atau
seluruhnya, pada bidang datar yang diperkecil dengan skala dan dilihat dari
atas dengan tulisan tertentu sebagai tanda.
Menurut (Maharani & Maryani, 2015), Peta adalah gambaran atau represen-
tasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi
yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa,
yang pada umum-nya digambarkan pada suatu bidang datar dan
2

diperkecil/diskalakan. Secara umum peta diartikan sebagai gambaran


konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas
ada bidang datar melalui satu bidang proyeksi.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Sistem Informasi Geografi Dasar yaitu:
1. Mahasiswa mampu memahami dan menguasai cara georeferencing peta
RBI (Rupa Bumi Indonesia).
2. Mahasiswa mampu menguasai cara digitasi peta RBI (Rupa Bumi
Indonesia) menggunakan ArcGIS.
3. Mahasiswa dapat mengenal ArcGIS Webuntuk mengunggah peta hasil
georeferencing dan digitasi yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Geografi


Sistem Informasi Geogfrafis (SIG) adalah sebuah sistem yang didesain
untuk menangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisa, mengatur, dan
menampilkan seluruh jenis fata geografis. Akronim GIS terkadang dipakai
sebagai geographical information science yang merupakan ilmu studi atau
pekerjaan yang berhubungan dengan Geographic Information System. Dalam
artian sederhana sistem informasi geografis dapat disimpulkan sebgai
gabungan kartografi, analisis statistika dan tekonologi sistem basis data
(database) (Irwansyah, 2013).
Sistem Informasi merupakan suatu pengumpulan data yang terorganisasi
beserta tata cara penggunaannya yang mencakup lebih jauh daripada
sekedar penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin
dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tata cara
penggunaannya. Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur
berdasarkan maksud pembuatannya bergantung pada tiga faktor utama,
yaitu keserasian dan mutu data, pengorganisasian data, dan tata cara
penggunaannya (Redy Susanto, 2021)
Sistem informasi geografis digunakan untuk menangani data spasial
atau data tentang keruangan, sistem seperti ini banyak digunakan antara
lain untuk pemetaan tanah dan agrikultur, arkeologi dan jaringan listrik.
Sistem ini sudah lama diterapkan, sistem informasi geografis berskala
nasional yang pertama dioperasikan di kanada dengan nama CGIS (Canada
Geographic InformationSystem). CGIS merupakan sistem pertama di dunia
sebagai hasil pengembangan aplikasi pemetaan yang memiliki berbagai
kemampuan (Ikhsan et al., 2020).
Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database
yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan
kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas
4

serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis


melalui gambargambar petanya. GIS menggunakan data yang berbasis spasial
yaitu sebuah data yang berorientasi geografi, memiliki sistem koordinat
tertentu sebagai dasar referensinya. Data spasial untuk GIS dapat diperoleh
melalui peta analog, data sistem penginderaan jauh, data hasil pengukuran
lapang, dan data GPS. (Tumimomor et al., 2013)
SIG pengintegrasian operasi-operasi umum database, seperti query dan
analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang
dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan SIG berbeda dengan system informasi
lainnya, SIG dapat memberikan informasi peta antara lain memetekan letak,
memetakan kuantitas, memetakan perubahan lokasi, dan memetakan apa yang
ada di dalam dan di luar suatu area. SIG yang dibangun berbasis web akan
mudah digunakan dimanapun dan kapanpun dengan menggunakan
pemanfaatan teknologi internet (Alita et al., 2020)
B. Geoprocessing dan Georeferencing
Geoprocessing adalah komponen yang menjadi bagian dari studi area
penelitian ini dan merupakan komponen yang paling kuat dalam SIG,
geoprocessing dapat menentukan, mengelola, dan menganalisa informasi untuk
dijadikan sebuah keputusan. Geoprocessing menjadi bagian yang sangat
penting bagi perusahaan yang menggunakan SIG. Tidak terhitung jumlah tugas
geoprocessing yang dilakukan dalam sehari. Fungsi geoprocessing yang pada
umumnya sering dipakai adalah clip, intersect, buffer, dissolve, merge, dan
union (Hawi et al., 2018)
Geoprocessing adalah sekumpulan fungsi yang melakukan operasi dengan
didasarkan dari lokasi geografis layer-layer input. Geoprocessing juga
sekumpulan fungsi yang terhubung dengan sistem arcview. Hasil output dari
Geoprocessing ini berupa shape file baru atau Featureset. Sedangkan untuk file
input yang dihasilkan tidak akan pernah berubah. (Affan, 2014).
Fungsi-fungsi geoprocessing ini sering juga digunakan sebagai pelengkap
dari fungsi buffer. Terdapat enam fungsi dalam geoprocessing yaitu Dissolve,
Merge, Clip, Intersect, Union, dan Assign Data by Location (Spatial Join).
5

Fungsi-fungsi geoprocessing ini sering juga digunakan sebagai pelengkap dari


fungsi Buffer, oleh sebab itu dalam contoh yang akan ditampilkan nantinya
akan banyak berkaitan dengan geoprocessing (Rumetna et al., 2017).
Teknik geoprocessing adalah suatu cara yang ditempuh dalam membuat
data spasial yang baru berdasarkan existing theme(s) di dalam obyek view.
Salah satu cara geoprocessing yang digunakan adalah union, mergedan
intersect. Proses geoprocessing diberlakukan terhadap satu data spasial dengan
dasar batasan pada data spasial lainya (Handoko et al., 2017)
Georeferencing adalah suatu proses pemberian referensi geografi berupa
sistem koordinat pada suatu objek berupa raster atau citra yang belum
mempunyai acuan sistem koordinat. Di samping itu, dengan melakukan
georeferencing kita dapat menggabungkan sejumlah gambar berbeda dari area
yang sama. Metode georeferencing terbagi menjadi dua, yaitu manual
georeferencing dan direct georeferencing. Manual georeferencing dilakukan
dengan cara menempatkan beberapa titik Ground Control Point (GCP).
Sedangkan pada metode direct, proses georeferencing dilakukan dengan
menggabungkan raw image dengan data GPS yang menyimpan data yang
akurat mengenai kecepatan dan posisi koordinat saat pengambilan gambar dan
dengan data star sensor yang menyimpan data attitude kamera pada saat
pengambilan gambar (Putri Septi Jayani et al., 2017)
Georeference adalah suatu kegiatan bagian dari Sistem Informasi Geografis
untuk menggambarkan proses menghubungkan peta atau raster fisik gambar
peta dengan lokasi spasial. Tujuan dari proses Georeferencing adalah untuk
dapat tepat berada pada koordinat yang tepat (Susilawati et al., 2017).
Terdapat dua cara dalam proses Georeferencing di ArcGIS, yang pertama
dengan menempatkan titik control pada suatu garis perpotongan lintang dan
bujur kemudian untuk memasukan nilai koordinatnya, klik kanan pada titik
control tersebut, lalu pilih input X and Y atau Input DMS of Longitude and
Latitude. Akan tetapi cara tersebut cenderung akan menghasilkan RMS Error
yang cukup besar, tergantung dari tingkat ketelitian saat menempatkan titik
control. Cara yang kedua adalah dengan menempatkan titik control pada peta
6

kemudian memasukan nilai koordinat titik control tersebut dengan


menggunakan titik acuan yang sebelumnya telah di buat. Cara ini lebih mudah
dari cara yang pertama, dan hasil RMS Error akan lebih kecil
(Prabandaru, 2022)
C. Digitasi Peta
Digitasi merupakan proses mengubah fitur geografis pada peta analog
(format raster) menjadi format digital (format vektor) menggunakan meja
digitasi digitizer yang dihubungkan dengan komputer. Digitizer merupakan
perangkat pada meja digitasi digunakan untuk melacak fitur fitur yang ada pada
peta analog yang kemudian disimpan sebagai data spasial. Digitasi juga dapat
dilakukan dengan on screen, yaitu digitasi pada layar komputer/laptop dengan
bantuan piranti lunak seperti ArcGIS, ArcView, dan piranti lunak lainnya.
Proses digitasi on-screen dilakukan menggunakan software ArcGIS 10.3
berdasarkan interpretasi penggunaan lahan pada Citra Sentinel 2-A tahun 2017
dan Citra Quickbird 2009 (Luthfina et al., 2019).
Digitasi merupakan bagian dari proses pemetaan digital. Secara umum
dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format
digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain yang
sebelumnya dalam format raster maka menjadi objek-objek vektor, pada
sebuah citra satelit resolusi tinggi dapat diubah ke dalam format digital dengan
proses digitasi yang bisa dilakukan dengan beberapa acara. Digitasi juga
merupakan usaha untuk menggambarkan kondisi bumi kedalam sebuah bidang
datar dalam computer. Digtasi juga dapat disebut sebagai pengubahan data peta
hardcopy menjadi softcopy (Rosia et al., 2022)
Melakukan digitasi, digitasi adalah penggambaran objek yang telah
diukur di lapangan seperti batas lahan, jalan, jembatan, dan sumber mata
air. Pada proses digitasi, Objek-objek harus memiliki warna yang berbeda-
beda agar hasil digitasi objek bisa dibedakan, untuk batas lahan diberi
warna kuning, untuk jalan diberi warna merah, untuk jembatan berwarna
hitam, dan untuk sumber mata air diberi warna biru. Digitasi dilakukan
dengan menggunakan Polyline, Polygon, dan tools lainya. Tempatkan pada
7

layer yang berbeda pada setiap objek detail. Beri nama pada layer sesuai
dengan objek detail yaitu Mata air, Jalan, Jembatan, dan Batas Lahan
(Rizky Miftah Fauzan & Ridwana, 2021).
Digitasi peta yang terdiri dari digitasi tipe polygon, yaitu dengan
menambah objek (feature) polygon, digitasi tipe lineuntuk menambah objek
(feature) lineuntuk jalan dan gang, dan digitasi tipe pointuntuk menambah
objek titik (point) untuk lokasi-lokasi yang diamati (Adi Saputra et al., n.d.).
Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi antara pembuat peta dan
pengguna peta, sehingga peta dituntut untuk dapat menyajikan fungsi dan
informasi dari obyek yang digambarkan secara optimal. Peta mempunyai
fungsi untuk mencatat atau menggambarkan secara sistematis lokasi data
permukaan bumi, baik data yang bersifat fisik maupun data budaya yang
sebelumnya telah ditetapkan (Donya et al., 2020)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Kegiatan Praktikum


Praktikum Sistem Informasi Geografi Dasar mengenai Georeferencing dan
Digitasi Peta dilaksanakan hari Jumat, 26 Mei 2023 secara offline di ruang
teleconference Gedung E jam 15.30 – 16.30 WIB. Praktikum mengenai Arcgis
Web dilaksanakan hari Sabtu, 27 Mei 2023 secara online via Zoom
B. Alat dan Bahan
A. Laptop
B. Alat Tulis
C. Software ArcGis 10.4
D. Peta Rupa Bumi Digital Indonesia
C. Cara Kerja
1. Langkah-langkah georeferencing
a. Membuka software ArcGIS pada laptop.
b. Mengklik kanan pada layer kemudian tekan properties dan atur
koordinat menjadi WGS 1984.
c. Memasukkan Input data dengan cara add data lalu masukkan gambar
peta rupa bumi
d. Memilih customize lalu tekan toolbar dan kemudian ceklist
georeferencing dan editor.
e. Memilih add control point dan kemudian klik pada perpotongan setelah
itu klik kanan lalu input DMS dan mengatur koordinat yang sesuai
kemudian klik “OK” lakukan sampai 4 titik.
f. Setelah selesai mengatur kordinat di 4 titik klik georeferencing lalu
mengklik update georeferencing.
g. Cara yang sama di lakukan pada peta kedua sampai kedua peta
tersambung.
9

2. Langkah-langkah digitasi peta


a. Mencari Kecamatan Malangbong pada peta yang telah di
georeferencing.
b. Mengklik catalog kemudian cari tempat untuk menyimpan folder.
c. Mengklik kanan folder lalu klik new, kemudian klik shapefile.
d. Mengatur nama sesuai penggunaan lahan dan ganti tipenya setelah itu
klik edit koordinat dan pilih WGS 1984 kemudian klik “OK”.
e. Melakukan proses digitasi dengan klik editor lalu klik start editing, klik
create features. Klik penggunaan lahan yang ingin kita digitasi lalu, klik
tools sesuai penggunaan lahannya.
1. Polygon: pemukiman, sawah, tegalan, kebun, dan semak berukar.
2. Polyline: jalan, sungai,dan batas desa, batas kecamatan.
3. Point: bangunan, kuburan, sekolah, masjid, jembatan, dan kantor
pemerintah.
f. Memencet 2 kali pada titik terakhir hasil digitasi lalu klik stop editing
dan save hasil digitasi.
3. Langkah- langkah upload di ArcGIS Web
a. Membuat akun ArcGIS Online menggunakan Email SSO
b. Membuka data ArcGIS pada dokumen laptop kemudian di convert
dalam bentuk Zip
c. Membuka ArcGIS Online lalu klik Content kemudian klik new item
d. Memasukkan file dalam bentuk Zip di dalam folder laptop yang telah
dibuat sebelumnya, kemudian pilih add bahan ArcGis Online.zipand
create a hosted feature layer, kemudian klik next.
e. Mengubah nama file, ubah tittle, tages, dan summary sesuai ketentuan
yang diarahkan oleh Co-Assisten, kemudian klik next
f. Lalu membiarkan file zip tersebut terupload.
g. Membuka peta dengan klik open in map viewer classic.
10

h. Jika ingin mengganti warna pada peta dengan cara memilih bagian kiri
pada select a drawing style, kemudian klik done.
i. Menyimpan peta dengan cara klik save dan beri nama sesuai dengan
ketentuan yang diarahkan oleh Co-Assisten. Jika ingin menyimpan
dalam bentuk gambar klik print dan pilih Map with Legend, kemudian
klik kanan dan pilih save image as.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Gambar 4.1 Layout peta hasil georeferencing

Gambar 4.2 Hasil upload di ArcGIS Web


12

B. Pembahasan
Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam geografi sangat membantu
menganalisis data-data geografi. Data yang dimaksudkan adalah data spasial.
SIG membantu dalam memperoleh, menyimpan, menganalisa dan mengelola
data yang terkait dengan atribut, yang mana secara spasial.
Menurut (Setiawan et al., 2017)SIG merupakan jenis perangkat lunak yang
berfungsi untuk memasukan, menyimpan, memanipulasi, menampilkan, dan
keluaran informasi geografis beserta atibut-atributnya. Dari pengertian SIG
tersebut diketahui bahwa dengan SIG kita dapat menandai suatu daerah yang
kemudian diolah yang nantinya ditampilkan dalam bentuk informasi
geografis.
Keunggulan SIG dengan sistem informasi lainnya terletak pada integrasi
data tekstual dan data geospasial, artinya adalah SIG mampu menunjukkan
letak/posisi suatu objek di permukaan, atas, dan bawah bumi dengan tingkat
akurasi yang baik. Keunggulan SIG ini membuatnya menjadi alat yang
berharga dalam banyak bidang, seperti pemetaan, pemantauan lingkungan,
manajemen bencana, perencanaan wilayah, transportasi, logistik, dan banyak
lagi. Menurut Wibowo et al., (2015) Dalam pengaplikasian Geographic
information system (GIS) menggunakan perangkat lunak Arcviewyang
merupakan salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG)
yang terkemuka hingga saat ini dengan kehandalan ESRI.
SIG dapat dimafaatkan dalam ilmu tanah, para peneliti, pengelola lahan, dan
pengambil keputusan dapat memanfaatkan informasi geografis untuk
memahami dan mengelola tanah dengan lebih efektif. SIG membantu dalam
pengambilan keputusan yang berbasis data dan dapat menghasilkan solusi
yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan dan perlindungan sumber daya
tanah. Menurut (Vickraien Dangkua et al., 2015) Sistem Informasi Geografis
(SIG) mempunyai kemampuan untuk dapat mengubah suatu sistem dari yang
semula menggunakan konvensional yaitu sistem yang hanya dapat
menampilkan data atribut saja menjadi sebuah sistem yang mempunyai basis
grafis atau gambar berikut dengan data keruangan beserta atributnya.
13

Georeferencing adalah proses mengaitkan atau menetapkan informasi


geografis yang tepat pada suatu data atau gambar yang tidak memiliki
koordinat geografis yang jelas atau tidak terhubung dengan sistem koordinat
geografis tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan koordinat geografis
yang akurat kepada data tersebut sehingga dapat ditempatkan dengan benar di
atas peta atau dalam sistem koordinat yang digunakan.
Menurut (Cholil et al., 2019.) Georeferencing menjadi syarat atau kunci utama
dalam pengolahan atau pemrosesan data spasial sebelum dilakukan pemetaan
atau digitasi peta karena data GIS harus menunjukkan posisi lokasi atau
wilayah secara jelas.
Tahapan yang dilakukan dalam proses georefrencing antara lain membuka
software ArcGIS pada laptop. Klik kanan pada layer kemudian tekan
properties dan atur koordinat menjadi WGS 1984. Input data dengan cara add
data lalu masukkan gambar peta rupa bumi. Klik customize lalu tekan toolbar
dan kemudian ceklist georeferencing dan editor. Klik add control point dan
kemudian klik pada perpotongan setelah itu klik kanan lalu input DMS dan
atur koordinat yang sesuai kemudian klik “OK”lakukan sampai 4 titik. Setelah
selesai mengatur kordinat di 4 titik klik georeferencing lalu klik update
georeferencing. Cara yang sama di lakukan pada peta kedua sampai kedua
peta tersambung.
Digitasi adalah proses mengkonversi data atau informasi yang ada dalam
bentuk fisik atau analog menjadi bentuk digital. Dalam konteks geospasial,
digitasi umumnya merujuk pada proses mentransfer atau memasukkan fitur-
fitur geografis, seperti batas wilayah, jalan, sungai, atau bangunan, dari peta
analog atau citra ke dalam format digital yang dapat digunakan dalam Sistem
Informasi Geografis (SIG) atau perangkat lunak pemetaan lainnya.
Menurut (Pebryani, n.d.) Digitasi adalah proses mengubah informasi analog
atau nondigital menjadi digital. Digitalisasi adalah proses kegiatan yang
mulai menggunakan data digitasi.
Digitasi peta merupakan pekerjaan memindahkan peta dalam bentuk
lembaran peta ke dalam komputer. Pada tahap ini, peta yang masih berbentuk
14

lembaran kerja akan diubah ke dalam bentuk format digital, yaitu format yang
bisa dibaca dan dioleh oleh komputer. Menurut (Erianda et al., 2022) Data
citra satelit dibutuhkan dalam pembuatan model lereng dengan cara digitasi
sesuai dengan lereng pada kawasan kajian dalam bentuk polygon. Polygon
tersebut kemudian di konversi menjadi line (garis) dengan nama tool nya
adalah feature to line sehingga memudahkan pada saat di konversi menjadi
point (titik) dengan tool point along geometry menggunakan software QGIS,
tujuan dari mengkonversi menjadi point untuk memudahkan dalam melakukan
interpolasi
Peta yang digunakan dalam praktikum ini adalah Peta Rupa Bumi
Indonesia. Menurut (Susetyo, 2018) Peta RBI menjadi peta dasar yang
memberikan informasi secara khusus untuk wilayah darat. Kualitas yang baik
menjadi tuntutan utama dalam pembuatan peta RBI, termasuk peta RBI skala
besar. Namun ada sebuah spesifikasi sangat penting yang belum dibuat, yaitu
kedetailan untuk setiap skala.
Penggunaan Lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam
kaitannyadengan lahan, yang biasanya tidak secara langsung tampak dari citra.
Menurut Kusumadiningrat et al., (2017), penggunaan lahan adalah segala
campur tangan manusia, baik secara permanen maupun secara siklus
terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumber daya buatan secara
keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan-
kebutuhannya baik secara kebendaan maupun spiritual ataupun dua-
duanya. Penggunaan lahan adalah penggolongan penggunaan lahan secara
umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput,
kehutanan atau daerah rekreasi.
Peta Fasilitas umum sendiri merupakan media yang menampilkan informasi
geospasial terkait keberadaan letak atau posisi fasilitas umum yang berada
pada wilayah tersebut. Menurut (Hidayati, 2013.) Data kelengkapan fasilitas
umum berupa data jumlah bank pemerintah dan swasta, pasar umum,
tempat ibadah, fasilitas kesehatan,swalayan, koperasi, hotel dan wartel.
Fasilitas umum dapat di kaitkan dengan aksesbilitas lahan positif. Daerah
15

yang memiliki kelengkapan fasilitas umum tinggi akan memiliki


aksesbilitas lahan positif yang tinggi pula.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktikum Sistem Informasi
Geografi Dasar adalah sebagai berikut:
1. Tahap yang dilakukan dalam praktikum SIG ini meliputi georeferencing,
digitasi peta , dan upload pada Arcgis Web.
2. SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan,
pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan
yang berasal dari kenyataan dunia.
3. Georeferencing menjadi syarat atau kunci utama dalam pengolahan atau
pemrosesan data spasial sebelum dilakukan pemetaan atau digitasi peta
karena data GIS harus menunjukkan posisi lokasi atau wilayah secara jelas.
4. Digitasi merupakan proses penggambaran peta dari manual ke digital
dengan melakukan identifikasi layer yang akan dibuat.
5. Peta yang di gunakan dalam praktikum ini adalah Peta Rupa Bumi
Indonesia. Hasil dari praktikum ini yaitu Peta Administrasi Kecamatan
Malangbong.
6. Penggunaan lahan di Kecamatan Malangbong antaral ain tegalan,
pemukiman, sawah irigasi, kebun, rumput/tanah kosong, sawah tadah hujan,
hutan, semak belukar, jalan, batas desa/kelurahan, batas kecamatan, sungai,
bangunan, kuburan, sekolah, masjid, jembatan, pasar, rumah sakit, dan
kantor pemerintah.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk Praktikum Sistem Informasi Geografi
Dasar adalah memberikan penjelasan atau petunjuk teknis yang lebih jelas lagi
terkait praktikum, sehingga akan memudahkan praktikan untuk
mengerjakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Saputra, S., Nafis, L., Ghilbran Kemna, A., Nur Amalia, E., Harry Rhamadhan,
P., & Luqman Hakim, F. (n.d.). PEMBUATAN PETA DUSUN ARGOSUKO
UNTUK MEMBANTU WISATAWAN DALAM MEMAHAMI JALUR
MENUJU TEMPAT WISATA CANDI JAWAR SAMUDRO.
Alita, D., Tubagus, I., Rahmanto, Y., & Nurkholis, A. (2020). SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN WILAYAH KELAYAKAN
TANAM TANAMAN JAGUNG DAN SINGKONG PADA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN. Journal Sosial Science and Teknology for
Community Service (JSSTSCS), 1(2), 1–09.
https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/teknoabdimas
Cholil, M., Hardjono, I., Geografi, F., Muhammadiyah Surakarta, U., Yani, J. A.,
Kartasura, K., Sukoharjo, K., & Tengah, J. (n.d.). PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK ANGGOTA
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KABUPATEN
SUKOHARJO DAN KABUPATEN SRAGEN PROPINSI JAWA TENGAH.
3(2), 2019–2598.
Erianda, R., Alvisyahrin, T., & Rusdi, M. (2022). Proses Cut and Fill Pada Lahan
Berlereng Menggunakan Data Spasial Pada Lembah Barbate. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pertanian, 7(1), 712–716.
https://doi.org/10.17969/jimfp.v7i1.19040
Handoko, D., Laila Nugraha, A., & Prasetyo, Y. (2017). KAJIAN PEMETAAN
KERENTANAN KOTA SEMARANG TERHADAP MULTI BENCANA
BERBASIS PENGINDRAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS. In Jurnal Geodesi Undip Juli (Vol. 6, Issue 3).
Hawi, F. N., Ramdani, F., & Rokhmawati, R. I. (2018). Evaluasi Tampilan
Antarmuka QGIS Dan ArcGIS Menggunakan Pendekatan User-Centered
Design (UCD): Studi Kasus Fungsi Geoprocessing Tools (Vol. 2, Issue 9).
http://j-ptiik.ub.ac.id
Hidayati, I. N. (n.d.). ANALISIS HARGA LAHAN BERDASARKAN CITRA
PENGINDERAAN JAUH RESOLUSI TINGGI.
Ikhsan, A., Najib, M., & Ulum, F. (2020). SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
TOKO DISTRO BERDASARKAN RATING KOTA BANDAR LAMPUNG
BERBASIS WEB. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi (JTSI), 1(2), 71–
79. http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/JTSI
Maharani, W., & Maryani, E. (n.d.). PENINGKATAN SPATIAL LITERACY
PESERTA DIDIK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA PETA.
Pebryani, N. D. (n.d.). Konsep Design Thinking dalam Transisi Menuju Tradisi
Digital.
Prabandaru, M. (2022). Proses Georeferencing Citra Sentinel-2 dengan
Menggunakan Software ArcGIS. Jurnal Ilmiah Geomatika, 2(1), 12.
https://doi.org/10.31315/imagi.v2i1.7481
Putri Septi Jayani, A., Sarah, A., & Ika Suryanti, D. (n.d.). Seminar Nasional Iptek
Penerbangan dan Antariksa XXI-2017.
Redy Susanto, E. (2021). SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) TEMPAT
WISATA DI KABUPATEN TANGGAMUS. Jurnal Teknologi Dan Sistem
Informasi (JTSI), 2(3), 125–135. http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/JTSI
Rizky Miftah Fauzan, M., & Ridwana, R. (n.d.). Pengukuran Topografi Untuk
Pembangunan Penampungan Air Bersih (Studi Kasus: Daerah Rajamandala,
Kabupaten Bandung Barat). http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPIG/
Rosia, I., Derta, S., Efriyanti, L., & Okra, R. (n.d.). MPA JAMARSINGSIA IAIN
BUKITTINGGI. In Jurnal Multidisiplin Ilmu (Vol. 1, Issue 3).
Rumetna, M. S., Sediyono, E., Hartomo, K. D., & Satya Wacana, K. (2017).
Analisis Perubahan Tata Guna Lahan di Kabupaten Bantul Menggunakan
Metode Global Moran’s I.
Setiawan, R., Kurniadi, D., & Bunyamin, H. (2017). PERANCANGAN SISTEM
PENGELOLAAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM GARUT
BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. http://journals.sttgarut.ac.id/
Susetyo, D. B. (2018). ANALISIS KEDETAILAN PETA RUPABUMI
INDONESIA MULTI-SKALA. Seminar Nasional Geomatika, 2, 551.
https://doi.org/10.24895/sng.2017.2-0.453
Susilawati, S. A., Muhammad, D., Sunarhadi, A., & Geografi, P. (n.d.).
IMPLEMENTASI MODEL PETA (PEMBELAJARAN KOMPETENSI
SPASIAL) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI BAGI GURU SMA DI
KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH.
Tinambunan, M., & Sintaro, S. (2021). APLIKASI RESTFULL PADA SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS PARIWISATA KOTA BANDAR LAMPUNG.
Jurnal Informatika Dan Rekayasa Perangkat Lunak (JATIKA), 2(3), 312–323.
http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/informatika
Tumimomor, O. M., Jando, E., & Meolbatak, E. (2013). SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS PARIWISATA KOTA KUPANG. Jurnal Nasional Pendidikan
Teknik Informatika (JANAPATI), 1(2).
Vickraien Dangkua, E., Gunawan, V., & Adi, K. (2015). Penerapan Metode Hill
Climbing Pada Sistem Informasi Geografis Untuk Mencari Lintasan
Terpendek. In Jurnal Sistem Informasi Bisnis (Vol. 01, Issue 10). Diterima
Publikasi.
LAMPIRAN
Georeferencing di ArcGIS

Hasil digitasi peta RBI di ArcGIS


Hasil layout peta di ArcGIS

Hasil georeferencing di ArcGIS Web

Anda mungkin juga menyukai