Anda di halaman 1dari 28

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

“ Kemampuan Lahan Tanaman Kacang tanah di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa


timur ”

Dosen Pengampu :

Dr. Sucahyanto M.Si

Disusun oleh:

Ardhi Wirawan Susetyo

4315160918

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018

Jl. Rawamangun Muka, Jakarta 13220, Telp. (021) 4893668, Fax. (021) 4759081

www.unj.ac.id

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul Kemampuan Lahan untuk Tanaman Kacang tanah
di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa timur. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka
memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Sistem Informasi Geografi.
Sholawat serta salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari alam kegelapan ke alam terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini,
dan kepada seluruh sahabat dan keluarga beliau sekalian.

Saya sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna baik dari
segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Dikarenakan keterbatasan data dan
referensi maupun kemampuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran serta
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

Jakarta, Desember 2018

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu teknologi yang terus berkembang dalam pengelolaan sumberdaya
alam saat ini adalah Sistem Informasi Geografi (SIG). Di bidang klimatologi maupun
meteorologi, penggunaan SIG untuk pengindraan jauh juga telah lama digunakan
sebagai teknologi untuk mengamati iklim suatu daerah, meganalisis cuaca dan pola
angin termasuk dalam membuat permodelan data-data yang berasal dari stasiun-stasuin
pengamatan maupun satelit. Penggunaan teknologi SIG dalam bidang perkebunan
masih sngat terbatas, meskipun SIG dapat mempermudah pengelolaan kebun terutama
aspek perencanaan.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu bidang kajian ilmu yang
relatif baru yang dapat digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu sehingga
berkembang dengan sangat cepat. SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari
perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang
secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-muhktahirkan, memanipulasi,
menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang mempunyai referensi
Geografi.
Dengan memanfaatkan kondisi geografis yang ada seperti, curah hujan, ataupun
jenis tanah, kemiringan lereng dan ketinggian tempat, dan dengan bantuan Sistem
Informasi Geografis dapatlah kita membuat sebuah analisa mengenai penggunaan
lahan.
Kondisi topografi di setiap daerah pastinya berbeda-beda, topografi ini
berkaitan dengan jenis tanah, tingkat kemiringan serta ketinggian tempat. Begitu pula
dengan unsur-unsur iklim dan cuaca daerah setempat yang berkaitan dengan suhu,
kelembaban udara serta curah hujan akan ikut mempengaruhi bagaimana pertumbuhan
suatu tanaman.
Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui kondisi lahan di Kabupaten
Bojonegoro, Jawa timur bagaimana kemampuannya untuk budidaya tanaman Kacang
tanah sekaligus memetakan dimana saja wilayah optimal persebarannya yang mampu
untuk ditanami, sehingga dapat menambah kualitas pohon yang ditanam.

3
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam mengetahui
kemampuan kesesuaian lahan di Kabupatem Bojonegoro, Jawa timur
2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Kacang tanah
3. Kondisi iklim dan topografi yang cocok untuk Kacang tanah

1.3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan :
1. Untuk mengetahui kegunaan Sistem Informasi Geografis dalam pemanfaatan
dan penggunaan lahan untuk Kacang tanah di Kabupaten Bojonegoro, Jawa
timur

Manfaat :
1. Mengetahui bagaimana penggunaan SIG dalam pemanfaatan lahan
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Kacang tanah
3. Mengetahui potensi lahan yang cocok untuk ditanami Kacang tanah di
Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini yakni hanya pada kondisi topografi
seperti : ketinggian tempat, kemiringan lereng dan faktor-faktor dari unsur cuaca
dan iklim diantaranya curah hujan, suhu, dan kelembaban udara.

29
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah
sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial yaitu
bereferensi keruangan. Atau lebih singkatnya, sistem informasi geografis adalah sistem
komputer yang mempunyai kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data diidentifikasi menurut
lokasinya dalam sebuah database.Berikut adalah beberapa definisi SIG :
a. Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
b. Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakanuntuk
memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkankembali
data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuanyang berkaitan
dengan pemetaan dan perencanaan.
c. Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal,
sertaotomatisasi data keruangan.
d. Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang
memilikikemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu
pemasukan data,manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),
manipulasi dananalisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil
akhir (output)dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah
yangberhubungan dengan geografi.
e. Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilankeputusan
spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasidengan
karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasitersebut. SIG yang

29
lengkap mencakup metodologi dan teknologi yangdiperlukan yaitu data spasial,
perangkat keras, perangkat lunak dan strukturorganisasi.
f. Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,perangkat
lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yangdigunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, danmenyebarkan informasi-
informasi mengenai daerah-daerah di permukaanbumi.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik
tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya.
Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi
geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar
referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,
kondisi, tren, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan
sistem informasi lainnya.

2.2.Komponen SIG
A. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian
dari sistem komputer yang mendukung analisi geografi dan pemetaan. Perangkat
keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan
kecepatan yang tinggi serta mendukung operasi-operasi basis dengan volume data
yang besar.
Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data,
mengolah data, dan mencetak hasil proses.
 Input data : mouse, digitizer, scanner
 Olah data : hard disk, processor, RAM, VGA card
 Output data : printer, screening

B. Perangkat Lunak (Software)


Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan,
menganalisa, memvisualisasikan data-data baik data spasial maupun data non

29
spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah
:
 Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
 Data Base Management System (DBMS)
 Alat untuk menganalisa data-data
 Alat untuk menampilkan data dan analisa

C. Data
 Data Spasial : Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat
di
permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta,
gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat
x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai
tertentu.
 Data Non Spasial (Atribut) : Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana
tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek
dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling
terintegrasi dengan data spasial yang ada.

D. Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana dan
pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem
informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan mengelola
sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu
pekerjaannya sehari-hari.

2.3.Subsistem SIG
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :
A. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula
yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau mentransformasikan

29
format-format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oeh perangkat
SIG yang bersangkutan.

B. Data Output
Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran
(termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian
basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya
tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.
C. Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel
atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa hingga mudah
dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.

D. Data Manipulation & Analysis


Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan
penggunaan fungsifungsi dan operator matematis & logika) dan pemodelan data
untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

2.4.Manfaat SIG
a. SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan, pengembangan,
atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang selalu
berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik, dan
menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, dan
pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan

29
unsur-unsur geografis yang terdapat dipermukaan bumi berikut data atribut terkait
yang menyertainya.
c. SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif terhadap suatu
masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi. Semua entitas yang
dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik yang tersirat
(implisit) maupun yang tersurat (eksplisit).
d. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga
sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki
kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
e. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial
berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang
diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat
dilakukan dengan mudah.
f. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di
permukaan bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage data spasial.
Dengan layer ini permukaan bumi dapat ‘’direkonstruksi’’ kembali atau
dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi) dengan
menggunakan data ketinggian berikut layer tematik yang diperlukan.
g. SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu
melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian, SIG dengan mudah
dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil) turuan dari data
spasial yang lain (primer) dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.

2.5.Deskripsi Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur


Kabupaten Bojonegoro secara administratif memiliki luas wilayah yaitu
mencapai 230.706 Ha dan secara administratif memiliki batas wilayah yaitu sebagai
berikut:

29
 Sebelah Utara : Kabupaten Tuban
 Sebelah Timur : Kabupaten Lamongan
 Sebelah Selatan : Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Jombang
 Sebelah Barat : Kabupaten Ngawi dan Blora (Jawa timur)

Tahun 2016 wilayah Kabupaten Bojonegoro secara administratif Kabupaten Bojonegoro


saat ini terbagi menjadi 28 kecamatan dengan 419 desa dan 11 kelurahan. Lebih jelas
wilayah administrasi Kabupaten Bojonegoro beserta luas wilayah perkecamatan.

Letak dan Kondisi Geografis

Wilayah Kabupaten Bojonegoro merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur
yang secara orientasi berada di bagian paling barat wilayah Provinsi Jawa Timur dan
berbatasan langsung dengan Kabupaten Blora yang merupakan bagian dari Provinsi Jawa
timur. Secara geografis, Kabupaten Bojonegoro berada pada koordinat 6o 59’ sampai 7o
37’ lintang Selatan dan 112o25’ sampai 112o 09’ Bujur Timur, dengan jarak + 110 km
dari ibu kota provinsi.

Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh keadaan tanah yang berbukit
yang berada di sebelah selatan (Pegunungan Kapur Selatan) dan sebelah utara
(Pegunungan Kapur Utara) yang mengapit dataran rendah yang berada di sepanjang aliran
Bengawan Solo yang merupakan daerah pertanian yang subur. Lebih jelaskondisi
topografidi Kabupaten Bojonegoro

wilayah Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh lahan dengan kemiringan yang relatif
datar. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada tabel diatas, bahwa 91,26% wilayah
Kabupaten Bojonegoro memiliki kemiringan antara 0-15%. Permukaan tanah di
Kabupaten Bojonegoro rata-rata berada pada ketinggian dari permukaan laut yang relatif
rendah, yaitu berada pada ketinggian antara 25 - 500 m dari permukaan laut.

29
2.6.Deskripsi Tanaman Kacang Tanah

Kacang tanah atau dengan nama latin disebut Arachis hypogaea . Tumbuhan ini
merupakan jenis polong-polongan, suku dari Fabaceae . Tumbuhan ini biasanya
dibudidayakan, karena buah dari tanaman ini mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30
hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk.

Taksonomi Kacang Tanah

KLASIFIKASI KACANG TANAH


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.

MANFAAT
Sebagian terbesar dari hasil panen kacang di dunia digunakan untuk minyak. Sebagian
besar minyak itu digunakan untuk memasak. Ampas setelah pengambilan minyak
merupakan makanan ternak berprotein tinggi tetapi juga digunakan untuk menghasilkan
tepung kacang tanah yang banyak digunakan untuk konsumsi manusia. Hasil panen di

29
Burma sekitar 20% hasil panen di Indonesia, dan 30% hasil panen di Thailand, digunakan
untuk membuat minyak. Sebagian besar hasil panen di kebanyakan negara-negara di Asia
Tenggara digunakan untuk konsumsi manusia langsung. Biji dimakan mentah, direbus
atau dipanggang, untuk pembuatan gula-gula dan makanan ringan, dan digunakan dalam
sup atau menjadi kuah pada hidangan daging dan nasi. Residu panen vegetatif merupakan
bagian makanan hewan yang baik.
2.7.Syarat Tumbuh Kacang Tanah

Syarat tumbuh kacang tanah merupakan keadaan tempat yang dipegaruhi oleh
iklim dan keadaan tanah yang cocok bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik serta menghasilkan panen yang berkualitas dan berkuantitas tinggi.

A. Iklim

1. Ketinggian tampat

Tanaman kacang tanah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dibawah 500
m dpl dan pada ketinggian maksimum 1000 m dpl kacang tanah dapat tetap tumbuh. Perlu
diketahui bahwa semakin tinggi daerah penanaman dari permukaan laut, produksi kacang
tanah akan menurun. Kacang tanah tidak memerlukan naungan, apabila areal penanaman
kacang tanah ternaungi maka akan berdampak buruk bagi pertumbuhan kacang tanah
kerena tanaman menjadi kurus dan tinggi, bunganya kurang produktif yang membuat
hasil penen rendah. Terdapat jenis kacang tanah tertentu yang membutuhkan ketinggian
tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

2. Curah hujan

Curah hujan yang cocok untuk kacang tanah dapat tumbuh optimal adalah kisaran
antara 800 mm-1300 mm per tahun dan bulan kering rata-rata sekitar 4 bulan per tahun.

3. Suhu

Suhu yang baik untuk pertumbuhan kacang tanah berkisar antara 28-32 derajat celcius
dengan RH 65%-75%.

4. Sinar matahari

Kacang tanah sangat memerlukan sinar matahari penuh untuk kesuburan daun dan
perkembangan ukuran kacang.

B. Keadaan Tanah

29
Agar kacang tanah dapat tumbuh optimal, darajat keasaman tanah yang
diperlukan pH berkisar antara 6,0-6,5. Struktur tanah yang baik adalah tanah yang
berstruktur ringan (remah) agar menguntungkan bagi tanaman kacang tanah yang dimana
bakal buah (ginofor) mudah mesuk ke dalam tanah dan polong mudah menembus tanah,
perkembangannya normal, serta mudah untuk dipanen. Tanah yang
tegenang/kelembabannya tinggi (berdrainase buruk) menyebabkan akar dan polong
kacang tanah mudah busuk. Demikian sebaliknya, tanah yang kelembabannya terlalu
rendah/kering menyebabkan tanaman tumbuh merana (kerdil), bahkan gagal membentuk
polong dan kalaupun ada polongnya kopong.

BAB III
STANDAR OPRASIONAL PEMBUATAN

3.1.Pembuatan Peta Kemampuan Lahan Tanaman Kacang tanah di Kabupaten


Bojonegoro, Jawa timur
 Penyajian Data :
a. Peta Administrasi
b. Peta Curah Hujan
c. Peta Jenis Tanah
d. Peta Topografi
e. Peta Ketinggian

29
 Indikator yang Digunakan :

3.2. Langkah Kerja

Cara Pembuatan Peta Menggunkan Aplikasi ArcGis

1. Siapkan data citra SRTM dan data shapefile area yang dikaji

29
2. Open ArcGIS program ArcMap 10.5 lalu pilih file > add data

3. Kemudian masukan data yang telah disiapkan ke dalam ArcMap

4. Kemudian potong DEM dengan area pemotong, caranya masuk ke ArcToolbox,


kemudian pilih Spatial Analyst Tools>Extraction>Extract By
Mask

29
5. Selanjutnya buat ketinggian dengan masuk ke ArcToolBox, pilih spasial analysis
tools>Reclass>Reclassify
6. Cara untuk menentukan kelas kemiringan tersebut, masuk ke
properties>symbology>Classified>Classify.Tentukan jumlah kelas yang di
inginkan, bila mengikuti pedoman yang digunakan dalam kegiatan ini, berarti
gunakan 5 kelas, lalu masukan di dalam break values.

29
7. Apabila akan dilakukan analisis lanjut, maka sebaiknya konversi data raster
kemiringan lereng menjadi format vektor, caranya menggunakan tools yang

berada di dalam ArcToolbox>Conversion Tools>From Raster>Raster to


Polygon. lalu lakukan analisis lanjutan, seperti menghitung luasan per kelas
ketinggian
8. Kemudian buatlah semua data yang diperlukan untuk analisis, Curah Hujan dari
data stasiun/pos hujan setiap daerah, Jenis Tanah dari data FAO dan seterusnya,
Masukan semua data peta yang telah dibuat kedalam layer.
9. Sebelum memasuki tahapan overlay peta, harus member nilai pada tiap layer yang
akan di overlaykan, yaitu klik kanan pada layer yang akan di beri nilai lalu pilih
open attribute table

10. Setelah membuka attribute table, klik option yang ada di kanan bawah, lalu klik
add field untuk menambah kolom scoring yang akan di beri nilai.

29
11. Setelah itu, pemberian nama dan tipe data untuk kolom yang akan di isi. Data
yang dimaksud dapat berupa text dan angka.

12. Setelah itu, klik option pada kanan bawah pilih select by attributes untuk
memilih data berdasarkan criteria tertentu

29
13. Setelah, klik kanan pada kolom skor lalu pilih field calculator untuk masukan
nilai pada kolom yang sudah dikelompokan dari select by attributes

14. Pertama – tama buka arc toolbox pilih menu analysis tools klik overlay banyak
pilihan dalam menu overlay tetapi kami disini menggunakan intersect

15. Pilih layer peta dasar yang ingin dioverlay contoh : peta jenis tanah, curah
hujan, dan ketinggian setelah itu klik ok

29
16. Setelah dioverlaykan, klik kanan pada layer hasil overlay pilih open attribute
table, klik option yang ada di kanan bawah, lalu klik add field untuk menambah
kolom jumlah skor dari keseluruhan layar yang di overlay

17. Langkah selanjutnya setelah total keseluruhan skor didapatkan kita


mengklasifikasikan berdasarkan metode yang kita gunakan, dengan cara yang di
lakukan pada saat pemberian scoring di atas
18. Kemudian klik kanan pilih properties > symbology > add all values > ok

29
19. Layout

Proses layout merupakan tahap akhir yang juga sangat penting, pada proses ini
kita dapat menentukan ukuran kertas pada saat peta dicetak, menentukan
perbesaran peta disesuaikan dengan ukuran kertas yang kita pilih, menambahkan
grid, legenda, arah mata angin, keterangan skala, judul peta dan lain-lain.

1) Untuk memulai proses Layout kita harus menentukan ukuran kertas serta
menentukan posisi peta apakah Landscape atau Potrait dengan cara klik
FilePage and Print Set Up. Pilih posisinya yang hendak dipakai kali ini yaitu
‘landscape’ dan ukuran kertas A4.

2)

29
3) Lalu kita dapat langsung beralih ke Layout View, pada layout view ini kita bisa
langsung mengatur ukuran perbesaran peta dengan ukuran kertas yang telah
dipilih. Untuk mengatur ukuran kertas kita dapat mengklik ikon tanda panah yang
berada pada bagian atas toolbar, dan jika ingin mengatur perbesaran peta dalam
ukuran kertas kita dapat mengklik ikon tangan yang terletak pada pojok kiri
toolbar.

4) Kemudian, sebuah peta mengharuskan informasi mengenai letak astronomis


melalui grid. Tambahkan grid dengan cara klik kananGridsNew Grid, klik
saja “Next” terus sampai akhir lalu klik OK. Maka grid akan otomatis muncul.

29
5) Setelah itu, kita dapat menambahkan unsur-uns ur peta yang lainnya, pertama yaitu
judul caranya dengan mengklik ikon A yang terdapat di bagian atas toolbar.
6) Tambahkan arah angin dengan cara mengklik InsertNorth Arrow, lalu kita dapat
memilih tipe arah mata angin yang hendak dipilih lalu klik OK.
7) Kemudian, kita dapat menambahkan unsur peta berupa Legenda, agar terlihat rapih
sebaiknya membuat box terlebih dahulu dengan cara mengklik ikon rectangle pada
toolbar. Buat kotak dengan memperkirakan ukuran legenda sesuai atau dengan dengan
lebar peta. Untuk membuatnya transparan kita dapat mengklik
kananPropertiespada Fill Color pilih No Color dan pada outline pilih warna hitam
lalu klik OK. Lalu untuk membuat legenda klik InsertLegend, jika tidak ada yang
hendak dirubah dari format legenda kita dapat mengklik “Next” seterusnya lalu klik
OK.
8) Untuk membuat inset peta hal yang dilakukan ialah dengan mengklik Insert  Data
Frame. Masukkan data shp Kabupaten se-Indonesia dan data shp peta kosong
Kabupaten Cirebon. Kemudian, peta Kabupaten se- Indonesia di ‘Hollow’ maka
otomatis yang berwarna hanya peta Kabupaten Cirebon saja.

Jika sudah, maka kita dapat langsung meng-export petanya untuk menyimpan peta
dalam bentuk JPEG atau bentuk tampilan lainnya, dengan cara mengklik FileExport
Map(rename peta)(save as types JPEG jika ingin bentuk tersebut)Save.

31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Peta Kemampuan Lahan untuk Tanaman Kacang Tanah, Kabupaten Bojonegoro,
Jawa Timur

4.2.Analisis Kemampuan Lahan untuk Tanaman Kacang tanah di Kabupaten


Bojonegoro, Jawa timur
Berdasarkan peta yang telah dibuat melalui data lapangan berupa peta Administrasi, curah
hujan, ketinggian, jenis tanah, topografi dan kemiringan yang berada di Kabupaten Bojonegoro, Jawa
timur, dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Maka dapat disimpulkan bahwa hampir
setengah luas daerah di Kabupaten Bojonegoro mempunyai kemampuan lahan yang sangat sesuai untuk
ditanami Kacang tanah.

31
DAFTAR PUSTAKA

https://materipengetahuanumum.blogspot.com/2017/04/syarat-tumbuh-kacang-tanah.html
(Diakses pada 20 desember 2018, pukul 14:31)

Badan Informasi Geospasial

BMKG

31
LAMPIRAN

 Peta Administrasi

 Peta Curah Hujan

31
 Peta Jenis Tanah

 Peta Ketinggian

31
 Peta Kesesuaian

31

Anda mungkin juga menyukai