ABSTRAK
Secara umum pariwisata sering dikaitkan dengan aktifitas perjalanan untuk
mengisi waktu luang dengan menikmati keindahan ataupun pemandangan alam.
Namun, pariwisata dewasa ini telah bergerak melampaui batasannya sendiri.
Pariwisata massal yang identik dengan keindahan dan rekreasi mulai mendapat
kritikan karena tidak mendukung kesejahteraan sosial, ekonomi masyarakat dan
lingkungan. Pariwisata alternatif lahir sebagai sebuah pilihan untuk menjadikan
pariwisata sebagai industri yang juga berpihak pada masyarakat kecil dan
lingkungan. Ecotourism merupakan salah satu contoh lahirnya alternatif dalam
dunia pariwisata, dan tentu saja apa yang menjadi fokus pada tulisan ini, yaitu
slum tourism.
Penelitian ini dilakukan pada sebuah aktifitas wisata daerah kumuh Jakarta
Hidden Tour, yang menjadikan daerah-daerah kumuh di Jakarta sebagai daerah
tujuan wisatanya. Konsep perjalanan wisata ini adalah berwisata sambil
membantu masyarakat di daerah kumuh. Selain melakukan penelitian terhadap
pihak yang memegang peranan dalam aktifitas ini, masyarakat di daerah kumuh
dan wisatawan juga menjadi kajian. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan
bagaimana sistem produk wisata Jakarta Hidden tour bekerja dan perannya bagi
masyarakat di daerah kumuh. Selain itu di dalam penelitian ini juga melihat
bagaimana daerah kumuh lahir sebagai suatu daerah tujuan wisata baru dalam
dunia kepariwisataan dewasa ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode etnografi. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan keterlibatan
dalam proses wisata dan wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait, seperti
agen wisata, wisatawan dan masyarakat setempat yang permukimannya dijadikan
sebagai daerah tujuan wisata.
Satu hal yang menarik adalah bahwa dalam jenis wisata seperti ini
memperlihatkan bahwa pariwisata mempunyai cara tersendiri dalam
perkembangannya. Pengalaman berubah menjadi hal yang dapat diperjualbelikan,
kebutuhan wisatawan akan pengalaman-pengalaman baru dijawab dengan
memunculkan jenis-jenis wisata baru. Daerah kumuh dapat dikondisikan menjadi
salah satu atraksi wisata yang dapat memberikan pengalaman baru bagi siapa pun
yang membutuhkannya.
Kata kunci : Pariwisata, daerah kumuh, wisata daerah kumuh, aktifitas wisata,
pengalaman, agen wisata, wisatawan, masyarakat
1
2
Pengantar
non konvensional dan minat khusus yang lahir sebagai kritik terhadap
Wisata daerah kumuh dikenal juga dengan istilah Slum Tourism. Slum
tourism yang mulai berkembang di Brazil dan India dianggap sebagai salah satu
tourism Jakarta Hidden Tour ini serta bagaimana perannya bagi masyarakat di
1
Lembaga studi Pariwisata Indonesia menyebut dua pola wisata, yaitu konvensional dan non
Konvensional (dalam kepariwisataan dan ekonomi kreatif Indonesia, Kodhiyat : 2012 hal 41.
3
saat ini telah berkembang ke aspek-aspek yang lebih luas sehingga ilmu
antropologi dapat ikut serta dalam kajian-kajian mengenai pariwisata. Serta dapat
juga menjadi masukan dan rujukan bagi para penggiat kegiatan pariwisata itu
sendiri.
Konteks Penelitian
perjalanan biasa yang dilakukan seseorang untuk bersantai sejenak dari aktifitas
sehari-harinya. Memang tidak ada yang salah dengan pemahaman tersebut, karena
secara sederhana menurut A.J Burkart, pariwisata berarti perpindahan orang untuk
sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana
mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal
dinyatakan bahwa
dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi dengan
tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Terdapat banyak sekali pemahaman yang beragam dari para ahli mengenai
4
definisi pariwisata itu sendiri. Hal itu terjadi karena untuk memahami pariwisata
oleh Funnel (1999) bahwa pariwisata merupakan suatu sistem yang terintegrasi
yang di dalamnya terdapat wisata dan asosiasi dari sub sistem lainnya. Karena itu
tidak heran jika terdapat keragaman dari para ahli tentang definisi mengenai
pariwisata.
mendapat timbal balik pengetahuan dan pengalaman mengenai cara hidup dan
kebiasaan ‘yang lain’. Lain halnya dengan Prof. Salah Wahab (1974) dalam
pariwisata sebagai suatu aktivitas perjalanan manusia yang dilakukan secara sadar
negara itu sendiri (di luar negeri) meliputi pendiaman orang-orang di daerah lain
(daerah tertentu, suatu negara atau benua) untuk sementara waktu dalam mencari
kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana
Dari beragam definisi di atas peneliti menarik adanya satu kesamaan yang
dikemukakan, yaitu perjalanan. Dengan kata lain menurut peneliti berwisata pada
dasarnya adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan manusia untuk bersantai dan
oleh Hall (1994) menyebutkan bahwa industri pariwisata merupakan salah satu
sebagai sumber devisa penting bagi berbagai negara di kawasan itu. Pentingnya
peran sektor kepariwisataan ini juga diungkapkan oleh Urry (1990) yang
sumber kesempatan kerja di dunia. Apa yang diungkapkan oleh Urry dan Hall
jenisnya, mulai dari cara penyajian hingga objek yang dijadikan sebagai tujuan
wisata.
Bila meninjau pariwisata dari segi ekonomi, seperti misalnya dari segi
Wibowo (2008), pariwisata dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu : dynamic
sector dan static sector. Dynamic sector adalah kegiatan yang berhubungan
6
dengan travel agent, tour operator, angkutan atau transportasi wisata dan
pelayanan lain yang berkaitan. Sedangkan yang dimaksud dengan static sector
pada era globalisasi. Terkait dengan disibukkannya manusia yang diatur oleh hari
menyegarkan kembali pikiran dengan cara mengunjungi atau melihat tempat dan
hal-hal baru di luar kebiasaan. Waktu luang dan uang dianggap sebagai faktor
seseorang akan mendapatkan pengalaman baru yang berbeda dengan apa yang
pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri
yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk
yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang
dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi tempat kedudukan, letak
geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara
pemasaranya.
Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila mempelajari jasa atau
saat mereka sedang dalam perjalanannya. Dengan cara ini akan terlihat tahap-
wisata yang telah menjadi pilihannya, hingga sampai kembali ke tempat asalnya.
Spillane dalam Kodhiyat (2012) menyebutkan ada empat syarat agar suatu
syarat itu adalah ; Product (produk), Price (Harga), Place (tempat tujuan),
Promotion (promosi). Keempat hal di atas sangat penting bagi pemasaran suatu
produksi wisata.
produk wisata tak bisa dipisahkan satu dengan lainnya, tidak bisa distandarisasi
seperti barang, karena merupakan produk dari banyak elemen. Zeithaml dan
8
Bitner (1996), memaknai produk jasa mencakup semua aktivitas ekonomi yang
produk dan konsumsinya dilakukan pada waktu yang sama, nilai tambah yang
(1997), produk wisata terdiri dari unsur 3 A : atraksi, amenitas dan aksesibilitas.
Dari ketiga unsur itu yang dominan adalah atraksi, tanpa atraksi tidak ada kegiatan
pariwisata. Atraksi harus ada syarat : (1) apa yang bisa dilihat (2) apa yang bisa
Bentuk pola atau jenis suatu pariwisata tidak bisa dilepaskan dari dua
faktor, yaitu permintaan dan penawaran. Permintaan datang dari sisi wisatawan,
yaitu adanya waktu luang, uang, pencarian sesuatu yang baru, dan rasa ingin tahu.
Penawaran datang dari jasa-jasa yang terkait dengan pariwisata, jasa penerbangan,
jasa penginapan, restoran, sarana dan prasarana penunjang, promosi, dan tentunya
objek tujuan wisata beserta atraksi itu sendiri. Kedua faktor ini saling berjalan
diartikan juga dengan apa yang disebut sebagai mass tourism. Poon (1993:32),
telah dibungkus dan ditetapkan sedemikian rupa dalam skala yang besar dengan
standarisasi dari bentuk penyajian suatu kegiatan pariwisata, mulai dengan adanya
9
hotel-hotel megah, sarana dan prasarana wisata serta objek dan atraksi wisata itu
sendiri biasanya bersifat hiburan dan rekreasi, proses mass tourism itu sendiri
wisata. Pendapat Poon ini sesuai dengan Lembaga studi Pariwisata Indonesia
yang melihat wisata konvensional lebih bersifat rekreasi dan sekedar untuk
melepas lelah dan bersantai (Kodhiyat, 2012). Dilakukan secara masal dan di
desain sedemikian rupa bagi wisatawan dalam bentuk inlcusive tour atau ‘paket
dilakukan oleh Thomas Cook, 5 Juli 1841 (Young, 1973). Dalam bukunya yang
kereta api dari Leicester ke Loughsborough dengan biaya 1 shilling per orang-nya,
Sejak saat itu Thomas Cook mulai mendirikan agen perjalanan ‘Thomas Cook and
pariwisata juga dipengaruhi oleh perang dunia I ,II dan perkembangan media
televisi (Burkart dan Medlik,1981). Perang dunia I dan II dianggap telah membuat
perkembangan pada alat transportasi, dari kereta api menuju mobil, dari kapal laut
menjadi pesawat. Sementara media televisi membantu dalam upaya promosi bagi
2
Menurut Marioti dalam Yoeti (1997: 172) atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di
daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang ingin berkunjung ke suatu tempat
daerah tujuan wisata
10
wisata mulai bermunculan dan saling berlomba dalam menyajikan paket wisata.
dan prasarana pendukung lainnya yang pada akhirnya memberikan dampak buruk
sebagai berikut ;
Selain wisata konvensional dan non konvensional, ada juga yang disebut
dengan Wisata minat khusus. Beberapa ahli cenderung memasukkan wisata minat
khusus sebagai bagian dari pola wisata konvensional, tetapi Weiler dan Hall
wisata konvensional lebih bersifat umum dan berkelompok. Wisata minat khusus
karena memiliki minat khusus dari obyek atau kegiatan di daerah tujuan wisata
(Weiler dan Hall, 1992). Pariwisata minat khusus pelakunya cenderung untuk
diungkapkan oleh Weiler dan Hall (1992) bahwa ketertarikan khusus dari para
wisatawan dalam hal ingin mencari sesuatu yang baru, apakah itu sejarah, kuliner,
olahraga, budaya.
besaran dalam usaha menarik wisatawan karena daya tariknya ada pada atraksi
dan objek wisata itu sendiri. Wisata minat khusus merupakan suatu bentuk
yang dijalankan pada suatu area yang tidak terlalu cepat pembangunannya.
(Koslowski dan Travis: 1985). Dari pendapat Koslowski dan Travis dapat
keunikan dan daya tarik tersendiri, sehingga pada akhirnya dapat membantu
Bagaimanapun sebutan para ahli mengenai wisata non konvensional dan wisata
minat khusus, ada satu kesamaan yaitu bahwa perkembangan pola pariwisata lahir
pembangunan besar-besaran. Salah satunya adalah apa yang akan menjadi fokus
Slum Tourism
13
Slum tourism bukanlah suatu konsep umum mengenai jenis pariwisata yang
mungkin diketahui oleh banyak orang, pada awalnya slum tourism disebut dengan
daerah slum di Kota London, Inggris, untuk mengamati cara hidup dan kebiasaan
4
mereka.
khusus. Budaya yang dimaksudkan dalam slum tourism berbeda dengan apa yang
selama ini menjadi pakem khusus bagi wisata budaya. Wisata budaya yang identik
dengan suku bangsa atau etnis tertentu yang masih memiliki cara hidup yang
berdasarkan adat dan tradisi dari leluhur dibuat berbeda dengan slum tourism.
Daerah kumuh atau slum area sendiri adalah pemukiman yang tidak layak
huni karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun
non teknis, dan merupakan ciri dari suatu negara berkembang (UN-Habitat,2007).
Daerah kumuh atau slum area dapat disebut juga sebagai pemukiman kumuh,
yaitu kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut
sangat buruk. Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan
tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas
menengah.
4
Diceritakan pada artikel yang dikeluarkan oleh New York Time Magazine ; Slumming in this
Town, 14 September 1884
14
sebagai akibat. Ditempatkan dimanapun juga, kata kumuh tetap menjurus pada
sesuatu hal yang bersifat negatif. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada
tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan
bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun
fasilitas sosial lainnya dan juga ditandai dengan kepadatan penduduknya. Suatu
lebih dianggap sebagai suatu observasi dan pengamatan terhadap gaya dan cara
hidup dari sisi lain di kota London, yang kemudian berkembang ke kota-kota di
sebagai bagian dari suatu aktifitas pariwisata mulai muncul, karena meningkatnya
aktifitas perjalanan ke daerah kumuh di Brazil dan Afrika Selatan dan diorganisir
negara tersebut banyak penelitian yang diarahkan ke negara Brazil dengan Rio de
janeiro menjadi pusatnya. Favelas dan Rochina (dua pusat daerah kumuh di
Brazil) berhasil menarik hati para wisatawan , padahal dua daerah ini merupakan
tahun 1992 ketika KTT di Rio, banyak permintaan dari para delegasi untuk
merubah citra Favelas menjadi lebih positif di mata dunia, sebagai objek
pariwisata, yang sekaligus menjadikan wisata ini sebagai bagian dari disiplin
daerah slum sebagai tujuan wisata mulai diikuti oleh negara-negara lain yang
memiliki daerah slum untuk menyelenggarakan kegiatan yang sama, salah satunya
India. Pada tahun 2006, slum tourism diperkenalkan oleh seorang agen wisata
sebagai objek wisata. Inspirasi didapatkan dari suksesnya wisata ke favelas di Rio
di India, promosi slum tourism juga dibantu oleh film Slumdog Millionare yang
dipublikasikan pada tahun 2008, dan sejak saat itu permintaan wisata ke daerah
alternatif lain yang menjadi magnet tersendiri dalam usaha mendobrak pariwisata
seperti ini di negara-negara seperti Brazil, Afrika Selatan, India, Kenya, Meksiko,
bentuk-bentuk yang mewah dan bersifat rekreasional diganti dengan jenis wisata
yang lebih bersifat moral, pencarian pengalaman, bersifat individu dan bebas
16
pakem yang telah ada, terutama wisata konvensional. Bob Ma (2010) yang
bahwa ketertarikan wisatawan terhadap slum tourism adalah karena ingin melihat
sesuatu yang asli dan berbeda dari penyajian pariwisata yang mereka lakukan
pada umumnya. Dalam arti lain, slum tourism dapat dikatakan lebih berdasarkan
ketertarikan individual dan digolongkan kepada wisata minat khusus, yaitu wisata
budaya. Slum Tourism menunjukkan kepada kita bagaimana aspek nyata sebuah
juga menjadi kontroversi. Sejak dijadikan berita pada halaman depan New York
Time pada tahun 2008, slum tourism mulai mengundang kontroversi. Eric weiner
(2008) dalam artikel yang dikeluarkan oleh New York Time, pada 9 Maret 2008
sebagai sebuah eksploitasi dan melanggar nilai etis dan akan ditolak sebagai
Inggris dalam artikel yang sama berpendapat lain. Goldwin (2008) dalam artikel
“Ignoring poverty won’t make it go away. Tourism is one of the few ways that
you or I are ever going to understand what poverty means. To just kind of turn
a blind eye and pretend the poverty doesn’t exist seems to me a very denial of
our humanity”
17
citra baru bagi daerah kumuh. Sampai sekarangpun slum tourism masih menjadi
perdebatan. Hal utama dari banyaknya perdebatan itu adalah “sejauh mana slum
Pada pandangan pertama dapat kita sebut sebagai pendukung slum tourism
Selama ini masyarakat di daerah kumuh selalu terpinggirkan dan jauh dari
di daerah kumuh bisa lebih diperhatikan dan keuntungan dari wisata ini
dikembalikan kepada masyarakat. Dengan kata lain slum tourism bisa disebut
perkotaan yang selalu luput dari perhatian negara dan pemerintah. Reality tours
and travel, agen perjalanan dan operator slum tourism di India melakukan survai
Selain itu pandangan pendukung juga datang dari kegiatan slum tourism yang
telah berlangsung di Brazil dan India. Bahwa keberhasilan slum tourism di Brazil
dan India tidak terlepas dari masyarakat di daerah kumuh diberdayakan dan diajak
berpatisipasi dalam kegiatan wisata, mulai dari membuat penunjuk jalan hingga
dengan yang dijelaskan oleh Tribe (2002), bahwa dengan adanya slum tourism
kriminal berubah menjadi citra positif di mata para wisatawan, terbukti dengan
terhadap kegiatan ini. “Komodifikasi" sebetulnya adalah istilah yang baru muncul
proses tersebut dalam karya mereka yang terkenal The Communist Manifesto.
Dari apa yang diutarakan oleh Marx dan Engels, komodifikasi dapat
diartikan sebagai upaya untuk menjadikan sesuatu yang tadinya bukan merupakan
mekanisme pasar. Jika memakai pendekatan ini sebagai kajian untuk memahami
dijadikan sebagai barang dagangan oleh agen wisata dan dijual karena mempunyai
hidupnya.
modal menjadi sesuatu yang dominan dan menjadi alat untuk mengontrol
segalanya. Sehingga, kelas yang dominan dan bermodal dapat menjadikan segala
“The process of commodification. This means that the lives of ever more people
are determined by tendentially world-embracing market relations (‘the
connection of the individual with all’). Goods produced, services rendered, but
also the raw material of nature and human beings as such, are thus subjected to
an economic discipline which defines and treats them as commodities”
bahwa masyarakat di daerah kumuh hanya dijadikan sebagai tontonan dari sebuah
produk wisata dan kontrol atas kegiatan itu sepenuhnya dilakukan oleh agen
perjalanan. Rolfes (2009) juga melihat bahwa yang dijadikan produk pada wisata
ini adalah kemiskinan itu sendiri. Pembagian keuntungan juga tidak jelas dan
Hal inilah yang dilihat para penentang slum tourism, bahwa aktifitas
pelepas ‘dahaga’ para wisatawan yang haus akan keaslian dari suatu kegiatan
Rumusan Masalah
berkembang jenis pariwisata non konvensional dan minat khusus , salah satunya
melahirkan slum tourism atau wisata daerah kumuh. Jakarta Hidden Tour yang
menggunakan cara yang sama dengan slum tourism. Berbeda dengan di Brazil dan
India, dimana kegiatan wisata daerah kumuh telah menjadi agenda wisata yang
didukung oleh pemerintah, aktifitas pariwisata seperti ini di Indonesia masih pada
dikarenakan perjalanan ini adalah sebuah misi untuk mempertemukan dua budaya
tersebut dapat langsung dimanfaatkan dan diterima oleh pihak yang memerlukan,
masyarakat sendiri tentunya. Melalui Jakarta Hidden Tour para wisatawan diajak
merasakan sisi lain dari kota Jakarta, dimana di tengah gemerlap metropolian
21
terdapat masyarakat yang mampu bertahan hidup dengan keterbatasan yang ada.
kumuh di Jakarta, salah satunya adalah Kampung Baru di Luar Batang di Jakarta
Utara.
mendapatkan pro dan kontra, maka Jakarta Hidden Tour-pun juga tidak terlepas
dari perdebatan ini. Ada dua pandangan yang timbul akibat fenomena wisata ke
kita terhadap kemiskinan, jelas harus dilihat sisi positifnya," (Fathul Bahri dalam
Hidden Tour, menyebutkan bahwa keuntungan dari wisata daerah kumuh ini juga
tentang kegiatan Jakarta Hidden Tour yang diadakan oleh Interkultur di Jakarta
sebagai sebuah produk pariwisata. Berdasarkan uraian dan latar belakang yang
3.
Tujuan Penelitian
produk wisata ke daerah kumuh sebagai jenis wisata baru di Jakarta khusunya,
Metode Penelitian
Untuk memulai penelitian ini penulis terlebih dahulu melakukan kajian literatur
mengenai pariwisata dan daerah kumuh serta teori-teori yang terkait dengan
ke daerah kumuh yang mereka sebut dengan Jakarta Hidden Tour. Tempat lainnya
yang akan diteliti adalah daerah kumuh yang dijadikan sebagai objek Jakarta
Hidden tour.
Menurut Spradley (1997) etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya
atau sistem kelompok sosial. Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari
23
pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil
peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu
per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna
dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok. Menurut penulis
bahwa metode ini cocok untuk digunakan dalam kajian terhadap wisata ke daerah
kumuh, dimana penulis ingin melihat bagaimana kegiatan wisata ini berlangsung
yang dilaksanakan Interkultur yang berkaitan dengan Jakarta Hidden Tour. Serta
daerah tujuan Jakarta Hidden Tour seperti Kampung Pasar Ikan di Luar Batang,
untuk pengamatan dan penelitian lebih lanjut mengenai kegiatan wisata ini.
data yang penulis dapat dari lembaga Interkultur, sehingga menjadi pembanding
Lokasi Penelitian
kumuh di Jakarta yang dijadikan sebagai tujuan paket wisata Jakarta Hidden Tour
Lokasi penelitian utama adalah Kampung di belakang pasar ikan di Luar Batang,
lokasi kampung kumuh lainnya Galur dan Kampung Pulo di bawah jembatan
permukiman kumuh yang dijadikan sebagai objek wisata dari kegiatan pariwisata
kemiskinan
pariwisata bahkan telah dianggap sebagai industri strategis ketiga oleh sebagian
pakar wisata dan ekonomi, karena dianggap sebagai kebutuhan yang harus
dipenuhi pada era globalisasi, terkait disibukkannya manusia yang diatur oleh hari
dan waktu kerja. Waktu luang dan uang dianggap sebagai faktor pendorong dalam
sendiri.
wisata yang dapat memenuhi kebutuhan akan hal tersebut. Tidak mengherankan
jika bermunculan jenis-jenis wisata alternatif yang hadir untuk memenuhi geliat
kembali pikiran dengan cara mengunjungi atau melihat tempat dan hal-hal baru di
luar kebiasaan sehari-hari. Slum Tourism merupakan salah satu contoh nyata
lahirnya sebuah jenis wisata baru. Siapa yang menyangka bahwa daerah kumuh
pun bisa dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Slum Tourism dapat digolongkan
kepada jenis wisata budaya. Pembuktiannya adalah pada atraksi wisata yang
ditawarkannya. Tidak ada pantai dengan pasir putih, laut yang biru ataupun
simbol non fisik seperti cara hidup dan perilaku masyarakat di daerah kumuh.
Jakarta hidden Tour merupakan salah satu contoh nyata dari munculnya wisata
daerah kumuh. Kegiatan yang dimotori oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat
daerah tujuan wisata?, jika pada wisata budaya secara umum mengedepankan
dikunjungi oleh wisatawan. Bagaimana jadinya jika para wisatawan ini diajak ke
permukiman-permukiman elit.
mempelajari dan menikmati keunikan, cara hidup dan tingkah laku dari suatu suku
bangsa, etnis atau komunitas tertentu yang tidak mereka temukan dalam
kehidupan sehari-hari dan biasanya para wisatawan datang dalam jumlah kecil,
27
berbeda dengan mass tourism yang datang dalam grup dan jumlah besar.
segmen pasar khusus yaitu para ”knowledge workers” atau dalam istilah
tujuan tidak hanya bersifat rekreasi tetapi lebih bermotivasi untuk menimba
untuk bepergian. Sesuatu yang benar-benar berbeda dengan apa yang mereka lihat
selama ini tentunya menjadi harapan mereka saat membayar untuk melakukan
perjalanan.
kelompok yang tertinggal dari kelompok lainnya, baik dalam hal teknologi,
ekonomi, cara hidup dan banyak hal lainnya (Spillane, 2003). Misalnya dengan
berwisata ke Kampung Baduy atau Suku Talang Mamak di Riau dan berkunjung
Kampung Baduy ataupun Suku Talang Mamak adalah kampung yang memang
ditempati oleh komunitas asli mereka yang hidup dengan tradisi-tradisi adat yang
diturunkan dari leluhur mereka, mulai dari cara hidup, kesenian, ritual, cara
berpakaian dan dihuni oleh sekelompok orang yang sama asal-usul, garis
Sementara daerah kumuh, tidak memiliki tradisi adat tertentu, tidak dihuni
oleh orang yang berasal dari garis keturunan leluhur yang sama. Daerah kumuh
merupakan suatu akibat dari lahirnya urbanisasi yang tidak terkendali, dimana
orang-orang yang berada di luar kota, datang untuk mencari pekerjaan dan
mengadu nasib. Permukiman kumuh dinilai sebagai kawasan tidak layak huni
karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non
tersebut sangat buruk, rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai
persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan
Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan
tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas
menengah. Dengan kata lain, kumuh dapat diartikan sebagai tanda atau cap yang
diberikan golongan atas yang sudah mapan kepada golongan bawah yang belum
Wisata daerah kumuh Jakarta Hidden Tour menonjolkan sisi lain dari
masyarakat dan cara hidup mereka. Kesan menonton ‘budaya tertentu’ dalam
wisata ini adalah cara hidup, perilaku masyarakat yang ada di daerah kumuh itu
sendiri. Selain itu simbol-simbol yang membuat daerah kumuh secara sosial dan
arsitektur rumah, sanitasi, yang dianggap unik dan memiliki ciri tersendiri yang
lain di Ibukota.
country), seperti Australia, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Korea dan lainnya
hal-hal baru yang mereka jumpai saat berkunjung. Melihat simbol-simbol daerah
kumuh tersebut menjadi sesuatu yang menarik bagi mereka, sesuatu yang menurut
mereka adalah cara terbaik untuk memanfaatkan waktu luang daripada sekedar
akan ada antusias dari para penikmat wisata daerah kumuh jika mereka kita
citra, karena citra dan atau kesan membawa calon wisatawan ke dunia simbol dan
makna. Citra juga akan memberikan kesan bahwa satu destinasi akan memberikan
Kemiskinan di daerah kumuh merupakan suatu hal yang menjadi daya tarik dan
unik bagi wisatawan. Keadaan miskin pun berubah menjadi sesuatu yang bisa
30
bangunan kelas bawah dianggap oleh mereka yang menjadi wisatawan sebagai hal
kumuh yang ada dianggap wisatawan sebagai kenyataan yang terjadi pada saat ini.
industri pariwisata.
menciptakan obyek baru bagi wisatawan. Ada satu hal yang menarik untuk
pariwisata etnik dan budaya mulai mengalami perkembangan bukan hanya dengan
bisa dijadikan objek, seperti yang terjadi pada wisata daerah kumuh. Pariwisata
etnik dan budaya telah memunculkan daya tarik dari ‘keunikan’ budaya yang
tarik utama dari pariwisata etnik dan budaya adalah adanya konsep tentang the
merupakan kelompok lain yang secara kelas sosial dan ekonomi berbeda dengan
baru bagi mereka yang berada pada kelas yang berbeda dengan masyarakat daerah
kumuh.
31
objek, kualitas, dan tanda-tanda diubah menjadi komoditas, yaitu sesuatu yang
tujuan utamanya adalah untuk dijual di pasar (Barker, 2005). Komoditas dipahami
sebagai suatu hasil produksi yang dibuat untuk ditukar di pasar. Dengan kata lain,
komoditas adalah segala sesuatu yang diproduksi untuk dijual. Akhirnya pada
dan ranah kebudayaan (Lury, 1998). Gejala ini oleh penganut postrukturalis
pada nilai tukar (exchange value) dan nilai guna (use value), namun sudah sampai
ke nilai tanda (sign value) (Baudrillard, 1981 ). Hal ini pula yang terjadi pada
daerah-daerah kumuh sebagai daerah tujuan wisata, namun ada sesuatu yang
terdapat di daerah kumuh yang dapat ditawarkan sebagai bentuk pengalaman baru
dalam pariwisata.
kemiskinan dan segala cara hidup masyarakat di daerah kumuh yang berbeda dari
cara hidup para wisatawan yang tergolong kedalam ekonomi menengah ke atas,
serta wajah daerah kumuh itu sendiri. Jika melihat dari sisi para konsumen yang
pernah ditanyakan, hampir semuanya memberikan alasan ingin tahu lebih dalam
32
seperti ini. Pengalaman dan keingintahuan inilah yang menjadi sesuatu yang
menawarkannya.
Rasa ingin tahu, life experience dan sisi humanis seseorang inilah yang
kemudian dapat disebut sebagai suatu bentuk pertukaran komoditi lainnya dalam
wisata daerah kumuh, karena memang produk dari wisata adalah produk jasa.
mendapatkan pengalaman hidup dan berbagi dengan sesama para wisatawan rela
mengeluarkan uangnya.
adalah para volunteer pada bidang pembangunan yang berperan dalam membantu
akan merasa kasihan dan terharu melihat bagaimana masyarakat bisa hidup di
permukiman yang bagi mereka tidak layak untuk ditempati. Proses membantu
Wisatawan berasal dari kebudayaan yang berbeda dan tidak paham seluk-beluk di
daearh kumuh. Akses yang terbatas bagi para wisatawan terhadap daerah kumuh
agen wisata yang kemudian mengorganisasi dan membuat paket Jakarta Hidden
“The process of commodification. This means that the lives of ever more
people are determined by tendentially world-embracing market relations (‘the
connection of the individual with all’). Goods produced, services rendered, but
also the raw material of nature and human beings as such, are thus subjected to
an economic discipline which defines and treats them as commodities”,
pihak agen perjalanan menetapkan harga bagi kegiatan mereka. Dengan memberi
harga maka secara tidak langsung masyarakat dan kondisi miskin mereka
para pencari-pencari pengalaman dan mereka yang mempunyai dana dan waktu
waktu untuk berbuat baik kepada sesama. Jakarta Hidden Tour hadir dengan
waktu luang dan menyegarkan otak kembali dengan bentuk wisata yang unik.
Bukan sekedar menikmati tetapi lebih jauh untuk merasakan dan berbagi masalah