Disusun Oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1
Temulawak merupakan salah satu rempah-rempah yang banyak dimanfaatkan untuk
kebutuhan dalam bidang pengobatan tradisional sebagai bahan dasar jamu. Jamu
dikenal sebagai obat tradisonal khas Indonesia yang telah dianggap oleh masyarakat
memiliki khasiat yang sama baiknya dengan obat-obatan kimia modern saat ini.
Mengingat saat ini telah banyak terjadi alih fungsi lahan karena
perkembangan zaman di berbagai wilayah di Indonesia. Sementara kebutuhan akan
rempah-rempah tetap terus diminati dan permintaan juga cenderung semakin
meningkat. Dan sebagai salah satu bahan baku jamu dan dalam rangka membantu
melestarikan kekayaan obat-obatan tradisonal Indonesia. Oleh sebab itu, dalam
makalah ini penulis akan membuat sebuah skema pemanfaatan lahan sebagai lokasi
budidaya tanaman Temulawak di wilayah Jepara, Provinsi Jawa Tengah.
1.2.3 Bagaimanakah potensi lahan di Kab. Jepara sebagai lokasi budidaya tanaman
temulawak ?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
System Informasi Geografi atau yang lebih dikenal dengan GIS mulai dikenal
pada awal tahun 1980-an. Sejalan dengan berkembangnya perangkat computer, baik
perangkat lunak maupun perangkat keras. SIG mulai berkembang sangat pesat pada
era 1990-an dan saat ini semakin berkembang.
SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang
memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
3
SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi
geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan,
transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi.
Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer
yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data,
perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data,
pemanggilan dan presentasi data serta analisa data
a. CPU merupakan bagian dari sistem komputer yang menjadi tempat untuk
melakukan pemrosesan semua instruksi dan juga mengendalikan seluruh operasi
yang ada dalam lingkungan sistem komputer.
b. RAM merupakan perangkat yang digunakan oleh CPU untuk menyimpan data
yang masuk untuk jangka waktu yang tidak lama (sementara).
4
c. Storage merupakan perangkat untuk menyimpan data secara permanen atau
semi permanen (temporal). Termasuk dalam perangkat ini antara
lain hardclisk,disket, CD-ROM, dan pita magnetis.
Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut.
b.Data atribut adalah data yang berupa penjelasan dari setiap fenomena yang
terdapat dl permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala
geografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Contoh, atribut kualitas
tanah terdiri atas status kepemilikan lahan, luas tanah, tingkat kesuburan tanah,
dan kandungan mineral dalam tanah.
4. Manajemen
5
yang baik. Oleh karena itu, SIG hams dikerjakan oleh orang-orang yang tepat, yang
memiliki keahlian dalam bidang SIG sesuai dengan tingkatannya. Mulai dari tingkat
spesialis yang mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna SIG.
6
Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak
bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
Rehabilitasi dan konservasi lahan.
3. Bidang sosial
Selain dalam inventarisasi sumber daya alam dan perencanaan pola pembangunan,
SIG juga dapat dimanfaatkan dalam bidang sosial. Dalam bidangsosial SIG dapat
dimanfaatkan pada hal-hal berikut:
7
Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan
industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.
1. Divisi : Spermatophyta.
8
Tumbuhan Spermatophyta adalah tumbuhan berbiji yang alat reproduksi generatifnya
berupa biji. Adapun ciri-ciri Spermatophyta antara lain: makroskopis dengan
ketinggian bervariasi, bentuk tubuhnya bervariasi, cara hidup fotoautotrof, habitatnya
kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai), mempunyai
pembuluh floem dan xilem, reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan
pembuahan (fertilisasi).
Angiospermae merupakan istilah yang merujuk pada tumbuhan berbiji tertutup. Ciri-
ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah,
mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan
herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi
dua yaitu Monocotyledoneae (berkeping satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua).
3. Kelas : Monocotyledonae.
4. Ordo : Zingiberales.
5. Keluarga : Zingiberaceae.
6. Genus : Curcuma.
B. Morfologi Temulawak
9
warna coklat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Kelopak bunga
temulawak berwarna kuning tua dengan bentul lateral.
1. Batang
Batang temu lawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun. Tanaman ini
berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai ketinggian 2 – 2,5 meter. Tiap
rumpun tanaman terdiri atas beberapa tanaman (anakan), dan tiap tanaman memiliki 2
– 9 helai daun.
2. Daun
Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina daun dan
seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun sekitar 50 – 55 cm, lebarnya +
18 cm, dan tiap helai daun melekat pada tangkai daun yang posisinya saling menutupi
secara teratur. Daun berbentuk lanset memanjang berwana hijau tua dengan garis –
garis coklat. Habitus tanaman dapat mencapai lebar 30 – 90 cm, dengan jumlah
anakan perumpun antara 3 – 9 anak.
3. Bunga
Bunga tanaman temu lawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun secara
bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe erantha), atau dari samping batang
semunya setelah tanaman cukup dewasa. Warna bunga umumnya kuning dengan
kelopak bunga kuning tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai
bunga + 3 cm dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu
ketiak terdapat 3-4 bunga.
4. Rimpang
Rimpang induk temu lawak bentuknya bulat seperti telur, dan berukuran besar,
sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian samping yang bentuknya
memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang cabang antara 3 – 4 buah. Warna
rimpang cabang umumnya lebih muda dari pada rimpang induk.
10
Warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning-kotor. Atau
coklat kemerahan. Warna daging rimpang adalah kuning atau oranye tua, dengan cita
rasanya amat pahit, atau coklat kemerahan berbau tajam, serta keharumannya sedang.
Rimpang terbentuk dalam tanah pada kedalaman + 16 cm. Tiap rumpun tanaman
temu lawak umumnya memiliki enam buah rimpang tua dan lima buah rimpang
muda.
4. Akar
Sistem perakaran tanaman temu lawak termasuk akar serabut. Akar-akarnya melekat
dan keluar dari rimpang induk. Panjang akar sekitar 25 cm dan letaknya tidak
beraturan.
11
C. Kandungan Tanaman
1. Iklim
Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan
terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh
subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temulawak juga
dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara
umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di
daerah beriklim tropis. Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara
19°C-30°C. Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000
mm/tahun.
12
2. Media Tanam
Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik
tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat.
Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang
subur, gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan
organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah
agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga
agar tanah tidak mudah tergenang air.
3. Ketinggian Tempat
Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian
tempat optimum adalah 750 m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang
diperoleh pada tanaman yang ditanam pada etinggian 240 m/dpl. Temulawak yang
ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit
minyak atsiri. Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.
A. Kriteria Tumbuh
Suhu
Temperatur Kategori
20°C - 30°C Sangat Baik
10°C - 20°C Baik
< 10°C Kurang Baik
Ketinggian
Topografi Kategori
> 750 mdpl Cukup Baik
250 – 750 mdpl Sangat Baik
< 240 mdpl Kurang Baik
13
Tanah
Jenis Tanah Kategori
Aluvial Sangat Sesuai
Regosol Sesuai
Grumosol Kurang Sesuai
1. Gambaran umum
Kabupaten Jepara terletak di Pantura Timur Jawa Tengah yang bagian barat
dan utaranya dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan
daerah pegunungan.
Suhu udara Masimum Kab. Jepara adalah 32,5 derajad Celsius, sedang suhu udara
minimum adalah 21,9 derajad Celsius. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS
dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240
derajad. Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau bergantian
sepanjang 6 bulan tiap tahunnya
4. Struktur tanah
Bagian Barat Laut hingga Tenggara (Kecamatan Banjarsari) pada umumnya terdiri
dari tanah Grumosol.
14
BAB III
CARA KERJA
1. Open Arc Gis program Arc Map 10.1 lalu pilih file add data
15
3. Lalu atur sistem koordinat yang akan digunakan. Klik kanan pada layer utama
pilih Properties→ Coordinate System → Pilih Sistem Koordinat yang akan
digunakan (menggunakan sistem koordinat Geografis dengan Datum WGS
1984).
16
4. Masukan koordinat dengan klik Customize Toolbars Georeferencing
17
6. Lalu klik pada titik koordinat
7. Kemudian klik kanan lalu pilih input DMS of Longitude and Latitude.
18
9. Kemudian lakukan hal yang sama pada ketiga titik koordinat lainnya,
kemudian setelah selesai, klik georeferencing update georeferencing
Digitasi
Klik kolom catalog pada pojok kanan, lalu pilih folder penyimpanan, kemudian pilih
new shapefile
19
Tulis nama untuk layer pada kolom name. Kemudian untuk feature type pilih
polygon. Lalu klik Edit world wgs 1984 ok.
Untuk menambah kolom ‘kecamatan’, klik kanan pada batas_kecamatan, pilih open
attribute table.
Pilih add field, tulis ‘kecamatan’, lalu pada type pilih text ok
20
Kemudian klik editor start editing. Pada kotak dialog create features, klik batas
kecamatan lalu pilih polygon untuk mendigitasi peta.
21
Jangan lupa untuk menyimpan setiap pekerjaan yang telah dilakukan, dengan klik
editorsave edits. Jika ingin memulai disigitasi kembali, pilih editor- start editing
22
Lakukan pada setiap batas kecamatan yang ada pada Kota Tasikmalaya, maka
hasilnya:
Klik pada panah di kolom pertama maka akan timbul warna biru pada tabel, dan
menunjukan posisi wilayah tersebut pada peta, kemudian tulis nama kecamatan sesuai
dengan wilayahnya.
23
Setelah melakukan penamaan, selanjutnya memberikan warna yang berbeda pada
setiap kecamatan. Klik kanan pada layer batas_kecamatan properties
Pilih symbology categories unique value. Pilih kecamatan pada value field
add all values ok
24
Pilih warna yang disuka pada color ramp ok, maka hasilnya akan seperti ini:
25
Kemudian pilih editor save edits. Editor stop editing.
Setelah mengubah warna warna, selanjutnya adalah memunculkan nama pada setiap
kecamatan. Klik layer batas_kecamatan properties.
26
Pilih labels berikan centang pada label features in this layer. Label field
kecamatan ok.
27
Overlay
Masukan data shp jenis tanah, batas kecamatan yang telah dibuat dengan klik add
data. Lalu akan muncul tampilan seperti ini
28
Add field
29
30
31
32
33
BAB IV
HASIL
Keterangan : Berdasarkan pada peta hasil di atas, dapat diketahui bahwa tingkat
kemampuan lahan di wilayah Kab. Jepara berpotensi sebagai lahan budidaya tanaman
Temulawak. Di wilayah Barat terutama kategori sangat sesuai untuk budidaya
tanaman Temulawak dan di bagian Timur juga memiliki tingkat kesesuaian yang
mumpuni sebagai lokasi budidaya Temulawak. Hanya terdapat sepersekian pesen
wilayah yang kurang sesuai dengansyarat tumbuh dan budidaya tanaman Temulawak
di Kab. Jepara.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jepara merupakan salah satu kota terkenal di Jawa Tengah. Kondisi fisik yang
berada di tengah provinsi menyebabkan kota ini berhawa sejuk dan memiliki
ketinggian yang bervariasi. Wilayahnya sangat cocok ditanami oleh berbagai macam
tumbuhan termasuk temulawak.
5.2 Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
36
LAMPIRAN