Dosen pengampu :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR) untuk pemenuhan tugas
dalam mata kuliah Sistem Informasi Geografi tanpa suatu halangan apapun.
Dengan tersusunnya tugas ini penulis berharap dapat bermanfaat dalam proses belajar
mengajar tidak hanya untuk penyusun tetapi juga para pembacanya selain itu penyusun juga
berharap memperoleh nilai yang baik untuk tugas ini.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen kami yang telah membina dan mengarahkan penulis untuk dapat menyelesaikan tugas
ini dengan hasil yang baik dan penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ini.
Enjelita Simarmata
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Informasi Blibiografi Buku
Buku Utama
1. Judul : Sistem Informasi Geografi (Aplikasi ArcView 3.2 dan ERMapper
6.4)
2. Penulis : Muhammad Jafar Elly
3. ISBN : 978-979-756-497-1
4. Penerbit : GRAHA ILMU
5. Tahun terbit : 2009
6. Urutan cetakan : Pertama
7. Dimensi buku :-
8. Tebal buku : 142 hlm
Buku Pembanding
4
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 Buku Utama
5
pemodelan dan penayangan data geospatial. Sumber-sumber data geospatial peta digital, foto
udara, citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan. Sumber-sumber data
geospatial adalah peta digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang
berhubungan. Data geospatial dibedakan menjadi data grafis disebut juga data geometris dan
data atribut (data tematik). Data grafis mempunyai tiga elemen, yakni titik(node), garis (arc)
dan luasan (poligon) dalm bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi,
ukuran, bentuk, posisi dan arah. Fungsi pengguna adalah untuk memilih informasi yang
diperlukan, membuat standar, membuat jadwal pemutakhiran (updating) yang efisien,
menganalisis hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang diinginkan dan merencanakan
aplikasi.
D. Kemampuan SIG Dalam Analisis Data Peta
1. Perawatan dan analisis data spasial
Fungsi ini digunakan untuk mentransformasikan data spasial, mengedit dan menilai
keakurasian data. Transformasi ini diperlukan supaya lapisan-lapisan data yang berbeda
untuk area yang sama teregistrasi pada peta yang lain atau pada suatu sistem koordinat
geografi yang terseleksi.
2. Perawatan dan analisis data atribut
Fungsi ini digunakan untuk mengedit, memeriksa dan menganalisis data atribut non
spasial.
3. Analisis Terpadu Data Spasial dan Atribut
Kekuatan SIG tampak pada kemampuannya menganalisis data spasial dan atribut
secara bersamaan. Kemampuan analisis SIG ini antara lain proses klasifikasi lahan, operasi
overlay, operasi neighbourhood, dan fungsi konektifitas.
Selain itu, SIG juga mampu membentuk garis-garis kontur menggambarkan bentuk-
bentuk permukaan seperti sekumpulan garis yang menghubungkan titik-titik nilai yang sama.
E. SIG untuk Pegambilan Keputusan
SIG bisa menjadi alat yang sangat penting untuk pengambilan jeputusan karena SIG
memberikan informasi pada pengambil keputusan untuk analisis dan penerapan database
keruangan. Pengambilan keputusan termasuk pembuatan kebijakan, perencanaan dan
pengelolaan dapat diimplementasikan secraa langsung dengan pertimbangan faktor-faktor
penyebabnya melalui suatu konsensus unsur-unsur yang terlibat.
6
Informasi spasial, secara geometri tersedia dalam dua model, yakni model data vektor
berbentuk point, line dan polygon dan model data raster yang secara sistematis terorganisasi
dalam bentuk sel grid atau piksel.
1. Model Data Vektor
Hal yang mendasari adanya data vektor ini berasal dari suatu anggapan bahwa dunia
nyata dapat dibagi menjadi ke dalam unsur-unsur yang secara jelas bisa didefinisikan. Tiap-
tiap unsur itu terdiri atas sejumlah objek yang mudah diidentifikasi menurut geometrinya
apakah berbentuk point, line atau area.
2. Point
Point adalah bentuk objek geografi yang paling sederhana dan disebut sebagai objek
yang berdimensi nol karena point tidak memilki perluasan. Tiap point direpresentasikan
dengan sepasang koordinat titik. Sebuah pount tak memiliki batasan.
3. Line
Garis atau (line) terdiri atas point-point yang dihubungkan bersama-sama dengan
segmen garis. Sebiah garis mempunyai dua point sebagai pembatas, point awal dan point
akhir. Garis dikatakan berdimensi satu karena garis hanya dapat mempresentasikan satu arah.
Secara matematis, vektor merupakan garis lurus yang memiliki besaran arah. Oleh karena itu,
suatu garis lurus di antara dua koordinat titik pada suatu peta digital adalah juga sebuah
vektor. Itu sebabnya kenapa konsep data vektor digunakan dalam SIG dan merupakan
rancangan sistem yang berbasis vektor.
4. Area
Suatu area dipresentasikan dengan suatu garis tunggal yang melingkupi suatu tempat
sehingga membentuk suatu poligon yang tertutup. Garis yang melingkar disebut ring, harus
berawal dan berakhir dengan titik yang sama agar area tersebut tertutup dan terdefenisikan.
B. Sumber Data Spasial
Sebagaimana telah diketahui, SIG membutuhkan masukan data yang bersifat spasial
maupun deskriptif. Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah:
1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb)
Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat
dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat,
skala, arah mata angin ds.
2. Data dari sistem penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto udara, dsb)
Data penginderaan jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi
SIG karena ketersedianya secara berkala.
7
3. Data hasil pengukuran lapangan
Contoh data hasil pengukuran lapangan adalah data batas administrasi, batas
kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb.yang dihasilkan
berdasarkan teknik perhitungan.
4. Data GPS
Teknologi GPS membrikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG.
Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi.
Standart kualitas data yang secara berturut-turut didefenisikan, diuji dan dilaporkan
dapat melindungi pembuat dan pengguna informasi geografi. Standart kualitas yang
diinginkan dari data dalam databaseSIG dan metode yang digunakan untuk mengukur
kualitas harus secara eksplisit didefenisikan sebelum entri data dimulai. Pada akhirnya
standart kualitas data harus melayani kebutuhan pengguna.
8
2.1.4 Bab IV Fungsi-Fungsi Analisis Spasial
A. Analisis Terpadu Data Spasial dan atribut
Aronof (1993) membagi fungsi ini ke dalam empat bagian, yakni:
1. Retrieval/Classification/Measurement
- Operasi retrieval pada data spasial dan atribut mencakup pencarian terseleksi,
manipulasi data dan keluaran data tanpa perlu memodifikasi lokasi geografi dari suatu
unsur.
- Classification merupakan suatu proses identifikasi sekumpulan unsur sebagaimana
layaknya milik suatu kelompok dengan fungsi membantu memperkenalkan pola baru.
- Measurement Function, berfungsi untuk mengukur jarak antara titik(point), panjang
garis (line), perimeter dan area poligon serta ukuran grup sel dengan calss yang sama.
2. Overlay Operations
3. Neighbourhood Operations, mengevaluasi karakteristik area sekeliling lokasi yang
ditentukan. Fungsi-fungsi yang termasuk dalam operasi neighbourhood adalah:
- Search, yang mengoperasikan data numerical dan yang mengoperasikan data tematik
- Line in Polygon dan Point in Polygon, dalam SIG berbasis vektor merupakan fungsi
search yang khusus, sedangkan dalam SIG berbasis raster merupakan suatu operasi
overlay,
- Theiesen Polygon, mendefinisikan individu area yang dipengaruhi oleh sekumpulan
titik yang terdapat di sekitarnya. Sering digunakan sebagai pemodelan untuk
perluasan data tipe titik menjadi tipe poligon.
- Topographic function, digunakan untuk mengalkulasi nilai yang menggambarkan
topografi pada suatu lokasi geografi spesifik.
- Interpolation, adalah suatu proses prediksi nilai-nilai yang tak diketahui menggunakan
nilai-nilai yang diketahui pada lokasi tetangga terdekat.
- Contour Generation, untuk menggambarkan bentuk-bentuk permukaan seperti
sekumpulan garis yang menghubungkan titik-titik nilai yang sama.
4. Connectivity Function, masing-masing fungsi keterhubungan harus mencakup tiga hal
berikut:
- Spesifikasi element spasial (misalnya, jalan) yang saling terhubung
- Sekumpulan aturan yang menentukan perpindahan yang dibolehkan sepanjang
interconnection
- Suatu unit pengukuran.
9
B. Format Output (Output Formatting)
Fungsi ini digunakan untuk mempersiapkan hasil analisis dalam bentuk kesimpulan
data tabel odan laporan yang tercetak.hasilnya bisa berupa peta-peta digital dan hardcopy.
2.1.5 Rancangan Basis Data Spasial
Basis data spasial adalah bagian yang sangat penting dalam sistem informasi
geografi. Rancangan basis data spasial ini bertujuan untuk mempermudah pencarian data dan
informasi spasial tentang kondisi kawasan. Dalam tahap rancangan basis data spasial ini, peta
zonasi hasil overlay raster akan dikonversikan ke dalam bentuk vektor shapefile sehingga
bisa dirancang data atributnya. Data atribut yang dihasilkan kemudian disempurnakan dengan
menambahkan field-firld penting yang menjelaskan unsur geometrinya tersebut.
10
spasial maupun nonspasial. Salah satu alasan utama pengintegrasian aplikasi SIG adalah
untuk mendukung pengambilan keputusan pada berbagai level baik publik maupun swasta,
level pusat maupun daerah.
11
spasial adalah bagaimana mengumpulkannya dan memeliharanya untuk berbagai
kepentingan.
B. Sumber Data Spasial
Data spasial dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber di anataranya adalah: (1)
citra satelit, data ini menggunakan satelit sebagai wahananya. (2) peta analog, saat ini peta
analog dapat di scan menjadi format digital untuk kemudian disimpan dalam basis data. (3)
foto udara, merupakan salah satu sumber data yang banyak digunakan untuk menghasilkan
data spasial selain dari citra satelit. (4) data tabular, data ini berfungsi sebagai atribut bagi
data spasial. (5) data survei, data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan di lapangan.
C. Model Data Spasial
Model data merupakan representasi hubungan antara dunia nyata dengan data spasial.
Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu model data raster dan model data vektor. Model
data tersebut merupakan representasi dari objek-objek geografi yang terekam sehingga dapat
dikenali dan diproses oleh komputer.
2.2.4 Analisis Data Spasial Dalam Sistem Informasi Geografi
A. Komponen-komponen SIG, secara rinci SIG tersebut dapat beroperasi
membutuhkan komponen-komponen sebagai berikut: (1) orang yang menjalankan
sistem meliputi mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari
sistem. (2) Aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan
untuk mengolah data menjadi informasi (3) data yang digunakan dalam SIG dapat
berupa data grafis dan data atribut. (4) perangkat lunak SIG adalah program komputer
yang dibuat khusus dan memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan,
pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial.
B. Analisa Data Dalam SIG, analisa dta spasial dalam SIG berdasarkan tahapan yang
dimulai dari desain basis dara sampai pada tahapan keluaran yang menghasilkan suatu
informasi yang baru hasil penggunaan teknik manipulasi SIG.
C. Fungsi Aplikasi SIG, (1) Pengukuran yaitu dapat mengukur jarak antar titik, jarak
rute, atau luas suatu wilayah secara interaktif (2) Pemetaan (3) Pemantauan, SIG
digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan
diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada diluar
area. (4) Pembuatan Model.
12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji
Yang menjadi latar belakang masalah yang akan dikaji dalam buku ini adalah
mengenai Sistem Informasi Geografi (Aplikasi ArcView 3.2 dan ERMapper 6.4) dan
Integrasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis.
13
3.5 Analisis Critical Book
Berdasarkan ringkasan buku utama dan buku pembanding yang telah dibuat, maka
didapati beberapa kelebihan atau keunggulan buku pembanding bila dibandingkan dengan
buku utama. Namun, tidak hanya kelebihan buku pembanding, di sini saya pun mencoba
memaparkan hal apa yang menjadi kekurangan ataupun kelemahan dari buku utama bila
dibandingkan dengan buku pembanding.
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai review terhadap buku pembanding yang berjudul
Integrasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis yang ditulis oleh Dr. Agus Suryanto, M.Si.,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa buku tersebut merupakan buku yang lebih baik dalam
hal penjabaran mengenai sistem informasi geografis yang dimana dalam bukunya menyajikan
cara mengaplikasikan dari sig tersebut, bila dibandingkan dengan buku pembanding yang
berjudul Sistem Informasi Geografi (Aplikasi ArcView 3.2 dan ERMapper 6.4 yang ditulis
oleh Muhammad Jafar Elly. Hal ini dikarenakan buku pembanding memberikan penjelasan
yang lebih mendetail mengenai Sistem Informasi Geografis serta memuat kegiatan yang di
lakukan dalam mengaplikasikan sig tersebut. Atau secara singkat dapat disimpulkan bahwa
buku pembanding memiliki lebih banyak keunggulan bila dibandingkan dengan buku utama.
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu untuk edisi buku berikutnya lebih memperdalam
materi tentang sistem informasi geografi. Serta bagi pembaca agar lebih dapat memahami
tujuan dari buku tersebut dan memperdalam materi yang telah ada sehingga dapat membantu
dalam proses pembelajaran dan menambah wawasan tentang sistem informasi geografi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jafar Elly,. 2009.Sistem Informasi Geografi (Aplikasi ArcView 3.2 dan ERMapper 6.4).
Jakarta: GRAHA ILMU
16