Anda di halaman 1dari 120

TIM PENYUSUN

Penulis

Arif Hidayat, S.Si

Ibni Sabil A.Z.M., S.Si

Ipung L.Purwaka, S.Si

Raskiban, S.Si

Wido Cepaka Warih, S.Si

Supported & Presented by

Line House Production

Address : Jalan Lenteng Agung Raya No.2G, Srengseng Sawah


– Jakarta Selatan

Website : www.linehousepro.com

Email : linehouse.id@gmail.com

Phone : 021-36866551

HP : 085229762200

1 | Pelatihan Basic GIS


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga penyusunan


modul pelatihan pemetaan ini dapat diselesaikan sesuai dengan tujuan tim
penulis. Modul yang memberikan instruksi tahap demi tahap dalam penggunaan
software pemetaan ini diharapkan dapat membantu para pihak yang
membutuhkan referensi dalam pemanfaatan secara teknis software pemetaan
yang saat ini marak digunakan oleh berbagai pihak.

Software yang dimanfaatkan pada modul ini berbasis open source (gratis
dan diizinkan untuk dimodifikasi), yaitu Quantum GIS. Pemilihan Quantum GIS
yang digunakan merupakan versi terbaru saat ini dengan kemudahan
pemahaman bagi pihak awam untuk mempelajarinya. Versi yang diangkat dalam
penjelasan modul ini yaitu Quantum GIS 2.2 (Valmiera).

Penyusunan modul ini merupakan dedikasi dari tim Line House


Production yang mencoba membagikan pengetahuan pada publik mengenai
pemetaan dalam pekerjaan dan kebutuhan keseharian masyarakat. Modul ini
masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak masih sangat tim penulis harapkan.

Depok, Desember 2014

Line House Production

Pelatihan Basic GIS | 2


DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ......................................................................................................1


KATA PENGANTAR ................................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I ........................................................................................................................4
BAB II .................................................................................................................... 15
BAB III ................................................................................................................... 28
BAB IV................................................................................................................... 68
BAB V.................................................................................................................... 81
BAB VI................................................................................................................... 96
PENUTUP ........................................................................................................... 120

3 | Pelatihan Basic GIS


BAB I
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Layout BAB I:

a. Pendahuluan

b. Sistem Informasi Geografis

c. Data Spasial: Definisi, Format Data Spasial, Sumber Data Spasial.

d. Konsep Layer

e. Sistem Proyeksi Yang Digunakan: Pengelompokkan Proyeksi Peta,


Proyeksi Universal Tranverse Mercator (UTM).

Tujuan: Memahami Konsep Dasar SIG

1. Pendahuluan
Kebutuhan data dan informasi yang akurat dan relevan dalam bidang
perencanaan pembangunan merupakan suatu keharusan. Ketersediaan data dan
informasi tersebut menjadi bagian yang sangat penting dalam mendukung
manajemen keputusan perencanaan pembangunan. Dengan demikian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi menjadi terarah sesuai dengan
kebutuhan yang riil. Dengan tersedianya data dan informasi yang akurat juga
dapat dilakukan prioritas dan pemilihan alternatif solusi sesuai dengan sumber
daya yang tersedia.

Perencanaan yang baik dan pengambilan keputusan yang tepat


seharusnya berdasarkan pada realita data yang menyeluruh dan data terkini.
Dengan didukung oleh Sistem Informasi Geografis (SIG), pengambilan keputusan
akan berjalan lebih mudah dan tepat sasaran.

Dalam pemanfaatan SIG sebagai bagian dari pemetaan informasi


ruang/lokasi, data yang disajikan dalam bentuk spasial membantu dalam
menampilkan dan membandingkan distribusi hubungan dari letak objek. Dalam
hal ini memudahkan dalam memberikan gambaran letak atau lokasi objek kajian,
Pelatihan Basic GIS | 4
misalnya dalam bidang kesehatan, kemiskinan, pendidikan, kerawanan bencana,
dan lain-lain. Visualisasi dalam bentuk data spasial berpotensi secara signifikan
untuk memperbaiki perencanaan dan pengambilan keputusan.

2. Sistem Informasi Geografis (SIG)


Era komputerisasi dan informasi telah membuka wawasan dan paradigma
baru dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang
merepresentasikan “dunia nyata” dapat disimpan dan diproses sedemikian
rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan
sesuai kebutuhan.

Sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai definisi SIG yang
baku. Sebagian besar definisi yang diberikan berbagai pustaka masih
bersifat umum dan elastik, hingga agak sulit untuk membedakan dengan
system-sistem informasi yang masih serumpun. Secara umum Geographic
Information System (GIS), yang di-Indonesia-kan menjadi Sistem Informasi
Geografis (SIG), merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan
untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989).
GIS dapat juga didefinisikan sebagai suatu sistem terkomputerisasi yang
memfasilitasi beberapa fase dari entri data, analisis data, dan presentasi data.

Secara umum pengertian GIS sebagai berikut:

”Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk
memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam
suatu informasi berbasis geografis ”.

Menurut Environmental System Research Institute (ESRI), GIS adalah:

“Kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer (hardware),


perangkat lunak (software), data geografi, dan personil/manusia yang dirancang
secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi,
menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi
geografis”.

5 | Pelatihan Basic GIS


Komponen Dasar GIS

GIS dapat merepresentasikan dunia nyata pada monitor komputer


sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas kertas.
Namun GIS memiliki kelebihan dan fleksibilitas daripada lembaran kertas karena
dapat menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsur peta sebagai atribut-
atribut di dalam suatu basis data.

3. Data Spasial
1) Definisi Data Spasial

Sebagian besar data yang akan ditangani dalam GIS merupakan data
spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat
tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang
membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spatial) dan
informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan berikut ini:

Informasi lokasi (spatial), berkaitan dengan suatu koordinat, baik


koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk
diantaranya informasi datum dan proyeksi.

Pelatihan Basic GIS | 6


Informasi deskriptif (attribute) atau informasi non-spasial, suatu lokasi
yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya,
contohnya: jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.

2) Format Data Spasial

Secara sederhana, “format” dalam bahasa komputer, berarti bentuk dan


kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam
GIS, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

Data Vektor

Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam


kumpulan garis (line), area atau polygon (daerah yang dibatasi oleh garis
yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik (point) dan nodes
(merupakan titik perpotongan antara dua buah garis). Data vektor didefinisikan
oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y)

Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam


merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna
untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data
batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan
hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah
ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

Data Vektor

7 | Pelatihan Basic GIS


Data Raster

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang
dihasilkan dari sistem penginderaan jarak jauh seperti citra satelit atau foto
udara. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur
sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).

Data Raster

Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-
nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di
permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi
resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas
yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi,
suhu tanah dan sebagainya.

Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file;


semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat
tergantung pada kapasistas perangkat keras yang tersedia.

Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.


Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan
penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang
diinginkan, serta kemudahan dalam analisa.

Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam
lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik.
Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang
Pelatihan Basic GIS | 8
lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan
secara matematis.

Sebagai ilustrasi, perbedaan antara data vektor dan data raster adalah sebagai
berikut :
Data Vektor
Data Raster

3) Sumber Data Spasial

Data spasial dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain :

Peta Analog

Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu
peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik
kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala,
arah mata angin dan sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber
data, peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah
menjadi format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat menunjukan
koordinat sebenarnya di permukaan bumi.

Data Sistem Penginderaan Jauh

Data Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara dan


sebagainya), merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena
9 | Pelatihan Basic GIS
ketersediaanya secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya
bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-
masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan
pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.

Data Hasil Pengukuran Lapangan

Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik


perhitungan tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut
contohnya: batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaan hutan dan lain-lain.

Data GPS (Global Positioning System)

Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan


data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan
berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format
vektor.

4. Konsep Layer
Data pada peta diorganisasikan dalam bentuk layers (lembaran).
Layer merupakan lapisan atau lembaran yang di gunakan untuk menampilkan
peta. Layer dapat berupa lapisan vektor atau raster. Misalnya, layer berupa batas
administrasi, garis jalan, garis sungai, lokasi perkantoran dan lain sebagainya.
Layer-layer tersebut jika digabungkan (overlay) akan membentuk sebuah peta
tertentu. Ilustrasi berikut dapat menggambarkan hal tersebut.

Layer administrasi

Layer lokasi hotel

Layer lokasi restoran

Layer jaringan jalan

Layer topografi

Peta wisata
Layer foto udara

Pelatihan Basic GIS | 10


5. Sistem Proyeksi yang Digunakan
Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk
menggambarkan sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu
dilakukan langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat
didatarkan dan distorsinya dapat terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang
datar.

Pengelompokan Proyeksi Peta

Untuk memproyeksi suatu peta dapat dilakukan dengan dasar sebagai


berikut:

a) Berdasar mempertahankan sifat aslinya

a. Luas permukaan yang tetap (ekuivalen)

b. Bentuk yang tetap (konform)

c. Jarak yang tetap (ekuidistan)

Perbandingan dari daerah yang sama untuk proyeksi yang berbeda:

b) Berdasar bidang proyeksi yang digunakan

a. Bidang datar

b. Bidang kerucut

c. Bidang silinder

11 | Pelatihan Basic GIS


Proyeksi Bidang Datar

Proyeksi Kerucut

Proyeksi Silinder

Pelatihan Basic GIS | 12


Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)

Posisi suatu unsur geografik di permukaan bumi dinyatakan oleh nilai


lintang (latitude) dan bujur (longitude). Unsur tersebut menggunakan unit satuan
derajat. Longitude (garis bujur pada bola dunia) dan latitude (garis lintang pada
bola dunia) adalah sudut yang diukur dari titik tengah bumi terhadap titik pada
permukaan bumi

Selain itu dapat juga dinyatakan dalam sistem


proyeksi peta misalnya mercatore, polyeder dan
lainnya. Indonesia menganut sistem proyeksi
Tranverse Mercatore dengan sistem koordinat UTM
(Universal Tranverse Mercatore).

Proyeksi UTM merupakan proyeksi silinder


yang dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Sejak
saat itu proyeksi ini menjadi standar untuk pemetaan
topografi di Indonesia.

Sifat-sifat Proyeksi UTM

 Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang memotong bola


bumi pada dua buah meridian, yang disebut dengan meridian
standar. Meridian pada pusat zone disebut sebagai meridian tengah.

 Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6
sehingga bola bumi dibagi menjadi 60 zone.

 Perbesaran pada meridian tengah adalah 0,9996.

 Perbesaran pada meridian standar adalah 1.

 Perbesaran pada meridian tepi adalah 1,001.

 Satuan ukuran yang digunakan adalah meter.

13 | Pelatihan Basic GIS


Zona UTM Dunia

Wilayah Indonesia (90° – 144° BT dan 11° LS – 6° LU) terbagi dalam 9


zone UTM, dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 sampai
zona 54 (meridian sentral 93° – 141° BT).

Zona UTM Indonesia

Pelatihan Basic GIS | 14


BAB II
PENGENALAN SOFTWARE QUANTUM GIS

Layout BAB II:

a. Download Software.

b. Instalasi Quantum GIS : Step by Step.

c. Pengenalan Fitur.

d. Pemasangan plugin Quantum GIS

Tujuan: Mengenali Software Pemetaan Quantum GIS.

1. Download Software
Quantum GIS merupakan software pemetaan berkategori open source
dimana siapapun diperbolehkan memanfaatkan software tersebut dan diizinkan
untuk memodifikasinya guna menunjang keperluan pekerjaan masing-masing.
Untuk mendapatkan software ini secara cuma-cuma, dapat diakses dan diunduh
pada halaman utama website Quantum GIS (QGIS) di http://www.qgis.org/en/site/ .

Download QGIS

15 | Pelatihan Basic GIS


Proses download dipengaruhi kecepatan jaringan internet masing-masing
dan membutuhkan kuota download + 200 MB. Dalam mengunduh QGIS agar
diperhatikan compatibility software tersebut pada computer/laptop yang akan
diinstalkan. Komputer berbasis windows sebaiknya memilih QGIS untuk windows
dan diperhatikan memilih versi windows-nya, terdapat 2 versi yaitu “x64” untuk
windows 64 bit dan “x86” untuk windows 32 bit.

2. Instalasi Quantum GIS


Instalasi software QGIS pada computer berbasis windows cukup
sederhana, tidak ada pengaturan yang rumit di dalam prosesnya. Hasil unduhan
QGIS hanya berupa 1 file berekstensi “.exe” dan dapat secara langsung digunakan
dalam proses instalasi.

Master File Instalasi QGIS

Setelah master dari software QGIS sudah dipersiapkan, langkah pertama


melakukan instalasi adalah double klik pada file tersebut atau klik kanan kemudian
open. Setelah itu, akan muncul dialog box windows yang meminta persetujuan
instalasi QGIS di komputer tersebut, klik OK. Kemudian langkah selanjutnya
adalah klik “next” pada dialog box berikut.

Pelatihan Basic GIS | 16


Setelah proses tersebut, akan muncul license agreement dari instalasi
QGIS berikut, klik “I agree”.

Tahap selanjutnya akan muncul dialog box windows untuk mengarahkan


lokasi instalasi QGIS, default foldernya terletak pada alamat “C:\Program Files
(x86)\Quantum GIS Valmiera” untuk windows 64 bit atau pada alamat folder
“C:\Program Files\Quantum GIS Valmiera” untuk windows 32 bit.

17 | Pelatihan Basic GIS


Langkah selanjutnya QGIS meminta konfirmasi file yang akan diinstal,
default-nya adalah program QGIS itu sendiri, tetapi pengguna juga dapat sekaligus
menginstal file lain seperti contoh data untuk California Utara, Dakota Selatan, dan
Alaska. Klik “install”.

Setelah klik install, maka proses instalasi dengan pengaturan yang


dilakukan sebelumnya akan langsung berjalan. Waktu yang dibutuhkan 15 – 30
menit. Prosesnya berjalan seperti berikut.

Pelatihan Basic GIS | 18


Setelah proses instalasi selesai, klik “finish”. Shortcut software QGIS yang
baru selesai diintal akan berada pada start – all programs – QGIS Valimiera –
QGIS Desktop 2.2.

19 | Pelatihan Basic GIS


3. Pengenalan Fitur
Mengenali fitur pada QGIS tidak terlalu sulit, apalagi jika pengguna pernah
mengenal software pemetaan lain seperti ArcView, ArcGIS, Ilwis, dan lain-lain.
Tampilan ikon yang mewakili perintah-perintah pada QGIS juga cukup mudah
dipahami.

Pertama, untuk membuka software QGIS yang telah diinstal pada


komputer/laptop, terutama pada windows dapat diakses melalui start – all
programs – QGIS Valmiera – QGIS Desktop 2.2.

Untuk masuk pada software QGIS juga dapat diakses pada desktop
masing-masing computer/laptop dengan ikon khas huruf “Q” bernama QGIS
Desktop 2.2.

Pelatihan Basic GIS | 20


Loading proses software QGIS memasuki programnya kurang lebih akan
tampil sebagai mana gambar berikut.

Quantum GIS selain merupakan software open source juga cukup ringan
untuk digunakan. Pada umumnya software pemetaan cenderung berat dibuka dan
melakukan proses data, sedikit berbeda dengan QGIS ini lebih ringan dalam
proses dan penampilan data spasial. Tampilan awal QGIS 2.2 Valmiera secara
default tampak seperti berikut.

21 | Pelatihan Basic GIS


1
2

3
4

5 6 7
1
Penjelasan mengenai masing-masing fitur adalah sebagai berikut:

2) Baris menu merupakan kumpulan menu pada QGIS yang di dalamnya


terdapat sub-menu untuk perintah-perintah tugas yang berkaitan dengan
proses penyusunan peta. Baris menu ini secara standar terdiri dari menu
project, edit, view, layer, setting, plugins, vector, raster, database,
processing, dan help.

3) Baris toolbar merupakan kumpulan ikon yang menunjukkan perintah


spesifik pada masig-masing proses. Pada dasarnya toolbar ini merupakan
satuan dari perintah-perintah yang terdapat pada baris menu.

4) Layer merupakan tempat list data yang dipanggil akan ditampilkan. Pada
bagian layer ini data berupa vector (titik, garis, dan area) serta raster akan
disimbolkan secara khusus random oleh QGIS.

5) Lembar kerja utama (main page) merupakan halaman dimana tampilan


data spasial/peta akan muncul. Tampilan data spasial ini dikontrol melalui
bagian layer.

6) Koordinat kursor merupakan bagian yang menunjukkan informasi spesifik


dimana lokasi kursor berada dalam koordinat bumi berdasarkan data yang
terekam dalam data spasial yang dipanggil ke layer.

Pelatihan Basic GIS | 22


7) Skala merupakan bagian yang menunjukkan perbandingan gambar dan
kenyataan di lapangan. Skala ditunjukkan dalam baris angka dan akan
membesar atau mengecil sesuai zoom data spasial/peta.

8) Proyeksi merupakan informasi yang menunjukkan system proyeksi standar


yang dibawa oleh layer data spasial yang dipanggil atau dimunculkan.

Penjelasan mengenai masing-masing fitur toolbar adalah sebagai berikut

Ikon Nama Fungsi Ikon Nama Fungsi


Menggeser
Membuka
Pan Map to otomatis ke
New lembar kerja
Selection data yang
baru
dipilih
Memperbesar
Membuka
tampilan data
Open simpanan Zoom In
(pada lembar
lembar kerja
kerja)
Memperkecil
Menyimpan tampilan data
Save Zoom Out
lembar kerja (pada lembar
kerja)
Memperbesar
Menyimpan
Zoom to tampilan sesuai
dengan cara
Save As Native Pixel resolusi pixel
menduplikasi
Resolution pada data
lembar kerja
raster
Melihatkan
Membuat
New semua data
layout peta Zoom Full
Composer (pada lembar
baru
kerja)
Memperbesar
Composer Pengaturan Zoom to tampilan pada
Manager layout Selection data yang
dipilih
Memperlihatka
Touch Menggeser n semua
Zoom to
Zoom and data (pada tampilan data
Layer
Pan lembar kerja) (pada mlembar
kerja)

23 | Pelatihan Basic GIS


Menggeser Me-refresh
Refresh
Pan Map data (pada tampilan
View
lembar kerja) lembar kerja
Add Add SQL
Menambahkan Menambahkan
Vector AnyWhere
layer vektor layer SQL
Layer Layer
Add Add Menambahkan
Menambahkan
Raster VMS/WMT layer
layer raster
Layer S Layer VMS/WMTS
Add
Menambahkan Add WCS Menambahkan
PostGIS
layer PostGIS Layer layer WCS
Layer
Add Menambahkan
Add WFS Menambahkan
SpatiaLIT layer
Layer layer WFS
E Layer SpatialLite
Add
Add
MSSQL Menambahkan Menambahkan
Delimited
Spatial layer MSSQL Teks layer
Text Layer
Layer
Memperlihatka Add Oracle
Identity Menambahkan
n isi database Spatial
Feature layer Oracle
sebuah data Layer
Run Add Oracle Menambahkan
Menjalankan
Feature Georaster layer Oracle
aktivasi Fitur
Action Layer Georaster
Select New
Memilih Satu Membuat layer
Single Shapefile
Fitur shp baru
Feature Layer
Deselect Membuat layer
Feature Tidak menjadi Create New GPX (biasanya
From All memilih GPX Layer untuk format
Layer GPS)
Memilih data
Select pada database
Feature (attribute table)
Open Field Membuka
Using An dengan
Calculator kalkulator field
Expressio menggunakan
n ekspresi
matematika
Open Membuka
Measure Mengukur
Attribute database pada
Line Panjang/ Luas
Table suatu data

Pelatihan Basic GIS | 24


4. Cara Memasukkan Plugin Quantum GIS
Buka folder Pelatihan QGIS 2.2, kemudian buka folder PLUGIN. Langkah
Selanjutnya, klik kanan dan pilih Copy folder plugins

Buka Local Disk (C:), Lalu buka folder User. Pilih folder user sesuai nama
laptop atau komputer, misalkan RASKIBAN. Langkah selanjutnya, buka folder
.qgis2, kemudian buka folder python. Langkah terakhir paste-kan folder plugins.
Jika tampil Confirm Folder Replace, pilih Yes

25 | Pelatihan Basic GIS


Untuk mengecek plugin, buka program QGIS Desktop 2.2. Pilih Menu bar
Plugins, kemudian pilih Manage and Instal Plugins

Pelatihan Basic GIS | 26


Tampilan kotak dialog Plugins yang sudah ter-copy

Untuk mengatur update plugins, ceklist pilihan Check for update on


startup. Atur frekuensi update plugin dan plugin experimental atau deprecated
sesuai kebutuhan.

27 | Pelatihan Basic GIS


BAB III
MEMBUKA DAN MEMANIPULASI DATA LAYER

Layout BAB III:

A. Membuka Data (Add Data) Layer Dan Menyimpan Layer Kerja Pada
Program Quantum GIS
B. Georeferencing

C. Digitizing

D. Attribute table

Tujuan: Memahami cara membuka dan memanipulasi Data Spasial.

1. Membuka Data (Add Data) Layer dan Menyimpan Layer


Kerja
Untuk membuka data layer pada program Quantum GIS, klik (kiri) pilihan
menu Layer pada menu toolbar standar. Klik pada menu layer, pilih “add vector
layer” / “tambahkan layer vector” atau dapat langsung klik pada ikon “add vector

layer”.

Pelatihan Basic GIS | 28


Pada kotak dialog add vector layer, klik (kiri) pilihan Navigasi / Browse.
Pada kotak dialog Buka layer Vektor yang didukung OGR, arahkan pada direktori
penyimpanan file data spasial, misalnya pada direktori berikut Pelatihan Qgis 2.2 -
Data Modul - Indonesia_Admin_Prov_DD_.shp. Pilih file tersebut kemudian klik
“open” / “buka”.

Pada kotak dialog add vector layer, klik (kiri) pilihan Open.

29 | Pelatihan Basic GIS


Tampilan layer kerja dengan menambahkan layer vektor
Indonesia_Admin_Prov_DD_.shp

Langkah-langkah kerja tersebut dapat digunakan untuk menambahkan


layer vektor berikutnya, misalnya menambahkan layer vektor
Banten_Admin_Kab_DD.shp.

Pelatihan Basic GIS | 30


Untuk menyimpan layer kerja pada program Quantum GIS, klik (kiri)
pilihan menu Project pada menu toolbar standar, kemudian klik (kiri) pilihan
“Simpan”/”Save” atau dengan klik (kiri) ikon “Simpan”/”Save”.

Pada kotak dialog Memilih arsip proyek QGIS, di kolom “File name:” ketik
nama proyek yang akan disimpan, misalnya Modul QGIS. Kemudian klik (kiri)
pilihan “Save”.

31 | Pelatihan Basic GIS


2. Georefencing
Georeferencing adalah peregistrasian gambar peta yang memiliki
koordinat dengan memberikan titik kontrol agar sesuai dengan koordinat asli peta.
Hal ini bertujuan untuk melakukan proses lanjutan seperti dijitasi dan overlay.

Ada dua metode atau cara georeferencing data raster (contoh: jpeg)

Adapun kedua cara tersebut adalah

1. Memasukan nilai koordinat pada data raster (yang akan


digeoreferencing)
2. Menarik nilai koordinat dari data vektor (shapefile atau .shp) untuk
dimasukan ke data raster (yang akan digeoreferencing)

1. Memasukan nilai koordinat pada data raster


Data Yang digunakan Cara ke-1 yaitu:

 Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta.jpg


 Perhitungan derajat menit detik ke decimal degre.xlsx
Tujuan

 Meng-georeferencing “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta.jpg” dengan cara


memasukan nilai koordinat yang diketahui

Pelatihan Basic GIS | 32


Langkah-langkahnya :

1. Pilih menu “Raster” kemudian pilih “Georeferencer” dan klik


“Georeferencer”

Tampilan Awal Lembar Kerja Georeferencer

33 | Pelatihan Basic GIS


Menu Toolbar yang digunakan dalam melakukan Georeferencing

Ikon Nama Fungsi Ikon Nama Fungsi

Membuka file
raster yang akan Delete
Open Raster Menghapus GCP
di Point
georeferencing
Melakukan
georeferencing
Move
Start setelah Memindahkan
GCP
Georeferencing membuat titik GCP
Point
GCP (ground
control point)
Menggeser data
Generate Men-generate
Pan (pada lembar
GDAL Script data Script
kerja)
Memperbesar
Membuka titik
Load GCP Zoom tampilan data
GCP yang sudah
Point In (pada lembar
ada
kerja)
Menyimpan titik Memperkecil
Save GCO GCP yang sudah Zoom tampilan data
Points As ada ke format Out (pada lembar
lain kerja)
Memperlihatkan
Pengaturan Zoom
Transformation semua tampilan
untuk to
Setting data (pada
transformasi Layer
mlembar kerja)
Menambahkan
Add Point
GCP

2. Pilih “open raster” ( ) untuk membuka data raster yang akan di


georeferencing
Pilih data “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta.jpg”

Setelah memilih data “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta.jpg”, kemudian akan


muncul dialog box dibawah ini, lalu pilih coordinat reference system
“WGS 84”

Pelatihan Basic GIS | 34


dalam hal ini harus sesuai dengan coordinat reference system atau sistem proyeksi dari
data input “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta.jpg” dalam contoh ini menggunakan sistem
proyeksi WGS 1984

Dan data yang akan di georeferencing muncul pada jendela seperti


gambar dibawah ini

35 | Pelatihan Basic GIS


3. Pilih add point” ( ) untuk memasukan nilai koordinat lintang dan bujur

Titik yang akan dimasukan koordinat harus diketahui nilainya, untuk lebih
mudahnya memilih titik perpotongan yang lintang dan bujur yang diketahui nilainya
Sebelum memasukan nilai koordinat yang didapat dari peta “Peta Lokasi SMAN 28
Jakarta.jpg“ yang harus diperhatikan, jika :
0
1. Galam bentuk A B‟ C„‟ harus diubah menjadi “decimal degre” dengan
0 0
rumus : dd = A +(B‟/60) + (C„‟/3600)  contoh 106 49‟ 48„ menjadi 106,830
Serta perlu diperhatikan nilai +/- yaitu LU  (+); LS  (-); BT  (+); BB  (-)
2. Jika UTM tidak perlu diubah
NB: Silahkan buka file Ms.Excel “Perhitungan derajat menit detik ke decimal
degre.xlsx”

Pelatihan Basic GIS | 36


4. Lakukan hal ini minimal tiga titik atau alangkah baiknya empat titik, setelah itu
perhatikan GCP Table nya, nilai residualnya minimal 0.05

5. Jika sudah menambahkan titiknya klik “start georeference” ( )

6. Hasilnya (perbedaan nilai informasi keruangan)

37 | Pelatihan Basic GIS


2. Menarik nilai koordinat dari data vektor
Data Yang digunakan Cara ke-2 yaitu:

 Adm_Jakarta.jpg
 ADM_Jakarta.shp (dalam folder SHP)
Tujuan

Meng-georeferencing data “Adm_Jakarta.jpg” dengan menarik nilai dari


data vektor “ADM_Jakarta_SHP”
Langkah-langkahnya:

Pelatihan Basic GIS | 38


1. Pilih “Add Vektor Layer” ( ) untuk membuka „ADM_Jakarta.shp”

2. Pilih menu “Raster” kemudian pilih “Georeferencer” dan klik


“Georeferencer”

39 | Pelatihan Basic GIS


Tampilan “georefencer seperti dibawah ini,

3. Pilih “open raster” ( ) untuk membuka data raster yang akan di


georeferencing
Pilih data “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta.jpg”

Setelah memilih data “Adm_Jakarta.jpg”, kemudian akan muncul dialog


box dibawah ini, lalu pilih coordinat reference system “WGS 84”

Pelatihan Basic GIS | 40


41 | Pelatihan Basic GIS
Dan data yang akan di georeferencing muncul pada jendela seperti
gambar dibawah ini

4. Pilih add point” ( ) untuk memasukan nilai koordinat

Pelatihan Basic GIS | 42


Pilih titik pada gambar yang memiliki bentuk yang sama dengan data vektor
Apabila sedang menggeser vektor, untuk (mengembalikan) menarik koordinat
dari vektor harus memilih “From map canvas” lagi pada jendela
“Georeferencer”

Pilih “From map canvas”

43 | Pelatihan Basic GIS


5. Lakukan hal ini minimal tiga titik atau alangkah baiknya empat titik, setelah
itu perhatikan GCP Table nya, nilai residualnya minimal 0.05

6. Jika sudah menambahkan titiknya klik “start georeference” ( )

Pelatihan Basic GIS | 44


7. Hasilnya (perbedaan nilai informasi keruangan)

45 | Pelatihan Basic GIS


Pelatihan Basic GIS | 46
3. Digitalisasi Data
Digitalisasi data adalah proses pemasukan data spasial berupa bentuk geometri
dengan melakukan pengeditan sumber data spasial. hasil digitalisasi data adalah
berupa vektor atau shapefile

Ada tiga bentuk geometri

1. Point atau Titik


2. Line atau Garis
3. Polygon atau Area

Point atau Titik

Data Yang digunakan untuk mendijitasi titik

 Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif


Tujuan

 Membuat shp titik atau point yang berisi informasi titik sarana pendidikan
yang didapat dari data “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif”

Langkah-langkahnya:

1. Buka file raster sebagai acuan untuk didigitasi, klik “add raster layer” (

) pilih file “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif”

47 | Pelatihan Basic GIS


2. Pilih menu “Layer” kemudian “New” setelah itu “New Shapefile Layer”

3. Akan muncul dialog boxseperti ini

Pelatihan Basic GIS | 48


Pada pilihan “Type” pilih “point; kemudian klik “Specify CRS”

49 | Pelatihan Basic GIS


Pilih sistem koordinat “WGS 84” kemudian OK dan OK lagi

coordinat reference system atau sistem proyeksi SHP titik


yang akan kita buat harus sesuai dengan dari data input
“Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif” dalam contoh
ini menggunakan sistem proyeksi WGS 1984

4. Mengetik nama file titik yang akan dibuat beserta tempat menyimpan file
tersebut, kemudian klik save

Pelatihan Basic GIS | 50


5. Untuk memulai digitasi titik kllik menu “Layer” dan pilih “Toggle Editing” (

) atau pilih langsung pada ikon “Toggle Editing” ( ) kemudian

klik “Add Feature” ( ). Setelah itu klik di titik yang ingin dibuat dan
dalam kasus ini, mengklik titik informasi pendidikan seperti gambar
dibawah ini

51 | Pelatihan Basic GIS


6. Lakukan dijitasi titik di semua informasi pendidikan dari “Peta Lokasi
SMAN 28 Jakarta_modified.tif”, jika sudah simpan digitasi dengan ikon

“Save Layer Edits” atau ( ) dan klik ““Toggle Editing” atau ( )


untuk menonaktifkan fungsi edit
7. Hasil dari dijitasi titik seperti gambar dibawah ini

Pelatihan Basic GIS | 52


Line atau Garis

Data Yang digunakan untuk mendijitasi titik

Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif

Tujuan

 Membuat SHP garis atau line yang berisi informasi jalan yang didapat dari
data “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif”
Langkah-langkahnya:

1. Buka file raster sebagai acuan untuk didigitasi, klik “add raster layer” (

) pilih file “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif”

2. Pilih menu “Layer” kemudian “New” setelah itu “New Shapefile Layer”

3. Akan muncul dialog boxseperti ini


53 | Pelatihan Basic GIS
Pada pilihan “Type” pilih “point; kemudian klik “Specify CRS”

Pelatihan Basic GIS | 54


Pilih sistem koordinat “WGS 84” kemudian OK dan OK lagi

coordinat reference system atau sistem proyeksi SHP garis


yang akan kita buat harus sesuai dengan dari data input
“Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif” dalam contoh
ini menggunakan sistem proyeksi WGS 1984

4. Mengetik nama file titik yang akan dibuat beserta tempat menyimpan file
tersebut, kemudian klik save

55 | Pelatihan Basic GIS


5. Untuk memulai digitasi titik kllik menu “Layer” dan pilih “Toggle Editing” (

) atau pilih langsung pada ikon “Toggle Editing” ( ) kemudian

klik “Add Feature” ( ). Setelah itu klik di garis yang ingin dibuat dan
dalam kasus ini, dijitasi garis informasi jalan seperti gambar dibawah ini

Pelatihan Basic GIS | 56


6. Lakukan dijitasi garis di semua informasi jalan dari “Peta Lokasi SMAN 28
Jakarta_modified.tif”, jika sudah simpan digitasi dengan ikon “Save Layer

Edits” atau ( ) dan klik ““Toggle Editing” atau ( ) untuk


menonaktifkan fungsi edit
7. Hasil dari dijitasi titik seperti gambar dibawah ini

57 | Pelatihan Basic GIS


Polygon atau Area

Data Yang digunakan untuk mendijitasi titik

 Adm_Jakarta_modified.tif
Tujuan

 Membuat SHP area atau polygon yang berisi informasi administrasi kota
yang didapat dari data “Adm_Jakarta_modified.tif”

Langkah-langkahnya:

1. Buka file raster sebagai acuan untuk didigitasi, klik “add raster layer” (

) pilih file “Adm_Jakarta_modified.tif”

Pelatihan Basic GIS | 58


2. Pilih menu “Layer” kemudian “New” setelah itu “New Shapefile Layer”

3. Akan muncul dialog boxseperti ini

59 | Pelatihan Basic GIS


Pada pilihan “Type” pilih “point; kemudian klik “Specify CRS”

Pelatihan Basic GIS | 60


Pilih sistem koordinat “WGS 84” kemudian OK dan OK lagi

coordinat reference system atau sistem proyeksi SHP area


yang akan kita buat harus sesuai dengan dari data input
“Adm_Jakarta_modified.tif” dalam contoh ini menggunakan
sistem proyeksi WGS 1984

4. Mengetik nama file titik yang akan dibuat beserta tempat menyimpan file
tersebut, kemudian klik save

5. Untuk memulai digitasi titik kllik menu “Layer” dan pilih “Toggle Editing” (

) atau pilih langsung pada ikon “Toggle Editing” ( ) kemudian

61 | Pelatihan Basic GIS


klik “Add Feature” ( ). Setelah itu klik di area yang ingin dibuat dan
dalam kasus ini, dijitasi informasi area berdasarkan tingkat kota seperti
gambar dibawah ini

6. Lakukan dijitasi area di semua informasi jalan dari


“Adm_Jakarta_modified.tif”, jika sudah simpan digitasi dengan ikon “Save

Layer Edits” atau ( )dan klik ““Toggle Editing” atau ( ) untuk


menonaktifkan fungsi edit
7. Hasil dari dijitasi titik seperti gambar dibawah ini

Pelatihan Basic GIS | 62


4. Attribute Table
Attribute table adalah tabel atribut yang berisi informasi spasial yang dimiliki dari
setiap bentuk geometri data spasial.

1. Menambahkan informasi pada attribute table


2. Memilih dan Menyeleksi informasi attribute table

A. Menambahkan informasi pada attribute table

Data Yang digunakan untuk mendijitasi titik

 Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif


 titik_latihan.shp
Tujuan

 Menambahkan informasi keterangan nama sarana pendidikan dari “Peta


Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif” pada vektor “titik_latihan.shp”

Langkah-langkahnya:

1. Buka data raster dengan klik “Add Raster Layer” atau ( ), pilih file
“Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif”

63 | Pelatihan Basic GIS


2. Buka data vektor dengan klik “Add Vector Layer” atau ( ), pilih file
“titik_latihan.shp”
Kenampakan jendela setelah langkah 1 dan 2 sebagai berikut

3. Klik kanan data vektor “titik_latihan.shp” lalu pilih “Open Attribute Table”

atau ikon ( ) untuk membuka data atttribute table.

Pelatihan Basic GIS | 64


4. Untuk merubah isi attribute table baik menambah atau merubah datanya

terlebih dahulu kilik “Toogle Editing Mode” atau ( )


5. Untuk menambah informasi terlebih dahulu menambah kolom attribute

table dengan klik “New Column” atau ( ) kemudian akan muncul


dialog box seperti gambar dibawah ini
Whole number
(integer)
Decimal number
(real)
Text (string)
Date

Width

65 | Pelatihan Basic GIS


Ketikan nama misal “nm_srn_pen”, kemudian pilih type “text” karena
informasi nama sarana pendidikan merupakan tipe “text”, kemudian OK
6. Memasukan nama sarana pendidikan terlebih dahulu klik baris dari
attribute table “titik_latihan.shp” kemudian pilih “Pan Map to the Selected

Rows” atau ( ), memasukan informasi seperti pada gambar dibawah


ini

7. Lakukan hal tersebut sampai semua informasi terisi, jika sudah simpan

dengan klik “Save Edits” atau ( )

Memilih dan Menyeleksi informasi attribute table

Ikon Nama Fungsi Ikon Nama Fungsi

Menggeser
Ikon untuk
Pan Map tampilan
memulai
to the pada lembar
Toggle Editing Mode editing/
Selected kerja ke arah
manipulasi
Rows data yang
data tabular
dilih
Zoom Memperbesar
Menyimpan
Save Edits Map to tampilan
data tabular
Selected pada lembar

Pelatihan Basic GIS | 66


Rows kerja ke arah
data yang
dilih
Menghapus Copy Menduplikat
data (berbasis Selected data
Delete Selected Feature
baris) yang Rows to (berbasis
dipilih Clipboard baris)
Memilih data
(berbasis
baris) yang
Select Feature Using An Delete Menghapus
dipilih
Expression Coloumn kolom
menggunakan
ekspresi
matematika
Tidah
New Membuat
UnSelect All memilih dari
Coloumn kolom baru
semua data
Memindahkan Open
Move Selection to Top data yang Field
dipilih ke atas Calculator
Memilih
kebalikan
Invert Selection data yang
dipilih
sebelumnya

67 | Pelatihan Basic GIS


BAB IV
NORMALISASI DATA TABULAR & JOIN DATA

Layout BAB III:

a. Normalisasi Data Tabular.

1. Menghapus Baris & Kolom Non-Database.

2. Primary Key.

3. Mengatur Data Type.

b. Join Data.

Tujuan: Memahami Penormalisasian Data Tabular & Mengkombinasikannya


dengan Data Spasial.

1. Normalisasi Data Tabular


Data yang tersebar dari berbagai sumber mayoritas masih berupa data
tabular (excel/word) maupun bentuk deskripstif. Data bentuk tabular, khususnya
yang memiliki informasi lokasi/tempat/daerah prinsipnya dapat diolah langsung
maupun dikelola menjadi analisis keruangan yang lebih informatif. Menyajikan data
tabular dalam tampilan spasial/peta sebagai bahan analisis keruangan lebih lanjut,
sering kali membutuhkan proses normalisasi agar data tabular dapat
dikombinasikan dengan data spasial/peta.

Secara teknis, tahapan yang dilalui dalam pengelolaan data tabular


menjadi database dan mengkombinasikannya dengan data spasial adalah sebagai
berikut.

1) Menghapus Baris & Kolom Non-Database

Suatu tabale atau data tabular sering diberikan informasi tambahan


pendukung isi data tersebut. Pendukung data tersebut biasanya berbentuk judul
informasi/data, keterangan isi data, dan lain sebagainya. Misalnya pada contoh
table berikut.

Pelatihan Basic GIS | 68


JUMLAH DESA, KELURAHAN, KECAMATAN, DAN PENDUDUK SERTA LUAS WILAYAH PER KABUPATEN / KOTA
PROVINSI BANTEN 2012

JUMLAH
NO KODE NAMA DAERAH IBUKOTA LUAS WILAYAH (KM2) JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
KEC KEL DESA
1 2 3 4 7 8 9 10 11
1 36 BANTEN Kota Serang 155 262 1279 9662.92 9953414
2 36.01 KAB. PANDEGLANG Kec. Pandeglang 35 13 322 2746.89 918938
3 36.02 KAB. LEBAK Kec. Rangkas Bitung 28 5 340 3426.56 1305430
4 36.03 KAB. TANGERANG Kec. Tigaraksa 29 28 246 1011.86 2393897
5 36.04 KAB. SERANG Kec. Serang 29 320 1734.28 1573372
6 36.71 KOTA TANGERANG Kec. Tangerang 13 104 0 153.93 1669461
7 36.72 KOTA CILEGON Kec. Cilegon 8 43 0 175.50 423708
8 36.73 KOTA SERANG Kec. Serang 6 20 46 266.71 700486
9 36.74 KOTA TANGERANG SELATAN Kec. Serpong 7 49 5 147.19 968122

Sumber : Permendagri 2012 T entang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 T ahun 2011 T entang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Perintahan

Dalam format database, untuk dapat dikombinasikan dengan data spasial


atau data lain, hal terpenting adalah isi data tersebut. Keberadaan informasi
tambahan/pendukung dari data itu akan membuat kesalahan dalam penyusunan
dan pembacaan database sehingga dibutuhkan penghapusan informasi-informasi
tambahan selain isi data itu sendiri.

Menghapus judul sebaiknya dilakukan dengan menghapus secara


langsung baris (row) yang memuat judul tersebut.

69 | Pelatihan Basic GIS


Nama kolom yang digabungkan (merge) dalam excel, sebaiknya dijadikan
kembali dalam satu kolom.

Mengurangi jumlah karakter (huruf) dalam judul kolom maksimal 10


karakter (diusahakan tanpa spasi).

Penjelasan mengenai judul kolom sebaiknya dibuat keterangan tersendiri


(code book) untuk masing-masing judul kolom yang diringkas dalam 10 karakter.
Copy judul kolom yang telah diringkas (kurang dari 10 karakter) kemudian paste di
file excel khusus yang lain atau dalam 1 file dalam sheet yang berbeda. Paste
special dan pilih tranpose.

Pelatihan Basic GIS | 70


2) Menunjuk Primary Key

Dalam penggabungan database, hal yang juga sangat penting adalah


memillih primary key. Primary key merupakan kunci (kolom berisi karakter data)
yang unik dan identic. Primary key ini harus dimiliki masing-masing database
(tabular & spasial). Jika belum ada primary key, maka perlu dibuat primary key
dengan persyaratan utama identic dan unik. Contoh dalam data ini, kolom yang
dapat ditunjuk sebagai primary key adalah kolom berjudul “NM_DAERAH” yang
mewakili nama kabupaten/kota.

71 | Pelatihan Basic GIS


Lakukan pengecekan pada database yang akan digabungkan, yaitu pada
data tabular maupun data spasial. Samakan secara persis (identic dan unik)
karakter dari primary key yang akan dipergunakan.

Langkah dalam membuka database spasial pada QGIS adalah sebagai


berikut. Buka software QGIS, lakukan pencarian direktori/folder penyimpanan data
spasial (data administrasi kabupaten/kota). Kemudian klik data yang dimaksud,
dan klik “add selected layers”.

Setelah data spasial/peta terbuka, maka tinggal melakukan pengecekan


pada database dari data spasial tersebut. Klik pada menu layer – open attribute
table seperti pada contoh gambar berikut.

Pelatihan Basic GIS | 72


Pada database spasial juga memiliki kolom serta baris layaknya data
tabular (excel). Fokus pada primary key yang akan dipilih yaitu kolom berjudul
“KAB_KOTA” masih memiliki perbedaan karakter primary key sehingga perlu
disamakan sampai identic dan persis.

73 | Pelatihan Basic GIS


3) Mengatur Data Type

Setelah pengecekan dan penyamaan terhadap primary key yang akan


digunakan sebagai kunci penggabungan data selesai, maka isi data juga harus
disesuaikan dengan type-nya masing-masing. Sederhananya, data terbagi atas
numeric dan text. Data numeric merupakan data yang memiliki nilai dari angka itu
endiri, misalnya jumlah penduduk di Desa A sebanyak 100 jiwa, di Desa B 150
jiwa, jumlah penduduk dari Desa A & Desa B adalah 250 jiwa. Sedangkan data
text merupakan data identitas, walaupun beberapa data ini berupa angka, tetapi
angka tersebut tidak mewakili nilainya sendiri, misalnya data nomor rumah atas
Pelatihan Basic GIS | 74
nama Pak A adalah nomor 15, nomor rumah atas nama Pak B adalah nomor 20,
data kedua nomor rumah tersebut tidak dapat dijumlahkan, atau kalaupun
dijumlahkan tidak bermakna apapun.

Memberikan data type akan mempengaruhi pembacaan tipe/jenis data


pada software pengolahnya, yaitu excel dan QGIS sehingga perlu disesuaikan
type data masing-masing kolom (isi data). Blok satu per satu pada kolom yang ada
pada data tabular (excel), kemudian pilih tab home – number format.

Pilih type data / format data yang sesuai untuk masing-masing kolom,
misalnya kolom “KODE” bertype data text, “NM_DAERAH” bertype text,
“IBUKOTA” bertype text, “KEC” bertype numeric, “KEL” bertype numeric, “DESA”
bertype numeric, “L_WILAYAH” bertype numeric, “JML_PDD” bertype numeric.

75 | Pelatihan Basic GIS


2. Join Data
Tahap join data dilakukan dengan memulai membuka software QGIS 2.2
Valmiera. Kemudian langkah selanjutnya adalah memanggil dataspasial yang
akan dijoin dengan data tabular yang telah dipersiapkan (dilakukan normalisasi
data tabular).

Setelah data spasial/peta dipanggil dan telah muncul pada lembar kerja
utama QGIS, maka tahap selanjutnya adalah memanggil/memasukkan data excel
yang telah dipersiapkan ke lembar kerja utama QGIS ini. Caranya dengan
membuka direktori penyimpanan file excel tersebut melalui windows explorer
kemudian klik tahan geser (drag and drop) file excel tersebut ke lembar QGIS.
Tanda file excel telah siap dibaca oleh QGIS/telah ter-drag akan muncul tanda [+]
pada kursor mouse di lembar kerja utama QGIS. Lepaskan file excel tersebut pada
lembar QGIS.

Pelatihan Basic GIS | 76


Setelah file excel di-drag ke lembar kerja utama QGIS, maka akan muncul
konfirmasi sheet (lembar) excel mana yang berisi database yang akan dijoin. Pilih
1 sheet yang telah dilakukan editing sebelumnya (normalisasi) kemudian klik OK.

Langkah selanjutnya, klik kanan pada data spasial/peta pada bagian layer,
kemudian pilih properties. Setelah itu akan muncul dialog box properties layer dan
kemudian pilih tab “join”.
77 | Pelatihan Basic GIS
Pada dialog box properties ini di tab join terdapat menu “add vector join”
berupa symbol tanda (+) berwarna hijau di bagian bawah. Klik tanda tersebut, lalu
sesuaikan field/kolom dari kedua database yang akan dijoinkan dengan menunjuk
masing-masing primary key.

Penjelasan dari menu add vector join tersebut adalah sebagai berikut.

 Join layer merupakan file data tabular (sheet excel) yang akan dijoin.

 Join field merupakan judul kolo dari file excel yang akan dijadikan sebagai
primary key/penghubung database.

Pelatihan Basic GIS | 78


 Target field merupakan judul kolom pada database spasial/peta yang
dipilih menjadi primary key/penghubung database.

Jadi, berdasarkan keterangan tersebut dan pengolahan data yang telah


sebelumnya dilakukan, maka untuk mengisi keterangan pada add vector join dipilih
nama kolom seperti pada gambar berikut kemudian klik OK.

Setelah itu, dapat dilihat bahwa database spasial dan tabular telah terjoin
dengan primary key nama kabupaten/kota. Hasilnya dapat dilihat pada keterangan
join sebagai mana gambar berikut.

Hasil dari join data ini dapat dicek pada database spasial/petanya dengan
klik kanan pada layer data spasial, pilih open attribute table. Attribute table dari
layer database spasial ini akan menunjukkan mana nama kolom hasil join data
tersebut dengan menambahkan nama kolom keterangangan tambahan berupaka
nama file excel yang dijoin di depan nama masing-masing kolom hasil join.

79 | Pelatihan Basic GIS


Pelatihan Basic GIS | 80
BAB V
VISUALISASI DATA SPASIAL

Layout BAB IV:

a. Visualisasi Data Spasial Numerik.

b. Visualisasi Data Spasial Kategorik.

c. Visualisasi Label.

Tujuan: Mengetahui Teknis Visualisasi Data Spasial.

Untuk mengatur tampilan data layer, klik (kiri) pilihan data layer yang akan
diatur tampilannya. Klik (kiri) pilihan menu Layer pada toolbar standar, kemudian
klik (kiri) pilihan menu Properti atau klik kanan pada data layer yang akan diatur
tampilannya, kemudian klik (kiri) pilihan menu Properti atau double klik (kiri) pada
data layer yang akan diatur tampilannya.

[TIPS] Lebih baik menggunakan double klik (kiri) data layer karena lebih cepat membuka kotak dialog
Properti layer.

81 | Pelatihan Basic GIS


Pelatihan Basic GIS | 82
Pada kotak dialog properties terdapat berbagai pilihan menu. Untuk
mengatur tampilan data layer hanya menggunakan menu Style (penampilan) dan
menu Label (penamaan).

Jenis data layer yang akan diatur tampilannya umumnya berupa data
numerik dan data kategorik. Pengaturan penampilan data layer berdasarkan jenis
datanya, sebagai berikut:

83 | Pelatihan Basic GIS


1. Pengaturan Penampilan Data Numerik
Pengaturan penampilan data numerik dilakukan dengan memilih
visualisasi data berupa gradasi warna. Pada pilihan menu Style, klik (kiri) kotak
Simbol Tunggal diganti menjadi Graduated dengan cara klik (kiri) pilihan
tersebut.

Setelah kotak Simbol Tunggal diganti menjadi Graduated, kemudian pada


klik (kiri) pojok kotak Kolom yang terdapat tombol dropdown. Kemudian akan
tampil beberapa pilihan data numerik, jika tampilan jumlah penduduk yang
diinginkan maka klik (kiri) pilihan “JMLH_PDDK”.

Pelatihan Basic GIS | 84


Setelah dilakukan pemilihan data numerik, maka akan secara otomatis
ditampilkan klasifikasinya. Apabila akan mengatur tampilan klasifikasi sesuai
dengan kebutuhan, maka perlu dilakukan pengkelasan ulang. Pengkelasan ulang
dilakukan dengan mengubah Kelas (Jumlah), Modus (Pembagian Kelas) dan
Color Ramp (Gradasi Warna) yaitu klik (kiri) pilihan Kelas, Modus dan Color Ramp
atur sesuai dengan kebutuhan.

85 | Pelatihan Basic GIS


Untuk mengatur tampilan Nilai dan Label sesuai dengan kebutuhan, maka
dilakukan secara manual pada kelas yang sudah ada. Nilai dan Label diatur
dengan double klik (kiri) pada kelas yang ingin diubah, kemudian atur nilai yang
diinginkan, lalu klik (kiri) pilihan OK. Double klik (kiri) pada masing-masing kelas
yang ingin diubah, kemudian masukkan nilai yang diinginkan, kemudian klik (kiri)
pilihan OK pada kotak dialog properties.

Tampilan layer kerja setelah dilakukan pengaturan penampilan data layer


(data numerik).

Pelatihan Basic GIS | 86


2. Pengaturan Penampilan Data Kategori
Pengaturan penampilan data kategori dilakukan dengan memilih
kategorisasi data berupa variasi warna. Pada pilihan menu Style, klik (kiri) kotak
Simbol Tunggal diganti menjadi Dikategorikan dengan cara klik (kiri) pilihan
tersebut.

Setelah kotak Simbol Tunggal diganti menjadi Dikategorikan, kemudian


pada klik (kiri) pojok kotak Kolom yang terdapat tombol dropdown. Kemudian
akan tampil beberapa pilihan data kategori, jika tampilan kabupaten atau kota yang
diinginkan maka klik (kiri) pilihan “KAB_KOTA” atau “NM_DAERAH”. Setelah
dilakukan pemilihan data kategori, maka untuk mengatur tampilan kategoriasi
sesuai dengan kebutuhan dilakukan dengan memilih Degradasi warna dengan klik
(kiri) pilihan dan pilih sesuai dengan kebutuhan. Setelah memilih Degradasi warna,
kemudian klik (kiri) Klasifikasi dan dilanjutkan dengan klik (kiri) pilihan OK pada
kotak dialog properties.

87 | Pelatihan Basic GIS


Tampilan layer kerja setelah dilakukan pengaturan penampilan data layer
(data kategori).

Pelatihan Basic GIS | 88


3. Pengaturan Penampilan Label Data Layer
Pengaturan penampilan label data layer dilakukan dengan menggunakan
menu Label (penamaan) pada kotak dialog properties layer - label, sehingga
tampilan kotak dialog terlihat belum ada pilihan pengaturan yang aktif.

Untuk mengaktifkan pilihan pengaturan pada tampilan kotak dialog, klik


(kiri) kotak kecil pada “Label layer ini dengan”. Klik (kiri) kotak yang berada di
sebelah kanan Labeli layer ini dengan, kemudian klik (kiri) pilihan label yang akan
ditampilkan, misalnya label nama kabupaten atau kota maka pilih “KAB_KOTA”.
Klik (kiri) pilihan “OK” pada kotak dialog properties layernya.

89 | Pelatihan Basic GIS


Tampilan layer kerja setelah dilakukan pengaturan penampilan label pada
data layer (data kategori).

Berdasarkan hasil penampilan label pada layar kerja seperti diatas


memiliki banyak kekurangan yaitu beberapa label yang tidak tampil dan tata letak
yang kurang sesuai dengan kebutuhan, maka perlu adanya pengaturan label.
Pengaturan label dilakukan dengan Sentroid Poligon dengan klik (kiri) pilihan
Vector pada menu toolbar standar, kemudian pilih “Peralatan Geometri” /
“Geometri Tools”, selanjutnya klik (kiri) pilihan “Sentroid polygon” / Polygon
Centroid”.

Pelatihan Basic GIS | 90


Pada kotak dialog Sentroid poligon, klik (kiri) pilihan “Navigasi” /
”Browse”. Tentukan direktori penyimpanan data spasial/peta (shp) polygon
sentroid yang akan dibuat. Pada kotak “File name:” ketik nama data yang akan
disimpan, misalnya “Banten_Admin_Kab_DD_Centroid”, kemudian klik (kiri)
pilihan Save. Selanjutnya, klik (kiri) pilihan OK pada kotak dialog Polygon Centroid.

Tampilan layer kerja setelah dilakukan penambahan data layer


Banten_Admin_Kab_DD_Centroid.shp, kemudian edit data layer dengan klik (kiri)
pilihan Layer pada menu toolbar, kemudian klik (kiri) pilihan Toggle untuk
mengedit atau klik (kiri) ikon Toggle untuk mengedit.
91 | Pelatihan Basic GIS
Edit tampilan layer untuk memindahkan titik sentroid dengan klik (kiri)
pilihan Edit pada menu toolbar, kemudian klik (kiri) pilihan “Pindahkan Fitur” /
“Move Feature” atau klik (kiri) ikon [ ] “Pindahkan Fitur” / “Move Feature”,
pindahkan titik sentroid dengan drag (klik (kiri) dan geser) agar tidak berdekatan
atau bertumpukan.

Pelatihan Basic GIS | 92


Untuk menghentikan pengeditan data layer dengan klik (kiri) pilihan
“Layer” pada menu toolbar, kemudian klik (kiri) pilihan “Toggle” untuk mengedit
atau klik (kiri) ikon “Toggle” untuk berhenti mengedit. Ketika tampil kotak dialog
“Berhenti mengedit” / “Stop editing”, klik (kiri) pilihan “Save”.

Untuk mengaktifkan pilihan pengaturan pada tampilan kotak dialog, klik


(kiri) kotak kecil pada “Labeli layer ini” dengan. Klik (kiri) kotak yang berada di
sebelah kanan “Labeli layer ini” dengan, kemudian klik (kiri) pilihan label yang
akan ditampilkan, misalnya label nama kabupaten atau kota maka pilih
“KAB_KOTA” atau “NM_DAERAH”. Klik (kiri) pilihan “OK” pada kotak dialog
propertiesnya.

93 | Pelatihan Basic GIS


Untuk mengaktifkan pilihan pengaturan pada tampilan kotak dialog,
misalnya menu Penyangga, maka klik (kiri) menu Penyangga dan klik (kiri) kotak
kecil pada Gambar penyangga teks. Setelah pengaturan pilihan sudah aktif,
maka dapat diatur pilihan Ukuran, Warna, Transparasi, Style gabungan pena
dan Modus pencampuran sesuai kebutuhan. Klik (kiri) pilihan OK pada kotak
dialog propertiesnya.

Pelatihan Basic GIS | 94


Tampilan layer kerja setelah dilakukan pengaturan ulang penampilan label
pada data layer (data kategori), maka Transparansi ditingkatkan menjadi 100%.

95 | Pelatihan Basic GIS


BAB VI
LAYOUT PETA

Layout BAB IV:

a. Membuat dan Mengatur Layout Peta

b. Memasukkan Peta

c. Menampilkan Grid Koordinat

d. Memasukkan Skala Batang

e. Memasukkan Legenda

f. Memasukkan Judul Peta

g. Membuat Arah Mata Angin

h. Membuat Inset Peta

i. Mengekspor dan Mencetak Peta

Tujuan: Mengetahui Teknis Membuat dan Mengatur Layout Peta.

1. Membuat dan Mengatur Layout Peta


Untuk membuat layout peta, klik (kiri) menu Proyek pada toolbar standar,
kemudian klik (kiri) pilihan menu “Print Composer Baru”/“New Print Composer”
atau dengan klik (kiri) ikon . Ketika muncul kotak dialog Judul Komposer,
kemudian isi nama komposer yang akan disimpan, misalnya Layout_Banten, lalu
klik (kiri) pilikan “OK”.

Pelatihan Basic GIS | 96


Tampilan awal pembuatan komposer pada layer kerja Layout_Banten.

97 | Pelatihan Basic GIS


Ikon Nama Fungsi Ikon Nama Fungsi

Save Project Menyimpan Export as Mengekspor


Lembar Kerja SVG Menjadi SVG
New Membuat Export as Mengekspor
Composer Layout Baru PDF Menjadi PDF
Duplicate Membuat UnDo Kembali ke
Composer Duplikasi Layout Perintah
Sebelumnya
Composer Mengatur ReDo Kembali ke
Manager Layout Perintah
Setelahnya
Load Frm Membuka Zoom Full Memperbesar
Template Template Penuh
Save As Menyimpan Zoom to Memperbesar
Template Sebagai 100% Ukuran
Template Sebenarnya
Print Mencetak Zoom In Memperbesar
Tampilan
Export as Mengekspor Zoom Out Memperkecil
Image menjadi Gambar Tampilan
Pan Menggeser Move Item Menggeser
Composer Layout Content Konten
Zoom Pembesaran Add New Menambah Peta
Tampilan Map
Select/Move Pilih/Geser Item Add Image Menambah
Item Gambar
Add HTML Menambah Add New Menambah
Frame Frame HTML Label Label
Refresh View Memperbarui Align Perataan Item
Tampilan Selected Terpilih
Item
Group Item Mengelompokan Add New Menambah
Item Legend Legenda
Ungroup Memecah Item Add New Menambah
Item Scalebar Skala Batang
Lock Selected Mengunci Item Add Ellipse Menambah
Item Terpilih Elips

Pelatihan Basic GIS | 98


UnLock All Membuka Kunci Add Arrow Menambah
Items Semua Item Arah Mata
Angin
Raise Menonjolkan Add Menambah
Selected Item Item Terpilih Attribute Tabel Atribut
Table

Setelah pembuatan komposer, maka perlu beberapa langkah pengaturan


untuk menampilkan Layout_Banten sesuai dengan kebutuhan, yaitu:

2. Memasukkan Peta
Untuk memasukkan peta, klik (kiri) menu Layout pada toolbar standar,
kemudian klik (kiri) pilihan menu “Tambahkan peta” / “Add Map” atau dengan
klik (kiri) ikon

Tempatkan mouse di pojok kiri atas layout, kemudian drag (tahan klik
(kiri) dan geser) dari ikon [+] ke pojok kanan bawah. Langkah selanjutnya
lepaskan drag tersebut, maka akan tampak tampilan seperti dibawah ini.

99 | Pelatihan Basic GIS


Atur Frame dan Latar belakang dengan klik (kiri) kotak kecil pada
“Frame dan Latar belakang”, kemudian atur warna dan ketebalannya. Untuk
menggeser peta agar terletak ditengah maka klik (kiri) menu Layout pada toolbar
standar, kemudian klik (kiri) pilihan menu Pindahkan konten atau dengan klik (kiri)
ikon.

Pelatihan Basic GIS | 100


3. Menampilkan Grid Koordinat
Untuk menampilkan grid koordinat, klik (kiri) kotak kecil pada
Tampilkan grid untuk mengaktifkan pilihan pengaturan pada tampilan kotak dialog
“Item properties”.

Atur “Interval grid”, misalnya nilai X dan Y adalah 0.5. Untuk menampilkan
label koordinat, klik (kiri) kotak kecil pada “Gambar Koordinat” untuk
mengaktifkan pilihan pengaturan pada tampilan kotak dialog “Item properties”.

101 | Pelatihan Basic GIS


Untuk mengatur label koordinat, klik (kiri) kotak “Format” dan pilih “Degree
Minute Second”. Atur letak label koordinal kiri dan kanan dengan menempatkan
diluar figura dan vertikal, kemudian atur presisi koordinal menjadi 0.

Pelatihan Basic GIS | 102


4. Memasukkan Skala Batang
Untuk memasukkan Skala Batang, klik (kiri) menu “Layout” pada menu
toolbar standar, kemudian klik (kiri) pilihan menu “Tambahkan Skala bar” / “Add
scale bar” atau dengan klik (kiri) ikon

Atur style skala balok sesuai kebutuhan, kemudian ganti label menjadi
km. Atur satuan peta per satuan kotak menjadi 0.01, kemudian atur segmen kiri 0.

103 | Pelatihan Basic GIS


5. Memasukkan Legenda
Untuk memasukkan Legenda, klik (kiri) menu “Layout” pada toolbar
standar, kemudian klik (kiri) pilihan menu “Tambahkan Legenda” / “Add legend”
atau dengan klik (kiri) ikon

Pelatihan Basic GIS | 104


Untuk menampilkan legenda, klik (kiri) ditempat yang masih kosong maka
akan tampil kotak legenda seperti yang dibawah ini. Atur layer yang tidak perlu
untuk ditampilkan pada legenda dengan klik (kiri) “Item legenda” yang akan
dihilangkan, misalnya Banten_Admin_Kab_DD_Centroid, kemudian klik (kiri)
“hapus layer” [-].

Atur nama tampilan layer pada legenda dengan klik (kiri) item legenda
yang akan diganti namanya, misalnya Indonesia_Admin_Prov_DD, kemudian klik
(kiri) pilihan sehingga tampil kotak dialog Properti legenda item. Pada kotak
Item selanjutnya diganti menjadi ADMINISTRASI PROVINSI. Langkah tersebut
dapat dilakukan pula pada Banten_Admin_Kab_DD.

105 | Pelatihan Basic GIS


Pelatihan Basic GIS | 106
6. Memasukkan Judul Peta
Untuk memasukkan Judul Peta, klik (kiri) menu “Layout” pada menu
toolbar standar, kemudian klik (kiri) pilihan menu “Tambahkan label” / “Add label”
atau dengan klik (kiri) ikon.

Untuk menampilkan label, klik (kiri) ditempat yang masih kosong maka
akan tampil kotak label seperti yang dibawah ini. Ganti QGIS pada Properti Utama
menjadi ADMINISTRASI PROVINSI BANTEN, kemudian atur Perataannya.

107 | Pelatihan Basic GIS


Pelatihan Basic GIS | 108
Atur Frame dan Latar belakang dengan klik (kiri) kotak kecil pada
“Frame dan Latar belakang”, kemudain atur Warna dan Ketebalannya.

7. Membuat Arah Mata Angin (Utara)


Untuk membuat arah mata angin (utara), klik (kiri) menu “Layout” pada
menu toolbar standar, kemudian klik (kiri) pilihan menu “Tambah panah” / “Add
arrows” atau dengan klik (kiri) ikon.

109 | Pelatihan Basic GIS


Atur letak tanda Panah, dan tambahkan label (dengan menu “Layout” –
“Tambahkan Label” / “Add Label”) utara.

Pelatihan Basic GIS | 110


Hasil menambahkan arah mata angin.

8. Membuat Inset Peta


Inset peta dibuat dengan membuat peta baru dalam Composer, setelah
sebelumnya melakukan penguncian pada peta sebelumnya.

Berikut langkah-langkahnya:

1. Mengunci peta yang telah dibuat dalam Composer

111 | Pelatihan Basic GIS


2. Memasukkan shapefile yang diperlukan dan memasukkan dalam
grup pada QGIS

Buka kembali QGIS, kemudian aktifkan shapefile yang diperlukan


untuk inset. Sekarang kita membutuhkan hanya layer propinsi saja,
maka nonaktifkan layer yang lain.

3. Memasukkan peta baru untuk inset dalam Composer

Buka kembali Composer, tambahkan peta baru, drag pada kanvas,


maka akan muncul peta baru

Pelatihan Basic GIS | 112


113 | Pelatihan Basic GIS
Dengan tool Pindahkan Item(Pada menu Layout - Pindahkan
Konten), drag/perkecil dengan mouse pada Map, agar lebih terlihat
letak Provinsi Banten di Indonesia.

Pelatihan Basic GIS | 114


Tambahkan Kotak untuk memperjelas letak Banten pada peta,
caranya dengan mengaktifkan frame pratinjau di sisi kanan

Hasil Inset dengan Pratinjau

115 | Pelatihan Basic GIS


4. Mengatur Latar Belakang, Menambahkan Grid dan Koordinat

Untuk mengatur latar belakang, pada menu dropdown sebelah kanan,


buka menu Latar Belakang, pastikan sudah aktif, dan pilih warna
yang diinginkan

Hasil Inset dengan latar belakang warna biru

Pelatihan Basic GIS | 116


Untuk menambahkan grid dan koordinat, caranya sama dengan cara
menambahkan grid koordinat pada peta utama. Caranya adalah

Klik (kiri) kotak kecil pada Tampilkan grid untuk mengaktifkan pilihan
pengaturan pada tampilan kotak dialog Item properties.

Atur Interval grid, misalnya nilai X dan Y adalah 2.0. Untuk menampilkan
label koordinat, klik (kiri) kotak kecil pada Gambar Koordinat untuk
mengaktifkan pilihan pengaturan pada tampilan kotak dialog Item
properties.

117 | Pelatihan Basic GIS


Hasil Inset dengan Koordinat

9. Mengekspor dan Mencetak Peta


Untuk mengekspor peta, dapat dilakukan menjadi format image/gambar,
PDF, dan SVG. Pada langkah ini dijelaskan untuk mengeskpor peta
sebagai gambar. Klik pada menu Komposer - ekspor sebagai gambar.

Pelatihan Basic GIS | 118


Atur folder tempat menyimpan hasil ekspor peta dan tipe data yang akan
disimpan

Hasil ekspor sebagai JPEG

Hasil ekspor kemudian dapat dicetak sesuai keinginan, seperti mencetak foto
biasa.

119 | Pelatihan Basic GIS


PENUTUP

Terima kasih sebelumnya tim penyusun sampaikan kepada para pengguna


modul ini. Tim penyusun berharap sedikit materi yang diuraikan dalam modul ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam pekerjaan keseharian. Kepada seluruh
pihak yang membantu dalam penyusunan modul pemetaan memanfaatkan open
source Quantum GIS yang tidak dapat tim penyusun sebutkan satu per satu, tim
penyusun juga sampaikan terima kasih.

Tim penyusun menyadari bahwasanya modul ini masih belum sempurna


mengingat perkembangan ilmu dan teknologi yang terus berjalan signifikan. Tim
penyusun berharap ada saran dan kritik yang membangun demi kemajuan ilmu
dan teknologi untuk kepentingan bersama.

Depok, Desember 2014

Line House Production

Pelatihan Basic GIS | 120

Anda mungkin juga menyukai