Penulis
Raskiban, S.Si
Website : www.linehousepro.com
Email : linehouse.id@gmail.com
Phone : 021-36866551
HP : 085229762200
Software yang dimanfaatkan pada modul ini berbasis open source (gratis
dan diizinkan untuk dimodifikasi), yaitu Quantum GIS. Pemilihan Quantum GIS
yang digunakan merupakan versi terbaru saat ini dengan kemudahan
pemahaman bagi pihak awam untuk mempelajarinya. Versi yang diangkat dalam
penjelasan modul ini yaitu Quantum GIS 2.2 (Valmiera).
Layout BAB I:
a. Pendahuluan
d. Konsep Layer
1. Pendahuluan
Kebutuhan data dan informasi yang akurat dan relevan dalam bidang
perencanaan pembangunan merupakan suatu keharusan. Ketersediaan data dan
informasi tersebut menjadi bagian yang sangat penting dalam mendukung
manajemen keputusan perencanaan pembangunan. Dengan demikian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi menjadi terarah sesuai dengan
kebutuhan yang riil. Dengan tersedianya data dan informasi yang akurat juga
dapat dilakukan prioritas dan pemilihan alternatif solusi sesuai dengan sumber
daya yang tersedia.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai definisi SIG yang
baku. Sebagian besar definisi yang diberikan berbagai pustaka masih
bersifat umum dan elastik, hingga agak sulit untuk membedakan dengan
system-sistem informasi yang masih serumpun. Secara umum Geographic
Information System (GIS), yang di-Indonesia-kan menjadi Sistem Informasi
Geografis (SIG), merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan
untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989).
GIS dapat juga didefinisikan sebagai suatu sistem terkomputerisasi yang
memfasilitasi beberapa fase dari entri data, analisis data, dan presentasi data.
”Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk
memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam
suatu informasi berbasis geografis ”.
3. Data Spasial
1) Definisi Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam GIS merupakan data
spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat
tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang
membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spatial) dan
informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan berikut ini:
Data Vektor
Data Vektor
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang
dihasilkan dari sistem penginderaan jarak jauh seperti citra satelit atau foto
udara. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur
sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).
Data Raster
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-
nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di
permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi
resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas
yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi,
suhu tanah dan sebagainya.
Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam
lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik.
Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang
Pelatihan Basic GIS | 8
lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan
secara matematis.
Sebagai ilustrasi, perbedaan antara data vektor dan data raster adalah sebagai
berikut :
Data Vektor
Data Raster
Peta Analog
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu
peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik
kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala,
arah mata angin dan sebagainya. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber
data, peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah
menjadi format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat menunjukan
koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
4. Konsep Layer
Data pada peta diorganisasikan dalam bentuk layers (lembaran).
Layer merupakan lapisan atau lembaran yang di gunakan untuk menampilkan
peta. Layer dapat berupa lapisan vektor atau raster. Misalnya, layer berupa batas
administrasi, garis jalan, garis sungai, lokasi perkantoran dan lain sebagainya.
Layer-layer tersebut jika digabungkan (overlay) akan membentuk sebuah peta
tertentu. Ilustrasi berikut dapat menggambarkan hal tersebut.
Layer administrasi
Layer topografi
Peta wisata
Layer foto udara
a. Bidang datar
b. Bidang kerucut
c. Bidang silinder
Proyeksi Kerucut
Proyeksi Silinder
Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone adalah 6
sehingga bola bumi dibagi menjadi 60 zone.
a. Download Software.
c. Pengenalan Fitur.
1. Download Software
Quantum GIS merupakan software pemetaan berkategori open source
dimana siapapun diperbolehkan memanfaatkan software tersebut dan diizinkan
untuk memodifikasinya guna menunjang keperluan pekerjaan masing-masing.
Untuk mendapatkan software ini secara cuma-cuma, dapat diakses dan diunduh
pada halaman utama website Quantum GIS (QGIS) di http://www.qgis.org/en/site/ .
Download QGIS
Untuk masuk pada software QGIS juga dapat diakses pada desktop
masing-masing computer/laptop dengan ikon khas huruf “Q” bernama QGIS
Desktop 2.2.
Quantum GIS selain merupakan software open source juga cukup ringan
untuk digunakan. Pada umumnya software pemetaan cenderung berat dibuka dan
melakukan proses data, sedikit berbeda dengan QGIS ini lebih ringan dalam
proses dan penampilan data spasial. Tampilan awal QGIS 2.2 Valmiera secara
default tampak seperti berikut.
3
4
5 6 7
1
Penjelasan mengenai masing-masing fitur adalah sebagai berikut:
4) Layer merupakan tempat list data yang dipanggil akan ditampilkan. Pada
bagian layer ini data berupa vector (titik, garis, dan area) serta raster akan
disimbolkan secara khusus random oleh QGIS.
Buka Local Disk (C:), Lalu buka folder User. Pilih folder user sesuai nama
laptop atau komputer, misalkan RASKIBAN. Langkah selanjutnya, buka folder
.qgis2, kemudian buka folder python. Langkah terakhir paste-kan folder plugins.
Jika tampil Confirm Folder Replace, pilih Yes
A. Membuka Data (Add Data) Layer Dan Menyimpan Layer Kerja Pada
Program Quantum GIS
B. Georeferencing
C. Digitizing
D. Attribute table
layer”.
Pada kotak dialog add vector layer, klik (kiri) pilihan Open.
Pada kotak dialog Memilih arsip proyek QGIS, di kolom “File name:” ketik
nama proyek yang akan disimpan, misalnya Modul QGIS. Kemudian klik (kiri)
pilihan “Save”.
Ada dua metode atau cara georeferencing data raster (contoh: jpeg)
Membuka file
raster yang akan Delete
Open Raster Menghapus GCP
di Point
georeferencing
Melakukan
georeferencing
Move
Start setelah Memindahkan
GCP
Georeferencing membuat titik GCP
Point
GCP (ground
control point)
Menggeser data
Generate Men-generate
Pan (pada lembar
GDAL Script data Script
kerja)
Memperbesar
Membuka titik
Load GCP Zoom tampilan data
GCP yang sudah
Point In (pada lembar
ada
kerja)
Menyimpan titik Memperkecil
Save GCO GCP yang sudah Zoom tampilan data
Points As ada ke format Out (pada lembar
lain kerja)
Memperlihatkan
Pengaturan Zoom
Transformation semua tampilan
untuk to
Setting data (pada
transformasi Layer
mlembar kerja)
Menambahkan
Add Point
GCP
Titik yang akan dimasukan koordinat harus diketahui nilainya, untuk lebih
mudahnya memilih titik perpotongan yang lintang dan bujur yang diketahui nilainya
Sebelum memasukan nilai koordinat yang didapat dari peta “Peta Lokasi SMAN 28
Jakarta.jpg“ yang harus diperhatikan, jika :
0
1. Galam bentuk A B‟ C„‟ harus diubah menjadi “decimal degre” dengan
0 0
rumus : dd = A +(B‟/60) + (C„‟/3600) contoh 106 49‟ 48„ menjadi 106,830
Serta perlu diperhatikan nilai +/- yaitu LU (+); LS (-); BT (+); BB (-)
2. Jika UTM tidak perlu diubah
NB: Silahkan buka file Ms.Excel “Perhitungan derajat menit detik ke decimal
degre.xlsx”
Adm_Jakarta.jpg
ADM_Jakarta.shp (dalam folder SHP)
Tujuan
Membuat shp titik atau point yang berisi informasi titik sarana pendidikan
yang didapat dari data “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif”
Langkah-langkahnya:
1. Buka file raster sebagai acuan untuk didigitasi, klik “add raster layer” (
4. Mengetik nama file titik yang akan dibuat beserta tempat menyimpan file
tersebut, kemudian klik save
klik “Add Feature” ( ). Setelah itu klik di titik yang ingin dibuat dan
dalam kasus ini, mengklik titik informasi pendidikan seperti gambar
dibawah ini
Tujuan
Membuat SHP garis atau line yang berisi informasi jalan yang didapat dari
data “Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif”
Langkah-langkahnya:
1. Buka file raster sebagai acuan untuk didigitasi, klik “add raster layer” (
2. Pilih menu “Layer” kemudian “New” setelah itu “New Shapefile Layer”
4. Mengetik nama file titik yang akan dibuat beserta tempat menyimpan file
tersebut, kemudian klik save
klik “Add Feature” ( ). Setelah itu klik di garis yang ingin dibuat dan
dalam kasus ini, dijitasi garis informasi jalan seperti gambar dibawah ini
Adm_Jakarta_modified.tif
Tujuan
Membuat SHP area atau polygon yang berisi informasi administrasi kota
yang didapat dari data “Adm_Jakarta_modified.tif”
Langkah-langkahnya:
1. Buka file raster sebagai acuan untuk didigitasi, klik “add raster layer” (
4. Mengetik nama file titik yang akan dibuat beserta tempat menyimpan file
tersebut, kemudian klik save
5. Untuk memulai digitasi titik kllik menu “Layer” dan pilih “Toggle Editing” (
Langkah-langkahnya:
1. Buka data raster dengan klik “Add Raster Layer” atau ( ), pilih file
“Peta Lokasi SMAN 28 Jakarta_modified.tif”
3. Klik kanan data vektor “titik_latihan.shp” lalu pilih “Open Attribute Table”
Width
7. Lakukan hal tersebut sampai semua informasi terisi, jika sudah simpan
Menggeser
Ikon untuk
Pan Map tampilan
memulai
to the pada lembar
Toggle Editing Mode editing/
Selected kerja ke arah
manipulasi
Rows data yang
data tabular
dilih
Zoom Memperbesar
Menyimpan
Save Edits Map to tampilan
data tabular
Selected pada lembar
2. Primary Key.
b. Join Data.
JUMLAH
NO KODE NAMA DAERAH IBUKOTA LUAS WILAYAH (KM2) JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
KEC KEL DESA
1 2 3 4 7 8 9 10 11
1 36 BANTEN Kota Serang 155 262 1279 9662.92 9953414
2 36.01 KAB. PANDEGLANG Kec. Pandeglang 35 13 322 2746.89 918938
3 36.02 KAB. LEBAK Kec. Rangkas Bitung 28 5 340 3426.56 1305430
4 36.03 KAB. TANGERANG Kec. Tigaraksa 29 28 246 1011.86 2393897
5 36.04 KAB. SERANG Kec. Serang 29 320 1734.28 1573372
6 36.71 KOTA TANGERANG Kec. Tangerang 13 104 0 153.93 1669461
7 36.72 KOTA CILEGON Kec. Cilegon 8 43 0 175.50 423708
8 36.73 KOTA SERANG Kec. Serang 6 20 46 266.71 700486
9 36.74 KOTA TANGERANG SELATAN Kec. Serpong 7 49 5 147.19 968122
Sumber : Permendagri 2012 T entang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 T ahun 2011 T entang Kode Dan Data Wilayah Administrasi Perintahan
Pilih type data / format data yang sesuai untuk masing-masing kolom,
misalnya kolom “KODE” bertype data text, “NM_DAERAH” bertype text,
“IBUKOTA” bertype text, “KEC” bertype numeric, “KEL” bertype numeric, “DESA”
bertype numeric, “L_WILAYAH” bertype numeric, “JML_PDD” bertype numeric.
Setelah data spasial/peta dipanggil dan telah muncul pada lembar kerja
utama QGIS, maka tahap selanjutnya adalah memanggil/memasukkan data excel
yang telah dipersiapkan ke lembar kerja utama QGIS ini. Caranya dengan
membuka direktori penyimpanan file excel tersebut melalui windows explorer
kemudian klik tahan geser (drag and drop) file excel tersebut ke lembar QGIS.
Tanda file excel telah siap dibaca oleh QGIS/telah ter-drag akan muncul tanda [+]
pada kursor mouse di lembar kerja utama QGIS. Lepaskan file excel tersebut pada
lembar QGIS.
Langkah selanjutnya, klik kanan pada data spasial/peta pada bagian layer,
kemudian pilih properties. Setelah itu akan muncul dialog box properties layer dan
kemudian pilih tab “join”.
77 | Pelatihan Basic GIS
Pada dialog box properties ini di tab join terdapat menu “add vector join”
berupa symbol tanda (+) berwarna hijau di bagian bawah. Klik tanda tersebut, lalu
sesuaikan field/kolom dari kedua database yang akan dijoinkan dengan menunjuk
masing-masing primary key.
Penjelasan dari menu add vector join tersebut adalah sebagai berikut.
Join layer merupakan file data tabular (sheet excel) yang akan dijoin.
Join field merupakan judul kolo dari file excel yang akan dijadikan sebagai
primary key/penghubung database.
Setelah itu, dapat dilihat bahwa database spasial dan tabular telah terjoin
dengan primary key nama kabupaten/kota. Hasilnya dapat dilihat pada keterangan
join sebagai mana gambar berikut.
Hasil dari join data ini dapat dicek pada database spasial/petanya dengan
klik kanan pada layer data spasial, pilih open attribute table. Attribute table dari
layer database spasial ini akan menunjukkan mana nama kolom hasil join data
tersebut dengan menambahkan nama kolom keterangangan tambahan berupaka
nama file excel yang dijoin di depan nama masing-masing kolom hasil join.
c. Visualisasi Label.
Untuk mengatur tampilan data layer, klik (kiri) pilihan data layer yang akan
diatur tampilannya. Klik (kiri) pilihan menu Layer pada toolbar standar, kemudian
klik (kiri) pilihan menu Properti atau klik kanan pada data layer yang akan diatur
tampilannya, kemudian klik (kiri) pilihan menu Properti atau double klik (kiri) pada
data layer yang akan diatur tampilannya.
[TIPS] Lebih baik menggunakan double klik (kiri) data layer karena lebih cepat membuka kotak dialog
Properti layer.
Jenis data layer yang akan diatur tampilannya umumnya berupa data
numerik dan data kategorik. Pengaturan penampilan data layer berdasarkan jenis
datanya, sebagai berikut:
b. Memasukkan Peta
e. Memasukkan Legenda
2. Memasukkan Peta
Untuk memasukkan peta, klik (kiri) menu Layout pada toolbar standar,
kemudian klik (kiri) pilihan menu “Tambahkan peta” / “Add Map” atau dengan
klik (kiri) ikon
Tempatkan mouse di pojok kiri atas layout, kemudian drag (tahan klik
(kiri) dan geser) dari ikon [+] ke pojok kanan bawah. Langkah selanjutnya
lepaskan drag tersebut, maka akan tampak tampilan seperti dibawah ini.
Atur “Interval grid”, misalnya nilai X dan Y adalah 0.5. Untuk menampilkan
label koordinat, klik (kiri) kotak kecil pada “Gambar Koordinat” untuk
mengaktifkan pilihan pengaturan pada tampilan kotak dialog “Item properties”.
Atur style skala balok sesuai kebutuhan, kemudian ganti label menjadi
km. Atur satuan peta per satuan kotak menjadi 0.01, kemudian atur segmen kiri 0.
Atur nama tampilan layer pada legenda dengan klik (kiri) item legenda
yang akan diganti namanya, misalnya Indonesia_Admin_Prov_DD, kemudian klik
(kiri) pilihan sehingga tampil kotak dialog Properti legenda item. Pada kotak
Item selanjutnya diganti menjadi ADMINISTRASI PROVINSI. Langkah tersebut
dapat dilakukan pula pada Banten_Admin_Kab_DD.
Untuk menampilkan label, klik (kiri) ditempat yang masih kosong maka
akan tampil kotak label seperti yang dibawah ini. Ganti QGIS pada Properti Utama
menjadi ADMINISTRASI PROVINSI BANTEN, kemudian atur Perataannya.
Berikut langkah-langkahnya:
Klik (kiri) kotak kecil pada Tampilkan grid untuk mengaktifkan pilihan
pengaturan pada tampilan kotak dialog Item properties.
Atur Interval grid, misalnya nilai X dan Y adalah 2.0. Untuk menampilkan
label koordinat, klik (kiri) kotak kecil pada Gambar Koordinat untuk
mengaktifkan pilihan pengaturan pada tampilan kotak dialog Item
properties.
Hasil ekspor kemudian dapat dicetak sesuai keinginan, seperti mencetak foto
biasa.