Anda di halaman 1dari 26

Penyusunan

Land Acquisition and Resettlement


Action Plan (LARAP)
BIDANG JALAN

Subdit Lingkungan dan Keselamatan Jalan


2015

dento_m@yahoo.com
LINGKUNGAN HIDUP

Potensi Dampak:
Persepsi negatif
Keresahan Masyarakat
Konflik Sosial
Biologis Sosial (Penolakan terhadap Rencana Jalan)

Fisik &
Kimia
Peraturan & Kebijakan
 UU No. 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
 Perpres No. 71 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum,
 Peraturan Kepala BPN No. 5 tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.

 Pedoman Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Bidang Jalan (09/BM/2009).

 Kebijakan Operasional Bank Dunia (O.P. No.4.12) tentang


Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali.

 ADB Safeguards Policies tentang Perlindungan Lingkungan,


Permukiman Kembali dan Masyarakat Adat.
Tahapan Dalam Proses Pengadaan Tanah

Persiapan Pelaksanaan
Penyerahan
Perencanaan Bentuk Tim Rapat & koordinasi Pelaksana – 10
Ganti
Pengumuman – 20 Satgas identifikasi & inventarisasi – 30
Pendataan Awal – 30 Pengadaan Jasa Penilai – 30 Kerugian
Dokumen Kons. Publik – 60 Penilaian – 30
Perencanaan Kons. Publik Ulang – 30 Musyawarah Ganti Kerugian – 14
Pengadaan Tim Kaji – 14 (Keberatan & PT – 14 + 30)
Tanah (Kebertan & MA – 14 + 30)
+ 120 – 154 hk + 6 bln
(5 – 7 bln) + 144 – 202 hk
(6 – 9,5 bln)

UU No. 2 Th. 2012


No. Tahapan LARAP Peran Peran Peran Peran
BINA MARGA PEMDA BPN Masy. /WTP
1. Persiapan PMU memobilisasi Tim Membuat - -
a. Konsultasi awal dg Pemda Konsultan untuk melakukan kesepakatan
b. Pengumpulan data sekunder penyusunan LARAP dukungan Teknis
2. Konsultasi tidak langsung (dengan mendukung - - mendukung
Tokoh masyarakat)
3. Survai sosial ekonomi mendukung - mendukung
4. Diskusi & konsultasi pemrakarsa/ tim Menyepakati jumlah WTP, juga pilihan dan menyepakati
penyusun LARAP dengan Pemda bentuk ganti rugi (juga program pemukiman
tentang hasil survai sosek. kembali & rehabilitasi/ pembinaan)
Mengetahui dan
5. Penyusunan laporan studi dan mendukung mencatat supaya -
konsep LARAP data dan
dokumen LARAP
6. Konsultasi langsung (pleno) untuk Menyepakati LARAP Menyepakati Menyepakati
dapat dijadikan
menyepakati konsep LARAP LARAP
acuan dalam
pelaksanaan PT
7. Finalisasi konsep LARAP (perbaikan mendapatkan NOL untuk Penetapan (mempercepat
hasil pleno bila ada) LARAP LARAP persiapan dan
Perencanaan PT pelaksanaan PT)
8. Implementasi LARAP
Membentuk tim Pemantau Persiapan PT
untuk Monev Implementasi
LARAP Pelaksanaan PT

9. Monitoring implementasi LARAP Mobilisasi tim Monitoring Mendukung Penyerahan Menerima


(internal & ekternal) Ganti Kerugian ganti rugi
* Perpres no. 71 Th. 2012

Dokumen LARAP dapat


menjadi Lampiran disini
Peraturan Pemerintah RI Kebijakan WB /ADB
Penggantian untuk bangunan/aset yang Penggantian untuk bangunan/aset yang
terkena pembebasan tergantung dari tim terkena pembebasan TIDAK
Appraisal (memperhitungkan nilai memperhitungkan nilai penyusutan
penyusutan bangunan dan material yang bangunan dan material yang masih bisa
masih bisa dipergunakan ???) perlu dipergunakan
konfirmasi dari Asosiasi Penilai
Untuk penghuni liar/informal, Pemerintah Untuk penghuni liar/informal, DIBERIKAN
TIDAK memberikan ganti rugi ganti rugi dengan dasar besaran yang
(biasanya berupa kerohiman) sama (selain ganti rugi atas tanah)

TIDAK (Mulai) ada kompensasi atas Memberikan kompensasi atas kehilangan


kehilangan pendapatan karena usahanya pendapatan karena usahanya terkena PT
terkena/ terganggu proses PT
(Berdasarkan Penilaian Tim Appraisal)
TIDAK (Mulai) ada pertimbangan Mempertimbangkan kehilangan yg bersifat
kehilangan yg bersifat non fisik lainnya, non fisik, seperti dampak thd kelompok
seperti dampak thd kelompok miskin, KK miskin, KK tua, KK wanita,
tua, KK wanita.
Ada keharusan konsultasi masyarakat mengharuskan partisipasi warga dalam
menyusun RKPT dan disampaikan jumlah
dan aset WTP secara terbuka
Penerima Kompensasi LARAP

1. Pemilik sertifikat yang sah, girik atau hak adat (per orangan atau
sekelompok);
2. Warga yang menguasai tanah pada lahan permukiman,
komersial atau industri di lokasi proyek, tetapi belum
mempunyai sertifikat atau bukti pemilikan yang sah;
3. Warga yang menduduki tanah pada lahan prasarana dan
sarana umum seperti di atas sungai, jalan, taman, atau sarana
kepentingan umum lainnya di daerah proyek;
4. Warga yang berstatus sebagai penyewa.
Proyek Jalan yang Perlu Dilengkapi dengan LARAP

Rencana Kegiatan

Perlu Membebaskan Melalui/ Dekat


Tanah yang Dikuasai > Tidak Tidak Komunitas Adat
40 KK dan/atau (Dalam radius 10
> 20 KK Fakir Miskin km)

Ya Ya
Perlu Tanah
Perlu LARAP *) yang Dikuasai < Perlu Studi ANDAS **)
40 KK

Simple LARAP

Keterangan:
 *) : Kajian sosial terutama pada aspek sosial ekonomi
 **) : Kajian sosial terutama pada aspek sosial budaya
 LARAP : Rencana Tindak Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali
Tahapan Pelaksanaan LARAP
1. Persiapan
2. Konsultasi Tidak Langsung
3. Survei Sosial Ekonomi
4. Diskusi & Konsultasi dengan Pemda tentang
hasil survei;
5. Penyusunan Laporan Studi dan Dokumen LARAP
(Format LARAP dan LARAP sederhana sama, perbedaan hanya
pada kedalaman Studi dan Laporan)
6. Konsultasi Langsung (pleno) untuk menyepakati
Konsep LARAP
7. Finalisasi Konsep LARAP
8. Implementasi LARAP
9. Monitoring LARAP
10. Penyusunan Laporan Monitoring & Evaluasi;
1. Persiapan
A. Konsultasi berjenjang dengan Pemda dan instansi terkait
O kebijakan pemda (Kabupaten/Kota) dalam penanganan kegiatan
pengadaan tanah (dan pemukiman kembali
O Kesiapan perangkat pelaksanaan dan kerangka
kelembagaannya,
O Kesiapan/rencana pelaksanaan pengadaan tanah,

B. Pengumpulan data sekunder, meliputi :


O Dokumen akhir perencanaan teknis (DED),
O Peta persil tanah dan data status kepemilikannya.
O Peta dasar dan/atau peta situasi/konfigurasi bangunan
O Data (dokumen) tentang kebijakan Pemda setempat dalam
menangani kegiatan pengadaan tanah dan pemukiman kembali
serta perangkat pelaksanaannya.
O Dokumen rencana tata ruang kota / kabupaten (RUTR/RTRK) di
Kantor Bappeda.

C. Briefing pada surveyor lokal, tentang manfaat dan dampak rencana


kegiatan jalan dan data primer kependudukan yang perlu dikumpulkan
2. Konsultasi Tidak Langsung

Tujuannya menjalin kerjasama, menyamakan


persepsi serta menampung saran/tanggapan dari
para tokoh masyarakat/ketua adat

Terutama mengenai manfaat dan upaya


penanganan dampak sosial ekonomi dari rencana
pengadaan lahan.
3. Survei Sosial Ekonomi
O Tujuannya memperoleh gambaran rinci
mengenai kondisi sosial ekonomi WTP sebelum
pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah

Metode:
sensus menggunakan perangkat survai (kuesioner)
yang telah dirumuskan pada tahap persiapan
(lanjutan...) 3. Survei Sosial Ekonomi
Jenis data sosial ekonomi yang perlu dikumpulkan, antara lain:
1. luas, kondisi, dan status tanah, bangunan, dan benda-benda lain yang berkaitan
dengan tanah yang terkena proyek,
2. identitas penduduk terkena proyek (meliputi: jumlah, umur, jenis kelamin,
pendidikan, mata pencaharian, standar hidup, lama tinggal).
3. informasi tentang kelompok rentan (seperti: fakir miskin, kepala rumah tangga
perempuan, janda, kelompok jompo, anak-anak, kelompok minoritas, komunitas
adat (terpencil), dan orang-orang yang tidak dilindungi oleh hukum terutama yang
berkaitan dengan kompensasi atas tanah).
4. pola penguasaan tanah dan sistem pengalihannya,
5. informasi harga pasar & NJOP tanah, harga bangunan, tanaman, dan benda-
benda lain yang berkaitan dengan tanah. Informasi didasarkan atas informasi
tertulis dari instansi berwenang seperti bank lokal, broker lokal, notaris lokal,
MAPPI.
6. dampak kegiatan pembangunan jalan terhadap pola-pola interaksi sosial dalam
komunitas penduduk termasuk jaringan sosial dan sistem dukungan sosial.
7. karakteristik budaya, seperti sistem kepercayaan, upacara adat dan keagamaan/
kepercayaan, kelompok-kelompok budaya.
8. jika ada pemukiman kembali, data karakteristik sosial budaya dari penduduk yang
tinggal di sekitar lokasi baru, seperti: (i) peta lokasi, (ii) jumlah dan kepadatan
penduduk, kondisi sosial budaya dan ekonomi, (iii) tataguna dan status
kepemilikan tanah, (iv) potensi pengembangan ekonomi, (v) infrastruktur sosial
yang ada, (vi) kesediaan penduduk setempat menerima pendatang.
4. Diskusi & Konsultasi dengan PEMDA
O Diskusi & konsultasi ini membahas hasil survai sosial ekonomi.

O Pemerintah daerah terdiri dari bupati/walikota atau sekretaris


kabupaten/kota, dinas PU, kantor pertanahan, dinas sosial, dinas
pertanian, bappeda, dinas kesehatan, dinas UKM/koperasi, dinas
pemberdayaan masyarakat, dan instansi lain yang relevan.

O Sasaran : perumusan konsep penanganan dampak


sosial pengadaan tanah untuk pembangunan jalan
5. Penyusunan Laporan Studi & Konsep LARAP
Isi laporan studi LARAP untuk pembangunan jalan, meliputi:
1. deskripsi proyek pembangunan jalan
2. dampak sosial ekonomi dari kegiatan pengadaan tanah
3. sasaran utama rencana tindak pengadaan tanah dan pemukiman kembali
4. hasil temuan dari survai sosial ekonomi
5. kerangka institusi yang mengidentifikasi lembaga-lembaga yang bertanggung jawab
atas kegiatan pengadaan tanah dan pemukiman kembali serta langkah-langkah yang
diperlukan untuk meningkatkan kapasitas lembaga tersebut dalam melaksanakan
program pengadaan tanah, pemukiman kembali, pembinaan/ rehabilitasi, dan
pemberdayaan
6. kriteria kualifikasi bagi penduduk terkena proyek terhadap bentuk ganti rugi
(kompensasi) dan pembinaan/ rehabilitasi yang akan diperoleh
7. langkah-langkah pemukiman kembali (jika ada), termasuk deskripsi mengenai paket
ganti rugi.
8. prosedur penanganan keluhan (pendekatan dengan kearifan lokal)
9. jadwal pelaksanaan dan organisasi penanggung jawab, termasuk biaya dan
anggaran.
10. pemantauan dan evaluasi.

Berdasarkan hasil studi LARAP tersebut di atas, maka disusun konsep/


rekomendasi rencana tindak LARAP.
5. Penyusunan Laporan Studi & Konsep LARAP
Berdasarkan hasil studi LARAP tersebut di atas, maka disusun konsep/
rekomendasi rencana tindak LARAP seperti contoh tabel berikut

Sumber biaya (000) Keterangan


Penan Waktu
No. Program Lokasi Kegiatan Unit ggung pelaks Pemerintah
jawab anaan APBD
APBN APBD Kab
Prov
1 pemuki rusun pemuki 12 UPT Jan. 120 jt
man ami man unit Dinas 2015
kembali AA kembali Cipta
12 KK Karya
6. Konsultasi Langsung (Pleno)
Forum pleno ini untuk menyepakati konsep rencana tindak pengadaan tanah
dan pemukiman kembali, rencana pembinaan/ rehabilitasi sosial dan/atau
rencana tindak pemberdayaan komunitas adat
Peserta Pleno ini meliputi: Bupati/Walikota, Sekretaris Daerah, Bappeda,
Dinas/instansi terkait, WTP atau perwakilannya, dan pemangku kepentingan
lainnya, termasuk kalau diperlukan anggota DPRD

7. Finalisasi konsep LARAP


Berdasarkan Pleno, penyusun LARAP memfinalkan Dokumen LARAP untuk
kemudian dimintakan No Objection Letter (NOL) dari Lembaga Donor
Setelah mendapatkan NOL, LARAP ditetapkan oleh Bupati/ Walikota,
sehingga program pembinaan, rehabilitasi dan permukiman kembali dapat
dilaksanakan oleh dinas & instansi terkait di bawah Pemda dan BPN.
Dokumen LARAP ini kemudian dapat di lampirkan dalam Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah yang akan dikirimkan ke Gubernur untuk
proses pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
8. Implementasi LARAP
Implementasi LARAP dilakukan oleh masing-masing instansi terkait yang
tertera dalam rencana tindak (action plan) sesuai jadwal pelaksanaan yang
telah ditetapkan.
Misal pembebasan tanah dilakukan oleh Kantor Pertanahan kabupaten/
kota, sedangkan program usaha tani menetap dijalankan oleh Dinas
Pertanian kabupaten/kota dan program rehabilitasi bangunan air bersih
dilakukan oleh Sub Dinas Cipta Karya kabupaten/kota.

Untuk mempercepat proses pengadaan tanah bagi pembangunan untuk


kepentingan umum, data survei sosial ekonomi yang diperoleh pada saat
penyusunan LARAP dapat menjadi data dasar yang bisa digunakan oleh Tim
Persiapan Pengadaan Tanah pada saat pendataan awal ataupun oleh Tim
Pelaksanaan Pengadaan Tanah
9. Monitoring Implementasi LARAP
A. Pemantauan Internal:
• Mulai dilakukan sejak Persiapan Pengadaan tanah
• Dilakukan oleh Tim Konsultan Monitoring di bawah PMU (Binlak), dengan
koordinasi bersama B(B)PJN, Bintek, dan Pemda
• Melakukan update dokumen LARAP mengenai besaran harga ganti kerugian
yang ditetapkan Tim Penilai pada saat tahap pelaksanaan Pengadaan
Tanah.
B. Pemantauan dan Evaluasi Eksternal
Dilakukan oleh Tim Pemantau independen dengan tugas:
1. Memeriksa/mengkaji hasil pemantauan internal.
2. Menilai apakah tujuan kegiatan pengadaan tanah, pemukiman kembali dan
pembinaan telah tercapai, khususnya apakah mata pencaharian dan taraf hidup
PTP telah terpulihkan atau ditingkatkan.
3. Menilai efisiensi, efektivitas, dampak (manfaat) dan kesinambungan kegiatan
pengadaan tanah, pemukiman kembali dan pembinaan, yang hasilnya akan
menjadi acuan untuk pembuatan dan perencanaan kebijaksanaan dalam
penyelenggaraan kegiatan pengadaan tanah, (pemukiman kembali dan
pembinaan) di masa mendatang;
4. Memastikan apakah kelayakan ganti kerugian dan bantuan yang diberikan telah
memenuhi tujuan, dan apakah tujuan tersebut sesuai dengan kondisi PTP (saat
ini).
10. Pelaporan Pemantauan

a) Laporan pemantauan akan menggambarkan tingkat kemajuan


realisasi (pelaksanaan) kegiatan yang didasarkan atas rencana
kegiatan, serta catatan tentang berbagai kendala/permasalahan
yang dihadapi, serta usulan rencana tindak penyelesaiannya.
b) Laporan pemantauan dibagi dalam 4 (empat) tahapan, yakni
laporan bulanan, triwulanan, tahunan dan laporan akhir kegiatan.
c) Laporan pemantauan disampaikan kepada pemrakarsa sesuai
periode pemantauan untuk selanjutnya disampaikan kepada
Lembaga Donor.
Komponen Anggaran LARAP
1. Kebutuhan Tenaga Ahli (Min. S1)
2. Kebutuhan Kegiatan:
a) Survai
b) Konsultasi Pemda/ Konsultasi Publik/
Pleno
3. Pembuatan laporan
4. Tim Monitoring Eksternal
Contoh Sistematika LARAP
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan Studi
1.3. Metodologi
2. DESKRIPSI PROYEK
2.1. Lokasi Rencana Kegiatan
2.2. Dimensi Teknis Kegiatan
2.4. Jadwal Pembangunan
3. HASIL DAN ANALISA SURVEY SOSIAL EKONOMI
3.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
3.2. Gambaran Budaya dan Sosial Ekonomi Masyarakat
3.5. Gambaran Umum Responden
3.6. Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan
3.7. Kompensasi
3.8. Deskripsi Kepemilikan Bangunan dan Tanaman
3.9. Perkiraan Harga Bangunan dan Tanaman
3.10. Penanganan Khusus (Contoh: Pasar, Sekolah, Tempat Ibadah)
Contoh Sistematika LARAP (lanjutan)
4. RENCANA TINDAK/ RENCANA AKSI
4.1. Perhitungan Biaya Gantirugi
4.2. Kerangka Kebijakan:
terkait pengadaan tanah, permukiman kembali,
pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi termasuk instansi
yang bertanggung jawab (terutama di daerah) dan
pembiayaannya.
4.3. Jadwal (Persiapan PT, Pelaksanaan PT, Pembayaran Ganti
kerugian, pemukiman kembali, Fisik konstruksi)

5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Rekomendasi
LARAP & TRACER STUDY
LARAP TRACER STUDY
rencana menyeluruh studi penelusuran kembali :
mengenai : - evaluasi proses
pengadaan tanah
- pengambil-alihan
sesuai prosedur ,
asset u/ kepentingan
- evaluasi kondisi
proyek,
sebelum & sesudah
- besarnya ganti rugi, pengadaan tanah,
- permukiman kembali - tidak mengalami
- pembinaan orang- penurunan tingkat
yang dipindahkan kehidupannya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai