Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045
Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045
Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045
Telah dipertahankan didepan penguji
pada tanggal 30 November 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Dosen Penguji,
Tanggal: .............................
Tanggal: .............................
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Tanggal: ................................
RINGKASAN
LIUTA YAMANO ADEN.
Prediksi Arus Pasang Surut Perairan Natuna
Menggunakan Aplikasi SMS 10 di Nusantara Earth Observation Network (NEOnet)
PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat. Di bawah bimbingan M.A Zainul Fuad dan
Awaluddin.
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi
dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari.
Proses terjadinya pasang surut tidak hanya membawa massa air tetapi juga
membawa sedimen. Pengendapan sedimen dalam jumlah banyak akan
menyebabkan pendangkalan pada pelabuhan. Setiap pelabuhan selalu
melakukan pengerukan sedimen untuk mencegah pendangkalan. Pengerukan
sedimen pelabuhan mayoritas berdasarkan data beberapa titik lapangan saja
sehingga pendangkalan masih sering terjadi. Faktor ini yang mendasari perlunya
metode pemodelan arus pasang surut untuk mengetahui transportasi sedimen
sehingga pengerukan sedimen dapat dilakukan secara maksimal.
Mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan metode manual yaitu
menggunakan tide staff. Cara pengamatannya dengan meletakan tide staff pada
perairan, lalu diamati dengan berkala untuk mengetahui titik terendah dan tertinggi
pasang surut. Namun, menggunakan metode manual membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk memprediksi arus pasang surut karena luasan laut sangat luas
dan perhitungan menggunakan metode manual membutuhkan waktu setidaknya
15 hari. Terdapat metode baru dengan pemodelan arus pasang surut
menggunakan perangkat lunak Surface Modelling System (SMS) 10.
SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat memodelkan arus pasang
surut dengan hasil 2D. SMS 10 dapat memodelkan arus pasang surut di setiap
detik, menit dan jam. SMS 10 juga dapat memodelkan arus pasang surut dengan
output berupa video. Adanya output berupa video akan mempermudah orang
untuk memahami informasi pola arus pasang surut di Perairan Natuna. Kecepatan
arus pasang surut di Perairan Natuna berkisar 0-2.56 m/s. Adanya pemodelan
arus pasang surut di Perairan Natuna akan mempermudah mengetahui titik-titik
endapan sedimen yang meyebabkan pendangkalan.
Pengolahan data pola arus pasang surut menggunakan SMS 10 dilakukan
di NEOnet-Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA). Tujuan
utama dari PKM adalah untuk mengetahui cara pengolahan data arus pasang
surut menggunakan SMS 10 di Perairan Natuna. Pelaksanaan Praktek Kerja
Magang dilaksanakan pada libur semester genap selama 30 hari terhitung pada
tanggal 18 Agustus 2015 s/d 25 September 2015. Praktek Kerja Magang di
NEOnet beroperasi pada hari Senin-Jumat pada pukul 08:00-17:00.
Kata kunci : Pasang surut, Pemodelan, SMS 10.
ii
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Liuta Yamano Aden
NIM : 125080601111045
Prodi : Ilmu Kelautan
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa dalam
Laporan Praktek Kerja Magang ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri yang dibimbing oleh pembimbing di NEOnet PTISDA-BPPT dan dosen
pembimbing Praktek Kerja Magang. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya yang pernah ditulis, pendapat, atau dibentuk orang lain kecuali
yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan ini adalah
hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Magang
yang
berjudul
Surut
Perairan Natuna
Penulis
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada beberapa pihak atas
dukungan dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang, sehingga penulisan
Laporan diberi kelancaran. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP selaku ketua jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan.
3. M.A Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, bimbingan,
serta ilmu selama penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang ini.
4. Awaludin, S.Pi selaku pembimbing di NEOnet PTISDA yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, bimbingan,
serta ilmu selama penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang ini.
5. Djoko Nugroho, ST., MT selaku Pimpinan NEOnet dan Staff/Pegawai
NEOnet PTISDA dalam memberikan informasi dan penjelasan yang
diperlukan dalam menyusun Laporan Praktek Kerja Magang.
6. Kedua orangtua H. Agus Mataliu, SH dan Hj. Sri Rachmawati, SE yang
telah mendoakan, memberi motivasi, dan dukungan moral selama
melakukan kegiatan Praktek Kerja Magang.
7. Rendy Vidya Wibisono, M. Abdul Ghofur Al Hakim, Irham Tovani dan
Abiyoso Purnomosakti yang telah banyak membantu dalam kegiatan
Praktek Kerja Magang.
DAFTAR ISI
RINGKASAN ....................................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINILITAS .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II METODOLOGI......................................................................................... 4
2.1 Lokasi Praktek Kerja Magang .................................................................... 4
2.2 Waktu Praktek Kerja Magang ..................................................................... 5
2.3 Prosedur Praktek Kerja Magang ................................................................ 5
BAB III HASIL ..................................................................................................... 7
3.1 Profil Instansi ............................................................................................. 7
3.1.1 Pimpinan BPPT Tahun 1974-2015 ...................................................... 7
3.1.2 Fungsi BPPT ....................................................................................... 9
3.1.3 Visi BPPT .......................................................................................... 10
3.1.4 Misi BPPT ......................................................................................... 10
3.1.5 Struktur Organisasi BPPT ................................................................. 11
3.1.6 Lokasi BPPT ..................................................................................... 12
3.1.7 Keadaan Umum NEOnet-PTISDA ..................................................... 12
3.1.8 Visi NEOnet-(PTISDA) ...................................................................... 13
3.1.9 Misi NEOnet-PTISDA ........................................................................ 13
vi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Mentah Batimetri .......................................................................... 17
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi
dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari.
Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh dan
ukurannya lebih kecil. Faktor non-astronomi yang mempengaruhi pasang surut
terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan
topografi dasar perairan (Musrifin, 2011).
Pada umumnya, data pasut dapat digunakan untuk menetapkan ketinggian
patok titik ikat (titik referensi) geodesi dalam rangka pengembangan wilayah
perairan serta pembuatan peta topografi. Titik ikat utama berupa peil, yang
dipasang di tepi pantai, biasanya di daerah pelabuhan. Ada beberapa definisi
muka air yang digunakan sebagai tinggi referensi, antara lain yang sering
digunakan yaitu muka air tertinggi untuk perencanaan elevasi bangunanbangunan pelabuhan agar tetap aman (Rachmayanti, 2010).
Pasang-surut (pasut) di suatu tempat tidak hanya bergantung pada posisi
bulan dan matahari saja, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor-faktor setempat
seperti, keadaan geografi, massa daratan, arah angin, gesekan dengan dasar laut,
kedalaman, relief dasar laut, dan viskositas air di lokasi tersebut. Semua faktor ini
dapat mempercepat atau memperlambat datangnya air. Selain itu juga faktor non
astronomi yang mempengaruhi pasang surut terutama di perairan semi tertutup
seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan (Hutabarat
dan Evans, 1985).
Pada proses terjadinya pasang surut terdapat gerakan arus. Arus
merupakan gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat yang lain. Arus
laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya, energi yang menggerakkan
massa air laut tersebut berasal dari matahari. Adanya perbedaan pemanasan
matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang
diterima permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan
angin yang menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan energi di sekuruh muka
bumi. Kedua fenomena ini juga saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Angin
merupakan salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus laut selain
gaya yang timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan pendinginan air laut
(Azis, 2006).
Pasang surut merupakan gerakan naik turun permukan air yang
dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari. Proses terjadinya pasang surut
tidak hanya membawa massa air tetapi juga membawa sedimen. Pengendapan
sedimen dalam jumlah banyak akan menyebabkan pendangkalan pada
pelabuhan.
mencegah
pendangkalan.
Pengerukan
sedimen
pelabuhan
mayoritas
berdasarkan data beberapa titik lapangan saja sehingga pendakalan masih sering
terjadi. Faktor ini yang mendasari perlunya metode pemodelan arus pasang surut
untuk mengetahui transportasi sedimen sehingga pengerukan sedimen dapat
dilakukan secara maksimal.
Mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan metode manual yaitu
menggunakan tide staff. Cara pengamatannya dengan meletakan tide staff pada
perairan, lalu diamati dengan berkala untuk mengetahui titik terendah dan tertinggi
pasang surut. Namun, menggunakan metode manual membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk memprediksi arus pasang surut karena luasan laut sangat luas
dan perhitungan menggunakan metode manual membutuhkan waktu setidaknya
15 hari. Terdapat metode baru dengan pemodelan arus pasang surut
menggunakan perangkat lunak Surface Modelling System (SMS) 10.
BAB II METODOLOGI
2.1 Lokasi Praktek Kerja Magang
Lokasi Praktek Kerja Magang di Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) Jalan MH. Thamrin 8, Jakarta Pusat 10340. Pada gedung satu
terdiri dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), Baruna Jaya, dan NEOnet. Pada
gedung dua terdiri dari PTISDA. PTISDA merupakan salah satu unit di BPPT yang
bergerak dibidang Pengkajian Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam. NEOnet
beroperasi di bawah PTISDA, Jakarta Pusat. Kegiatan Praktek Kerja Magang
dilaksanakan di NEOnet PTISDA-BPPT di lantai 20 gedung 1.
Proposal
Kegiatan PKM
Data Sekunder
Data Primer
Observasi
Mengamati
kegiatan
pembimbing
Wawancara
Tanya jawab
kepada
pembimbing
sebagai
informasi
tambahan
Partisipasi
Melakukan
modelling pasang
surut menggunakan
perangkat lunak
SMS 10
Tutorial SMS 10
Literatur
Langkah langkah
modelling pasang
surut
Informasi
pendukung dari
jurnal untuk
menunjang
modelling
pasang surut
Hasil
1998-1998
2006-2008
2008 -2014
2014-sekarang
2.
3.
4.
10
11
12
Penginderaan
Sumber
Daya
Jauh
(Remote
Kelautan
dan
13
Azalea Eugenie, S.
Kom
Sekretaris/ Bendahara
Winarno, ST
Koordinator Bidang Aset
dan Jaringan
Awaludin, S.Pi
Joko Widodo, SSi, MSi
Meuthia Djoharin, S.Kom.,
MM
Anggota Bidang Visualisasi dan
Komunikasi
14
3.2.2 Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara
15
16
daerah
digunakan
dalam
yang
akan
permodelan
sq
km,
Bounds:
(107.9210002863, 3.5913149103,
108.4600253023, 4.2650961803)
merupakan
informasi
data
berupa
koordinat
yang
Longitude
107.72083
107.72917
107.7375
107.74583
107.75417
107.7625
107.77083
107.77917
107.7875
107.79583
107.80417
107.8125
107.82083
107.82917
107.8375
107.84583
107.85417
Latitude Depth
4.3041667
-55
4.3041667
-56
4.3041667
-57
4.3041667
-57
4.3041667
-57
4.3041667
-58
4.3041667
-58
4.3041667
-59
4.3041667
-59
4.3041667
-58
4.3041667
-58
4.3041667
-57
4.3041667
-57
4.3041667
-56
4.3041667
-55
4.3041667
-54
4.3041667
-53
No
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Longitude
107.8625
107.87083
107.87917
107.8875
107.89583
107.90417
107.9125
107.92083
107.92917
107.9375
107.94583
107.95417
107.9625
107.97083
107.97917
107.9875
107.99583
Latitude Depth
4.3041667
-52
4.3041667
-51
4.3041667
-50
4.3041667
-50
4.3041667
-50
4.3041667
-52
4.3041667
-51
4.3041667
-52
4.3041667
-55
4.3041667
-57
4.3041667
-49
4.3041667
-43
4.3041667
-39
4.3041667
-37
4.3041667
-38
4.3041667
-41
4.3041667
-46
17
No
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
Longitude
108.00417
108.0125
108.02083
108.02917
108.0375
108.04583
108.05417
108.0625
108.07083
108.07917
108.0875
108.09583
108.10417
108.1125
108.12083
108.12917
108.1375
108.14583
108.15417
108.1625
108.17083
108.17917
108.1875
108.19583
108.20417
108.2125
108.22083
108.22917
108.2375
108.24583
108.25417
108.2625
108.27083
108.27917
108.2875
108.29583
108.30417
108.3125
108.32083
108.32917
108.3375
108.34583
108.35417
108.3625
108.37083
108.37917
108.3875
108.39583
108.40417
108.4125
Latitude Depth
4.3041667
-46
4.3041667
-46
4.3041667
-46
4.3041667
-47
4.3041667
-44
4.3041667
-40
4.3041667
-36
4.3041667
-33
4.3041667
-31
4.3041667
-32
4.3041667
-35
4.3041667
-38
4.3041667
-44
4.3041667
-47
4.3041667
-48
4.3041667
-49
4.3041667
-47
4.3041667
-44
4.3041667
-42
4.3041667
-40
4.3041667
-39
4.3041667
-39
4.3041667
-40
4.3041667
-40
4.3041667
-42
4.3041667
-45
4.3041667
-43
4.3041667
-42
4.3041667
-43
4.3041667
-45
4.3041667
-48
4.3041667
-50
4.3041667
-52
4.3041667
-54
4.3041667
-56
4.3041667
-56
4.3041667
-55
4.3041667
-53
4.3041667
-51
4.3041667
-52
4.3041667
-52
4.3041667
-53
4.3041667
-55
4.3041667
-58
4.3041667
-61
4.3041667
-64
4.3041667
-66
4.3041667
-69
4.3041667
-69
4.3041667
-70
18
19
Adapun skema kerja keseluruhan proses mengelola arus pasang surut yaitu
sebagai berikut:
Input
Indonesia.shp
Create
Rectangular
Feature info
tool
Copy to
clipboard
Export file
dalam
bentuk
shapefile
Domain
Buka
website
topex
Input data
koordinat
Download
data
batimetri
Mengolah
data
batimetri
Input domain
Penggabungan
domain dengan
peta batimetri
Choose
area
Export
data
Open control
center
Peta baimetri
Perairan
Natuna
Input peta
batimetri
Perairan
Natuna
Registrasi
image
Digitasi
Scatter
Delete node
Build
polygon
Mesh
Model
ADCIRC
Setting
model
Run model
Save model
Display
option to
mesh
Model arus
pasang surut
Perairan
Natuna
20
21
2. Pada tampilan open berfungsi untuk memilih data yang akan digunakan
dalam perangkat lunak global mapper. Pada tampilan open pilih file
Indonesia.shp-open
22
4. Pada toolbar global mapper pilih create rectangular, lalu pilih daerah
wilayah Natuna. Create rectangular berfungsi untuk memberikan garis
domain pada Natuna. Pada modify feature info berikan nama pada kolom
name.
23
6. Pada toolbar global mapper pilih metadata pada open control center. Lalu
copy to clipboard dan dipaste di notepad. Proses copy paste bertujuan
untuk mengetahui data west east longitude dan data north south latitude
pada domain.
24
25
26
3. Pada object manager pada surfer terdapat dua base map yaitu base map
Indonesia.shp dan base map domain natuna.shp. Kedua base map
tersebut digabung dengan cara drag Indonesia.shp ke natuna.shp, lalu klik
no ketika keluar surfer warning.
27
5. Pada tampilan data mentah batimetri terdapat data longitude, latitude dan
kedalaman. Select all-Copy pada data mentah batimetri, lalu paste pada
notepad. Berikan tulisan longitude, latitude dan kedalaman pada bagian
atas data mentah batimetri.
28
7. Pada toolbar Surfer pilih grid-data-pilih data batimetri yang sudah diberi
longitude, latitude dan kedalaman. Pastikan data columns x,y,x berisikan
columns A,B,C. Pilih metode Kriging lalu tentukan output file tersebut dan
klik ok.
29
30
Pada kolom bagian bawah pada registrasi image berikan koordinat pada
point 1, 2 dan 3. Data koordinat berisikan sesuai dengan data dari domain
global mapper.
31
32
5. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature vertex. Select feature vertex
berfungsi untuk merapikan hasil dari digitasi batimetri dan garis pantai.
Proses merapikan digitasi dengan klik pada garis antara node satu dengan
node yang lainnya.
33
7. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Pilih garis batimetri dan garis
pantai lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map scatter. Berikan
nama Scatter_gabungan pada kolom new scalter point set name.
34
9. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Lakukan hal yang sama
seperti proses membuat scatter sebelumnya tetapi hanya garis pantai saja
yang dipilih, lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map scatter.
Berikan nama garis pantai pada kolom new scalter point set name.
35
11. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Select feature arc berfungsi
sebagai tool untuk memilih node. Pada proses ini pilih node batimetri saja,
lalu delete. Proses delete node menghasilkan scatter saja pada garis
batimetri.
36
13. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc-pilih garis pantai kemudian klik
kanan-pilih attributes, lalu pilih mainland. Proses merubah tipe node
bertujuan untuk membedakan antara daratan dengan lautan.
37
15. Pada kolom sebelah kiri SMS 10 uncheck scatter dan images. Uncheck
berfungsi agar proses zooming pada berjalan dengan cepat. Zoom pada
bagian garis polygon yang bersinggungan dengan garis pantai. Membikin
garis baru untuk menyambung node polygon dengan garis pantai.
38
17. Zoom out pada tampilan SMS 10. Pada toolbar SMS 10 pilih select drawing
object-klik pada polygon dan delete. Proses delete polygon bertujuan untuk
menghilangkan garis polygon dan hanya menampilkan nodes. Pastikan
tidak ada node dengan ukuran besar lebih dari dua. Ketika node lebih dari
dua menyebabkan close program pada SMS 10.
39
40
21. Pada proses setting model dilakukan dengan cara klik mesh data-klik
kanan-ADCRIC-model control. Pada tab general diisi nama dan run ID
dikolom project title dan run ID. Proses pengisian nama dan run ID
berfungsi sebagai nama model.
41
23. Pada tab files centang pada nomer 63 Elevation Time Series (global) dan
nomer 64 Velocity Time Series (global). Data nomer 63 dan 64 merupakan
data pasang surut laut. Pada kolom end day diisi angka sebesar 1 dan
pada kolom frequensi sebesar 60.
42
25. Pada proses input parameter pasang surut membutuhkan waktu maka dari
itu tunggu hingga proses input parameter selesai. Poses input parameter
pasang surut berisikan data amplitudo yang diprediksi secara automatis.
43
27. Pada toolbar SMS 10 open data fort 63 dan fort 64 secara satu persatu
untuk mempermudah membuka file tersebut. Data fort 63 dan fort 64
merupakan data dari hasil run model.
44
45
46
47
48
No
1.
Gambar
Keterangan
Tanggal 1 September Pukul 01:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut.
Pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
2.
3.
49
4.
bagian
Natuna
timur
arus
kesamping daratan
Perairan
mengarah
dengan
5.
6.
50
7.
8.
9.
51
10.
11.
12.
52
13.
14.
15.
53
16.
17.
18.
54
19.
20.
21.
55
22.
23.
56
Tanggal dan durasi PKM menjadi kendala yang besar bagi mahasiswa.
Proses prediksi arus pasang surut sering terjadi close program ketika ada
tahap yang salah sehingga mengulang dari awal.
program
baru.
Adanya
peraturan
yang
jelas
dapat
57
Pada setiap membuat garis baru akan muncul node baru. Untuk mencegah
terjadinya error pada SMS 10 diharuskan merubah node menjadi vertices.
Setiap tahapan proses pada SMS 10 seharusnya disave setiap tahapantahapan dengan folder dan nama yang berbeda sehingga ketika ada
tahapan yang salah tidak perlu mengulang dari awal.
3.4 Kesimpulan
Arus pasang surut merupakan fenomena naik turun permukaan air laut
secara berkala yang membawa massa jenis air dari tempat satu ketempat
lainnya dimana diakibatkan oleh gaya tarik gravitasi bulan dan matahari.
Arus pasang surut tidak hanya membawa massa jenis air tetapi juga
membawa
sedimen.
Penumpukan
sedimen
dalam
jumlah
akan
sedimen
tentunya
mempermudah dalam
memaximalkan
58
DAFTAR PUSTAKA
59
LAMPIRAN
60
61
62
63
64
65
66
67
Lampiran Dokumentasi
Ruang Tunggu
Ruang Kerja A
Ruang Mahasiswa
Ruang Kerja B
Ruang Rapat
Ruang Cetak
68
Presentasi hasil
Lobby
69