Anda di halaman 1dari 83

PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN

APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK


(NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT

PRAKTEK KERJA MAGANG


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN


APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK
(NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT

LAPORAN PRAKTEK KERJA MAGANG


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

PRAKTEK KERJA MAGANG


PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN
APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK
(NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT

Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045
Telah dipertahankan didepan penguji
pada tanggal 30 November 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

Dosen Penguji,

(M.A Zainul Fuad, S. Kel., M.Sc)

(Muliawati Handayani, S. Pi., M. Sc)

NIP. 19801005 200501 1 002

NIK. 20130988 1005 2001

Tanggal: .............................

Tanggal: .............................

Mengetahui,
Ketua Jurusan

(Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP)


NIP. 19630608 198703 1 003

Tanggal: ................................

RINGKASAN
LIUTA YAMANO ADEN.
Prediksi Arus Pasang Surut Perairan Natuna
Menggunakan Aplikasi SMS 10 di Nusantara Earth Observation Network (NEOnet)
PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat. Di bawah bimbingan M.A Zainul Fuad dan
Awaluddin.
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi
dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari.
Proses terjadinya pasang surut tidak hanya membawa massa air tetapi juga
membawa sedimen. Pengendapan sedimen dalam jumlah banyak akan
menyebabkan pendangkalan pada pelabuhan. Setiap pelabuhan selalu
melakukan pengerukan sedimen untuk mencegah pendangkalan. Pengerukan
sedimen pelabuhan mayoritas berdasarkan data beberapa titik lapangan saja
sehingga pendangkalan masih sering terjadi. Faktor ini yang mendasari perlunya
metode pemodelan arus pasang surut untuk mengetahui transportasi sedimen
sehingga pengerukan sedimen dapat dilakukan secara maksimal.
Mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan metode manual yaitu
menggunakan tide staff. Cara pengamatannya dengan meletakan tide staff pada
perairan, lalu diamati dengan berkala untuk mengetahui titik terendah dan tertinggi
pasang surut. Namun, menggunakan metode manual membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk memprediksi arus pasang surut karena luasan laut sangat luas
dan perhitungan menggunakan metode manual membutuhkan waktu setidaknya
15 hari. Terdapat metode baru dengan pemodelan arus pasang surut
menggunakan perangkat lunak Surface Modelling System (SMS) 10.
SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat memodelkan arus pasang
surut dengan hasil 2D. SMS 10 dapat memodelkan arus pasang surut di setiap
detik, menit dan jam. SMS 10 juga dapat memodelkan arus pasang surut dengan
output berupa video. Adanya output berupa video akan mempermudah orang
untuk memahami informasi pola arus pasang surut di Perairan Natuna. Kecepatan
arus pasang surut di Perairan Natuna berkisar 0-2.56 m/s. Adanya pemodelan
arus pasang surut di Perairan Natuna akan mempermudah mengetahui titik-titik
endapan sedimen yang meyebabkan pendangkalan.
Pengolahan data pola arus pasang surut menggunakan SMS 10 dilakukan
di NEOnet-Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA). Tujuan
utama dari PKM adalah untuk mengetahui cara pengolahan data arus pasang
surut menggunakan SMS 10 di Perairan Natuna. Pelaksanaan Praktek Kerja
Magang dilaksanakan pada libur semester genap selama 30 hari terhitung pada
tanggal 18 Agustus 2015 s/d 25 September 2015. Praktek Kerja Magang di
NEOnet beroperasi pada hari Senin-Jumat pada pukul 08:00-17:00.
Kata kunci : Pasang surut, Pemodelan, SMS 10.

ii

PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Liuta Yamano Aden
NIM : 125080601111045
Prodi : Ilmu Kelautan
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa dalam
Laporan Praktek Kerja Magang ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri yang dibimbing oleh pembimbing di NEOnet PTISDA-BPPT dan dosen
pembimbing Praktek Kerja Magang. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya yang pernah ditulis, pendapat, atau dibentuk orang lain kecuali
yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan ini adalah
hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 1 Desember 2015


Mahasiswa

Liuta Yamano Aden


NIM. 125080601111045

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Magang

yang

berjudul

Prediksi Arus Pasang

Surut

Perairan Natuna

Menggunakan Aplikasi SMS 10 di NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat. Tujuan


penyusunan Laporan ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Brawijaya.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan Laporan ini tidak luput dari
kekurangan. Semoga Laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Malang, 22 Oktober 2015

Penulis

iv

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada beberapa pihak atas
dukungan dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang, sehingga penulisan
Laporan diberi kelancaran. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP selaku ketua jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan.
3. M.A Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, bimbingan,
serta ilmu selama penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang ini.
4. Awaludin, S.Pi selaku pembimbing di NEOnet PTISDA yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, bimbingan,
serta ilmu selama penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang ini.
5. Djoko Nugroho, ST., MT selaku Pimpinan NEOnet dan Staff/Pegawai
NEOnet PTISDA dalam memberikan informasi dan penjelasan yang
diperlukan dalam menyusun Laporan Praktek Kerja Magang.
6. Kedua orangtua H. Agus Mataliu, SH dan Hj. Sri Rachmawati, SE yang
telah mendoakan, memberi motivasi, dan dukungan moral selama
melakukan kegiatan Praktek Kerja Magang.
7. Rendy Vidya Wibisono, M. Abdul Ghofur Al Hakim, Irham Tovani dan
Abiyoso Purnomosakti yang telah banyak membantu dalam kegiatan
Praktek Kerja Magang.

DAFTAR ISI

RINGKASAN ....................................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINILITAS .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II METODOLOGI......................................................................................... 4
2.1 Lokasi Praktek Kerja Magang .................................................................... 4
2.2 Waktu Praktek Kerja Magang ..................................................................... 5
2.3 Prosedur Praktek Kerja Magang ................................................................ 5
BAB III HASIL ..................................................................................................... 7
3.1 Profil Instansi ............................................................................................. 7
3.1.1 Pimpinan BPPT Tahun 1974-2015 ...................................................... 7
3.1.2 Fungsi BPPT ....................................................................................... 9
3.1.3 Visi BPPT .......................................................................................... 10
3.1.4 Misi BPPT ......................................................................................... 10
3.1.5 Struktur Organisasi BPPT ................................................................. 11
3.1.6 Lokasi BPPT ..................................................................................... 12
3.1.7 Keadaan Umum NEOnet-PTISDA ..................................................... 12
3.1.8 Visi NEOnet-(PTISDA) ...................................................................... 13
3.1.9 Misi NEOnet-PTISDA ........................................................................ 13

vi

3.1.10 Struktural NEOnet-PTISDA ............................................................. 14


3.2 Partisipasi Aktif ........................................................................................ 15
3.2.1 Observasi .......................................................................................... 15
3.2.2 Wawancara ....................................................................................... 15
3.2.3 Domain Pengolahan Arus Pasang Surut ........................................... 17
3.2.4 Data Mentah Batimetri Pengolahan Arus Pasang Surut .................... 17
3.2.3 Skema Kerja Prediksi Arus Pasang Surut ......................................... 19
3.2.4 Proses Modelling Arus Pasang Surut ................................................ 21
3.2.4.1 Proses Pengolahan Domain ....................................................... 21
3.2.4.2 Proses Pengelolahan Peta Batimetri .......................................... 26
3.2.4.3 Proses Pengolahan Data Menggunakan SMS 10 ....................... 31
3.2.5 Hasil Modelling Arus Pasang Surut di Wilayah Perairan Natuna ....... 48
3.3 Kendala dan Saran .................................................................................. 57
3.4 Kesimpulan .............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59
LAMPIRAN........................................................................................................ 60
Lampiran Kartu Kegiatan PKM ....................................................................... 60
Lampiran Surat Telah Melakukan Praktek Kerja Magang............................... 61
Lampiran Sertifikat Praktek Kerja Magang ..................................................... 63
Lampiran Catatan Harian Kegiatan ................................................................ 64
Lampiran Dokumentasi .................................................................................. 68

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Mentah Batimetri .......................................................................... 17

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lokasi Praktek Kerja Magang ............................................................. 4


Gambar 2 Prof. Dr. Ing B. J. Habibie.................................................................... 8
Gambar 3 Prof. Rahardi Ramelan........................................................................ 8
Gambar 4 Prof. Dr. Zuhal MSEE .......................................................................... 8
Gambar 5 Dr. A. S. Hikam ................................................................................... 8
Gambar 6 Ir. M. Hatta Rajasa .............................................................................. 8
Gambar 7 Dr. Kusmayanto Kadiman ................................................................... 8
Gambar 8 Prof. Ir. Said D. Jenie, Sd. C ............................................................... 8
Gambar 9 Dr. Ir. Marzan A. iskandar ................................................................... 8
Gambar 10 Dr. Ir Unggul Priyanto, Msc ............................................................... 9
Gambar 11 Struktur Organisasi BPPT ............................................................... 11
Gambar 12 Lokasi BPPT, Jakarta Pusat ............................................................ 12
Gambar 13 Lokasi BPPT, Serpong .................................................................... 12
Gambar 14 Ruangan Rapat PTISDA-NEOnet ................................................... 13
Gambar 15 Domain ........................................................................................... 17
Gambar 16 Tampilan utama Global Mapper ...................................................... 21
Gambar 17 Tampilan proses penginputan file Indonesia.shp ............................. 22
Gambar 18 Tampilan wilayah Perairan Natuna.................................................. 22
Gambar 19 Tampilan proses selection wilayah Perairan Natuna ....................... 23
Gambar 20 Tampilan open conrol center ........................................................... 23
Gambar 21 Tampilan data koordinat domain menggunakan metadata .............. 24
Gambar 22 Tampilan feature information ........................................................... 24
Gambar 23 Tampilan koordinat domain ............................................................. 25
Gambar 24 Tampilan export domain .................................................................. 25
Gambar 25 Tampilan data Indonesia.shp .......................................................... 26

ix

Gambar 26 Tampilan data Natuna.shp .............................................................. 26


Gambar 27 Tanpilan penggabungan shapefile .................................................. 27
Gambar 28 Tampilan website topex................................................................... 27
Gambar 29 Tampilan data batimetri ................................................................... 28
Gambar 30 Tampilan data batimetri dengan pemberian longitude, laltitude dan
kedalaman ......................................................................................................... 28
Gambar 31 Tampilan grid data .......................................................................... 29
Gambar 32 Tampilan input data batimetri .......................................................... 29
Gambar 33 Tampilan pengaturan contour pada surfer ....................................... 30
Gambar 34 Tampilan export data menjadi JPEG ............................................... 30
Gambar 35 Proses Pengisian Koordinat ............................................................ 31
Gambar 36 Tampilan register image .................................................................. 31
Gambar 37 Tampilan coordinate transformation ................................................ 32
Gambar 38 Tampilan redistribute vertices.......................................................... 32
Gambar 39 Proses merapikan hasil digitasi ....................................................... 33
Gambar 40 Proses pengisian data kedalaman .................................................. 33
Gambar 41 Proses membuat scatter ................................................................. 34
Gambar 42 Proses membuat scatter batimetri ................................................... 34
Gambar 43 Proses membuat scatter garis pantai .............................................. 35
Gambar 44 Proses membuat scatter pulau ........................................................ 35
Gambar 45 Proses delete node ......................................................................... 36
Gambar 46 Proses memilih model ADCRIC ...................................................... 36
Gambar 47 Proses memilih tipe node ................................................................ 37
Gambar 48 Proses build poligon dan membuat node ........................................ 37
Gambar 49 Proses menyambung garis polygon dengan garis pantai ................ 38
Gambar 50 Proses menghapus node pada polygon .......................................... 38
Gambar 51 Hasil setelah polygon dihapus ......................................................... 39

Gambar 52 Proses memilih tipe attributes ......................................................... 39


Gambar 53 Proses build polygon ....................................................................... 40
Gambar 54 Proses membuat mesh dan renumber ............................................ 40
Gambar 55 Tampilan general pada ADCIRC .................................................... 41
Gambar 56 Tampilan timing pada ADCIRC ....................................................... 41
Gambar 57 Tampilan files pada ADCIRC .......................................................... 42
Gambar 58 Tampilan input parameter pasang surut .......................................... 42
Gambar 59Tampilan hasil input parameter pasang surut ................................... 43
Gambar 60 Proses run model ADCIRC ............................................................. 43
Gambar 61 Tampilan membuka file fort 63 ........................................................ 44
Gambar 62 Tampilan membuka file fort 64 ........................................................ 44
Gambar 63 Setting mesh data Contours ............................................................ 45
Gambar 64 Setting mesh data 2D Mesh ............................................................ 45
Gambar 65 Setting mesh data Vectors .............................................................. 46
Gambar 66 Setting mesh data Map ................................................................... 46
Gambar 67 Setting mesh data contours ............................................................. 47
Gambar 68 Setting mesh data scatter-scatter .................................................... 47
Gambar 69 Hasil Velocity .................................................................................. 48
Gambar 70 Hasil Water Surface Elevation ......................................................... 48
Gambar 71 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 49
Gambar 72 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 49
Gambar 73 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 50
Gambar 74 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 50
Gambar 75 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 50
Gambar 76 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 51
Gambar 77 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 51
Gambar 78 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 51

xi

Gambar 79 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 52


Gambar 80 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 52
Gambar 81 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 52
Gambar 82 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 53
Gambar 83 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 53
Gambar 84 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 53
Gambar 85 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 54
Gambar 86 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 54
Gambar 87 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 54
Gambar 88 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 55
Gambar 89 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 55
Gambar 90 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 55
Gambar 91 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 56
Gambar 92 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 56
Gambar 93 Model Arus Pasang Surut ............................................................... 56

xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi
dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari.
Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh dan
ukurannya lebih kecil. Faktor non-astronomi yang mempengaruhi pasang surut
terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan
topografi dasar perairan (Musrifin, 2011).
Pada umumnya, data pasut dapat digunakan untuk menetapkan ketinggian
patok titik ikat (titik referensi) geodesi dalam rangka pengembangan wilayah
perairan serta pembuatan peta topografi. Titik ikat utama berupa peil, yang
dipasang di tepi pantai, biasanya di daerah pelabuhan. Ada beberapa definisi
muka air yang digunakan sebagai tinggi referensi, antara lain yang sering
digunakan yaitu muka air tertinggi untuk perencanaan elevasi bangunanbangunan pelabuhan agar tetap aman (Rachmayanti, 2010).
Pasang-surut (pasut) di suatu tempat tidak hanya bergantung pada posisi
bulan dan matahari saja, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor-faktor setempat
seperti, keadaan geografi, massa daratan, arah angin, gesekan dengan dasar laut,
kedalaman, relief dasar laut, dan viskositas air di lokasi tersebut. Semua faktor ini
dapat mempercepat atau memperlambat datangnya air. Selain itu juga faktor non
astronomi yang mempengaruhi pasang surut terutama di perairan semi tertutup
seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan (Hutabarat
dan Evans, 1985).
Pada proses terjadinya pasang surut terdapat gerakan arus. Arus
merupakan gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat yang lain. Arus

laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya, energi yang menggerakkan
massa air laut tersebut berasal dari matahari. Adanya perbedaan pemanasan
matahari terhadap permukaan bumi menimbulkan pula perbedaan energi yang
diterima permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan
angin yang menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan energi di sekuruh muka
bumi. Kedua fenomena ini juga saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Angin
merupakan salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus laut selain
gaya yang timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan pendinginan air laut
(Azis, 2006).
Pasang surut merupakan gerakan naik turun permukan air yang
dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari. Proses terjadinya pasang surut
tidak hanya membawa massa air tetapi juga membawa sedimen. Pengendapan
sedimen dalam jumlah banyak akan menyebabkan pendangkalan pada
pelabuhan.

Setiap pelabuhan selalu melakukan pengerukan sedimen untuk

mencegah

pendangkalan.

Pengerukan

sedimen

pelabuhan

mayoritas

berdasarkan data beberapa titik lapangan saja sehingga pendakalan masih sering
terjadi. Faktor ini yang mendasari perlunya metode pemodelan arus pasang surut
untuk mengetahui transportasi sedimen sehingga pengerukan sedimen dapat
dilakukan secara maksimal.
Mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan metode manual yaitu
menggunakan tide staff. Cara pengamatannya dengan meletakan tide staff pada
perairan, lalu diamati dengan berkala untuk mengetahui titik terendah dan tertinggi
pasang surut. Namun, menggunakan metode manual membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk memprediksi arus pasang surut karena luasan laut sangat luas
dan perhitungan menggunakan metode manual membutuhkan waktu setidaknya
15 hari. Terdapat metode baru dengan pemodelan arus pasang surut
menggunakan perangkat lunak Surface Modelling System (SMS) 10.

SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat memodelkan arus pasang


surut dengan hasil 2D. SMS 10 dapat memodelkan arus pasang surut di setiap
detik, menit dan jam. SMS 10 juga dapat memodelkan arus pasang surut dengan
output berupa video. Adanya output berupa video akan mempermudah orang
untuk memahami informasi pola arus pasang surut di Perairan Natuna.
Pengolahan data pola arus pasang surut menggunakan SMS 10 dilakukan di
NEOnet-Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA).
PTISDA merupakan salah satu pusat yang berada dibawah Kedeputian
bidang teknologi pengembangan sumber daya alam. Tujuan utamanya adalah
untuk mensosialisasikan produk-produk inovasi, seperti perangkat lunak SIKBESIKAN atau sistim penjejak ikan cerdas, BELFOS dan Perangkat lunak
HyperSRISoft (model prediksi produktivitas padi berbasis teknologi hiperspektral
dan machine learning. Selain itu PTISDA merupakan bidang yang memiliki sumber
daya manusia yang handal dan multi-keilmuan sehingga mampu melakukan
prediksi arus pasang surut menggunakan SMS 10. Itu sebabnya pengelolahan
data prediksi pasang surut di Perairan Natuna di lakukan di NEOnet-(PTISDA).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Magang adalah mengetahui cara
pengolahan data arus pasang surut menggunakan aplikasi SMS 10 di Perairan
Natuna.

BAB II METODOLOGI
2.1 Lokasi Praktek Kerja Magang
Lokasi Praktek Kerja Magang di Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) Jalan MH. Thamrin 8, Jakarta Pusat 10340. Pada gedung satu
terdiri dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), Baruna Jaya, dan NEOnet. Pada
gedung dua terdiri dari PTISDA. PTISDA merupakan salah satu unit di BPPT yang
bergerak dibidang Pengkajian Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam. NEOnet
beroperasi di bawah PTISDA, Jakarta Pusat. Kegiatan Praktek Kerja Magang
dilaksanakan di NEOnet PTISDA-BPPT di lantai 20 gedung 1.

Gambar 1 Lokasi Praktek Kerja Magang

2.2 Waktu Praktek Kerja Magang


Pelaksanaan Praktek Kerja Magang dilaksanakan pada libur semester
genap di NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat selama 30 hari terhitung pada
tanggal 18 Agustus 2015 s/d 25 September 2015. Praktek Kerja Magang di
NEOnet beroperasi pada hari Senin-Jumat pada pukul 08:00-17:00.
2.3 Prosedur Praktek Kerja Magang
Prosedur kegiatan Praktek Kerja Magang merupakan langkahlangkah
untuk melakukan kegiatan secara berurutan dan sistematis. Kegiatan yang
pertama dilakukan adalah pengurusan surat survei, surat pengajuan PKM dan
pengajuan proposal. Surat survei, surat pengajuan PKM dan pengajuan proposal
digunakan sebagai syarat pertama untuk dapat melakukan kegiatan PKM di
instansi.
Pertama tiba di NEOnet, kegiatan yang dilakukan adalah perkenalan
karyawan dan ruangan. Pada hari selanjutnya adalah melakukan proses
pengolahan arus pasang surut dengan bimbingan Bapak Awaludin S.Pi. Ketika
pengelolahan arus pasang surut sudah dilakukan maka tahapan selanjutnya
adalah presentasi hasil. Presentasi hasil dilakukan di ruang diskusi dihadapan
ketua balai, pembimbing, karyawan, dan mahasiswa. Adanya presentasi hasil
tersebut dapat membantu mahasiswa dalam memperbaiki data hasil pengolahan
yang salah. Setelah presentasi hasil dan kritik saran diberikaan tahapan
selanjutnya adalah pengurusan berkas-berkas prakek kerja magang di instansi.
Berkas-berkas terdiri dari sertifikat, log book, kartu kegiatan praktek kerja magang,
berkas nilai dari pembimbing dan surat tanda kegiatan praktek magang di NEOnet.

Adapun diagram alur prosedur Praktek Kerja Magang sebagai berikut:


Pengurusan surat survei dan surat pengajuan
PKM
Survei

Proposal

Kegiatan PKM

Data Sekunder

Data Primer

Observasi

Mengamati
kegiatan
pembimbing

Wawancara
Tanya jawab
kepada
pembimbing
sebagai
informasi
tambahan

Partisipasi
Melakukan
modelling pasang
surut menggunakan
perangkat lunak
SMS 10

Tutorial SMS 10

Literatur

Langkah langkah
modelling pasang
surut

Informasi
pendukung dari
jurnal untuk
menunjang
modelling
pasang surut

Hasil

BAB III HASIL


3.1 Profil Instansi
BPPT adalah lembaga non-depatermen yang berada dibawah koordinasi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas pemerintahan di
bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Proses pembentukan BPPT bermula
dari gagasan mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J Habibie pada
tanggal 28 Januari 1974. Surat keputusan no.76/M.1974 tanggal 5 Januari 1974
Prof. Dr. Ing B.J Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah di bidang
advance dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada
Presiden (BPPT, 1974).
Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina
No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi
Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25
tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No.47
tahun 1991.
3.1.1 Pimpinan BPPT Tahun 1974-2015
Pimpinan adalah seorang atasan yang memberikan pengaruh pada
perilaku bawahan. Pimpinan merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam
keberlangsungan program/kegiatan. Seseorang ditunjuk sebagai pimpinan ketika
seseorang tersebut memiliki prestasi dan komunikasi yang baik. Berikut daftar
pimpinan BPPT tahun 1974-2015:

Pimpinan BPPT tahun 1974-2015


1974-1998

Gambar 2 Prof. Dr. Ing B. J. Habibie


1998-1999

Gambar 4 Prof. Dr. Zuhal MSEE


2001-2004

Gambar 6 Ir. M. Hatta Rajasa

1998-1998

Gambar 3 Prof. Rahardi Ramelan


1999-2001

Gambar 5 Dr. A. S. Hikam


2004-2006

Gambar 7 Dr. Kusmayanto Kadiman

2006-2008

2008 -2014

Gambar 8 Prof. Ir. Said D. Jenie, Sd. C

Gambar 9 Dr. Ir. Marzan A. iskandar

2014-sekarang

Gambar 10 Dr. Ir Unggul Priyanto, Msc

3.1.2 Fungsi BPPT


Tugas pokok BPPT adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Menurut BPPT, (1974) adapun fungsi dari
BPPT yaitu :
1.

Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan


penerapan teknologi.

2.

Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT.

3.

Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi


pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi
dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas, serta
membina alih teknologi.

4.

Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di


bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.

BPPT memiliki wewenang yang melekat dan dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu :

1. Penyusunan rencana nasional secara makri di bidangnya.


2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro.
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya.
4. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan
penerapan teknologi.
5. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan melaksanakan audit
teknologi.
3.1.3 Visi BPPT
Adapun visi dari badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
adalah pusat unggulan teknologi yang berdiri dengan layanan teknologi terkemuka
untuk mewujudkan kemandirian bangsa, peningkatan daya saing dan peningkatan
pelayanan publik (BPPT, 1974).
3.1.4 Misi BPPT
Adapun misi dari Badan Penkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi
agroindustri dan bioteknologi untuk menghasilkan inovasi dan layanan
teknologi melalui pengkajian, intermediasi, solusi, clearing house, dan
audit teknologi.
2. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi
informasi, energi dan material untuk menghasilkan inovasi dan layanan
teknologi melalui pengkajian, intermediasi, solusi, clearing house, dan
audit teknologi.

10

3. Melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi di bidang teknologi


industri rancangan dan bangunan dan rekayasa untuk menghasilkan
inovasi dan layanan teknologi melalui pengkajian, intermediasi, solusi,
clearing house, dan audit teknologi.
3.1.5 Struktur Organisasi BPPT
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unitunit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa
adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda
yang dikoordinasikan. Adapun gambaran struktur organisasi di BPPT, Jakarta
Pusat pada gambar 10.

Gambar 11 Struktur Organisasi BPPT

11

3.1.6 Lokasi BPPT


BPPT memiliki dua tempat di Jakarta Pusat dan di Serpong. BPPT yang
bertempat di Jakara Pusat beralamat di JL. MH. Thamrin no. 8 Jakarta Pusat
10340.

Gambar 12 Lokasi BPPT, Jakarta Pusat

Gambar 13 Lokasi BPPT, Serpong

12

3.1.7 Keadaan Umum NEOnet-PTISDA


PTISDA merupakan salah satu unit di BPPT yang bergerak di bidang
Pengkajian Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam. PTISDA aktif dalam
pengkajian dan penerapan teknologi di
bidang
Sensing),

Penginderaan
Sumber

Daya

Jauh

(Remote

Kelautan

dan

Pesisir, Sistem Informasi Geografis, Sistem


Gambar 14 Ruangan Rapat
PTISDA-NEOnet

Survey Terestris, dan Valuasi Sumber Daya


Alam (BPPT, 1974).

3.1.8 Visi NEOnet-(PTISDA)


Adapun visi pada NEOnet-PTISDA adalah memberikan informasi wilayah
Indonesia berbasis keruangan (spasial) secara cepat terkini (real time) dengan
resolusi tinggi (BPPT, 1974).
3.1.9 Misi NEOnet-PTISDA
Adapun misi pada NEOnet-PTISDA sebagai berikut :
1. Menjadikan NEOnet sebagai salah satu sumber informasi keruangan
yang handal dan terpercaya.
2. Menjadikan NEOnet sebagai salah satu simpul infrastruktur data
spasial Nasional (IDSN).
3. Menjadikan NEOnet sebagai salah satu simpul informasi kebumian
internasional.

13

3.1.10 Struktural NEOnet-PTISDA


Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya pembagian kerja yang dikoordinasi. Adapun gambaran struktural NEOnet-PTISDA
sebagai berikut:

Djoko Nugroho, ST., MT


Ketua/ Manager

Azalea Eugenie, S.
Kom
Sekretaris/ Bendahara

Dr. Raditya Jati, SSi, MSi


Wakil Ketua/ Wakil
Manager

Winarno, ST
Koordinator Bidang Aset
dan Jaringan

Ir. Swasetyo Yulianto


Koordinator Bidang
Sistem Data dan
Aplikasi

Heru Dwi Wahyono, MEng


Zubaidi Rochman
Ruki Ardiyanto, ST
Tata Yudha Samodra
Anggota Bidang Aset dan
Jaringan

Ardhy Arbian, ST., MT


Ikhsan Nur Sulistiawan, ST
Hari Priyadi, ST
Fineza Illova, ST
Ir. Teguh Prayogo, MEng
Anggota Bidang Sistem Data
dan Aplikasi

Dr. Yudi Adityawarman


Koordinator Bidang
Visualisasi dan
Komunikasi

Awaludin, S.Pi
Joko Widodo, SSi, MSi
Meuthia Djoharin, S.Kom.,
MM
Anggota Bidang Visualisasi dan
Komunikasi
14

3.2 Partisipasi Aktif


Partisipasi aktif merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama
kegiatan Praktek Kerja Magang berlangsung. Pada partisipasi aktif terjadi dua
arah. Komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang dilakukan untuk
mendapat informasi antara mahasiswa dengan pembimbing. Peranan partisipasi
aktif dapat membantu dari kedua belah pihak. Pada pemimbing mendapat bantuan
tenaga baru dan pada mahasiswa mendapatkan ilmu sebagai penunjang di dunia
kerja. Partisipasi aktif terbagi menjadi obervasi, wawancara dan proses modelling
arus pasang surut.
3.2.1 Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan, kejadian atau
kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti kemudian mencatat hasil
pengamatan untuk menunjang dalam proses modelling arus pasang surut. Pada
Praktek Kerja Magang, metode observasi dilakukan untuk mendapatkan data
tentang:
-

Keadaan umum BPPT, Jakarta.

Struktur organisasi BPPT, Jakarta.

Keadaan umum NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta.

Struktur organisasi NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta.

Prediksi Arus Pasang Surut Perairan Natuna Menggunakan Aplikasi


SMS 10 di NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat.

3.2.2 Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara

15

dengan yang diwawancarai. Proses wawancara dapat dilakukan secara langsung


dan tidak langsung. Proses wawancara secara langsung adalah proses pengajuan
pertanyaan dengan bertemu dengan narasumber secara langsung sedangkan
proses wawancara secara tidak langsung adalah proses pengajuan pertanyaan
dengan media lain seperti telpon, whats up, team viewer dan email. Teknik
wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih mengenai proses
modelling pasang surut.
Wawancara dilakukan kepada Sally S. Ing Tata Yudha Samodra dan
Awaluddin S.Pi. Ibu Sally S. Ing menjelaskan bahwa, NEOnet berada di bawah
PTISDA dan ruangan NEOnet terdiri dari ruang tunggu, lobby, ruang diskusi, ruang
rapat, ruang karyawan, ruang sekertaris, ruang ketua, ruang server, ruang
mahasiswa dan ruang cetak. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai
informasi tambahan diprofil instansi.
Bapak Awaludin S.Pi menjelaskan bahwa, struktur organisasi BPPT dan
struktur organisasi NEOnet PTISDA. Selain itu Bapak Awaludin S.Pi menjelaskan
bahwa untuk mendapatkan data batimetri dapat download diwebsite topex. Tata
Yudha Samodra menjelaskan bahwa Leprovost digunakan sebagai parameter
pasang surut pada perangkat lunak SMS 10. Pada wawancara ini terdapat banyak
Informasi dari berbagai pihak. Informasi ini menunjang data-data yang terdapat
didalam laporan. Adanya informasi tambahan dari narasumber tentunya sangat
membantu dalam pengenalan tempat, karyawan dan pengolahan modelling arus
pasang surut dengan perangkat lunak SMS 10. Wawancara merupakan point
penting dalam penyelesaikan masalah yang muncul ketika proses pengolahan
data berlangsung.

16

3.2.3 Domain Pengolahan Arus Pasang Surut


Domain merupakan garis
pembatas

daerah

digunakan

dalam

yang

akan

permodelan

prediksi arus pasang surut. Area:


4490

sq

km,

Bounds:

(107.9210002863, 3.5913149103,
108.4600253023, 4.2650961803)
merupakan

informasi

data

koordinat dan luasan domain.


Data domain memiliki informasi
data

berupa

koordinat

yang

nantinya akan digunakan dalam


proses download data mentah
batimetri di website Topex.
Gambar 15 Domain
3.2.4 Data Mentah Batimetri Pengolahan Arus Pasang Surut
Adapun 134 data mentah batimetri dari 11.768 yang didapat dari website
Topex yaitu sebagai berikut:
Tabel 1 Data Mentah Batimetri
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Longitude
107.72083
107.72917
107.7375
107.74583
107.75417
107.7625
107.77083
107.77917
107.7875
107.79583
107.80417
107.8125
107.82083
107.82917
107.8375
107.84583
107.85417

Latitude Depth
4.3041667
-55
4.3041667
-56
4.3041667
-57
4.3041667
-57
4.3041667
-57
4.3041667
-58
4.3041667
-58
4.3041667
-59
4.3041667
-59
4.3041667
-58
4.3041667
-58
4.3041667
-57
4.3041667
-57
4.3041667
-56
4.3041667
-55
4.3041667
-54
4.3041667
-53

No
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Longitude
107.8625
107.87083
107.87917
107.8875
107.89583
107.90417
107.9125
107.92083
107.92917
107.9375
107.94583
107.95417
107.9625
107.97083
107.97917
107.9875
107.99583

Latitude Depth
4.3041667
-52
4.3041667
-51
4.3041667
-50
4.3041667
-50
4.3041667
-50
4.3041667
-52
4.3041667
-51
4.3041667
-52
4.3041667
-55
4.3041667
-57
4.3041667
-49
4.3041667
-43
4.3041667
-39
4.3041667
-37
4.3041667
-38
4.3041667
-41
4.3041667
-46

17

No
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84

Longitude
108.00417
108.0125
108.02083
108.02917
108.0375
108.04583
108.05417
108.0625
108.07083
108.07917
108.0875
108.09583
108.10417
108.1125
108.12083
108.12917
108.1375
108.14583
108.15417
108.1625
108.17083
108.17917
108.1875
108.19583
108.20417
108.2125
108.22083
108.22917
108.2375
108.24583
108.25417
108.2625
108.27083
108.27917
108.2875
108.29583
108.30417
108.3125
108.32083
108.32917
108.3375
108.34583
108.35417
108.3625
108.37083
108.37917
108.3875
108.39583
108.40417
108.4125

Latitude Depth
4.3041667
-46
4.3041667
-46
4.3041667
-46
4.3041667
-47
4.3041667
-44
4.3041667
-40
4.3041667
-36
4.3041667
-33
4.3041667
-31
4.3041667
-32
4.3041667
-35
4.3041667
-38
4.3041667
-44
4.3041667
-47
4.3041667
-48
4.3041667
-49
4.3041667
-47
4.3041667
-44
4.3041667
-42
4.3041667
-40
4.3041667
-39
4.3041667
-39
4.3041667
-40
4.3041667
-40
4.3041667
-42
4.3041667
-45
4.3041667
-43
4.3041667
-42
4.3041667
-43
4.3041667
-45
4.3041667
-48
4.3041667
-50
4.3041667
-52
4.3041667
-54
4.3041667
-56
4.3041667
-56
4.3041667
-55
4.3041667
-53
4.3041667
-51
4.3041667
-52
4.3041667
-52
4.3041667
-53
4.3041667
-55
4.3041667
-58
4.3041667
-61
4.3041667
-64
4.3041667
-66
4.3041667
-69
4.3041667
-69
4.3041667
-70

No Longitude Latitude Depth


85 108.42083 4.3041667
-71
86 108.42917 4.3041667
-73
87
108.4375 4.3041667
-74
88 108.44583 4.3041667
-76
89 108.45417 4.3041667
-77
90
108.4625 4.3041667
-79
91 108.47083 4.3041667
-81
92 108.47917 4.3041667
-81
93
108.4875 4.3041667
-81
94 108.49583 4.3041667
-82
95 108.50417 4.3041667
-83
96
108.5125 4.3041667
-81
97 108.52083 4.3041667
-78
98 108.52917 4.3041667
-76
99
108.5375 4.3041667
-72
100 108.54583 4.3041667
-69
101 108.55417 4.3041667
-65
102 108.5625 4.3041667
-61
103 108.57083 4.3041667
-58
104 108.57917 4.3041667
-56
105 108.5875 4.3041667
-55
106 108.59583 4.3041667
-53
107 107.72083 4.2958333
-55
108 107.72917 4.2958333
-57
109 107.7375 4.2958333
-58
110 107.74583 4.2958333
-59
111 107.75417 4.2958333
-59
112 107.7625 4.2958333
-59
113 107.77083 4.2958333
-59
114 107.77917 4.2958333
-60
115 107.7875 4.2958333
-60
116 107.79583 4.2958333
-59
117 107.80417 4.2958333
-58
118 107.8125 4.2958333
-58
119 107.82083 4.2958333
-57
120 107.82917 4.2958333
-56
121 107.8375 4.2958333
-55
122 107.84583 4.2958333
-54
123 107.85417 4.2958333
-53
124 107.8625 4.2958333
-53
125 107.87083 4.2958333
-52
126 107.87917 4.2958333
-51
127 107.8875 4.2958333
-50
128 107.89583 4.2958333
-49
129 107.90417 4.2958333
-50
130 107.9125 4.2958333
-50
131 107.92083 4.2958333
-51
132 107.92917 4.2958333
-53
133 107.9375 4.2958333
-53
134 107.94583 4.2958333
-47

18

3.2.3 Skema Kerja Prediksi Arus Pasang Surut


Skema Kerja adalah keseluruhan langkah yang berurutan dari proses awal
pembuatan hingga hasil. Skema kerja berfungsi sebagai mencatat point-point
penting dari proses awal hingga hasil. Terdapat tiga proses dalam mengolah arus
pasang surut. Proses pertama yang dilakukan dengan mengolah data dengan
perangkat lunak global mapper. Pada proses pertama bertujuan untuk
mendapatkan data domain. Proses kedua mengolah data menggunakan
perangkat lunak surfer. Pada proses kedua bertujuan untuk mendapatkan peta
batimetri beserta contournya. Proses ketiga mengolah data menggunakan
perangkat lunak SMS 10. Pada proses ketiga bertujun untuk menghasilkan data
arus pasang surut di Perairan Natuna.
Pada pembuatan domain diawali dengan menginput peta Indonesia
berformat shapefile. Domain merupakan data batasan yang memiliki informasi
berupa longitude dan latitude. Domain nantinya dijadikan sebagai bahan untuk
mengelola data batimetri pada tahap selanjutnya di surfer.
Pada pembuatan peta batimetri membutuhkan data mentah yang dapat
didownload di website topex. Proses download data batimetri membutuhkan nilai
koordinat yang sudah didapat dari domain. Data batimetri dan domain
digabungkan sehingga menghasilkan data peta batimetri wilayah perairan natuna
berformat JPEG. Data peta batimetri nantinya digunakan dalam proses
selanjutnya pada perangkat lunak SMS 10.
Pada pembuatan arus pasang surut membutuhkan bahan berupa peta
batimetri dengan format JPEG. Peta batimetri Perairan Natuna digunakan sebagai
proses awal berupa digitasi. Hasil proses digitasi nantinya digunakan dalam
proses selanjutnya untuk pembuatan scatter, mesh dan modelling pasang surut.

19

Adapun skema kerja keseluruhan proses mengelola arus pasang surut yaitu
sebagai berikut:

Input
Indonesia.shp

Create
Rectangular

Feature info
tool

Copy to
clipboard

Export file
dalam
bentuk
shapefile

Domain

Buka
website
topex

Input data
koordinat

Download
data
batimetri

Mengolah
data
batimetri

Input domain

Penggabungan
domain dengan
peta batimetri

Choose
area

Export
data

Open control
center

Peta baimetri
Perairan
Natuna

Input peta
batimetri
Perairan
Natuna

Registrasi
image

Digitasi

Scatter

Delete node

Build
polygon

Mesh

Model
ADCIRC

Setting
model

Run model

Save model

Display
option to
mesh

Model arus
pasang surut
Perairan
Natuna

20

3.2.4 Proses Modelling Arus Pasang Surut


Pada proses modelling arus pasang surut menggunakan tiga perangkat
lunak yaitu global mapper, surfer dan SMS 10. Setiap perangkat lunak memiliki
peranan masing-masing dalam pengolahan data yang nantinya dijadikan sebagai
bahan pengolahan data diperangkat lunak lainnya. Pada perangkat lunak global
mapper inputnya berupa peta Indonesia berformat shapefile sedangkan outputnya
berupa domain. Pada perangkat lunak surfer inputnya berupa domain, peta
Indonesia dan peta batimetri sedangkan outputnya berupa peta batimetri Perairan
Natuna. Pada perangkat lunak SMS 10 inputnya berupa peta Perairan Natuna
sedangkan outputnya berupa modelling arus pasang surut Perairan Natuna.
3.2.4.1 Proses Pengolahan Domain
Pada proses pembuatan domain diawali dengan menginput peta
indonesia.shp. Lalu membuat kotak dengan create rectangular. Setelah itu pilih
open control center untuk mendapatkan koordinat domain. Kemudian export
domain dalam bentuk shapefile. Adapun tahapan-tahapan secara detail yaitu
sebagai berikut:
1. Pada tahap ini pilih open your own data files untuk menginput data
Indonesia.shp.

Gambar 16 Tampilan utama Global Mapper

21

2. Pada tampilan open berfungsi untuk memilih data yang akan digunakan
dalam perangkat lunak global mapper. Pada tampilan open pilih file
Indonesia.shp-open

Gambar 17 Tampilan proses penginputan file Indonesia.shp


3. Pada saat file Indonesia.shp terbuka maka tampil gambar peta Indonesia.
Tahap zooming bertujuan untuk memperbesar dan memperjelas daerah
yang akan diolah.

Gambar 18 Tampilan wilayah Perairan Natuna

22

4. Pada toolbar global mapper pilih create rectangular, lalu pilih daerah
wilayah Natuna. Create rectangular berfungsi untuk memberikan garis
domain pada Natuna. Pada modify feature info berikan nama pada kolom
name.

Gambar 19 Tampilan proses selection wilayah Perairan Natuna


5. Pada toolbar global mapper pilih open conrol center, lalu hilangkan centang
pada file Indonesia.shp. Tahap uncheck pada open control center
bertujuan untuk menampilkan wilayah Natuna saja.

Gambar 20 Tampilan open conrol center

23

6. Pada toolbar global mapper pilih metadata pada open control center. Lalu
copy to clipboard dan dipaste di notepad. Proses copy paste bertujuan
untuk mengetahui data west east longitude dan data north south latitude
pada domain.

Gambar 21 Tampilan data koordinat domain menggunakan metadata


7. Pada toolbar global mapper pilih feature info tool dan klik pada domain
maka keluar feature information.

Gambar 22 Tampilan feature information

24

8. Pada feature information klik copy to clipboard lalu di paste di notepad


untuk mengetahui batasan domain berupa longitude dan latitude.

Gambar 23 Tampilan koordinat domain


9. Pada toolbar global mapper pilih file-export-export vector/lidar-shapefile.
Proses export domain bertujuan untuk mengubah format menjadi shp.

Gambar 24 Tampilan export domain

25

3.2.4.2 Proses Pengelolahan Peta Batimetri


Pada proses pengolahan peta batimetri membutuhkan bahan data
kedalaman yang dapat di download di topex dan diolah data mentah menjadi peta
contour batimetri. Kemudian menginput data domain dan menggabung antara peta
batimetri dengan domain. Setelah itu export dalam format JPEG. Adapun tahapantahapan secara detail yaitu sebagai berikut:
1. Pada toolbar Surfer terdapat pilihan base map. Pilih base map untuk
menginput peta Indonesia.shp dan domain Natuna.shp.

Gambar 25 Tampilan data Indonesia.shp


2. Pada toolbar surfer terdapat pilihan base map. Pilih base map untuk
menginput domain Natuna.shp

Gambar 26 Tampilan data Natuna.shp

26

3. Pada object manager pada surfer terdapat dua base map yaitu base map
Indonesia.shp dan base map domain natuna.shp. Kedua base map
tersebut digabung dengan cara drag Indonesia.shp ke natuna.shp, lalu klik
no ketika keluar surfer warning.

Gambar 27 Tanpilan penggabungan shapefile


4. Tahap selanjutnya membutuhkan data mentah batimetri di wilayah
Perairan Natuna. Data mentah batimetri dapat download pada link
http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_srtm30.cgi. Menginput koordinat sesuai
dengan koordinat domain yang disimpan pada notepad dan klik get data.

Gambar 28 Tampilan website topex

27

5. Pada tampilan data mentah batimetri terdapat data longitude, latitude dan
kedalaman. Select all-Copy pada data mentah batimetri, lalu paste pada
notepad. Berikan tulisan longitude, latitude dan kedalaman pada bagian
atas data mentah batimetri.

Gambar 29 Tampilan data batimetri


6. Penulisan longitude, latitude dan kedalaman pada data mentah batimetri
bertujuan untuk membedakan antara data longitude, latitude dan
kedalaman.

Gambar 30 Tampilan data batimetri dengan pemberian longitude, laltitude


dan kedalaman

28

7. Pada toolbar Surfer pilih grid-data-pilih data batimetri yang sudah diberi
longitude, latitude dan kedalaman. Pastikan data columns x,y,x berisikan
columns A,B,C. Pilih metode Kriging lalu tentukan output file tersebut dan
klik ok.

Gambar 31 Tampilan grid data


8. Pada toolbar Surfer pilih new contour map lalu input data hasil dari grid
data. New contour map befungsi untuk menginput data contour batimetri.

Gambar 32 Tampilan input data batimetri

29

9. Pada object manager-drag data contour ke base map gabungan


Indoensia.shp dengan domain Natuna.shp, lalu klik no. Pada property
manager pilih general lalu centang pada fill contour. Pilih level dan atur
warna contour dengan warna batimetri. Pada maximum contour diganti
dengan angka 0. Pada contour interval tulis 20. Centang pada major dan
minor contours.

Gambar 33 Tampilan pengaturan contour pada surfer


10. Pada toolbar Surfer pilih file-export. Pada export option ubah tipe format
menjadi JPEG. Export menjadi tipe JPEG berfungsi sebagai bahan dasar
pengolahan modelling arus pasang surut di Perairan Natuna.

Gambar 34 Tampilan export data menjadi JPEG

30

3.2.4.3 Proses Pengolahan Data Menggunakan SMS 10


Pada pembuatan arus pasang surut membutuhkan bahan berupa peta
batimetri dengan format JPEG. Peta batimetri digunakan sebagai digitasi, scatter,
mesh dan modelling pasang surut. Adapun terdapat tahapan-tahapan secara
detail yaitu sebagai berikut:
1. Pada perangkat lunak SMS 10, open file natuna.jpeg. Pada proses open
file muncul registrasi image. Arahkan tanda (+) pada sudut-sudut gambar.

Gambar 36 Tampilan register image


2.

Pada kolom bagian bawah pada registrasi image berikan koordinat pada
point 1, 2 dan 3. Data koordinat berisikan sesuai dengan data dari domain
global mapper.

Gambar 35 Proses Pengisian Koordinat

31

3. Pengaturan koordinat pada SMS 10 dapat dilakukan dengan klik kanan


pada kolom kiri gambar natuna-coordinate conversion. Pada coordinate
transformation ubah pada horizontal systems menjadi geographic, pada
elipsoid ubah menjadi WGS 1984 dan pada units ubah menjadi meters.

Gambar 37 Tampilan coordinate transformation


4. Pada toolbar SMS 10 pilih create feature arc. Tahap berikutnya adalah
digitasi pada garis batimetri dan garis pantai. Pada toolbar SMS 10 pilih
select feature arc-feature objects-redistribute vertices. Pada kolom
redistribute arc-specify-number of segments dan num seg-250.

Gambar 38 Tampilan redistribute vertices

32

5. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature vertex. Select feature vertex
berfungsi untuk merapikan hasil dari digitasi batimetri dan garis pantai.
Proses merapikan digitasi dengan klik pada garis antara node satu dengan
node yang lainnya.

Gambar 39 Proses merapikan hasil digitasi


6. Pada toolbar SMS 10 pilih node batmetri dan isikan data kedalaman pada
kolom Y. Pengisian data kedalaman berfungsi untuk mengetahui
kedalaman pada setiap garis batimetri.

Gambar 40 Proses pengisian data kedalaman

33

7. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Pilih garis batimetri dan garis
pantai lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map scatter. Berikan
nama Scatter_gabungan pada kolom new scalter point set name.

Gambar 41 Proses membuat scatter


8. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Lakukan hal yang sama
seperti proses membuat scatter sebelumnya tetapi hanya garis batimetri
saja yang dipilih, lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map
scatter. Berikan nama batimetri pada kolom new scalter point set name.

Gambar 42 Proses membuat scatter batimetri

34

9. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Lakukan hal yang sama
seperti proses membuat scatter sebelumnya tetapi hanya garis pantai saja
yang dipilih, lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map scatter.
Berikan nama garis pantai pada kolom new scalter point set name.

Gambar 43 Proses membuat scatter garis pantai


10. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Lakukan hal yang sama
seperti proses membuat scatter sebelumnya tetapi hanya garis pulau saja
yang dipilih, lalu pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-map scatter.
Berikan nama pulau pada kolom new scalter point set name.

Gambar 44 Proses membuat scatter pulau

35

11. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc. Select feature arc berfungsi
sebagai tool untuk memilih node. Pada proses ini pilih node batimetri saja,
lalu delete. Proses delete node menghasilkan scatter saja pada garis
batimetri.

Gambar 45 Proses delete node


12. Tahap selanjutnya adalah memilih model yang digunakan dalam modelling
arus pasang surut. Model yang digunakan adalah model ADCRIC. Proses
memilih model dilakukan dengan cara klik kanan map data pada kolom kiri
SMS 10 sehingga muncul option baru, lalu pilih type-models-ADCRIC.

Gambar 46 Proses memilih model ADCRIC

36

13. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc-pilih garis pantai kemudian klik
kanan-pilih attributes, lalu pilih mainland. Proses merubah tipe node
bertujuan untuk membedakan antara daratan dengan lautan.

Gambar 47 Proses memilih tipe node


14. Pada toolbar SMS 10 pilih create oval object. Create oval object berfungsi
sebagai membatasi daerah modelling arus pasang surut. Tahap
selanjutnya adalah select drawing object-klik kiri, lalu klik kanan pada
polygon-drawing objecst>> feature-active. Proses mengaktifkan polygon
bertujuan untuk menampilkan nodes pada tepi luar polygon.

Gambar 48 Proses build poligon dan membuat node

37

15. Pada kolom sebelah kiri SMS 10 uncheck scatter dan images. Uncheck
berfungsi agar proses zooming pada berjalan dengan cepat. Zoom pada
bagian garis polygon yang bersinggungan dengan garis pantai. Membikin
garis baru untuk menyambung node polygon dengan garis pantai.

Gambar 49 Proses menyambung garis polygon dengan garis pantai


16. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc, lalu pilih garis polygon yang
bersinggungan dan tekan delete. Proses menghapus polygon yang
bersingguan bertujuan untuk menyambung antara garis polygon dengan
garis pantai.

Gambar 50 Proses menghapus node pada polygon

38

17. Zoom out pada tampilan SMS 10. Pada toolbar SMS 10 pilih select drawing
object-klik pada polygon dan delete. Proses delete polygon bertujuan untuk
menghilangkan garis polygon dan hanya menampilkan nodes. Pastikan
tidak ada node dengan ukuran besar lebih dari dua. Ketika node lebih dari
dua menyebabkan close program pada SMS 10.

Gambar 51 Hasil setelah polygon dihapus


18. Pada toolbar SMS 10 pilih select feature arc-klik kiri pada nodes polygonklik kanan-attributes-ocean. Proses merubah tipe polygon menjadi ocean
bertujuan untuk membedakan antara daratan dengan lautan.

Gambar 52 Proses memilih tipe attributes

39

19. Pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-build polygon-select feature


polygon-klik dua kali pada wilayah perairan natuna-pilih scatter set pada
bathymetry type. Proses mengubah menjadi scatter set bertujuan untuk
membuat mesh pada proses selanjutnya.

Gambar 53 Proses build polygon


20. Pada toolbar SMS 10 pilih feature objects-2D mesh-klik pada mesh-select
nodestrings-klik kanan-renumber. Proses membuat mesh berfungsi
sebagai menghubungkan antara nodes polygon dengan nodes garis
pantai. Proses renumber bertujuan untuk mengoreksi ulang mesh.

Gambar 54 Proses membuat mesh dan renumber

40

21. Pada proses setting model dilakukan dengan cara klik mesh data-klik
kanan-ADCRIC-model control. Pada tab general diisi nama dan run ID
dikolom project title dan run ID. Proses pengisian nama dan run ID
berfungsi sebagai nama model.

Gambar 55 Tampilan general pada ADCIRC


22. Pada tab timing terdapat berbagai kolom yang berfungsi sebagai mengatur
durasi modelling pasang surut. Pada kolom time step diisi nilai sebesar 60
dan pada kolom run time sebesar 1 day. Pengertiannya adalah data
modelling dengan durasi satu hari dengan interval 60 menit.

Gambar 56 Tampilan timing pada ADCIRC

41

23. Pada tab files centang pada nomer 63 Elevation Time Series (global) dan
nomer 64 Velocity Time Series (global). Data nomer 63 dan 64 merupakan
data pasang surut laut. Pada kolom end day diisi angka sebesar 1 dan
pada kolom frequensi sebesar 60.

Gambar 57 Tampilan files pada ADCIRC


24. Pada tab tidal/harmonics centang pada use forcing constituents dan use
potential constituents. Kemudian klik new-leprovost-centang pada bagian
K1, K2, L2, M2, N2, O1, P1, Q1 dan S2. K1, K2, L2, M2, N2, O1, P1, Q1,
S2 merupakan parameter pasang surut.

Gambar 58 Tampilan input parameter pasang surut

42

25. Pada proses input parameter pasang surut membutuhkan waktu maka dari
itu tunggu hingga proses input parameter selesai. Poses input parameter
pasang surut berisikan data amplitudo yang diprediksi secara automatis.

Gambar 59Tampilan hasil input parameter pasang surut


26. Pada proses selanjutnya adalah run model dengan cara klik ADCIRC-run
model. Tunggu proses run model ADCIRC, ketika selesai proses run model
ADIRC klik exit. Proses run model bertujuan untuk menjalankan setting
model yang telah dibuat tadi. Proses run model membutuhkan waktu
lumayan lama tergantung dari frekuensi dan jumlah hari yang dimodelkan.

Gambar 60 Proses run model ADCIRC

43

27. Pada toolbar SMS 10 open data fort 63 dan fort 64 secara satu persatu
untuk mempermudah membuka file tersebut. Data fort 63 dan fort 64
merupakan data dari hasil run model.

Gambar 61 Tampilan membuka file fort 63

Gambar 62 Tampilan membuka file fort 64


28. Pada kolom sebelah kiri pada SMS 10 klik pada mesh data-klik kanandisplay option. Pada tab 2D mesh, centang pada kolom contours, vectors,
nodestrings dan mesh boundary. Proses memberikan centang pada kolom
contours, vectors, nodestrings dan mesh boundary bertujuan untuk
menyeleksi tampilan hasil modelling yang ingin di tampilkan. Pada tab

44

contours-contours methode ubah dengan color fill. Proses pengaturan


menjadi color fill bertujuan untuk mengubah warna pada lembar kerja.
Pada tab contours terdapat pengaturan interval kecepatan arus pasang
surut. Pada tab vectors-vector display placement and filter-display-on a grid
dan centang pada show range of mangnitudes. Proses memberikan
centang pada show range of mangnitudes bertujuan untuk mengatur nilai
minimum dan maximum.

Gambar 64 Setting mesh data 2D Mesh

Gambar 63 Setting mesh data Contours

45

Gambar 65 Setting mesh data Vectors


29. Pada bagian map hilangkan semua centang, hal ini bertujuan untuk
mengilangkan nodes dan arc.

Gambar 66 Setting mesh data Map


30. Pada bagian scatter hilangkan centang pada points. Pada tab contourscontours method ubah dengan color fill. Proses pengaturan menjadi color
fill bertujuan untuk mengubah warna pada lembar kerja. Pada tab contours
terdapat pengaturan interval kecepatan arus pasang surut. Pada tab
vectors-vector display placement and filter-display-on grid dan centang
pada show range of mangnitudes. Proses memberikan centang pada show

46

range of mangnitudes bertujuan untuk mengatur nilai minimum dan


maximum.

Gambar 68 Setting mesh data scatter-scatter

Gambar 67 Setting mesh data contours

47

3.2.5 Hasil Modelling Arus Pasang Surut di Wilayah Perairan Natuna


Hasil modelling arus pasang surut di lembar kerja SMS 10. Pada gambar
65 merupakan hasil dari run model velocity dan pada gambar 66 merupakan hasil
run model.

Gambar 69 Hasil Velocity

Gambar 70 Hasil Water Surface Elevation


Hasil pasang surut pada taggal 1 September 2015 di wilayah Perairan
Natuna di gambarkan perjamnya dibawah ini.

48

No
1.

Gambar

Keterangan
Tanggal 1 September Pukul 01:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut.
Pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.

2.

Gambar 71 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 02:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.3
m/s.

3.

Gambar 72 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 03:00 WIB

49

Pada bagian barat Perairan


Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.6
m/s.

4.

Gambar 73 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 04:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan

bagian

Natuna

timur

arus

kesamping daratan

Perairan
mengarah
dengan

kecepatan arus 1.4 m/s.

5.

Gambar 74 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 05:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dengan kecepatan arus 1.4
m/s.

6.

Gambar 75 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 06:00 WIB

50

Pada bagian barat Perairan


Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dengan kecepatan arus 1 m/s.

7.

Gambar 76 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 07:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dengan kecepatan arus 0.6
m/s.

8.

Gambar 77 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 08:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.3
m/s.

9.

Gambar 78 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 09:00 WIB

51

Pada bagian barat Perairan


Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju kedaratan
dengan kecepatan arus 0.4
m/s.

10.

Gambar 79 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 10:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.

11.

Gambar 80 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 11:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1 m/s.

12.

Gambar 81 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 12:00 WIB

52

Pada bagian barat Perairan


Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.

13.

Gambar 82 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 13:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.6
m/s.

14.

Gambar 83 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 14:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.5
m/s.

15.

Gambar 84 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 15:00 WIB

53

Pada bagian barat Perairan


Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.

16.

Gambar 85 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 16:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.3
m/s.

17.

Gambar 86 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 17:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.4
m/s.

18.

Gambar 87 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 18:00 WIB

54

Pada bagian barat Perairan


Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.

19.

Gambar 88 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 19:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 5 m/s.

20.

Gambar 89 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 20:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.4
m/s.

21.

Gambar 90 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 21:00 WIB

55

Pada bagian barat Perairan


Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.4
m/s.

22.

Gambar 91 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 22:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.6
m/s.

23.

Gambar 92 Model Arus Pasang Surut


Tanggal 1 September Pukul 23:00 WIB
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 2 m/s.

Gambar 93 Model Arus Pasang Surut

56

3.3 Kendala dan Saran


Selama kegiatan PKM berlangsung terdapat kendala-kendala yaitu
sebagai berikut:

Tanggal dan durasi PKM menjadi kendala yang besar bagi mahasiswa.

Pengurusan tanda tangan berkas membutuhkan waktu yang lama.

Ketidakjelasan prosedur pengurusan berkas PKM membuat mahasiswa


menjadi bingung.

Ketidakjelasan prosedur program PKM.

Proses digitasi menimbulkan nodes baru yang dapat menyebabkan error.

Proses prediksi arus pasang surut sering terjadi close program ketika ada
tahap yang salah sehingga mengulang dari awal.

Parameter leprovost tidak dapat dipilih.

Pada kegiatan PKM terdapat saran-saran yaitu sebagai berikut:

Sebaiknya jangan mengharuskan mahasiswa untuk melakukan kegiatan


PKM selama 30 hari kerja karena tidak semua instansi bersedia menerima
PKM dengan durasi tersebut.

Sebaiknya tanggal pelaksanaan PKM dapat dilakukan di semester aktif


kuliah karena mayoritas instansi pada liburan semester genap sudah
penuh.

Pengurusan berkas seharusnya ada gambar petunjuk proses pengurusan


berkas sehingga mahasiswa tidak bingung dalam menyiapkan berkas apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan PKM.

Program PKM seharusnya ada peraturan yang sudah ditentukan sebelum


membuat

program

baru.

Adanya

peraturan

yang

jelas

dapat

mempermudah mahasiswa dalam melakukan program PKM ketika KRS.

57

Pada setiap membuat garis baru akan muncul node baru. Untuk mencegah
terjadinya error pada SMS 10 diharuskan merubah node menjadi vertices.

Setiap tahapan proses pada SMS 10 seharusnya disave setiap tahapantahapan dengan folder dan nama yang berbeda sehingga ketika ada
tahapan yang salah tidak perlu mengulang dari awal.

Parameter leProvost tidak dapat dipilih dikarenakan koordinatnya tidak


sesuai dengan peta. Seharusnya pada awal input data diatur terlebih
dahulu koordinat sistemnya.

3.4 Kesimpulan

Arus pasang surut merupakan fenomena naik turun permukaan air laut
secara berkala yang membawa massa jenis air dari tempat satu ketempat
lainnya dimana diakibatkan oleh gaya tarik gravitasi bulan dan matahari.

Arus pasang surut tidak hanya membawa massa jenis air tetapi juga
membawa

sedimen.

Penumpukan

sedimen

dalam

jumlah

akan

menyebabkan pendangkalan di suatu perairan.

Permodelan prediksi arus pasang surut bermanfaat sebagai infrormasi


tambahan karena dapat mengetahui transport sedimen. Adanya informasi
transport

sedimen

tentunya

mempermudah dalam

memaximalkan

pengerukan pengendapan sedimen di suatu perairan pelabuhan.

Permodelan prediksi arus pasang surut diolah dengan menggunakan


perangkat lunak SMS 10. SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat
memodelkan arus pasang surut dengan format 2D dan 3D. Output dari
SMS 10 dapat berformat video sehingga memudahkan orang dalam
memahami arah transport sedimen.

Pada pengolahan data permodelan arus pasang surut membutuhkan


domain yang berfungsi sebagai pemilihan daerah Perairan Natuna, data
mentah batimetri untuk pembuatan peta batimetri, dan peta batimetri
sebagai bahan dasar untuk mengolah permodelan arus pasang surut
menggunakan perangkat lunak SMS 10.

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.


Jakarta.
Azis, Furqon M. 2006. Gerak Air di Laut. Oseana, Volume XXXI, Nomor 4, Hal: 921
Djaelani, A.R. 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif.Majalah
Ilmiah Pawiyata. 20(I): 82-92.
Fachrurrozi, M., Widada, Sugeng., Helmi, Muhammad, 2013. Studi Pemetaan
Batimetri Untuk Keselamatan Pelayaran di Pulau Parang,
Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa
Tengah. Jurnal Oseanografi Vol II (3) : 310-317
Hutabarat,S dan Evans,S,1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit UI-Press:
Jakarta
Hutabarat, Sahala dan Evans, Stewart M. 2008. Jakarta : Pengantar
Oceanografi. Uneversitas Indonesia Press.
Hutabarat,S dan Evans,S, 2012. Pengantar Oseanografi. UI-Press: Jakarta
Musrifin, 2011. Analisis Pasang Surut Perairan Muara Sungai Mesjid Dumai.
Jurnal Perikanan dan Kelautan16(1): 48-55

Nurkhayati, Rina., Khakim, Nurul, 2013. Pemetaan Batimetri Perairan Dangkal


Menggunakan Citra Quicbird di Perairan Taman Nasional
Karimun Jawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Rachmayanti, Ida Ayu dan Danar Guruh. 2010. Penentuan HWS (High Water
Spring) dengan Menggunakan Komponen Pasut untuk
Penentuan Elevansi Dermaga (Studi Kasus: Rencana
Pembangunan Pelabuhan Teluk Lamong). ITS: Surabaya
Ramadhan Gilang. 2013. Studi Pola Arus Pasang Surut dan Gelombang di Desa
Pongkar Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun Provinsi
Kepulauan Riau.
Surinati, Dewi. 2007. Pasang Surut dan Energinya. Jurnal Oseana, Vol. XXXII, No.
1 Hal: 15-22
Thaha M. Arsyad, Pongmanda Silman, Agnesa Risyane Yoandira, 2014. Analisis
Hidrooceanografi Pelabuhan Garongkong Kabupaten Barru.
Jurusan Teknik Sipil. Universitas Hasanuddin. Makassar.

59

LAMPIRAN

Lampiran Kartu Kegiatan PKM

60

61

Lampiran Surat Telah Melakukan Praktek Kerja Magang

62

Lampiran Sertifikat Praktek Kerja Magang

63

Lampiran Catatan Harian Kegiatan

64

65

66

67

Lampiran Dokumentasi

Ruang Tunggu

Ruang Kerja A

Ruang Mahasiswa

Ruang Kerja B

Ruang Rapat

Ruang Cetak

68

Penhargaan kepada Bapak

Presentasi hasil

Awaluddin S.Pi selaku pembimbing

Foto Bersama Karyawan

Foto Bersama Karyawan

Foto Bersama Mahasiswa

Lobby

69

Anda mungkin juga menyukai