Anda di halaman 1dari 47

PERTEMUAN Ke-4

Hari/Tanggal : Sabtu/24-Oktober 2020


Pengajar : Aser Jeret Lopo, S.Pd

Materi pelatihan:  Deskripsi:


Teknik survei merupakan cara/metode/jenis
yang digunakan/diterapkan oleh surveyor dalam
biasa
MODUL - 4 melakukan kegiatan survei. Pemilihan jenis survei
Teknik Survey oleh teknisi survei ini sangat penting karena
Pemetaan merupakan
ketelitian penentuan
data keberhasilaserta
dari kegiatan survei yang dilakukan,

sehingga para calon surveyor dituntut untuk


JP: 4 Jam mampu
atau mengenal
metode dalamdan memahami
kegitan survei. macam cara
Teknik survei

pada modul
datar ini bersisikan
dan survei topografi materi tentang sipat
Tujuan
Memahami jenis survei dalam pekerjaan survei dan pemetaan
Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan jenis survei dalam
pekerjaan survei dan pemetaan
Memiliki kemampuan untuk mengolah data survei dalam pekerjaan
survei dan pemetaan.

Metode
Presentation
Metode kursus dan pelatihan Modul 1 Pengantar Survei dan
Pemetaan adalah sebagai berikut:
Lecture
Practice
Data Processing
SIFAT DATAR
1. SIFA DATAR
Metode sipat datar optis adalah proses penentuan
ketinggian dari sejumlah titik atau pengukuran
perbedaan elevasi. Perbedaan yang dimaksud adalah
perbedaan tinggi di atas air laut ke suatu titik
tertentu sepanjang garis vertikal. Perbedaan tinggi
antara titik- titik akan dapat ditentukan dengan
garis sumbu pada pesawat yang ditunjukan pada
rambu yang vertikal.
Tujuan dari pengukuran penyipat datar adalah
mencari beda tinggi antara dua titik yang diukur.
Misalnya bumi
Pengukuran Sipat Datar Optik
Sebelum digunakan alat sipat datar Rambu belakang Rambu muka
mempunyai syarat yaitu: garis bidik
harus sejajar dengan garis jurusan BTb BTm

nivo. Dalam keadaan di atas, apabila


gelembung nivo tabung berada di
tengah garis bidik akan mendatar.
Oleh sebab itu, gelembung nivo
tabung harus di tengah setiap kali 1 A 2
Arah Pengukuran
akan membaca skala rambu.
ΟH1.2 = BTb - BTm
BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM
PENGUKURAN ALAT SIPAT DATAR,
Stasion
Stasion adalah titik dimana rambu ukur ditegakan; bukan tempat alat sipat datar ditempatkan.
Tetapi pada pengukuran horizontal, stasion adalah titik tempat berdiri alat.
Tinggi alat
Tinggi alat adalah tinggi garis bidik di atas tanah dimana alat sipat datar didirikan.
Tinggi garis bidik
Tinggi garis bidik adalah tinggi garis bidik di atas bidang referensi ketinggian (permukaan air laut
rata-rata)
Pengukuran ke belakang
Pengukuran ke belakang adalah pengukuran ke rambu yang ditegakan di stasion yang diketahui
ketinggiannya, maksudnya untuk mengetahui tingginya garis bidik. Rambunya disebut rambu
belakang.
 Pengukuran ke muka
Pengukuran ke muka adalah pengukuran ke rambu yang ditegakan di stasion yang diketahui
ketinggiannya, maksudnya untuk mengetahui tingginya garis bidik. Rambunya disebut rambu muka.
Titik putar (turning point)
Titik putar (turning point) adalah stasion dimana pengukuran ke belakang dan ke muka dilakukan
pada rambu yang ditegakan di stasion tersebut.
Stasion antara (intermediate stasion)
Stasion antara (intermediate stasion) adalah titik antara dua titik putar, dimana hanya dilakukan
pengukuran ke muka untuk menentukan ketinggian stasion tersebut.
Seksi
Seksi adalah jarak antara dua stasion yang berdekatan, yang sering pula disebut slag.
Istilah-istilah di atas dijelaskan pada gambar

•A, B, dan C = stasion; X = stasion antara


Andaikan stasion A diketahui tingginya,
maka: Keterangan Pengukuran Sipat Datar
•Disebut pengukuran ke belakang, b =
rambu belakang;
•Disebut pengukuran ke muka, m = rambu
muka. b mm=b m

Dari pengukuran 1 dan 2, tinggi stasion B 3 4


diketahui, maka: 1 2

•Disebut pengukuran ke belakang; m2

•Disebut pengukuran ke muka, stasion B


disebut titik putar
a.Jarak AB, BC dst masing masing
disebut seksi atau slag.
b.Ti = tinggi alat; Tgb= tinggi garis A X C
bidik.
Pengertian lain dari beda tinggi antara dua
titik adalah selisih pengukuran ke bidang referensi

belakang dan pengukuran ke muka.


Dengan demikian akan diperoleh beda B
tinggi sesuai dengan ketinggian titik yang
diukur.
Berikut adalah cara-cara pengukuran dengan sipat datar, diantaranya:

•Cara kesatu
Alat sipat datar ditempatkan
di stasion yang diketahui
ketinggiannya.
Dengan demikian dengan
mengukur tinggi alat, tinggi
garis bidik dapat dihitung. b mm=b m

3 4
1 2
Keterangan gambar 47: m2

ta = tinggi alat di A
T = tinggi garis bidik
HA = tinggi stasionA
B = bacaan rambu di B A X C
HB = tinggi stasion B
hA = beda tinggi dari A ke B = ta – b
untuk menghitung tinggi stasion B bidang referensi

digunakan rumus
B
HB = T – b
sbb:
HB = HA + ta – b
HB = HA + HAB
cara tersebut dinamakan cara tinggi Pengukuran Sipat Datar
garis bidik.
•Cara kedua
Alat sipat datar ditempatkan diantara dua stasion
(tidak perlu segaris).
Perhatikan gambar 4.4:
hAB = a – b
hBA = b – a
Bila tinggi stasionA adalah H , maka tinggi
A
garis bidik
stasion B adalah:
mendatar
a
H = + A = +a–b=T–b
Bila
B tinggi
A stasion AB adalah , maka tinggi
H h H B
stasionA
H = B+ B = B+ b – a = T – a
adalah:
A
H =H + h
BH
A = +b
A B
B
- h AB = a - b
A
B h BA = b - a

H A H B

bidang
referensi

Cara Kedua Pesawat di Tengah-tengah


•Cara ketiga
Alat sipat datar tidak ditempatkan
diantara atau pada stasion.
Perhatikan gambar 4.5: garis bidik mendatar b
a
hA = a – b
hB = b – a c

bila tinggi stasion C diketahui C,


A

H
maka: C
t
HB = C + tc – b = T – b A
B
H = C + tc – a = T – a
Bila tinggi stasion , maka:
AB =
H + A = +diketah
a-b H A H B H C
A
BilaHtinggih stasion
B H B diketahui, maka: 0

Cara Ketiga
Dari ketiga cara di atas, cara yang paling teliti adalah cara kedua, karena
pembacaan a dan b dapat diusahakan sama teliti yaitu menempatkan alat sipat datar
tepat di tengah-tengah antara stasion A dan B (jarak pandang ke A sama dengan
jarak pandang ke B).
Jenis jenis pengukuran sifat datar
Sipat datar memanjang.
Digunakan apabila jarak antara dua
stasion yang akan ditentukan beda
tingginya sangat berjauhan (di luar
b'
jangkauan jarak pandang). Jarak antara a'

kedua stasion tersebut dibagi dalam


jarak-jarak pendek yang disebut seksi a
b

atau slag.
B D
Sipat datar memanjang dibedakan
menjadi: C A

Memanjang terbuka,
Memanjang keliling (tertutup),
Memanjang terbuka terikat
sempurna, Pengukuran Sipat datar
Memanjang pergi pulang, memanjang.
Memanjang double stand
Sipat datar resiprokal Contoh Pengukuran Resiprokal
Kelainan pada sipat datar ini
adalah pemanfaatan
konstruksi serta tugas nivo C
yang dilengkapi dengan skala D

pembaca bagi pengungkitan x

yang dilakukan terhadap nivo


tersebut. Sehingga dapat
A
dilakukan pengukuran beda
B
tinggi antara dua titik yang
tidak dapat dilewati pengukur
•Sipat datar profil.
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui profil dari suatu trace baik jalan ataupun
saluran, sehingga selanjutnya dapat diperhitungkan banyaknya galian dan timbunan yang
perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.

Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan dalam dua


bagian yang disebut sebagai sipat datar profil
memanjang dan melintang.

Profil memanjang
Maksud dan tujuan pengukuran profil memanjang adalah untuk
menentukan ketinggian titik-titik sepanjang suatu garis rencana proyek
sehingga dapat digambarkan irisan tegak keadaan lapangan
sepanjang garis rencana proyek terse but
 Profil melintang
Profil melintang diperlukan untuk mengetahui profil lapangan
pada arah tegak lurus garis rencana atau untuk mengetahui profil
lapangan ke arah yang membagi sudut sama besar antara dua garis
rencana yang berpotongan.

Sipat datar luas


Untuk merencanakan bangunan- bangunan, ada kalanya ingin diketahui keadaan
tinggi rendahnya permukaan tanah. Oleh sebab itu dilakukan pengukuran sipat datar
luas dengan mengukur sebanyak mungkin titik detail.
Syarat Syaeat Alat Sifat Datar
Pengukuran sipat datar memerlukan dua alat utama yaitu sipat datar dan rambu ukur alat sipat datar.
Biasanya alat ini dilengkapi dengan nivo yang berfungsi untuk mendapatkan sipatan mendatar dari
kedudukan alat dan unting-unting untuk mendapatkan kedudukan alat tersebut di atas titik yang
bersangkutan.

Pesawat Sipat Datar


Pesawat sipat datar yang kita gunakan dapat ditemukan pada beberapa alat berikut:
a.Dumpy Level
Kelebihan dari alat sipat datar ini yaitu teleskopnya hanya bergerak pada suatu bidang yang menyudut
90 terhadap sumbu rotasinya. Alat ini adalah alat yang paling sederhana.

1. Teropong,
2. Nivo tabung,
3. Skrup koreksi/pengatur nivo,
4. Skrup koreksi/pengatur diafragma (4
buah),
5. Skrup pengunci gerakan horizontal,
6. Skrup kiap (umumnya 3 buah),
7. Tribrach, penyangga sumbu kesatu
dan teropong,
8. Trivet, dapat dikuncikan pada statip
9. Kiap (leveling head), terdiri dari
tribrach dan trivet,
10. Sumbu kesatu (sumbu tegak) ,
11. Tombol focus

 Tipe Reversi ( Reversible level )


Kelebihan dari sipat datar ini yaitu pada teropong terdapat nivo reversi dan teropong mempunyai sumbu
mekanis. Pada type ini teropong dapat diputar sepanjang sumbu mekanis sehingga nivo tabung letak
dibawah teropong. Karena nivo tabung mempunyai dua permukaan maka dalam posisi demikian gelembung
nivo akan nampak.

•Nivo reverse (mempunyai dua


permukaan),
•Skrup koreksi/pengatur nivo
•Skrup koreksi/pengatur diafragma,
•Skrup pengunci gerakan horizontal,
•Skrup kiap,Tribrach,
•Trivet,
•Kiap,
•Sumbu kesatu (sumbu tegak),
•Tombol focus,
•Pegas,
•Skrup pengungkit teropong,
•Skrup pemutar,
•Sumbu ,
mekanis

Tipe Reversi
Tilting Level
Perbedaan tilting level dan dumpy level adalah
teleskopnya tidak dapat dipaksa bergerak sejajar
dengan plat paralel di
atas
Berbeda dengan tipe
reversi, pada tipe ini
teropong dapat diungkit
dengan skrup pengungkit.
Keterangan gambar 4.10:
•Teropong,
•Nivo tabung,
•Skrup koreksi/pengatur
nivo,
•Skrup koreksi/pengatur
diagram,
•Skrup pengunci gerakan
horizontal,
•Skrup kiap,

•Tribrach,
•Trivet, tilting level
•Kiap (leveling head),
•Sumbu kesatu (sumbu
tegak),
•Tombol focus,
Automatic Level
Pada alat ini yang otomatis adalah sistem pengaturan garis bidik yang tidak lagi bergantung pada nivo yang
terletak di atas teropong. Alat ini hanya mendatarkan bidang nivo kotak melalui tiga sekrup penyetel dan
secara otomatis sebuah bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target
yang dikehendaki.
Keistimewaan utama dari penyipat datar otomatis adalah garis
bidiknya yang melalui perpotongan benang silang tengah selalu
horizontal meskipun sumbu optik alat tersebut tidak
horizontal
Keterangan :
1.Teropong,
2.Kompensator,
3.Skrup koreksi/
pengatur diafragma,
4.Skrup pengunci
gerakan horizontal,
5.Skrup kiap,
6.Tribrach,
7.Trivet,
8.Kiap (leveling

head/base
dan plate),
9.Tombol focus.
 Rambu Ukur
Rambu untuk pengukuran sipat datar (leveling) diklasifikasikan ke
dalam 2 tipe, yaitu:
 Rambu sipat datar dengan pembacaan sendiri
•Jalon
•Rambu sipat datar sopwith
•Rambu sipat datar bersendi
•Rambu sipat datar invar

 Rambu sipat datar sasaran


Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah/membantu
mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan
tanah. Rambu ukur terbuat dari kayu atau campuran logam
alumunium. Ukurannya, tebal 3 cm – 4 cm, lebarnya  10 cm
dan panjang 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m. Pada bagian bawah
diberi sepatu, agar tidak aus karena sering dipakai.

Rambu Ukur
•Peralatan yang digunakan pada pengukuran
sipat datar optis adalah :
1.alat sipat datar optis. E. Patok.
2.rambu ukur 2 buah. F. Pita ukur
3.statif. G. Payung.
4.unting-unting.

Prosedur Pengkuran Sipat Datar


Ketentuan-ketentuan pengukuran Kerangka Dasar Vertikal adalah sebagai berikut :
•Pengukuran dilakukan dengan cara sipat datar.
•Panjang satu slag pengukuran.
•Pengukuran antara dua titik, sekurang- kurangnya diukur 2 kali (pergi dan pulang).
•Perbedaan hasil ukuran pergi dan pulang tidak melebihi angka toleransi yang ditetapkan .

Kesalahan–kesalahan pada sipat datar


•Kesalahan petugas.
a.Disebabkan oleh observer.
b.Disebabkan oleh rambu.
•Kesalahan Instrumen.
a.Disebabkan oleh petugas.
b.Disebabkan oleh rambu.
•KesalahanAlami.
a.Disebabkan pengaruh sinar matahari langsung.
b.Pengaruh refraksi cahaya.
c.Pengaruh lengkung bumi.
d.Disebabkan pengaruh posisi instrument sifat datar dan rambu- rambu .
Pengukuran Sipat Datar

Eiminasi kesalahan sistematis


alat sipat datar dengan cara
mengoreksi KGB (Kesalahan
Garis Bidik). Metode
pengukuran rambu muka dan
belakang dengan dua stand
(dua kali alat berdiri).

Keterangan:
B^T = benang tengah yang
dianggap benar
BT = benang tengah yang dibaca
dari teropong
Koreksi = - kesalahan
l = Kgb = sudut
Koreksi Kgb = -Kgb
Koreksi Kgb = -Kgb
•Eliminasi kesalahan sistematis karena kondisi alam.
Eliminasi kesalahan sistematis karena kondisi alam
dapat dikoreksi dengan membuat jarak belakang dan
jarak muka hampir sama.
•Jumlah slag pengukuran harus genap. Peluang untuk
meng-koreksi kesalahan di slag ganjil dan genap lebih
besar. Pembagian kesalahan setiap slag lebih rata.
•Cara meng-koreksi kesalahan acak (random error):
a.Dilapangan kita peroleh bacaan BA, BT, BB pada
setiap slag (misalnya) n = genap.
b.Dari lapangan kita peroleh jarak belakang.
X jarak muka
Unsur-unsur yang harus ada dalam penggambaran hasil
pengukuran dan pemetaan adalah :
•Legenda
Yaitu suatu informasi berupa huruf, simbol dan gambar yang menjelaskan mengenai isi gambar. Legenda memiliki
ruang di luar muka peta dan dibatasi oleh garis yang membentuk kotak-kotak.
•Muka peta
Yaitu ruang yang digunakan untuk menyajikan informasi bentuk permukaan bumi baik Informasi vertikal maupun
horizontal. Muka peta sebaiknya memiliki ukuran panjang dan lebar yang proporsional agar memenuhi unsur estetik
•Skala peta
Yaitu simbol yang menggambarkan perbandingan jarak di atas peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala
peta terdiri dari: skala numeris, skala perbandingan, dan skala grafis.
•Orientasi arah utara
Yaitu simbol berupa panah yang biasanya mengarah ke arah sumbu Y positif muka peta dan menunjukkan orientasi
arah utara.
•Sumber gambar yang dipetakan
Untuk mengetahui secara terperinci proses dan prosedur pembuatan peta. Sumber peta akan memberikan tingkat
akurasi dan kualitas peta yang dibuat.
•Tim pengukuran yang membuat peta
Untuk mengetahui penanggung jawab pengukuran dilapangan dan penyajiannya di atas kertas
•Instalasi dan simbol
Instalasi dan simbol yang memberikan pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pembuatan peta
Ukuran kertas untuk penggambaran hasil
pengukuran dan pemetaan terdiri dari :

Tabel 4.2 Ukuran kertas untuk penggambaran hasil


pengukuran dan pemetaan
Ukuran Panjang Lebar
Kertas (milimeter) (milimeter)

A0 1189 841
A1 841 594

A2 594 420

A3 420 297

A4 297 210

A5 210 148

Ukuran kertas yang digunakan untuk pencetakkan peta


biasanya Seri A. Dasar ukuran adalah A0 yang luasnya setara
dengan 1 meter persegi. Setiap angka setelah huruf A
menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya.
Jadi, A1 adalah setengah A0, A2 adalah seperempat dari A0
dan A3 adalah seperdelapan dari A0. Perhitungan yang lebih
besar dari SA0 adalah 2A0 atau dua kali ukuran A0.
Survei Topografi

Proses perpindahan bentuk bumi dan permukaannya


membutuhkan sebuah keahlian khusus, yang
dimiliki oleh seorang surveior, sedangkan pekerjaan
seorang surveior biasa disebut survei topografi.

Survei topografi adalah survei


surveiing adalah segala
yang bertujuan untuk mencari
sesuatu yang berhubungan
informasi permukaan tanah.
Informasi tersebut dapat dengan pengumpulan data
berupa tinggi rendah hingga
keadaan fisik dan posisi suatu
pengukuran adalah segala
benda, baik yang berupa
sesuatu yang berhubungan
alamiah maupun buatan
dengan penggunaan alat
manusia, di permukaan lahan
mulai dari pita ukur hingga
yang akan dipetakan. Survei
pengukuran jarak dengan
ini sangat berguna dalam
metode elektro magnetik.
pembuatan peta topografi.
Alat-alat yang digunakan pada
survei pengukuran meliputi:

•Peta topografi: digunakan untuk informasi tentang keadaan, lokasi, jarak, rute
perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah,
tingkat tutupan vegetasi dan perbedaan ketinggian kontur.

•Pita atau tali ukur: digunakan untuk mengukur


panjang lintasan atau ketebalan suatu lapisan. Pita
ini biasanya berbentuk roll agar mudah dibawa).

GPS : digunakan untuk menentukan


kordinat posisi, kecepatan, arah dan
waktu saat survey. GPS juga berguna
untuk mengetahui medan lokasi agar kita
tidak tersesatdibawa
Kompas: merupakan alat navigasi
penunjuk arah sesuai dengan
magnetik bumi secara akurat.

•Kamera: digunakan untuk mempublikasikan


hasil kegiatan lapangan yang dilakukan, mulai
dari lokasi kegiatan.
Waterpass
Theodolit
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut
tegak. Berbeda dengan waterpass yang
hanya memiliki sudut mendatar saja. Di
dalam theodolit sudut yang dapat di baca
bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Theodolite merupakan alat yang paling
canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya
alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk
membulat (piringan) yang dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horisontal untuk
dibaca.
•Komponen-komponen Theodolit
Komponen-komponen dari alat theodolit adalah sebagai berikut :
1. Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya
2. Ring pengatur lensa tengah
3. Pengatur fokus benang silang
4. Alat baca lingkaran vertikal/horisontal
5. Lensa obyektif
6. Klem vertikal teropong
7. Penggerak halus teropong
8. Klem horisontal
9. Penggerak halus horisontal
10. Nivo kotak alhidade horisontal
11. Plat dasar instrumen
12. Nivo tabung alhidade horizontal
•Macam-macam Theodolit

Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam


yaitu:
1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu
dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di
atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild)
dan type DKM-2A (Kem)
2. Theodolite Repitisi
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa
lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapt mengelilingi
sumbu tegak
Total station
adalah instrumen optis/elektronik yang
digunakan dalam pemetaan dan
konstruksi bangunan. Total station
merupakan teodolit terintegrasi
dengan komponen pengukur jarak
elektronik/electronic distance meter
(EDM) untuk membaca jarak dan
kemiringan dari instrumen ke titik
tertentu
Total Station Dan Bagian Bagiannya
•Lensa Objektif : Untuk melihat atau mengamati benda yang akan diukur oleh totatl
station posisi bayangannya dapat di sesuaikan

•Visir Garis tetap sebagai garis penghubung antara titik tengah lensa okuler dengan lensa
objektif dan titik silang yang di tempatkan pada diafragma
•Sumbu Datar : Untuk patokan sumbu Horizontal atau mendatar
•Nivo skala teg :Untuk mengatur kedudukan total station menjadi rata atau centering
•Pengatur bayangan Lensa : Sebagai pengatu fokus lensa agar tidak berbayang
•Alat Pembaca : Sistem pembacaan alat pembaca pada keadaan garis teropong pada alat ukut
•Pengatur lensa okuler: Pengatur khusus pada lensa okuler
•Nivo Tabung : Nivo yang berguna pengatur centering melihat dari gelembung.
•Knob Gerak mendatar:Sebagai penggerak Totatl station yang horizontal
atau mendatar
•Lingkaran skala mendatar : Sebagai pemutar skala pada horizontal atau mendatar
•Kunci lingkaran horizontal : Berguna agar tidak goyang dan akurat saat proses pembacaan objek yang di
tembakan
•Tribarch : Alat centering pada optis yang seperti plat nivo kotak
•Sekrup pengatur nivo kotak : Sebagai pengatur bagian pada nivo kotak
Tombol dan Fungsinya :
ANG : Tombol untuk pengukuran sudut.
MENU : Tombol untuk pilihan yang ditampilkan.
ESC :Tombol untuk keluar dari suatu program ke tampilan sebelumnya
POWER :Tombol untuk menghidupkan dan mematikan Total Station.
F1 – F4 : Tombol / fungsi soft key digunakan untuk menjalankan perintah sesuai dengan menu
tampilan yang diatasnya.
Statif
merupakan tempat dudukan alat dan untuk
menstabilkan alat seperti Sipat datar. Alat
ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang
dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya.
Statif saat didirikan harus rata karena jika
tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan
saat pengukuran.

Statif
Rambu untuk pengukuran sipat datar
(leveling) diklasifikasikan ke dalam 2 tipe,
yaitu:
 Rambu sipat datar dengan pembacaan
sendiri
•Jalon
•Rambu sipat datar sopwith
•Rambu sipat datar bersendi
• Rambu sipat datar invar
Rambu sipat datar sasaran
Rambu ukur diperlukan untuk
mempermudah/membantu mengukur
beda tinggi antara garis bidik dengan
permukaan tanah. Rambu ukur terbuat
dari kayu atau campuran logam
alumunium. Ukurannya, tebal 3 cm – 4
cm, lebarnya  10 cm dan panjang 2 m,
m, 4 m, dan 5 m
3 Rambu
Rambu ukur dibagi dalam skala, angka-angka
menunjukan ukuran dalam desimeter. Ukuran
desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E dan oleh
kedua garis. Oleh karena itu, kadang disebut
rambu E. Ukuran meter yang dalam rambu ditulis
dalam angka romawi. Angka pada rambu ukur
tertulis tegak atau terbalik.
Pada bidang lebarnya ada lukisan milimeter dan
diberi cat merah dan hitam dengan cat dasar putih
agar saat dilihat dari jauh tidak menjadi silau.
Meter teratas dan meter terbawah berwarna hitam,
dan meter di tengah dibuat berwarna merah.
Fungsi rambu ukur adalah sebagai alat bantu
dalam menentukan beda tinggi dan mengukur
jarak dengan menggunakan pesawat. Rambu ukur
biasanya dibaca langsung oleh pembidik.

Rambu Ukur
Metode Pengukuran

•Pengukuran Pengikatan
Salah satu kegiatan survei topografi adalah
pengukuran pengikatan yaitu pengukuran untuk
mendapatkan titik-titik referensi posisi horisontal dan
posisi vertikal.

•Pemasangan BM
Sebagai titik pengikatan dalam pengukuran topografi
perlu dibuat bench mark (BM) dibantu dengan control
point (CP) yang dipasang secara teratur dan mewakili
kawasan secara merata. Kedua jenis titik ikat ini
mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk menyimpan
data koordinat, baik koordinat (X,Y) maupun elevasi (Z).
contoh tabel deskripsi Bench Mar (BM) (BM)
atau patok tetap utama, dapat dilihat
•Pengamatan Azimuth Matahari
Tujuan pengamatan azimuth matahari adalah menentukan
lintang dan bujur suatu titik (tempat) di bumi, yaitu koordinat
astronomis titik tersebut, serta menentukan azimuth arah
antara dua titik di permukaan bumi.

•Pengukuran Poligon
Pengukuran kerangka kontrol horisontal dilakukan dengan
menggunakan system pengukuran metode poligon atau lebih
dikenal dengan nama pengukuran poligon.

Dalam pengukuran poligon ada dua unsur penting yang


perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan yang
akan diuraikan
Contoh Formulir Isian Data Ukur Poligon
Pengukuran Sudut Poligon

Sudut diukur dengan menggunakan alat ukur


Total Station Sokkia Set 2C. Pengukuran sudut
dapat dijelaskan dengan
101° 30' 29" (Bacaan I)
A
Sudut yang dipakai adalah sudut dalam
yang merupakan hasil rata-rata dari
pengukuran I dan II.
Bacaan I = 101o 30’ 29” B
Bacaan II = 101o 30’ 28”
Rata-rata = 101o 30’ 28,5”
Sedangkan untuk pengukuran jarak
dilakukan dengan cara optis dan dicek
dengan menggunakan meetband.
Hitungan Poligon

Σ Sudut = (n-2) x 360° ± fβ


dimana :
Σ Sudut = jumlah sudut dalam
n = jumlah titik poligon
a,b,c,d....f = besar sudut
d1,d2,....d6= jarak antar titik poligon
fβ = kesalahan sudut yang
besarnya sudut ditentukan (104√ n)
Hitungan Koordinat
Koordinat masing-masing titik poligon dihitung
dengan persamaan

Xb = Xa + dab Sin aab ± fx

Yb = Ya + dab Cos aab ± fy


dimana
:
Xa , Ya = Koordinat titik A
Xb , Yb = Koordinat titik B
Dab = Jarak datar antara titik A ke titik B

Aab = Azimuth sisi titik A ke titik B


fx , fy = Koreksi

di.f di.f
fxi = x ; fyi = y

Σd Σd dimana
fxi , fyi = Koreksi absis dan ordinat masing-masing
koordinat
fx , fy = Koreksi absis dan ordinat keseluruhan
di = Jarak sisi-i
Σd = Jumlah jarak keseluruhan
•Pengukuran Waterpass (Sipat Datar)
Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada titik-itik
jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran dimulai dan
diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda tinggi dilakukan double stand dan pergi
pulang. Seluruh ketinggian ditraversenet (titik-titik kerangka pengukuran) telah diikatkan
terhadap BM.

Penentuan posisi vertikal titik-titik kerangka


dasar dilakukan dengan melakukan
pengukuran beda tinggi antara dua titik
terhadap bidang referensi seperti
diilustrasikan pada:
Pengolahan Data

•Pengendalian Data
•Setiap lembar data ukur dan data hitungan yang telah disetujui harus
diberi paraf di bagian bawah di sebelah kanan.
•Semua data ukur dan data hitungan harus selalu diklasifikasikan
menurut acamnya, kemudian disusun secara urut, dan disimpan pada
tempat yang aman.

•Perhitungan

•Hitungan poligon
Secara umum penghitungan poligon terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pertama
adalahpenghitungan koordinat sementara dan tahap yang kedua merupakan
penghitungankoordinat definitif. Sistem proyeksi peta yang digunakan adalah sistem
proyeksi UniversalTransfer Mercator (UTM).
Koordinat sementara
Sudut
Jarak
Azimut
Koordinat sementara
Ketinggian definitif:
•Pengukuran Detail Situasi

Pengukuran detail situasi dilaksanakan untuk memperoleh dan


mengetahui keadaan topografi daerah yang akan dipetakan.
Pelaksanaan pengukuran detail situasi dapat dilakukan dengan Sistem
Raai dan Sistem Voorsall.
Pelaksanaan pengukuran situasi detail dengan sistem raai dilakukan
dengan merajang daerah yang akan dipetakan menjadi poligon-poligon
cabang yang lebih kecil. Dengan merajang meng “array” daerah yang
akan dipetakan maka akan didapat jalur-jalur poligon yang saling sejajar
satu sama lain. Perhhitungan poligon raai dilakukan dengan
menggunakan sistem hitungan poligon terbuka terikat sempurna, detail
situasi diukur dengan metode sudut kutub. Detail-detail tersebut diukur
dengan menggunakan alat Total Station dan Theodolith Wild TO. Jarak
dan beda masing-masing sisi dan titik detail diukur dengan metode
Tachimetry.

•Pengukuran Penampangan Melintang


Penampang melintang pada sungai dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
tampang permukaan tanah pada posisi tegak lurus terhadap as sungai
penampang melintang ini diukur dengan menggunakan alat ukur Theodolith Wild-
TO. Untuk daerah yang datar digunakan alat waterpass .
•Hitungan waterpasing
Secara umum penghitungan waterpasing terdiri dari dua tahap, untuk
tahap pertama adalah penghitungan ketinggian sementara, dan tahap
kedua merupakan penghitunganketinggian definitif.

•Hitungan detail situasi


•Jarak tiap detail terhadap patok merupakan jarak tidak
langsung (jarak optis) yangdihitung berdasarkan fungsi
goneometri sudut vertikal dan hasil bacaan rambu ukur,
•Beda tinggi tiap detail terhadap patok dihitung dengan
rumus tachymetri,
•Hitung ketinggian tiap detail berdasarkan ketinggian
definitif.

•Hitungan detail penampang melintang :


•Jarak tiap detail terhadap patok merupakan jarak tidak langsung (jarak optis) yangdihitung berdasarkan fungsi
goneometri sudut vertikal dan hasil bacaan rambu ukur,
•Beda tinggi tiap detail terhadap patok dihitung dengan rumus tachymetri,
•Hitung ketinggian tiap detail berdasarkan ketinggian definitif.
•Penggambaran potongan melintang dan memanjang dengan komputer dan plotter yang meliputi pengisian nama
patok jarak dan tinggi.
•Skala gambar, untuk penampang memanjang dengan skala 1:1.000 ke arah horizontal dan skala 1:100 ke arah
vertikal yang dilengkapi gambar situasi trase saluran
•Untuk penampang melintang digambar dengan skala 1:100 baik ke arah vertikal maupun horizontal
•Gambar detail menggunakan skala 1:10
Penggambaran

Gambar hasil pengukuran merupakan tahap penyajian data dan


merupakan tahap terakhir dari proses pengukuran. Gambar-gambar
hasil pengukuran akan ditampilkan sebagai eksisting dari kondisi
lapangan yang sebenarnya.

Gambar situasi
Gambar potongan profil melintang saluran
Gambar potongan profil memanjang saluran

Pekerjaan penggambaran dilakukan di atas kertas milimeter dan


obyek penggambaran sebagai berikut:
•Penentuan koordinat X dan Y
•Plotting semua titik poligon
•Plotting tempat pengamatan situasi dan profil

Anda mungkin juga menyukai