Anda di halaman 1dari 47

TRANSPARANSI KULIAH TG-611023

GEODESI DASAR
MODUL 8

ILMU UKUR TANAH 2


(Pengukuran Mendatar)

OLEH :
DR. IR. SUKANTO HADI,MT
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK UNJANI
JL. TRS. JEND. SUDIRMAN, CIMAHI
E-MAIL: SUKANTO.HADI@LECTURE.UNJANI.AC.ID
2
PENDAHULUAN
SURVEYING : SUATU ILMU UNTUK MENENTUKAN
POSISI SUATU TITIK DI PERMUKAAN BUMI

• Plane Surveying

Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap


sebagai bidang datar, artinya adanya faktor
kelengkungan bumi tidak diperhitungkan
• Geodetic Surveying

Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap


sebagai bola, artinya adanya faktor kelengkungan bumi
harus diperhitungkan
RUANG LINGKUP ILMU UKUR TANAH, MELIPUTI :
1. PENGUKURAN MENDATAR (HORIZONTAL)
 PENENTUAN POSISI SUATU TITIK SECARA MENDATAR
2. PENGUKURAN TINGGI (VERTIKAL)
 PENENTUAN BEDA TINGGI ANTAR TITIK

Implikasi Praktis pada Pekerjaan Teknik Sipil :


• Bangunan Gedung
• Irigasi
• Jalan Raya
• Kereta Api
• dan lain-lain

3
SECARA UMUM, LINGKUP TUGAS JURU UKUR
(SURVEYOR) DAPAT DIBAGI MENJADI LIMA BAGIAN,
SEBAGAI BERIKUT :
1. ANALISIS PENELITIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
meliputi pemilihan metode pengukuran, prosedur, peralatan, dsb

2. PEKERJAAN LAPANGAN ATAU PENGUMPULAN DATA


melaksanakan pengukuran dan mencatat data di lapangan

3. MENGHITUNG DAN PEMROSESAN DATA


melaksanakan hitungan berdasarkan data yang diperoleh

4. PENYAJIAN DATA ATAU PEMETAAN


menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan
peta, gambar rencana, dsb.

5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.

4
BENTUK BUMI
Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak teratur,
sehingga untuk keperluan analisis dalam ,surveying,
kita asumsikan bahwa permukaan bumi dianggap
sebagai permukaan matematik yang mempunyai bentuk
dan ukuran mendekati geoid, yaitu permukaan air laut
rata-rata dalam keadaan tenang.

Menurut akhli geodesi, secara umum geoid tersebut


lebih mendekati bentuk permukaan sebuah ellipsoida
(ellips putar). Ellipsoida dengan bentuk dan ukuran
tertentu yang digunakan untuk perhitungan dalam
geodesi disebut ellipsoida referensi.

5
Permukaan bumi fisis
B’

A’ C’

A C Geoid (permukaan air laut rata2)

Ellipsoida Referensi

ELLIPSOIDA BUMI
6
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-titik
dipermukaan bumi, titik-titik tersebutadalah sebagai berikut :

B’
Permukaan bumi fisis

C’
A’
B
C
Ellipsoida Referensi
A

TITIK-TITIK PADA ELLIPSOIDA REFERENSI

7
PERHATIKAN !!!
Untuk keperluan pemetaan titik-titik A’, B’, dan C’
diproyeksikan secara orthogonal kepada permukaan ellipsoida
referensi menjadi titik-titik A, B, dan C.
 Apabila titik-titik A’, B’ dan C’ cukup berdekatan, yaitu terletak
dalam suatu wilayah yang luasnya mempunyai ukuran <55 km,
maka permukaan ellipsoida nya dapat dianggap sebagai bidang
datar.
B’
Permukaan bumi fisis

C’
A’
B
C
Ellipsoida Referensi
A

TITIK-TITIK PADA ELLIPSOIDA REFERENSI


8
 Pada keadaan inilah kegiatan pengukuran dikategorikan
pada plane surveying. Sedangkan apabila titik A’,B’ dan
C’ terletak pada ukuran >55 km, permukaan elllipsoidanya
dianggap permukaan bola. Pada keadaan ini kegiatan
pengukurannya termasuk ke dalam geodetic surveying.

 Adapun dimensi-dimensi yang diukur adalah


jarak, sudut dan ketinggian.

9
SISTEM SATUAN UKURAN
 Melaksanakan pengukuran dan kemudian mengerjakan hitungan
dari hasil ukuran adalah tugas juru ukur

 Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah, terdiri atas 3 (tiga) macam
sistem ukuran, yakni : Satuan Panjang, Satuan Luas dan Satuan Sudut

 Terdapat lima macam pengukuran dlm pengukuran tanah yaitu :


1. Sudut Horizontal (AOB) 2. Jarak Horizontal (OA dan OB)
3. Sudut Vertikal (AOC) 4. Jarak Vertikal (AC dan BD)
5. Jarak Miring (OC)
C D

A B
10
O
SATUAN PANJANG 11

Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu


ukur tanah, yakni satuan metrik dan satuan britis. Yang
digunakan disini adalah satuan metrik yang didasarkan pada satuan
meter Internasional (meter standar) disimpan di Bereau
Internationale des Poids et Mesures Bretevil dekat Paris
KM MILE’S 1 KM = 1000 M
1 0,6214 1 HM = 100 M
1,6093 1 1 DM = 0,1 M
1 CM = 0,01 M
1 MM = 0,001 M

METER FOOT INCHES YARD


1 3,2808 39,37 1,0936
0,9144 3 36 1
0,3048 1 12 0,3333
0,0254 0,0833 1 0,0278
SATUAN LUAS

Satuan luas yang biasa dipakai adalahmeter persegi (m2), untuk daerah
yang relatif besar digunakan hektar (ha) atau sering juga kilometer
persegi (km2)

 1 ha = 10000 m2
 1 Tumbak = 14 m2
 1 km2 = 106 m2
 1 are = 100 m2

12
SATUAN SUDUT
Terdapat tiga satuan untuk menyatakan Sudut, yaitu :

1. Cara Seksagesimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi 360 bagian,


satu bagiannya disebut derajat.
2. Cara Sentisimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi 400 bagian,
satu bagiannya disebut grade.
3. Cara Radian, Satu radian adalah sudut pusat yang berhadapan
dengan bagian busur yang panjangnya sama dengan jari-jari
lingkaran. Karena panjang busur sama dengan keliling lingkaran
sebuah lingkaran yang berhadapan dengan sudut 360o dan keliling
lingkaran 2 kali jari-jari, maka : 1 lingkaran = 2 rad

1 Lingkaran = 360o = 400 grade = 2 radian

13
14
1 radian disingkat dengan besaran (rho)
Berapa derajatkah 1 radian ?
 radian dalam derajat
 = 360/2’”
’ radian dalam menit
  = ’”
 (57x60)’ + 17’ + 44,81/60
 = 3420 + 17 + 0,74683
 = 3437,74683’

’ radian dalam sekon (detik)


  = 3437,74683 x 60
 = 206264,81”
1 radian disingkat dengan besaran (rho)
Berapa Grade-kah 1 radian ?  radian dalam sentisimal

 = 400/2grade
’ radian dalam centigrade
  = grade
 = x 100
 = 6366, 1977 centigrade

’ radian dalam centi-centigrade


  = 6366,1977 x 100
 = 636619,77 centi-centigrade

15
HUBUNGAN ANTARA SEKSAGESIMAL
DAN SENTISIMAL

360o = 400g
Maka :

1o = 400/360 = 1,111g
1’ = 400x100/360x 60 = 1,85185cg
1” = 400x100x100/360x60x60 = 3,0864175cc

1g = 360/400 = 0,9o
1cg = 360x60/400x100 = 0,54’
1cc = 360x60x60/400x100x100 = 0,324”

16
CONTOH SOAL

1. Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat


Jawab :
1 radian = ’”
Jadi 1,86 radian = 1,86 x ’”
’”

atau

 radian = 360
1 radian = 360/2
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 360/2
= 106o 34’ 12,5”

17
CONTOH SOAL

2. Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian !


Jawab :
 radian = 360

Jadi 72o = 2x 72/360


= 1,2566 radian

18
CONTOH SOAL

3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal


Jawab :

56o = 56 x 400/360 = 62,2222g


18’ = 18 x 400x100/360x60 = 33,3333cg = 0,3333g
45” = 45 x 400x100x100/360x60x60 =138,8889 cc = 0,0139cg

Jadi 56o 18’ 45” = 62,5694g

= 62g56cg94cc

19
CONTOH SOAL

4. Nyatakan 154g42cg96cc ke dalam ukuran seksagesimal

Jawab :

154,4296g x 360/400 = 138,98664 CATAT 138O

98,664 x 60/100 = 59,1984 CATAT 59’

19,84 X 60/100 = 11,904 CATAT 11”

JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”

ATAU

154g x 360/400 = 138o36’ 0”

42cg x 360x60/400x100 = 0 o22’ 40”

96cc x 360x60x60/400x100x100 = 0 o 0’ 31”

JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”

20
LATIHAN SOAL

1. Nyatakan 131g36cg78cc ke dalam ukuran seksagesimal

2. Nyatakan 1,88 Radian ke dalam ukuran seksagesimal

3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal

21
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK

Bila kita akan menentukan posisi beberapa buah titik yang terletak
pada suatu garis lurus, maka titik-titik tersebut dapat ditentukan
melalui jarak dari suatu titik, yang biasa disebut titik nol.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B

Dari gambar di atas, dapat diperoleh bahwa jarak A ke B adalah 6


satuan, yaitu (9) – (3) = 6

22
-5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7

A B
- +

Karena titik-titik
. tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0,
maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik
disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada
pada sebelah kanan titik nol.
Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :
Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari
(+6) – (-4), begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga
yang positif.
23
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu garis
lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui pertolongan
dua buah garis lurus yang saling tegak lurus, yang biasa disebut
salib
D sumbu. Y+
A
4 Garis yang mendatar dinamakan
1
absis atau sumbu X, sedangkan
X- 2 X+ garis yang vertikal dinamakan
3 B ordinat atau sumbu Y.
C
Y-
Di dalam Ilmu Ukur Tanah digunakan perjanjian sebagai berikut :
1. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara
2. Sumbu X positif dihitung ke arah timur
3. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+
4. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+
5. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X-
6. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X- 24
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK

Y+ 0O

IV I
270o 90O
X- 0 X+

III II

Y- 180o
ILMU UKUR TANAH
25
PENGERTIAN JARAK
A
Titik A dan B terletak di permukaan
m B bumi. Garis penghubung lurus AB
disebut Jarak Miring. Garis AA’ dan
BB’ merupakan garis sejajar dan
. B” tegak lurus bidang datar. Jarak
antara kedua garis tsb disebut Jarak
Mendatar dari A ke B. Jarak BB”
Y disebut Jarak Tegak dari A ke B atau
biasa disebut Beda Tinggi. Sudut
A’ BAB” disebut Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring,
Jarak Mendatar dan Beda Tinggi,
terdapat hubungan sbb :
B’ X AB” = A’B’ = AB Cos m
BB” = AB Sin m
A’B’ = Jarak Mendatar
(AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B
26
PENGERTIAN SUDUT MENDATAR & SUDUT JURUSAN
B’
A’ C’

. Yang diartikan sudut


mendatar di A’ adalah
sudut yang dibentuk
y’ oleh bidang ABB’A’
Y dengan ACC’A’. Sudut
BAC disebut sudut
B mendatar = sudut 
ac
Sudut antara sisi AB
ab C dengan garis y’ yang
 sejajar sumbu Y disebut
sudut jurusan sisi AB =
ab. Sudut Jurusan sisi
A X AC adalah ac

27
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN
Jadi Sudut Jurusan adalah : U
ab
 Sudut yang dihitung mulai B
dari sumbu Y+ (arah A
utara) berputar searah B
jarum jam sampai titik ybs. U
ac
ab =ac - ab
 Sdt Jurusan mempunyai 
harga dari 0o sd. 360o. A
C
ab
 Dua sudut jurusan dari U
dua arah yang berlawanan ab B
ba
berselisih 180o
A ba – ab = 180o
28
SUDUT JURUSAN
• Sudut Jurusan suatu sisi dihitung dari sumbu Y+ (arah utara) berputar
searah jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o - 360o
• Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o
Misalnya ba = ab + 180o atau ba - ab = 180o

U B
dab Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang
sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
ab - dimulai dari arah utara geografis (Y+)
- diputar searah jarum jam
- diakhiri pada arah yang bersangkutan
A

B -ac= sudut jurusan dari A ke C


-ab= sudut jurusan dari A ke B
ab - sudut mendatar antara dua arah
ac
 ac = ab + 
A
C 29
TRIGONOMETRI
Y

A(X,Y)

r y

x X

y y
Sin  = Tg  =
r x
x x
Cos  = Cotg  =
r y

Dalil Pitagoras : r = x 2 + y 2 30
MENENTUKAN SUDUT JURUSAN DAN JARAK
31
Arah Utara
ab

B(Xb, Yb)
dab
ab

ab

B”
A (Xa, Ya)

O A’ B’

Apabila diketahui Koordinat Titik A (Xa, Ya) dan B (Xb, Yb),


maka : Xb - Xa Xb - Xa
Tg  ab =  ab = arc Tg
Yb - Ya Yb - Ya

dan dari Rumus pitagoras diperoleh : d ab = ( X AB ) 2 + (YAB ) 2


LATIHAN SOAL 32

1. Jika sudut jurusan dari titik P ke Q mempunyai harga sinus negatif


dan cosinus positif, tentukan arah titik Q tersebut dengan gambar

2. Diketahui A (+15602,75; -80725,88)


B (-25697,72; +26781,15)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan ab dan Jarak dab

3. Diketahui : A (+15867,15; -20782,50)


B (+82167,86; +18880,42)
C (-21653,48; -36244,32)
D (-18546,91; 46421,38)
E (+43211,18; +92463,48)
Hitung : Sudut Jurusan, Jarak dan Gambar Koordinat
Titik-Titik Tersebut !
LATIHAN SOAL 33
4. Diketahui A (+54321,25; -61749,62)
B (-39882,12; +45967,40)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan ba, dan Jarak dab

5. Diketahui Koordinat Titik P (-3042,86; -5089,16)


Q (-6209,42; +1253,25)
R (+1867,89; -3896,34)
Hitung : Sudut Jurusan pq pr dan qr
Jarak dpq, dpr, dan dqr

6. Diketahui : Koordinat Titik B (+21210,46; +18275,80) Bila


Jarak B ke A adalah 12460 m dan sudut Jurusan dari B ke A
mempunyai harga tangen = akar 3 dan Cosinus sudut
jurusannya mempunyai harga tanda negatif. Hitung Koordinat
Titik A.
METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL

Metode Polar
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada satu
titik yang sudah diketahui koordinatnya
Metode Mengikat Kemuka
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada dua
titik yang sudah diketahui koordinatnya
Metode Mengikat Kebelakang
Menetukan satu titik koordinat yang diikatkan pada tiga
titik yang sudah diketahui koordinatnya
Poligon
Menentukan banyak titik koordinat yang diikatkan pada
satu atau beberapa titik yang sudah diketahui koordinatnya
34
METODE POLAR
35
Arah Utara
ab Apabila Diketahui Koordinat
Titik A adalah (Xa, Ya) dan
Hasil Pengukuran ab dan dab
B?
dab
ab
Hitung : Koordinat Titik B ?
ab
Penyelesaian :
B” Xb = OB’
A (Xa, Ya)
Xb = OA’ + A’B”
Xb = Xa + Xab

O A’ B’ Yb = B’B
Yb = B’B” + B”B
Xb = Ya + Yab
X ab
Sin  ab =  X ab = d ab Sin  ab Xb= Xa + dab Sin ab
d ab
Yab
Cos  ab =  Yab = d ab Cos  ab Yb= Ya + dab Cos ab
d ab
LATIHAN SOAL POLAR 36

1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07)


d18-17 = 2986,08m
18-17 = 74o22’34”
Ditanyakan : Koordinat Titik 17 ?

2. Diketahui : Koordinat Titik 14 (-1003,65; +1467,97)


d14-21 = 2280,71m
14-21 = 99o19’35”
Ditanyakan : Koordinat Titik 21 ?

3. Diketahui : Koordinat Titik 31 (+1044,69; +866,13)


d31-22 = 3058,40m
31-22 = 229o35’25”
Ditanyakan : Koordinat Titik 22 ?

4. Diketahui : Koordinat Titik 16 (+871,44; -1629,81)


d16-15 = 3783,73m
16-15 = 320o16’32”
Ditanyakan : Koordinat Titik 15 ?
METODE MENGIKAT KEMUKA
Pada dasarnya metode mengikat
37
kemuka adalah penentuan sebuah
titik yang akan dicari koordinatnya
melalui 2 (dua) buah titik yang
sudah diketahui koordinatnya.

. R?
Misalnya kita akan menentukan
koordinat titik R yang diukur dari dpr 
Titik P(Xp;Yp) dan Titik Q(Xq;Yq).
Alat ditempatkan di kedua titik yang pq
sudah diketahui pr
dqr
P  qr
(Xp;Yp)
dpq

Q
(Xq;Yq)
qp
METODE MENGIKAT KEMUKA 38

1. Hitung sudut =180o –


2. Hitung pqdan dpq
Xq - Xp R?
Tg  pq = pq didapat .
Yq - Yp
dpr 
Xq  Xp Xq-Xp
Sin  pq =  d pq = pq
d pq Sin  pq pr
P  dqr
qr
Yq  Yp Yq-Yp (Xp;Yp)
Cos  pq =  d pq =
d pq Cos  pq dpq

Diperoleh dpq rata-rata Q


(Xq;Yq)
qp
METODE MENGIKAT KEMUKA 39
3. Dengan Rumus Sinus dalam segitiga
PQRHitung Panjang Sisi dpr dan sisi dqr
d pq d pr d pq
  d pr  Sin R?
Sin  Sin sin  .
d pq d qr d pq dpr 
  d qr  Sin
Sin  Sin sin  pq
pr
4. Hitung pr dan qr P  dqr
qr
(Xp;Yp)
pr = pq - 
dpq

qr = qp + - 360
karena qp = pq + 180 Q
(Xq;Yq)
maka qr = pq + 180 qp
METODE MENGIKAT KEMUKA 40
5. Hitung Koordinat Titik R

XR1 = Xp + dpr Sinpr


R?
YR1 = Yp + dpr Cospr .
dpr 
dan
pq
pr
P  dqr
qr
XR2 = Xq + dqr Sinqr (Xp;Yp)
YR2 = Yq + dqr Cosqr dpq

Q
JADI DIPEROLEH (Xq;Yq)
qp
XR rata-rata dan YR rata-rata
41
LATIHAN SOAL MENGIKAT
KEMUKA
B?
 Diketahui : Koordinat Titik-Titik .
sbb :
=56 15’16”
A(-1246,78; +963,84) A
(-1246,78;+963,84)
B(+1091,36; -1144,23)
Sudut-Sudut yg diukur =62 38’42”

=56o15’16”
=62o38’ 42”
B
 Hitung : Koordinat Titik C (+1091,36;-1144,23)
dengan metoda mengingat
Kemuka ?
42

METODE MENGIKAT KEBELAKANG

 Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan


pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui
koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan cara
mengikat ke belakang.
 Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan paling
sedikit tiga titik pengingat yang sudah diketahui
koordinatnya beserta sudut yang diukur dari titik yang akan
ditentukan koordinat tsb.
 Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali
menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan kita
cari tersebut.
 Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu
Metode Collins dan Cassini.
POLIGON
 Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang
menghubungkan titik-titik dilapangan, dimana pada titik-titik
tersebut dilakukan pengukuran sudut dan jarak.
 Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-
titik di lapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta.

 Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :

1.Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat


geometris
2.Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris

43
B POLIGON TERBUKA
Sa Xb - Xa
A
 ab = arc Tg
Yb - Ya
da1
S1
3
S2
1
d23
d12
2

 Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan demikian kita dapat
menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan koordinat titik 1 diperlukan
koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik 2 diperlukan koord
titik 1, sudut jurusan 1-2 dan jarak 1-2 dan seterusnya
 Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa ab= (lihat rumus di atas)
a1ab + Sa
12a1 + S1- 180 (n, n+1)(n-1, n) + Sn - 180
23ab + S2 - 180 44
B POLIGON TERTUTUP
TERIKAT SEMPURNA
S1
S3
D
Sa 1 S2 3
A 2
Sc

C
Poligon Tertutup Terikat Sempurna adalah poligon yang terikat diujung-
ujungnya baik koordinat maupun sudut jurusannya. Apabila Titik A, B,
C dan D diketahui, maka sudut jurusan awal ab dan cd
Adapun syarat geometris dari poligon di atas adalah :
1. ab - cd = Si - n. 180 di mana n = kelipatan
2. XC - Xd = d. Sin 
3. YC - Yd = d. Cos 

45
POLIGON TERTUTUP
KRING B
Sb C
Sc

Sd D
A Sa

Sf Se
E
F
Poligon Kring adalah poligon yang mempunyai titik awal dan akhir yang sama pada
suatu titik.
Adapun syarat geometris adalah :
1. Si = (n - 2) 180o ; Jumlah Sudut Luar Si = (n + 2) 180o
2. d. Sin = 0
3. d. Cos  = 0

46
To be Continued……

47

Anda mungkin juga menyukai