Anda di halaman 1dari 100

PENGUKURAN

MENDATAR

1
SURVEYING
Adalah ilmu untuk menentukan posisi suatu titik
dipermukaan bumi, dibagi menjadi:
Plane Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap
sebagai bidang datar, artinya adanya faktor kelengkungan
bumi dan refraksi sinar tidak diperhitungkan
Geodetic Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap
sebagai bola, artinya adanya faktor kelengkungan bumi
dan refraksi sinar harus diperhitungkan

2
Ruang Lingkup Dasar-Dasar Pemetaan meliputi :
1.Pengukuran mendatar (horizontal)
 penentuan posisi suatu titik secara mendatar
2.Pengukuran tinggi (vertikal)
 penentuan beda tinggi antar titik

Implikasi Praktis pada Pekerjaan Teknik Sipil :


• Bangunan Gedung
• Irigasi
• Jalan Raya
• Jalan Kereta Api
• Jembatan
3
Secara umum, lingkup tugas juru ukur (surveyor)
dibagi menjadi lima bagian, sebagai berikut :

1. ANALISIS PENELITIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


meliputi pemilihan metode pengukuran, prosedur, peralatan, dsb

2. PEKERJAAN LAPANGAN ATAU PENGUMPULAN DATA


melaksanakan pengukuran dan mencatat data di lapangan

3. MENGHITUNG DAN PEMROSESAN DATA


melaksanakan hitungan berdasarkan data yang diperoleh

4. PENYAJIAN DATA ATAU PEMETAAN


menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan
peta, gambar rencana, dsb.

5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
4
BENTUK BUMI
Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak teratur,
sehingga untuk keperluan analisis dalam surveying,
kita asumsikan bahwa permukaan bumi dianggap
sebagai permukaan matematik yang mempunyai
bentuk dan ukuran mendekati geoid, yaitu permukaan
air laut rata-rata yang berimpit dengan bidang
equipotensial (muka air laut rata-rata dalam keadaan
tenang).
Menurut ahli geologi, secara umum geoid tersebut lebih
mendekati bentuk permukaan sebuah ellipsoida (ellips
putar). Ellipsoida dengan bentuk dan ukuran tertentu
yang digunakan untuk perhitungan dalam geodesi
disebut ellipsoida referensi.
5
Permukaan bumi fisis
B’

A’ C’

A C Geoid (permukaan air laut rata2)

Ellipsoida Referensi

Reruji Bumi
= 6.377.397 m
ELLIPSOIDA BUMI
6
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan
diantara titik-titik dipermukaan bumi, titik-titik tersebut
adalah sebagai berikut :

B’
Permukaan bumi fisis

C’
A’
B
C

A
Ellipsoida Referensi

TITIK-TITIK PADA ELLIPSOIDA REFERENSI

7
Untuk keperluan pemetaan titik-titik A’, B’, dan C’
diproyeksikan secara orthogonal kepada permukaan
ellipsoida referensi menjadi titik-titik A, B, dan C.
Apabila titik-titik A’, B’ dan C’ cukup berdekatan, yaitu
terletak dalam suatu wilayah yang luasnya mempunyai
ukuran <55 km, maka permukaan ellipsoida nya dapat
dianggap sebagai bidang datar. Pada keadaan inilah
kegiatan pengukuran dikategorikan pada plane
surveying. Sedangkan apabila titik A’,B’ dan C’ terletak
pada ukuran >55 km, permukaan elllipsoidanya
dianggap permukaan bola. Pada keadaan ini kegiatan
pengukurannya termasuk ke dalam geodetic
surveying.

Adapun dimensi-dimensi yang diukur adalah jarak, sudut


dan ketinggian. 8
SISTEM SATUAN UKURAN
• Melaksanakan pengukuran dan kemudian mengerjakan hitungan
dari hasil ukuran adalah tugas juru ukur

• Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu pemetaan, terdiri atas 3 (tiga)
macam sistem ukuran, yakni : Satuan Panjang, Satuan Luas dan Satuan Sudut

• Terdapat lima macam pengukuran dlm pengukuran tanah yaitu :


1. Sudut Horizontal (AOB) 2. Jarak Horizontal (OA dan OB)
3. Sudut Vertikal (AOC) 4. Jarak Vertikal (AC dan BD)
5. Jarak Miring (OC)
C D

A B
9
O
SATUAN PANJANG
Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu
ukur tanah, yakni satuan metrik dan satuan britis. Yang
digunakan disini adalah satuan metrik yang didasarkan pada
satuan meter Internasional (meter standar) disimpan di Bereau
Internationale des Poids et Mesures Breteuil dekat Paris
KM MILE’S 1 KM = 1000 M
1 0,6214 1 HM = 100 M
1,6093 1 1 DM = 0,1 M
1 CM = 0,01 M
1 MM = 0,001 M

METER FOOT INCHES YARD


1 3,2808 39,37 1,0936
0,9144 3 36 1
0,3048 1 12 0,3333
0,0254 0,0833 1 0,0278
10
SATUAN LUAS
Satuan luas yang biasa dipakai adalah
meter persegi (m2), untuk daerah yang
relatif besar digunakan hektar (ha) atau
sering juga kilometer persegi (km2)

1 ha = 10000 m2 1 Tumbak = 14 m2

1 km2 = 106 m2 1 are = 100 m2

11
SATUAN SUDUT
Terdapat tiga satuan untuk menyatakan
Sudut, yaitu :
1. Cara Seksagesimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi 360
bagian, satu bagiannya disebut derajat.
2. Cara Sentisimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi 400
bagian, satu bagiannya disebut grade.
3. Cara Radian, Satu radian adalah sudut pusat yang
berhadapan dengan bagian busur yang panjangnya sama
dengan jari-jari lingkaran. Karena panjang busur sama
dengan keliling lingkaran sebuah lingkaran yang berhadapan
dengan sudut 360o dan keliling lingkaran 2 p kali jari-jari,
maka : 1 lingkaran = 2 p rad

1 Lingkaran = 360o = 400 grade = 2p radian


12
1 radian disingkat dengan besaran r (rho)
 Berapa derajatkah 1 radian ?
ro radian dalam derajat
r = 360/2p = 57,295779 = 57o 17’ 44,81”
r’ radian dalam menit
r = 57o 17’ 44,81”
= (57x60)’ + 17’ + 44,81/60
= 3420 + 17 + 0,74683
= 3437,74683’
r’ radian dalam sekon (detik)
r = 3437,74683 x 60
= 206264,81”

13
 1 radian disingkat dengan besaran r (rho)
 Berapa Grade-kah 1 radian ? r radian dalam sentisimal
r = 400/2p = 63,661977 grade
r’ radian dalam centigrade
r = 63,661977 grade
= 63,661977 x 100
= 6366, 1977 centigrade

r’ radian dalam centi-centigrade


r = 6366,1977 x 100
= 636619,77 centi-centigrade

14
Hubungan antara seksagesimal dan
sentisimal
360o = 400g
Maka :
1o = 400/360 = 1,111g
1’ = 400x100/360x 60 = 1,85185cg
1” = 400x100x100/360x60x60 = 3,0864175cc

1g = 360/400 = 0,9o
1cg = 360x60/400x100 = 0,54’
1cc = 360x60x60/400x100x100 = 0,324”

15
CONTOH SOAL
1. Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat
Jawab :
1 radian = 57o 17’ 44,81”
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 57o 17’ 44,81”
= 106o 34’ 12,5”
atau
2p radian = 360o
1 radian = 360/2p
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 360/2p
= 106o 34’ 12,5”

16
CONTOH SOAL
2. Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian !
Jawab :
2p radian = 360o

Jadi 72o = 2p x 72/360


= 1,2566 radian

17
CONTOH SOAL
3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal
Jawab :

56o = 56 x 400/360 = 62,2222g


18’ = 18 x 400x100/360x60 = 33,3333cg = 0,3333g
45” = 45 x 400x100x100/360x60x60 =138,8889cc = 0,0139cg
Jadi 56o 18’ 45” = 62,5694g
= 62g56cg94cc

18
CONTOH SOAL
4. Nyatakan 154g42cg96cc ke dalam ukuran seksagesimal
Jawab :
154,4296g x 360/400 = 138,98664 CATAT 138O
98,664 x 60/100 = 59,1984 CATAT 59’
19,84 X 60/100 = 11,904 CATAT 11”
JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”
ATAU
154g x 360/400 = 138o36’ 0”
42cg x 360x60/400x100 = 0o22’ 40”
96cc x 360x60x60/400x100x100 = 0o 0’ 31”
JADI 154g42cg96cc = 138O59’11”

19
LATIHAN SOAL
1. Nyatakan 131g36cg78cc ke dalam ukuran seksagesimal

2. Nyatakan 1,88 Radian ke dalam ukuran seksagesimal

3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal

20
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
Bila kita akan menentukan posisi beberapa buah titik yang
terletak pada suatu garis lurus, maka titik-titik tersebut dapat
ditentukan melalui jarak dari suatu titik, yang biasa disebut
titik nol.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B

Dari gambar di atas, dapat diperoleh bahwa jarak A ke B adalah 6


satuan, yaitu (9) – (3) = 6

21
-5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7

A B
- +
.
Karena titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0,
maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik
disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada
pada sebelah kanan titik nol.
Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :
Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari
(+6) – (-4), begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga
yang positif. 22
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu garis
lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui pertolongan
dua buah garis lurus yang saling tegak lurus, yang biasa disebut
salib sumbu.
D Y+
A
4 Garis yang mendatar dinamakan
1
absis atau sumbu X, sedangkan
X- 2 X+ garis yang vertikal dinamakan
3 B ordinat atau sumbu Y.
C
Y-

Di dalam Ilmu Ukur Tanah digunakan perjanjian sebagai berikut :


1. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara
2. Sumbu X positif dihitung ke arah timur
3. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+
4. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+
5. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X- 23
6. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X-
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
Y+ 0O

IV I
270o 90O
X- 0 X+

III II

Y- 180o
ILMU UKUR TANAH
24
A
PENGERTIAN JARAK
m B
. Titik A dan B terletak di permukaan
bumi. Garis penghubung lurus AB
B” disebut Jarak Miring. Garis AA’
dan BB’ merupakan garis sejajar
dan tegak lurus bidang datar.
Y Jarak antara kedua garis tsb
disebut Jarak Mendatar dari A ke
B. Jarak BB” disebut Jarak Tegak
A’ dari A ke B atau biasa disebut
Beda Tinggi. Sudut BAB” disebut
Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring,
Jarak Mendatar dan Beda Tinggi,
B’ terdapat hubungan sbb :
X
AB” = A’B’ = AB Cos m
A’B’ = Jarak Mendatar BB” = AB Sin m
(AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B 25
PENGERTIAN SUDUT MENDATAR & SUDUT
B’ JURUSAN
A’ C’

. Yang diartikan sudut mendatar


di A’ adalah sudut yang
dibentuk oleh bidang ABB’A’
y’
dengan ACC’A’. Sudut BAC
Y disebut sudut mendatar =
B sudut b
aac Sudut antara sisi AB dengan
aab C garis y’ yang sejajar sumbu
b
Y disebut sudut jurusan sisi
A X AB = a ab. Sudut Jurusan
sisi AC adalah a ac

26
PENGERTIAN SUDUT
U
JURUSAN
Jadi Sudut Jurusan adalah :
Sudut yang dihitung mulai aab
B
dari sumbu Y+ (arah .
utara) berputar searah A
jarum jam sampai titik ybs. U B
Sudut Jurusan mempunyai aac
harga dari 0o sd. 360o. aab b =aac - aab
Dua sudut jurusan dari dua b
A
arah yang berlawanan
C
berselisih 180o aab
U
aab B
aba

A aba – aab = 180o


27
SUDUT JURUSAN
• Sudut Jurusan suatu sisi dihitung dari sumbu Y+ (arah utara) berputar searah
jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o - 360o
• Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o Misalnya
aba = aab + 180o atau aba - aab = 180o

U B
dab Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang
sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
aab - dimulai dari arah utara geografis (Y+)
- diputar searah jarum jam
- diakhiri pada arah yang bersangkutan
A

B -aac= sudut jurusan dari A ke C


-aab= sudut jurusan dari A ke B
aab -b = sudut mendatar antara dua arah
aac
b aac = aab + b
A 28
C
TRIGONOMETRI
Y

A(X,Y)

r y

x X

y y
Sin a = Tg a =
r x
x x
Cos a = Cotg a =
r y

Dalil Pitagoras : r = x 2 + y 2 29
MENENTUKAN SUDUT JURUSAN dan JARAK
Arah Utara
aab

B(Xb, Yb)
dab aab
aab
B”
A (Xa, Ya)

O A’ B’

Apabila diketahui Koordinat Titik A (Xa, Ya) dan B (Xb, Yb),


maka : Xb - Xa Xb - Xa
Tg a ab = a ab = arc Tg
Yb - Ya Yb - Ya

dan dari Rumus pitagoras diperoleh : d ab = (XAB )2 + (YAB )30


2
LATIHAN SOAL
1. Jika sudut jurusan dari titik P ke Q mempunyai harga sinus
negatif dan cosinus positif, tentukan arah titik Q tersebut
dengan gambar

2. Diketahui A (+15602,75; -80725,88)


B (-25697,72; +26781,15)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan aab dan Jarak dab

3. Diketahui : A (+15867,15; -20782,50)


B (+82167,86; +18880,42)
C (-21653,48; -36244,32)
D (-18546,91; 46421,38)
E (+43211,18; +92463,48)
Hitung : Sudut Jurusan, Jarak dan Gambar Koordinat
Titik-Titik Tersebut !

31
LATIHAN SOAL
4. Diketahui A (+54321,25; -61749,62)
B (-39882,12; +45967,40)
Gambar dan hitung Sudut Jurusan aba, dan Jarak dab

5. Diketahui Koordinat Titik P (-3042,86; -5089,16)


Q (-6209,42; +1253,25)
R (+1867,89; -3896,34)
Hitung : Sudut Jurusan apq apr dan aqr
Jarak dpq, dpr, dan dqr

6. Diketahui : Koordinat Titik B (+21210,46; +18275,80) Bila Jarak


B ke A adalah 12460 m dan sudut Jurusan dari B ke A
mempunyai harga tangen = akar 3 dan Cosinus sudut
jurusannya mempunyai harga tanda negatif. Hitung Koordinat
Titik A.
32
CONTOH HITUNGAN
SUDUT JURUSAN DAN JARAK 2 TITIK
Titik B Titik 17 Titik 21 Titik 22 Titik 15
Titik A Titik 18 Titik 14 Titik 31 Titik 16
Xb + 1842,19 + 1246,91 - 1284,06 - 1546,72
Xa - 1033,56 - 1003,65 + 1044,69 + 871,44
Xab +2875,75 +2250,56 - 2328,75 - 2418,16

Yb +1768,28 +1098,26 - 1116,48 + 1280,36


Ya +964,07 +1467,97 + 866,13 - 1629,81
Yab + 804,21 - 269,61 - 1982,61 + 2910,17

Tg aab 3,575869 - 6, 089013 1, 174588 -0, 830934


aab 74o 22’34” - 80o 40’25” 49o 35’25” -39o 43’28”
+ 180o + 180o + 360o
aab 74o 22’34” 99o 19’35” 229o 35’25” 320o 16’32”
+ 180o + 180o + 180o + 180o
aba 254o 22’34” 279o 19’35” 49o 35’25” 140o 16’32”

dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73


33
METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL

• Metode Polar
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada satu
titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Metode Mengikat Kemuka
Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada dua
titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Metode Mengikat Kebelakang
Menetukan satu titik koordinat yang diikatkan pada tiga
titik yang sudah diketahui koordinatnya
• Poligon
Menentukan banyak titik koordinat yang diikatkan pada
satu atau beberapa titik yang sudah diketahui
koordinatnya
34
METODE POLAR
Arah Utara
aab
Apabila Diketahui Koordinat
Titik A adalah (Xa, Ya) dan
B? Hasil Pengukuran aab dan dab
dab aab
Hitung : Koordinat Titik B ?
aab
Penyelesaian :
B”
A (Xa, Ya) Xb = OB’
Xb = OA’ + A’B”
Xb = Xa + Xab

O A’ B’ Yb = B’B
Yb = B’B” + B”B
Xb = Ya + Yab

X ab
Sin a ab =  X ab = d ab Sin a ab Xb= Xa + dab Sin aab
d ab
Yab
Cos a ab =  Yab = d ab Cos a ab 35 a
Yb= Ya + dab Cos
d ab ab
1.
LATIHAN SOAL
Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07)
POLAR
d18-17 = 2986,08m
a18-17 = 74o22’34”
Ditanyakan : Koordinat Titik 17 ?

2. Diketahui : Koordinat Titik 14 (-1003,65; +1467,97)


d14-21 = 2280,71m
a14-21 = 99o19’35”
Ditanyakan : Koordinat Titik 21 ?

3. Diketahui : Koordinat Titik 31 (+1044,69; +866,13)


d31-22 = 3058,40m
a31-22 = 229o35’25”
Ditanyakan : Koordinat Titik 22 ?

4. Diketahui : Koordinat Titik 16 (+871,44; -1629,81)


d16-15 = 3783,73m
a16-15 = 320o16’32”
Ditanyakan : Koordinat Titik 15 ?
36
CONTOH HITUNGAN KOORDINAT

Titik A Titik 18 Titik 14 Titik 31 Titik 16


Titik B ? Titik 17 ? Titik 21 ? Titik 22 ? Titik 15 ?
dab 2986,08 2280,71 3058,40 3783,73

aab 74o 22’34” 99o 19’35” 229o 35’25” 320o 16’32”

Xa -1033,56 -1003,65 +1044,69 +871,44


Xab +2875,75 +2250,56 - 2328,75 - 2418,16
Xb +1842,19 +1246,91 -1614,83 -1546,73

Ya +964,07 +1467,97 + 866,13 - 1629,81


Yab + 804,22 - 369,61 +1510,22 +2910,17
Yb +1768,29 +1098,26 +2376,35 +1280,36

37
METODE MENGIKAT KEMUKA
Pada dasarnya metode .
mengikat kemuka adalah R?
penentuan sebuah titik
yang akan dicari dpr g
koordinatnya melalui 2
(dua) buah titik yang sudah apq
diketahui koordinatnya. apr
P a aqr dqr
(Xp;Yp)
Misalnya kita akan
menentukan koordinat titik dpq b
R yang diukur dari Titik
P(Xp;Yp) dan Titik Q(Xq;Yq). Q
Alat ditempatkan di kedua (Xq;Yq)
titik yang sudah diketahui aqp

38
METODE MENGIKAT KEMUKA
1. Hitung sudut g =180o –a - b
2. Hitung apq dan dpq
.
Xq - Xp R?
Tg a pq = a pq didapat
Yq - Yp
dpr g
Xq - Xp Xq-Xp
Sin a pq =  d pq = apq
d pq Sin a pq apr
P a aqr dqr
Yq - Yp Yq-Yp
Cos a pq =  d pq = (Xp;Yp)
d pq Cos a pq dpq b

Diperoleh dpq rata-rata Q


(Xq;Yq)
aqp

39
METODE MENGIKAT KEMUKA
3. Dengan Rumus Sinus dalam segitiga PQR Hitung
Panjang Sisi dpr dan sisi dqr
d pq d pr d pq .
=  d pr = Sinb R?
Sin g Sinb sin g
d pq
=
d qr
 d qr =
d pq
Sina dpr g
Sin g Sina sin g apq
apr
4. Hitung apr dan a qr P a aqr dqr
(Xp;Yp)
apr = a pq - a
dpq b
aqr = a qp + b - 360
karena aqp = a pq + 180 Q
(Xq;Yq)
maka aqr = a pq + b -180 aqp

40
METODE MENGIKAT KEMUKA
5. Hitung Koordinat Titik R

XR1 = Xp + dpr Sinapr .


R?
YR1 = Yp + dpr Cosapr
dpr g
dan
apq
apr
XR2 = Xq + dqr Sinaqr P a aqr dqr
(Xp;Yp)
YR2 = Yq + dqr Cosaqr
dpq b
JADI DIPEROLEH Q
XR rata-rata dan YR rata-rata (Xq;Yq)
aqp

41
KEGUNAAN
METODE MENGIKAT KEMUKA ??????

42
LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA
Diketahui : Koordinat Titik- . C?

Titik sbb :
a=56 15’16”
A(-1246,78; +963,84) A
(-1246,78;+963,84)
B(+1091,36; -1144,23)
b=62 38’42”
Sudut-Sudut yg diukur
a =56o15’16” B
b =62o38’ 42” (+1091,36;-1144,23)

Hitung : Koordinat Titik C dengan


metoda mengikat Kemuka ?

43
44
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan
pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui
koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan cara
mengikat ke belakang.
Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan paling sedikit
tiga titik pengikat yang sudah diketahui koordinatnya beserta
sudut yang diukur dari titik yang akan ditentukan koordinat
tsb.
Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali
menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan kita cari
tersebut.
Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu Metode
Collins dan Cassini.

45
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
A
1. METODE COLLINS . aab
(Xa;Ya) aah

Bila kita akan menentukan b (Xb;Yb)


suatu koordinat g dab aabB a
bh
(misalnya titik P), maka dah 180-a-b a-b
dap
titik tersebut harus
dbp 180-g
diikatkan pada titik-titik ahc
a a
yang sudah diketahui b g
koordinatnya (misalnya P? H C
(Xc;Yc)
titik A, B, dan C),
kemudian kita ukur
sudut a dan b
46
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN
A
1. Buatlah sebuah lingkaran . aab
(Xa;Ya) aah
melalui titik ABP, lingkaran
b (Xb;Yb)
ini akan memotong garis PC dab
g aabB a
di titik H (titik ini disebut bh

sebagai titik penolong dah 180-a-b a+b


dap
Collins)
dbp 180-g
2. Mencari Sudut Jurusan a ab ahc
a a
dan Jarak dab b g
Xb - Xa H C
Tg a ab = a ab didapat P?
(Xc;Yc)
Yb - Ya
Xb-Xa
d ab1 =
Sin a ab d ab1 + d ab2
d ab =
Yb-Ya 2
d ab2 =
Cos a ab 47
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
A
LANGKAH PERHITUNGAN . aab
(Xa;Ya) aah
3. Mencari Koordinat Titik H b (Xb;Yb)
(Titik Penolong Collins) g dab aabB a
bh
a) Dari Titik A
dap dah 180-a-b a+b
1) Cari a ah = a ab + b
dbp 180-g
2) Dengan Rumus Sinus ahc
menentukan dah a a
b g
H C
d ab d ah P?
= (Xc;Yc)
Sin a Sin 180-a -b

Xh1= Xa + dah.Sin aah


d ab
d ah = Sin 180-a -b Yh1= Ya + dah.Cos aah
sin a 48
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
LANGKAH PERHITUNGAN
3. Mencari Koordinat Titik H (Titik A
.
(Xa;Ya) a aah
Penolong Collins) ab

b) Dari Titik B b (Xb;Yb)


g dab aabB a
1) Cari a bh = a ab + (a+b) bh

2) Dengan Rumus Sinus dah 180-a-b a+b


dap
menentukan dbh
d bh d ab dbp 180-g
= ahc
Sin β Sin α a a
b g
H C
d ab P?
d bh = Sin β (Xc;Yc)
sin α
X h1 + X h2
Xh =
Xh2= Xb + dbh.Sin abh 2
Yh2= Yb + dbh.Cos abh Yh1 + Yh2
Yh = 49
2
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
3) Xp1= Xa + dap.Sin aap
LANGKAH PERHITUNGAN Yp1= Ya + dap.Cos aap
4. Mencari a hc dan g

Xc - Xh b) DARI TITIK B
Tg α hc =  α hc didapat
Yc - Yh 1) Cari a bp = aba – {180-(a+g)}
g = ahc – ahb Jadi a bp = aab +a+g
= ahc – (abh-180) 2) Mencari d ap
= ahc + 180 - abh d ab d
= bp
Sin α Sin γ
5. Mencari Titik P
a). DARI TITIK A d bp =
d ab
Sin γ
sin α
1) Cari a ap = aab – g
2) Mencari d ap 3) Xp2= Xb + dbp.Sin abp
Yp2= Yb + dap.Cos abp
d ab d ap
=
Sin α Sin 180 - (α+γ)
X P1 + X P2 YP1 + YP2
d ab XP = YP =
d ap = Sin 180-(α+γ) 2 2 50
sin α
LATIHAN COLLINS
1. Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(-48908; -24620)
B(-10080; +69245)
C(+86929; +92646)
Sudut yg diukur a=40o15’25” dan b=30o18’46”

Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke belakang


dengan cara Collins !

51
2. Diketahui koordinat Titik-titik sbb
A (1189,52 ; 3687,89)
B (2534,72 ; 1978,92)
C (2009,45 ; - 497,32)
Diukur sudut-sudut
α = 57° 43’ 49”
ß = 66° 13’ 38“
Hitung Koordinat Titik P dengan Cara Mengikat
Kebelakang Collins

52
Penyelesaian
(1) Mencari α ab dan d ab

α ab = -38° 12' 28" + 180° = 141° 47' 32"

(2) Mencari α ah dan d ah

53
(3) Menghitung Koordinat Titik H
Dari titik A

Xha = Xa + d ah. Sin α ah


Yha = Ya + d ah. Cos α ah

Xha = 1189,52 + 2133,43. Sin 208 01 10 = 187,30


Yha = 3687,89 + 2133,43. Cos 208 01 10 = 1804,52

(4) Menghitung α bh dan d bh

α bh = α ab + ( 180 – (α + ß))
= 141 47 32 + 180 – 56 02 23 = 265 44 59

54
(5) Menghitung Koordinat Titik H dari B

X hb = Xb + d bh . Sin αbh
Y hb = Yb + d bh . Cos αbh

Xhb = 2534,72 + 2353,93. sin 265 44 59 = 187,26


Yhb = 1978,92 + 2353,93. Cos 265 44 59 = 1804,54

(6) Koordinat H definitif

Xh = (Xha + Xhb): 2 = (187,30 + 187,26) : 2 = 187,28


Yh = (Yha + Yhb): 2 = (1804,52 + 1804,54) : 2 = 1804,53

(7) Menghitung

55
=

(8) Menghitung

(9) Menghitung αap, dap dan αbp , dbp

56
(10) Menghitung Koordinat Titik P
Dari Titik A

Xpa = Xa + dap. Sin αap


= 1189,52 + 2356,78 . Sin 197 40 37 = 473,88
Ypa = Ya + dap. Cos αap
= 3687,89 + 2356.78 . Cos 197 40 37 = 1442,39

Dari Titik B

Xpb = Xb + dbp . Sin αbp


= 2534,72 + 2129,53. Sin 255 24 26 = 473, 88
Ypb = Yb + dbp . Cos αbp
= 1978,92 + 2129,53. Cos 255 24 26 = 1442,39

Koordinat Titik P definitif


Xp = (Xpa + Xpb) : 2 = 473,88
Yp = (Ypa +Ypb) : 2 = 1442,39

P (473,88; 1442,39)
57
CARA CASSINI
Untuk menentukan koordinat titik P, titik
tersebut diikatkan pada titik yang sudah
diketahui koordinatnya, misalnya titik
A(Xa;Ya), B(Xb;Yb), dan C(Xc;Yc). Pada cara ini
diperlukan dua titik penolong, cara ini
membuat garis yang melalui titik A, tegak
lurus pada AB dan garis ini memotong
lingkaran di Titik R, demikian pula dari titik C
dibuat garis tegak lurus BC dan memotong
lingkaran di titik S. 58
CARA CASSINI
aab
B(Xb, Yb)
dab
. A(Xa, Ya)
dbc
C(Xc, Yc)

dar

a dcs
a b
R b
P S

59
CARA CASSINI
Langkah-Langkah :
1. Menghitung Titik R
. Xr = Xa + (Yb-Ya) Cotg a
Yr = Ya – (Xb-Xa) Cotg a
aab
B(Xb, Yb) 2. Menghitung Titik S
dab
A(Xa, Ya) Xs = Xc + (Yc-Yb) Cotg b
dbc
C(Xc, Yc)Ys = Yc - (Xc-Xb) Cotg b
3. Menghitung Sudut Jurusan ars
Xs - Xr
dar Tg α rs =  Tgα rs = n
Ys - Yr
4. Hitung N = n +1/n
a dcs
a b 5. Menghitung Koordinat Titik P
R b
P S
60
CARA CASSINI
aab B(Xb, Yb)
dab Langkah-Langkah :
A(Xa, Ya)
dbc 5. Menghitung Koordinat Titik P
. Dari Titik R :
C(Xc, Yc) 1
nX b + Xr + Yb -Yr
dar X P1 = n
N
a dcs 1
a b Yb +n Yr + X b -Xr
R n
b YP1 =
N
P S
Dari Titik S :
1
nX b + Xs + Yb -Ys
X P1 + X P2 n
XP = X P2 =
N
2 1
Yb +n Ys + X b -Xs
YP1 + YP2 YP2 = n
YP = N
2 61
PENURUNAN RUMUS CASSINI
aab
B(Xb, Yb)
dab
. A(Xa, Ya)
dbc
C(Xc, Yc)

dar

a dcs
a b
R b
P S

62
1. Pada cara Cassini diperlukan dua tempat
kedudukan , yang diperlukan untuk menentukan
koordinat titik P yang diikat secara kemuka dari
titik A,B dan C.

Cassini membuat garis melalui A tegak lurus


AB dan garis ini memotong tempat kedudukan
yang melalui A dan B di titik R. Demikian pula
dibuat garis lurus melalui titik C tegak lurus
pada BC, dan garis ini memotong tempat
kedudukan yang melalui B dan C di titik S.
Hubungkan sekarang R dengan P dan S
dengan P
63
Karena sudut BAR = 90°, maka garis BR
menjadi garis tengah lingkaran, sehingga sudut
BPR = 90°.
Dan BS merupakan pula garis tengah lingkaran
, jadi sudut BPS = 90°, karena sudut BPR =90°,
sudut BPS = 90°, maka titik R, P dan S akan
terletak disatu garis lurus, titik-titik R dan S
disebut titik penolong Cassini.
Terlebih dahulu dihitung koordinat titik R dan S,
supaya dapat dihitung sudut jurusan garis RS,
karena PB tegak lurus RS, didapatlah pula
sudut jurusan PB, dan kemudian sudut jurusan
BP untuk menghitung koordinat P dari B
64
2. Rumus-rumus yang digunakan

x2 – x1 = d12 sin α12


y2 – y1 = d12 cos α12
dari rumus
d12 = (x2 – x1) : sin α12
d12 = (y2 – y1) : cos α12
dan
(x2 – x1) = (y2 – y1) tg α12
(y2 – y1) = (x2 – x1) ctg α12
dari rumus
tg α12 = (x2 – x1): (y2 – y1)

65
3.Mencari Koordinat Titik R
Koordinat titik R dicari dari segitiga BRA yang
siku-siku di titik A, maka
d ar = d ab cotg α, dan α ar = α ab + 90°
Kemudian
xr – xa = d ar sin α ar = d ab cotg α sin (α ab + 90° )
= d ab. cos α ab. cotg α = (yb-ya) cotgα
xr = xa + (yb –ya) cotg α
dan
yr – ya = d ar cos α ar = d ab cotg α cos (α ab + 90)
= - d ab sin α ab cotg α
= - (xb – xa) cotg α
yr = ya – (xb – xa) cotg α

66
4.Mencari Koordinat Titik S
Koordinat titik S dicari mengunakan segitiga
BSC yang siku-siku di titik C
d cs = d cb cotg ß
α cs = α bc + 90
Maka berlakulah
xs-xc = d cs sin α cs = d bc cotg ß sin (αcb+90)
= d bc cos αbc cotg ß
= (yc – yb) cotg ß
xs = xc + (yc – yb) cotg ß
ys-yc = d cs cos α cs = d bc cotg ß cos (αbc + 90)
= - d bc sin α bc cotg ß
= - (xc – xb) cotg ß
ys= yc – (xc – xb) cotg ß
67
5.Dari analisis dimuka maka koordinat titik-titik R
dan S segera dapat dihitung dengan
menggunakan data koordinat titik-titik A,B dan C
serta ukuran sudut α dan ß.

Sekarang dapat dihitung sudut jurusan garis RS


dengan rumus
tg α rs = (xs – xr) : (ys – yr)
Misalkan tg αrs = n, maka cotg α rs = 1/n

Selanjutnya Cassini menulis dengan memasukkan


koordinat-koordinat untuk mencari koordinat titik P
sebagai berikut:

68
6. Mencari Koordinat Titik P

Cassini menulis
yr – yb = - (yb – yp) – (yp – yr)
= - (xb – xp) cotg α pb – (xp – xr) cotg α rp
Karena, α pb = α rs – 90 dan α rp = α rs, maka
dapat ditulis
yr – yb = -(xb – xp) cotg (α rs – 90) – (xp – xr)
cotg α rs
= + (xb –xp) tg α rs – (xp – xr) cotg α rs
= (xb – xp)n – (xp – xr)1/n
= nxb + 1/nXr – (n + 1/n)xp
xp = (n xb + 1/n xr + yb –yr) : (n + 1/n)
69
xr – xb = - (xb – xp) – (xp – xr)
= - (yb – yp) tg α pb – (yp – yr) tg α rp
= - (yb - yp) tg (α rs – 90) – (yp – yr ) tgαrs
= (yb – yp) cotg α rs – (yp –yr) tg α rs
= (yb – yp)1/n – (yp – yr)n
= 1/n yb + n yr – (n + 1/n) yp
yp = (1/n yb + n yr + xb – xr) : (n + 1/n)

70
7. Urut-urutan Hitungan
a. Hitung
xr = xa + (yb – ya) cotg α
yr = ya - (xb – xa) cotg α
b. Hitung
xs = xc + (yc – yb) cotg ß
ys = yc – (xb - x c) cotg ß
c. Tg α rs = (xs – xr) : (ys – yr) = n
d. n + 1/n = N
e. Xp = (n xb + 1/n xr + yb – yr) : N
Yp = (1/n yb + n yr + xb – xr) : N

71
LATIHAN CASSINI
Diketahui Koordinat Titik-Titik sbb :
A(+1189,52;+3687,89)
B(+2534,72;+1978,92)
C(+2009,45;- 497,32)
Sudut yg diukur a=57043’39” dan b=660 13’ 38”

Hitung : Koordinat Titik P dengan mengikat Ke belakang


dengan cara Cassini !

72
`Penyelesaian
1. Menghitung Xr dan Yr
Xr = 1189,52+ (1978,92 – 3687,89).
Cotg 57 43 49
= 1189,52+ (-1708,97)(0,6314344)
= 110,42
Yr = 3687,89 – (2534,72 – 1189,52)
cotg 57 43 49
= 3687,89 – (1345,20)(0,6314344)
= 2838,48
2. Menghitung Xs dan Ys
Xs = 2009,45 + (-497,32 – 1978,92)
Cotg 66 13 38
= 2009,45 + (-2476,24)(0,4404852)
= 918,70 73
Ys = -497,32 + (2534,72 – 2009,45)
Cotg 66 13 38
= -497,32 + (525,27)(0,4404852)
= - 497,32+231,37
= - 265,95
3. Menghitung Tg α rs
Tg α rs = (`918,70 –110,42):(- 265,95-
2838,48)
= (808,28):(-3104,43)
= -0,260363416= n
1/n= -3,84, 1/n + n =- 4,100
4. Menghitung Koordinat Titik P
Xp = ((-0,260363416 )(2534,72) + (-
3,84)(110,42) + 1978,92- 2838,48) : (-4,100)
Xp = 474,03 74
Yp =( (-3,84)(1978,92) + (-0,260363416)(2838,48)
+ (2534,72 – 110,42)) : (-4,100)
= (-7599,05 – 739,04+ 2424,30 ) : (-4,100)
= 1442,39

Koordinat P (474,63; 1442,39)

75
76
POLIGON
Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan
tanah yang menghubungkan titik-titik dilapangan,
dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran
sudut dan jarak.
Tujuan dari pembuatan Poligon adalah untuk
memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan yang
diperlukan untuk pembuatan peta.

Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :


1. Poligon Terbuka
2. Poligon Tertutup

77
POLIGON TERBUKA
αab B
Lepas

Sa Tgα ab = (Xb – Xa): (Yb-Ya)


A

da1
S1
3
S2
1
d23
d12
2

Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan demikian kita
dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan koordinat titik 1
diperlukan koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik
2 diperlukan koord titik 1, sudut jurusan 1-2 dan jarak 1-2 dan seterusnya
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa aab= (lihat rumus di atas)
aa1 = aab + Sa
a12 = aa1 + S1- 180 a(n, n+1) = a(n-1, n) + Sn - 180
a23 = a12 + S2 - 180
78
CONTOH PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA
Lepas

TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin a d. Cos a X Y


JURUSAN
B -1471.82 1041.26
284o00'55"
A 296o15'26" 315.45 595.14
219o16'21" 417.36 -264.24 -323.06
1 78o29'30" 51.21 272.08
117o45'51" 560.4 495.88 -261.05
2 158o48'40" 547.09 11.03
96o34'31" 499.3 496.02 -57.17
3 1043.11 -46.14

79
POLIGON TERBUKA TERIKAT
SEMPURNA
α3b αbq
P(xp,yp) s4
Yb
αap α23
α12 s3
d4” d4
d3” αa1
s2 B(xb,yb)
d2” s1
d3
3
2
so d2
d1” 1
d1
Ya

Q(xq,yq)
A(xa,ya)

d1’ d2’ d3’ d4’


Xa Xb
0
Poligon terbuka adalah cara untuk
menentukan posisi / tempat lebih dari
satu titik. Aplikasinya misalnya untuk
pembuatan kerangka peta pada areal
memanjang guna perencanaan,
misalnya: saluran irigasi, saluran
transmisi, jalur KA, route jalan raya
dsb.
Pada gambar terlihat poligon terbuka
terikat sempurna P-A-1-2-3-B-Q.
81
Titik P,A,B dan Q diketahui
koordinatnya sebagai titik pengikat.
Diukur semua sudut luarnya yaitu
S0,S1,S2,S3 dan S4 dan jarak2nya
yaitu d1, d2, d3 dan d4.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar dapat menghitung koordinat titik
1,2 dan 3 adalah :
(1).Syarat sudut
αa1 = αap + so
α12 = α1a + s1 - 360
82
=(αap+so+180)+s1-360
= αap+so+s1-180

α23=α21+s2-360
=(αap+so+s1-180+180)+s2-360
= αap+so+s1+s2-360
α3b=α32+s2-360
=(αap+so+s1+s2-360+180)+s3-
360
=αap+so+s1+s2+s3-540
83
αbq=αb3+s4-360
= (αap+so+s1+s2+s3-540+180)
+s4-360
=αap+so+s1+s2+s3+s4-740
Jadi
αbq = αap+so+s1+s2+s3+s4-740
Atau
so+s1+s2+s3+s4 = (αbq-αap) + 740
Selisih sudut Kelipatan
Jumlah
jurusan akhir dari 180
sudut yang
diukur dan awal

84
Catatan:
Sudut jurusan akhir dihitung dari
koordinat titik B dan Q
Tg αbq = (xq-xb): (yq-yb)
Sudut jurusan awal dihitung dari
koordinat titik A dan P
Tg αap= (xp-xa):(yp-ya)
Dengan demikian didapat syarat (1)
Ʃ sudut yg diukur = (αakhir-
αawal) + n.180 + fα
85
fα adalah kesalahan sudut, harus
dikoreksi sebesar fα/n, bila ada
pembulatan angka lain selain
pembulatan diberikan pada sudut
poligon yang mempunyai sisi
terpendek.
(2) Syarat absis
d1’+d2’+d3’+d4’ =d1sinαa1+d2sinα12+
d3sinα23+d4sinα3b
d1’+d2’+d3’+d4’ = xb-xa
86
Sehingga
d1sinαa1+d2sinα12+d3sinα23+
d4sinα3b = xb-xa
Atau
Ʃ dsin α = (absis akhir – absis awal)
+fx
fx adalah kesalahan absis, harus
dikoreksi dengan masing2 sebesar
di/Ʃd x fx

87
(3) Syarat Ordinat
d1”+d2”+d3”+d4” = d1 cos αa1+d2
cos α12 + d3 cos α23+d4 cos α3b
Karena
d1”+d2”+d3”+d4” = yb-ya, maka
d1 cos αa1+d2 cos α12 + d3 cos
α23+d4 cos α3b = yb-ya
Atau
Ʃ d cos α =( ordinat akhir-ordinat
awal) + fy
88
fx adalah kesalahan absis, harus
dikoreksi dengan masing2 sebesar
di/Ʃd x fx

89
Contoh Soal
Diketahui sebuah poligon terbuka terikat sempurna B-A-1-
2-3-C-D.
Koordinat Titik A (179,20; 352,69), αab = 309 25 17.
Koordinat Titik C (466,17;7793,75), αcd = 296 56 42
Sudut terukur:
Sa= 64 02 16, S1= 196 12 40, S2= 190 22 46
S3= 191 05 55, Sc= 65 48 07
Jarak terukur:
Da1= 148,11 m, D12=135,25 m, D23= 121,17 m,
D3c = 138.28 m
Hitung : Koordinat Titik 1,2 dan 3

90
Ttk Sudut Ukuran Sudut Jurusan d d.sin α d.cosα X Y
B
α Awal 309 25 17
A 64 02 16 179,20 352,69
00 00 -04 13 27 29 148,11 34,47 144,04
1 196 12 40 -00,02 -00,01 213,65 496,72
00 00 -04 29 40 05 135,25 66,94 117,52
2 190 22 46 -00,02 0 280,37 614,24
00 00 -03 40 02 48 121,17 77,96 92,76
3 191 05 55 -00,02 0 358,51 707,00
00 00 -04 51 08 39 138,28 107,68 86,75
C 65 48 07 -00,02 -00,01 466,17 793,75
00 00 -04
α Akhir 296 56 42
D
[s] 707 31 44 347 31 25 fx&fy 0,08 0,02
ko -19” 360
707 31 25 707 31 25 91
POLIGON TERTUTUP
Poligon tertutup adalah poligon yang
titik awal dan titik akhirnya berimpit.
α12 2 α23

α61 s2
1
d1 d2 3
s1 α34

d6 s3
s6
6
d3

d5 s4
α56
s5 4 α45

5 d4 92
α23
α12 2
d1
d1” s2
d2” α61 d2
1
3 α34
d6’ s1
d6 s3
6 s6
d3” d3
d3
d5 α56
d5” s4
s5 α45
d4“ 4
d4
5

d6’ d1’ d2’ d3’

d5’ d4’
93
1. Syarat sudut
Ʃ Sudut yang diukur =(α akhir-α awal)
+ (n-2) 180 + fα
Ʃ s = 0 + (n-2) 180 +fα
fα adalah kesalahan yang perlu
dikoreksi dengan fα/n, bila ada
pembulatan maka angka selain
pembulatan koreksinya diberikan pada
sudut poligon yang mempunyai kaki-
kaki sudut terpendek.
94
2. Syarat Absis
d1’+d2’+d3’+d4’+d5’+d6’=d1sinα12+
d2sinα23+d3sinα34+d4sinα45+
d5sinα56+d6sinα61, kemudian
d1sinα12+d2sinα23+d3sinα34+
d4sinα45+d5sinα56+d6sinα61=x1-x1=0,
tetapi umumnya terjadi kesalahan pada
pengukuran jarak, sehingga
Ʃ(dsinα) = 0+fx, fx merupakan
kesalahan dan ini dikoreksikan
pada absis titik poligon dengan
perbandingan: di/Ʃd . fx 95
(3) Syarat Ordinat
d1”+d2”+d3”+d4”+d5”+d6” = d1 cos
α12+d2 cos α23 + d3 cos α34+d4 cos
α45+d5cosα56+dcosα61
Karena
d1”+d2”+d3”+d4”+d5”+d6” = y1-y1
maka
d1 cos α12+d2 cos α23 +
d3cosα34+d4 cos
α45+d5cosα56+d6cosα61 = y1-y1=0
96
Sehingga secara umum:

Ʃ(dcosα) = y1-y1 + fy
= 0 + fy
Fy merupakan kesalahan yang harus
dikoreksikan ke setiap ordinat pada
titik poligon dengan perbandingan
di/Ʃd.fy

97
Contoh Hitungan
Pol. Tertutup ada
pada lembaran
lain

98
Tugas 3
Disediakan Poligon tertutup 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-1
Diukur Sudut dan jarak/sisi2 nya sbb
Sudut Derajad Menit Sekon Sisi Jarak (m)
1 1660 02’ 37” 1-2 72,00
2 970 48’ 25” 2-3 74,00
3 1610 53’ 13” 3-4 66,00
4 1770 58’ 27” 4-5 67,00
5 1810 18’ 12” 5-6 64,00
6 1280 58’ 40” 6-7 38,00
7 930 52’ 30” 7-8 58,00
8 1920 30’ 40” 8-9 49,50
9 1040 32’ 50” 9-10 83,00
10 2570 52’ 55” 10-11 75,80
11 1180 37’ 40” 11-12 66,00
12 1180 47’ 20” 12-1 52,00
1 1660 02’ 37”
99
Koordinat Titik awal (Titik 1) 1(100,00;100,00)
Azimut Awal (α12): XX0 45’ 50”
(XX= dua angka dari belakang NPM sdr)
Hitung; Koordinat Titik 2 s/d Titik 12, serta gambarkan
Poligonnya. Pekerjaan menggunakan format Excel.
Kirim via email.

100

Anda mungkin juga menyukai