Anda di halaman 1dari 2

3.1.

1 Metode Pelaksanaan Pelat

Dalam pelaksanaannya, pekerjaan pelat lantai mempunyai beberapa metode yang dapat digunakan
dan disesuaikan dengan kondisi yang ada.

a. Metode Konvensional

Seluruh struktur plat lantai dikerjakan ditempat, bekisting menggunakan plywood dengan perancah
scaffolding. Ini merupakan cara lama yang paling banyak digunkana namun membutuhkan waktu
lama serta biaya tinggi. Kondisi ini kemudian menyebabkan banyak pekerja proyek berlomba-lomba
melakukan inovasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sekaligus biaya termurah.

b. Metode Bondek

Tulangan bawah dihilangkan dan fungsinya digantikan oleh plat bondek dengan begini diharapkan
ada penghematan besi tulangan dan bekisting dibawahnya. Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk
batangan atau diganti dengan besi wiremesh agar lebih cepat saat pemasangan.

c. Metode Full Precast

Merupakan sistem paling cepat, namun perlu diperhatikan jika menggunakan metode ini yaitu segi
kekuatan alat angkat, misalnya kuat angkat ujung tower crane harus lebih besar dari total berat
beton precast. Dan metode ini juga dapat dilakukan sejak dini dipabrik lalu tinggal dikirim ke lokasi
proyek untuk dipasang.

d. Metode Half Slab

Disebut half slab karena separuh struktur pelat lantai dikerjakan dengan sistem precast, bagian
tersebut bisa dibuat di pabrik lalu dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang, selanjutnya dilakukan
pemasangan besi tulangan bagian atas lalu dilakukan pengecoran separuh plat ditempat.
Kelebihannya yaitu adanya pengurangan waktu serta biaya pekerjaan bekisting.

3.1.2 Perencanaan Pelat Lantai

Dalam merencanakan sebuah pelat lantai, ada tiga metode yang dapat digunakan
yaitu:

a. Metode Marcus
Metode ini didasarkan pada pendekatan momen dengan menggunakan
koefisien-koefisien yang disederhanakan dimana koefisien ini telah dicantumkan
dalam sebuah tabel sesuai dengan kondisi perletakan ujung-ujung pelat.
b. Metode Perencanaan Langsung
Metode yang memperoleh pendekatan momen menggunakan koefisien-
koefisien yang telah disederhanakan.
c. Metode Portal Ekivalen
Metode ini digunakan untuk memperoleh variasi longitudinal dari momen
dan geser, maka kekakuan relatif dari kolom-kolom berikut sistem lantai dimisalkan
dalam analisis pendekatan dan kemudian diperiksa.
(0,83 merupakan perbandingan kuat tekan silinder beton 15x30, sedangkan
untuk kubus 15x15x15 perbandingan kuat tekannya yaitu 1,00)

Pelat lantai meurupakan beton bertulang berstruktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban ynag bekerja tegak lurus pada
bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan
dengan bentang panjang/lebar bidangnya. Pelat beton bertulang ini sangatlah kaku dan
arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai
diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran
balok portal.

Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai
bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantaipada dermaga. Beban
yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati
dan/atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur. Oleh karena itu
pelat juga direncakan terhadap beban lentur (seperti pada kasus balok).

Anda mungkin juga menyukai