Anda di halaman 1dari 8

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jln. KampwolkerKampusBaruWaena,Jayapura. Telp 0967574124

Makalah
Metode pelaksanaan Bangunan Sipil
Tentang Metode Kerja Pada Pekerjaan Kolom Dan Lantai

Disusun oleh :

Randongkir Betty Van Evie (2020061014150)

Dosen pengampu : Tinus Kogoya, S.T, M.T

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL PRODI STRATA SATU
JAYAPURA
2022
Metode kerja kontruksi
pada pekerjaan kolom dan lantai

Metode Pelaksanaan Konstruksi


Metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah metode yang dibuat dengan cara
teknis yang menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan uraian cara kerja dari
masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis, serta bagaimana tahapan dalam metode pelaksanaan pekerjaan harus relevan antara
metode pelaksanaan pekerjaan dengan jadwal/jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan
analisa teknis satuan pekerjaan.Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diperlukan metode
pelaksanaan yaitu cara pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang
tepat sesuai dengan rencana kerja. Metode yang digunakan yaitu pekerjaan pelaksanaan dan
pengawasan.

Pekerjaan Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan struktur pada proyek, memiliki ruang lingkup pekerjaan yang
mengacu pada gambar kerja. Alur pekerjaan dapat dilihat di bawah ini:
 start
 penentuan as kolom
 pabrikasi pembesian kolom
 pemasangan pembesian kolom
 pemasangan bekisting, proses pengecoran kolom
 pembongkaran bekisting, dan curring/perawatan kolom.

1) Penentuan As Kolom
Sebelum memulai memasang bekisting kolom, pekerjaan yang dilakukan adalah menentukan
titik-titik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan tim survey yaitu marking berupa titik-titik
atau garis yang digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting dan tulangan kolom.
Penentuan as kolom dilakukan dengan menggunakan alat theodolite dan waterpass,
pelaksanaannya:
a) Penentuan as kolom dengan theodolite dan waterpass berdasarkan shop drawing
dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM
(Benchmark).
b) Posisi as kolom harus simetris kedudukannya terhadap as pada lantai sebelumnya.
c) Dengan bantuan titik-titik acuan bangunan yang simetris disetiap lantainya, maka
dapat ditentukan letak as kolom dan kemudian dibuat as-as yang lain dengan
mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal.
d) Pengecekan as kolom dilakukan dengan menempatkan alat theodolite pada marking
tersebut dan kemudian mengecek kelurusan marking kolom. Penempatan titik kontrol
pada proyek ini dilakukan pada titik benchmark.
2) Pabrikasi dan Pemasangan Pembesian Kolom
Perakitan tulangan kolom dilakukan oleh pekerja langsung ditempat pabrikasi besi atau
tulangan, sehingga waktu pengerjaan akan menjadi lebih efisien, dimana cara ini dapat
mempercepat proses penulangan kolom. Tulangan yang digunakan pada penulangan kolom
terdiri dari dua macam, yaitu tulangan utama dan tulangan sengkang. Tulangan utama pada
kolom berfungsi untuk menahan kombinasi beban aksial dan momen lentur, sedangkan
tulangan sengkang pada kolom berfungsi untuk menahan gaya geser. Peralatan yang
digunakan pada pekerjaan perakitan tulangan kolom adalah mesin barbending yang berfungsi
sebagai pembengkok baja tulangan dan mesin bar cutter yang berfungsi untuk memotong baja
tulangan. Langkah pekerjaan pada pemasangan tulangan kolom adalah sebagai berikut:
a) Tulangan disambungkan terhadap tulangan utama di bawahnya. Kemudian masukkan
tulangan sengkang dari bagian atas tulangan utama yang telah tersusun sebelumnya.
Kaitkan antara tulangan sengkang dengan tulangan utama menggunakan kawat
bendrat.
b) Pada bagian luar penulangan kolom akan diberi beton decking untuk selimut beton.

Gambar 3. Pemasangan Pembesian Kolom

3) Pemasangan Bekisting
Proses pemasangan bekisting dapat dilakukan setelah proses pembesian tulangan kolom telah
selesai dilakukan dan telah mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas. Pekerjaan
yang dilakukan pada proses pemasangan bekisting adalah sebagai berikut:
a) Pembersihan plywood dan mengolesi dengan minyak pelumas/oli. pelumas oli
berfungsi untuk melumasi permukaan bekisting agar beton tidak menempel pada
permukaan bekisting dan memudahkan dalam pembongkaran bekisting.
b) Setelah proses perawatan selesai,berikutnya bekisting akan diangkat menggunakan
tower
c) crane menuju posisi kolom yang akan dicor.
d) Sebelum bekisting dipasangkan,tulangan kolom terlebih dahulu diberikan beton
decking untuk mendapatkan ketebalan selimut beton yang diinginkan
e) Setelah bekisting sudah diposisikan pada garis marking yang telah disiapkan,
selanjutnya kickers dan push dan pull prop dipasang pada base plate yang sudah
terpasang sebelumnya, lalu dilakukan pengencang tie rod pada bekisting.

Gambar 4. Pemasangan Bekisting Kolom

4) Pengecoran Kolom
Proses pengecoran kolom dilakukan setelah seluruh kolom yang akan dicor telah siap serta
beton ready mix telah dilakukan pengujian slump dan pengambilan sample uji beton dan
telah mendapat persetujuan oleh konsultan pengawas, maka pihak surveyor akan menghitung
kebutuhan volume beton dan pihak gudang akan memesan beton sesuai dengan perhitungan
dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh surveyor. Pengecoran kolom dilakukan dengan
menggunakan concrete bucket dengan bantuan tower crane. Urutan Pengecoran kolom adalah
sebagai beruikut:
a) Concrete bucket dan pipa tremi disiapkan dahulu dan bersihkan bekisting dengan
kompressor dan air. Kemudian memeriksa tulangan, jumlah tulangan, jarak sengkang,
selimut beton dan batas cor.
b) Periksa sambungan panel bekisting kolom dan periksa list corner 4 sisi yang
dilanjutkan dengan memeriksa support bekisting, dimensi kolom dan vertikalitinya
dengan unting -unting/theodolite.
c) Beton dituang dari mobil mixer ke dalam concrete bucket. Saat beton dituang
concrete bucket harus dalam keadaan tertutup agar tidak tumpah
d) Pemindahan concrete bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan ke lokasi
pengecoran dengan menggunakan tower crane.
e) Pada saat dilokasi pengecoran tutup concrete bucket dibuka dan campuran beton
dituang ke dalam bekisting dengen menggunakan pipa tremi.
f) Pada saat beton dituang bersamaan juga dilakukan pemadatan beton menggunakan
concrete vibrator, hal ini dilakukan agar coran yang baru dituangkan dapat
terpadatkan dengan baik dan coran dapat mengisi rongga-rongga udara yang kosong.
g) Setelah semua proses pengecoran kolom selesai, lalu dilaksanakanlah curring setelah
beton berusia 24 jam.

Gambar 5. Pengecoran Kolom

5) Pembongkaran Bekisting
Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap mulai mengeras.
Pada proyek ini bekisting kolom dilepas sekitar 12 jam setelah proses pengecoran. Bekisting
yang telah dilepas tersebut diangkat dengan bantuan tower crane dan dibersihkan bagian
permukaan dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian dipasang pada kolom berikutnya.
6) Curring
Setelah pembongkaran bekisting selesai, maka proses curring langsung dilakukan. Tujuan
utama dari perawatan beton yaitu untuk menghindari hal-hal berikut ini:
a. Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton yang akan
mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
b. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari pertama.
c. Perbedaan temperature beton yang dapat mengakibatkan retak-retak.

Gambar 6. Curring Kolom

Metode kerja pada Pekerjaan Lantai


Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen konstruksi serta
rancangan proyek. Jika lantai dilengkapi dengan keramik, maka kontraktor harus mengikuti
petunjuk dari manajemen konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan lantai keramik harus
mengikuti aturan bahwa lantai keramik harus bersih, tidak retak ataupun bergelombang.
Apabila pemasangan keramik tidak rapi atau tidak sesuai dengan rancangan proyek, maka
wajib dibongkar dan dipasang ulang.
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat lantai beton dilakukan setelah pekerjaan kolom sudah
selesai. Semua pekerjaan plat lantai ini dilaksanakan di tempat kerja atau lokasi yang telah
direncanakan. Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan meliputi pembesian, pemasangan
bekisting, pengecoran, dan perawatan beton. Untuk mendapatkan hasil kerja yang bagus,
semua pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia).
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam pekerjaan ini, antara lain:
 Persiapan
Persiapan dimulai dari pengukuran untuk mengatur dan memastikan tingkat kerataan
ketinggian plat lantai. Oleh karena itu, pelaksanaan pekerjaan ini membutuhkan alat bantu
theodolit. Kemudian pekerjaan dilanjutkan dengan membuat bekisting plat lantai.
Bekisting tersebut harus sesuai dengan gambar kerja. Pemotongan plywood yang akan
digunakan sebagai bekisting harus cermat sehingga hasilnya sesuai dengan luasan plat
lantai yang akan dibuat. Setelah itu, proses pembesian plat lantai dilaksanakan di atas
bekisting.
 Pekerjaan
Pekerjaan plat lantai dimulai dari proses bekistingan plat lantai. Scaffolding disusun
secara berjajar untuk menopang bekisting pada balok dan plat lantai. Mengingat posisi
plat lantai lebih tinggi daripada balok, maka scaffolding untuk plat lantai harus lebih
tinggi serta dibutuhkan main frame tambahan menggunakan joint pin. Ini bisa memper-
hitungkan ketinggian scaffolding plat dengan mengatur bagian base jack dan U-head jack.
Langkah berikutnya yaitu pemasangan balok kayu 6/12 sebagai girder sejajar dengan arah
cross brace. Kemudian pasang juga suri-suri dengan arah melintangnya di atas girder
tersebut. Setelah itu, plywood dipasang sebagai alas dari plat lantai. Tak lupa, pasang pula
dinding untuk tepi plat yang dijepit menggunakan siku. Plywood ini harus dipasang
serapat mungkin untuk mencegah terbentuknya rongga yang menyebabkan kebocoran
saat dilakukan pengecoran.

Tahap selanjutnya yaitu pembesian plat lantai yang dilakukan setelah pembesian balok.
Proses pembesian ini dilakukan secara langsung di atas bekisting plat. Untuk
mempermudah pekerjaan, tulangan-tulangan besi dapat diangkat menggunakan tower
crane untuk dipasang di atas bekisting plat. Lakukan perakitan tulangan besi ini dengan
tulangan bawah terlebih dahulu. Pembesian berikutnya dilakukan secara menyilang, lalu
ikat menggunakan kawat. Letakkan beton deking antara tulangan bawah plat dan
bekisting alas plat. Kemudian pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas
serta bagian bawah plat. Lakukan proses ini sampai pekerjaan pembesian plat lantai
selesai. Kemudian lakukan pengecekan untuk memeriksa hasil kerja pembesian tulangan
Periksalah penyaluran pembesian plat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra,
perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di plat lantai, beton decking, kaki ayam, dan
kebersihannya. Pembongkaran bekisting plat dilakukan setelah umur beton sudah
mencukupi.

 Pengecoran
Setelah pekerjaan bekisting dan pembesian sudah selesai serta dipastikan sudah siap,
engineer melakukan pengecekan terlebih dulu ke lokasi yang akan dicor. Jika hasilnya
bagus, kemudian engineer membuat surat izin pengecoran untuk diajukan kepada
konsultan pengawas. Konsultan pengawas lalu melakukan survei ke lokasi yang diajukan
di dalam surat tersebut. Setelah dipastikan sudah bagus semuanya, maka konsultan
pengawas akan menandatangani surat izin pengecoran.Proses pengecoran plat lantai harus
dilakukan bersama-sama dengan pengecoran balok. Peralatan pendukung yang digunakan
untuk pekerjaan pengecoran balok antara lain bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja,
dan papan perata. Setelah engineer mendapatkan izin pengecoran dari konsultan
pengawas, engineer kemudian menghubungi pihak beaching plan untuk mengecor sesuai
dengan mutu dan volume yang dibutuhkan. Pembersihan ulang area yang akan dicor
dilakukan menggunakan air kompresor sampai benar-benar bersih. Bucket disiapkan dan
dibersihkan dari debu atau sisa pengecoran. Setelah itu, siapkan satu keranjang dorong
untuk mengambil sampel dan test slump cor yang diawasi oleh engineer dan pihak
pengawas. Apabila sudah dinyatakan bagus, maka pekerjaan pengecoran pun telah siap
untuk dilaksanakan. Contoh benda uji diambil bersamaan selama proses pengecoran
berlangsung. Sampel ini cukup diambil beton yang keluar dari truk saja. Kemudian
sampel dituangkan ke bucket. Dari bucket ini, sampel tersebut diangkut menggunakan
TC. Setelah bucket sudah sampai di tempat yang akan dicor, selanjutnya petugas bucket
akan membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton segar ke bagian
balok terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke plat. Khusus untuk plat lantai, beton diratakan
memakai scrub secara manual. Kemudian lakukan pengecekan level menggunakan
waterpass. Tahap berikutnya yaitu pemadatan dengan vibrator. Tujuannya untuk
mencegah terbentuknya rongga-rongga udara yang dapat mengurangi mutu beton. Pekerja
vibrator akan memasukkan alat ini ke dalam adukan selama 5-10 menit di setiap bagian
yang dicor. Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan
berikutnya yaitu meratakan permukaan beton segar menggunakan balok kayu yang
panjang. Lakukan pekerjaan ini dengan memperhatikan batas ketebalan plat yang telah
ditentukan. Proses ini dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor telah terisi
beton. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, proses pengecoran sebaiknya dilakukan
maksimal selama 6-8 jam.

 Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk memperoleh hasil
beton yang berkualitas baik serta agar tidak merusak beton tersebut. Hal ini tidak terlepas
dari fungsi bekisting tersebut, selain sebagai cetakan, berguna juga sebagai penunjang
sampai beton benar-benar mengeras. Untuk pekerjaan plat lantai, pembongkaran
bekisting dilaksanakan dalam waktu 21-28 hari setelah pengecoran.

 Perawatan Beton
Setelah pembongkaran bekisting, selanjutnya dilakukan perawatan terhadap adonan beton
selama proses pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton yang mengering terlalu
cepat mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka
setelah dilaksanakan pengecoran, lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu beton.
Proses perawatan beton ini dilakukan dengan menjaga agar kondisinya senantiasa basah
dengan menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan dua kali seminggu dengan menyirami
beton

Anda mungkin juga menyukai