UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jln. KampwolkerKampusBaruWaena,Jayapura. Telp 0967574124
“TEKNIK PANTAI”
Teori Perhitungan Gelombang Amplitudo
(Airy ,Stokes, Knoidal, Gerstner)
DISUSUN OLEH :
Dosen Pengampu :
Davy Roberth Jansen, S.T,. M.T
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL PRODI STRATA SATU
JAYAPURA
2022
Teori Dasar
A. Gelombang
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang
tergantung pada gaya pembangkitnya. Diantaranya adalah:
a. gelombang angin yang diakibatkan oleh tiupan angin di permukaan laut
b. gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda – benda langit terutama
matahari dan bulan,
c. gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di
laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan
sebagainya.
Gelombang dapat menimbulkan energi yang dapat mempengaruhi profil
pantai. Selain itu gelombang juga menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak
lurus maupun sepanjang pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan
pantai. Terdapat beberapa teori gelombang dengan beberapa derajad kekompleksan dan
ketelitian untuk menggambarkan kondisi gelombang di alam diantaranya adalah teori Airy,
Stokes, Gerstner,dan Knoidal.
B. Pengertian Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu gelombang.
Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak/simpangan terjauh dari titik kesetimbangan
dalam gelombang sinusoide. Amplitudo adalah bagian terpenting dalam getaran. Jadi
hubungan antara amplitudo dengan kuat lemahnya getaran adalah berbanding lurus. Jadi
semakin kuat getaran yang dihasilkan maka akan semakin besar amplitudonya. Jadi faktor
yang mempengaruhi besarnya amplitudo adalah kuat lemahnya getaran yang dihasilkan.
Beberapa Teori Perhitungan Gelombang
1.Teori Gelombang Airy
Teori Gelombang Airy ( teori amplitudo kecil ) diturunkan berdasarkan
persamaan Laplace untuk aliran tak rotasi ( irrotational flow ) dengan kondisi
batas di dasar laut dan di permukaan air. Terdapat beberapa anggapan yang
digunakan untuk menurunkan persamaan gelombang adalah sebagai berikut.
o Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan, sehingga rapat masa adalah
konstan.
o Tegangan permukaan diabaikan.
o Gaya coriolis ( akibat perputaran bumi di abaikan ).
o Tekanan pada permukaan air adalah seragam dan konstan.
o Zat cair adalah ideal, sehingga berlaku aliran tak rotasi.
o Dasar laut adalah horizontal, tetap dan impermeable sehingga kecepatan
o vertikal di dasar adalah nol.
o Amplitudo gelombang kecil terhadap panjang gelombang dan kedalaman
o air.
o Gerak gelombang berbentuk silinder yang tegak lurus arah penjalaran
o gelombang sehingga gelombang adalah dua dimensi.
o koordinat x-y. Gelombang menjalar pada sumbu x.
Cepat rambat
gelombang
L
∁= =√ gd
T
L
∁= = ¿ tanh
T 2π
2 πd
L [ ] L
∁=C 0= = ¿
T 2π
2
L=L0 = ¿ 1,56 T
2
Panjang L=T √ gd 2 πd
[ ] 2π
2
L= ¿ tanh
gelombang 2π L
2 πd
∁= ¿ tanh
2π L
[ ]
2
η=
H0
2
cos
L0
−(
2 πx 2 πt πH 0
T
+
4 L0
cos)4 πx 4 πt
L0
−
T
c. kecepatan partikel
komponen kecepatan partikel dalam arah x dan y mempunyai bentuk berikut :
πH cosh k ( d+ y )
( )cosh 2 k ( d+ y )
2
3 πH
u= cos ( kx −σt ) + c cos 2(kx −σt)
T sinh kd 4 L sinh4 kd
πH sinh k ( d+ y)
( )
sinh 2 k (d + y )
2
3 πH
v= sin ( kx−σt )+ C sin 2(kx −σt)
T sinh kd 4 L sinh kd
[ ]
2
H cosh k ( d+ y ) πH 1 3 cosh 2 k ( d + y )
ξ= sin ( kx−σt ) + 1−
2 sinh kd 8 L sinh kd
2
2 2
sinh kd
[ ]
2
πH C cosh 2 k (d + y )
U ( y)=
L 2 2
sinh kd
f. Tekanan Gelombang
Distribusi tekanan gelombang pada gelombang pada kedalaman air sebagai berikut :
2
H cosh k (d + y ) 1 πH tanh kd
p= ρg cos ( kx −σt )−ρgy− ρg [ cosh 2 k ( d+ y )−1 ]
2 cosh kd 8 L sinh 2 kd
{ }
2
+3 πH tanh kd cosh 2 k (d + y ) 1
ρg − cos 2(kx−σt)
8 L sinh2 kd 2
sinh kd 3
2
{
ys= yt + H . cn 2 K ( k ) ( Lx − Tt ) , k }
keterangan
yt : jarak dari dasar ke lembah gelombang
cn : fungsi kosinus elips
K (k) : inegral elips
K :modulus dari inregral elips (nilai k berkisar 0 – 1) Jarak dari dasar ke lembah
gelombang (yt) adalah
2
yt yc H 16 d H
= − = K ( k ) { K ( k ) −E ( k ) } +1−
yc d d 3 L 2
d
Dengan yc adalah jarak dari dasar ke puncak gelombang. Panjang gelombang diberikan
dengan rumus :
√
3
16 d
L= k . K (k )
3H