Anda di halaman 1dari 9

A.

OSILASI TEREDAM SATU DERAJAT KEBEBASAN


Contoh bila gaya gesekan pada lantai dalam gerakan massa pegas tidak diabaikan, maka gaya
gesekan akan menyebabkan suatu saat osilasinya akan berhenti. Demikian juga osilasi bandul
yang dipengaruhi oleh gesekan udara selama bergerak juga akan teredam.
Besarnya redaman yang terjadi sebanding dengan perubahan simpangan terhadap waktu
atau kecepatan gerak oslasi ( dψ /dt ). Bila redaman dilambangkan dengan f konstanta redaman
adalah b maka besarnya f dinyatakan secara umum oleh:

f = b dt
Osilasi teredam
Osilasi hermonik teredam adalah gerak benda yang di prngaruhi oleh gaya
penghambat atau redaman yang menyebabkan amplitudo osilasi berkurang secara
perlahan terhadap waktu sampai akhirnya berhenti.

Gerak osislasi teredam


x = A cos (ωt +θ 0 )
gaya redaman F = -bv, dimana b adalah konstanta redaman.

Osilasi teredam pada sistem massa pegas

Gambar 1.6. Osilasi terdeam


Gaya-gaya yang mempengaruhi gerakan benda di atas adalah gaya sesaat F, gaya gesekan f dan gaya
pulih F=−k ( x 2 −x 1 )=−kΔx .
Meurut hukum II Newton:
∑ F=ma
−kΔx− f =ma
dx
=b
Gunakan f dt , dan Δx =x
2
d x dx
m 2 + b + kx=0
dt dt
Dengan menggunakan x=x (t ) operator turunan D dan diperoleh:
2
(mD +bD+k )x=0

−b± √b 2−4 ac
D12= 2a
akar – akar persamaan ini adalah :

λ12 =−
b ±
2m √( 2m)
b 2 k

m
b
Bila 2 m
=T
k
dan ω0 = m , maka: √
λ12=−T ± T −ω0 √
2 2

Solusinya adalah:
(−T + √T 2−ω2o )t √ 2
(−T − T −ωo )t
2

x (t )=C1 e +C 2 e
Secara umum dapat ditulis:
( −T + √T 2 −ω2o )t √
(−T − T −ωo )t
2 2

ψ (t )=C 1 e +C 2 e

Dengan


k
ω0 = m
1.Kasus redaman kecil
b
dan T = 2m

Untuk kasus redaman kecil dengan T2 << ω02 maka:


√ T 2−ω2o=√−ω2=iω
Persamaan gerak menjadi:
( −T +iωo )t (−T −iωo )t
ψ (t )=C 1 e +C2 e
Bila
C1 =C 2= A maka secara umum dapat ditulis:
ψ(t )= Ae−Tt (eiωt +e−iωt )
ψ(t )= Ae−Tt cos(ωt +ϕ )

Gambar 1.7. Osilasi dengan redaman kecil

2.Kasus redaman kuat


Untuk kasus redaman kuat dengan T2 >> ω02 maka:
√T ω √ T 2=T
2 2
− 0 =
( −T +T )t (−T−T )t
ψ (t )=C 1 e +C2 e
ψ (t )=C 1 e o +C 2 e−2Tt =C 1 +C 2 e−2Tt
Dari persamaan ini terlihat bahwa pada redaman kuat tidak terjadi osilasi tapi langsung
teredam dengan kuat.

3.Kasus redaman kritis


T 2=ω 2
Untuk kasus redaman kritis kita ambil o sehingga berlaku persamaan

√T ω =0
2 2
− 0
−Tt o o
ψ (t )=e (C1 e +C2 e )
−Tt
ψ (t )=(C 1 +C 2 )e
Dari persamaan memperlihatkan bahwa tidak terjadi osilasi bahkan langsung diredam
dalam waktu yang singkat. Ilustrasi bentuk redaman kritis dan redaman kuat dapat dilihat
pada gambar berikut ini:

Gambar 1.8. Osilasi teredam kuat dan teredam kritis


Berikutnya kita lihat osilasi teredam pada rangkaian RLC.

Gambar 1.9. Rangkaian RLC

Jika pada rangkaian diketahui besarnya


V C =V R +V L

q di
=iR+ L
C dt
dq
i=−
Karena dt
q dq d2 q
=− R−L 2
Maka C dt dt
d2 q dq q
L + R + =0
dt 2 dt C
1
( LD 2 +RD+ )q=0
C
Dalam hal ini konstanta redaman adalah R. Untuk mencari penyelesaian persamaan ini harus
dicari harga akar-akarnya.
−R±√ R2 −4 L /C
D12= 2L
akar – akar persamaan ini adalah :

√( )
2
R ± R − 1
λ12 =− 2 L 2L LC
R
Bila 2 L
=T
1

dan ω0 = LC , maka:
λ12=−T ± T −ω0 √
2 2

Solusinya adalah:
(−T + √T 2−ω 2o )t √ 2
(−T− T −ωo )t
2

q(t )=C1 e +C 2 e
Secara umum dapat ditulis:
( −T + √T 2 −ω2o )t √ 2 2
(−T − T −ωo )t
ψ (t )=C 1 e +C 2 e
4.Osilasi Teredam dengan Gaya Pemicu (Osilasi Harmonik Terpaksa)

Perhatikanlah gambar berikut ini:

Gambar 1.10. Osilasi harmonik terpaksa

Dari gambar 1.7 di atas terlihat bahwa dalam gerakan osilasi diberikan gaya pemicu
untuk memaksa gerakan sebesar :
F(t )=Fo cos( φt+ϕ)
SehinggapPersamaan gerak osilasinya dapat dituliskan:
d2 ψ dψ
m +b +kψ =
dt 2 dt F o cos( φt+ϕ )

Solusinya berbentuk:
ψ(t) = ψp (t) + ψk (t)
dimana: ψp(t) → solusi pelengkap (solusi persamaan differensial homogen)
ψk(t) → solusi khusus
untuk T << ω0 :
2 2

solusi pelengkap ψp(t) homogen pada pers (4)


ψp(t) = A sin (ωt + φ)
solusi khusus:
ψk(t) = A cos (Ωt + φ – δ) ………………………………………(20)
cari persamaan amplitude A dan sudut fase δ !
untuk mencari kedua besaran ini, pers (20) disubstitusikan ke dalam pers (19), diperoleh:
F
[{(ω02-Ω2)cos δ + 2T Ω sin δ}- m ] cos (Ωt + φ)
+ A {(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ} sin (Ωt + φ) = 0 ……………(21)
Dari pers. (21) dapat dituliskan persamaan:
F
A{(ω02-Ω2)cos δ + 2T Ω sin δ}- m = 0 ………………………(22)

dan
(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ = 0 ………………………………..(23)
Dari pers. (22) diperoleh:
F
m

A= √
2 2 2
(ω0 −Ω ) +(2ΩT )
2

…………………………………...(24)
Dari pers. (23) diperoleh:
2T Ω

tan δ = ω −Ω
2 2

0 ………………………………………………(25)

Sistem osilasi harmonis teredam terpaksa adalah rangkaian RLC dengan menggunakan
generator:

Gambar 1.11. Rangkaian RLC teredam terpaksa


teredam:
Vc = VR + V L

Vc – VR – VL = 0

Teredam terpaksa: V(t) = Vc + VR + VL

1
Frekuensi rangkaian disesuaikan dengan frekuensi natural : ω = √ LC
Generator dengan frekuensi ω menimbulkan arus pada rangkaian RLC. Walaupun rangkaian ada R,
tidak menyebabkan redaman pada arus yang mengalir sebab generator selalu mengganti energi yang
diserap R.
Arus dalam rangkaian akan selalu konstan dengan frekuensi ω sampai selesai.
Amplitudo arus adalah:
V 0

√ 1
2

R +(ωL− )
2

I0= ωC ……………………………………..(26)

Harga ini akan maksimal bila:


1 1
ωL = ωC → ω = √ LC
Jadi secara garis besar dapat dikatakan gaya yang bekerja pada suatu sistem mekanik atau
elektromagnetik adalah:
F = Fluar + Fredaman + Finternal
↓ ↓ ↓ ↓

2

m dt
2

generator R: tahanan L: E.magnet


pukulan terus f : gesekan C:E.listrik
menerus k: pegas → Ep

= Fo cos (Ωt + φ) ……………………………(19)


( Persamaan differensial non homogen)
Solusinya berbentuk:
ψ(t) = ψp (t) + ψk (t)
dimana: ψp(t) → solusi pelengkap (solusi persamaan differensial homogen)
ψk(t) → solusi khusus
untuk T2 << ω02 :
solusi pelengkap ψp(t) homogen pada pers (4)
ψp(t) = A sin (ωt + φ)
solusi khusus:
ψk(t) = A cos (Ωt + φ - δ) ………………………………………(20)
cari persamaan amplitude A dan sudut fase δ !
untuk mencari kedua besaran ini, pers (20) disubstitusikan ke dalam pers (19), diperoleh:
F
[{(ω0 -Ω )cos δ + 2T Ω sin δ}- m ] cos (Ωt + φ)
2 2

+ A {(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ} sin (Ωt + φ) = 0 ……………(21)


Dari pers. (21) dapat dituliskan persamaan:
F
A{(ω02-Ω2)cos δ + 2T Ω sin δ}- m = 0 ………………………(22)

dan
(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ = 0 ………………………………..(23)
Dari pers. (22) diperoleh:
F
m

A= √
2 2 2
(ω0 −Ω ) +(2ΩT )
2

…………………………………...(24)
Dari pers. (23) diperoleh:
2T Ω

tan δ = ω −Ω
2 2

0 ………………………………………………(25)
B.SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN (OSILASI
BERGANDENG

1. Osilasi Pegas Bergandeng

setimbang

Keadaan umum

Gambar 1.12.Osilasi pegas bergandeng

Persamaan gerak untuk masing- masing benda:


d ψ =− k ψ +( ψ −ψ )
2

1
m 1 2 1

dt
2

d ψ =− k ( ψ −ψ )−k ψ
2

2
m 2 1 2

dt
2

d (ψ −ψ ) =−k ( ψ +ψ
2

1 2
m 1 2)

dt
2

Solusi persamaan ini merupakan osilasi pusat massa.


ψ2 = ψ1 + ψ2 = A1 cos (ω1t + φ1)
k

Dengan ω1 = m (mode satu: mode rendah) yang geraknya membentuk ayunan
searah.
Selisih kedua pers. (27) adalah:
d ( ψ −ψ
2

m
1 2)
=−3 k ( ψ −ψ 1 2)

dt
2

Solusi persamaan ini merupakan osilasi relatif:


ψ2 = ψ1 - ψ2 = A2 cos (ω2t + φ2)

dengan ω2 = √ 3k
m
(mode dua) yang geraknya membentuk ayunan berlawanan arah.
Gerak osilasi seluruh system merupakan superposisi linier dari kedua osilasi
harmonik:
ψ (t) = A1 cos (ω1t + φ1) + A2 cos (ω2t + φ2)

2.Osilasi Gandeng Rangkaian LC


Gambar 1.13. Osilasi LC bergandeng

d I + Q + Q =0
A 1 2

Loop A : L dt C C
dI Q Q
2

A 1 d 1 d 2
L + ( + )=0
dt
2 C dt dt

d I
2

L
A
+
1
( I A+ I A− I B )= 0

dt
2 C

L
d I − Q +Q
B 2 3
=0
Loop B : dt C C
d I Q Q
2

B 1 d 2 d 3
L + (− + )=0
dt
2 C dt dt

d I
2

L
B
+
1
(− I A+ I B+ I B )=0
dt
2 C

Jumlah pers.:
d (I I
2

A+ B)
+
1
( I A+ I B )=0
t LC
2
d
Solusi adalah:
I1 = IA + IB = I10 cos (ω1t + φ1)
1
Dengan ω1 = √ LC (mode satu / rendah)
Selisih pers. (31) dan (32) adalah:
d ( I +I
2

A B)
+
3
( I A− I B)

dt
2 LC
…………………………..(36)
Dengan solusi:
I2 = IA - IB = I20 cos (ω2t - φ2) …………………….....(37)

Dimana ω2 = √ 3
LC
(mode dua / tinggi)…………………..(38)
Solusi umum merupakan superposisi dari pers. (34) dan (37):
I (t) = I1 cos (ω1t - φ1) + I2 cos (ω2t - φ2) …………..(39)

Sistematika Solusi Sistem Dua Derajat Kebebasan


Bagaimana bila pada osilasi gandeng pegas, massanya atau konstanta pegasnya tidak sama?.
Gandeng LC, induktor dan kapasitornya tidak sama. Hal ini tidak dapat diselesaikan seperti di
depan.
Tanpa memandang bentuk ini dari system osilasi, missal ada persamaan differensial orde I
homogen adalah:
d ψ =− a ψ −a ψ
2

1
11 1 12 2

dt
2

d ψ =− a ψ − a ψ
2

2
21 2 22 2

dt
2

…………………………………(31)
Asumsikan osilasi mempunyai mode normal, yaitu kedua derajat kebebasan ψ 1 dan ψ2
berosilasi dengan frekuensi dan tetapan fase yang sama.
Misalkan solusi kedua persamaan di atas:
ψn (t) = An cos (ωt + φ), dengan n = 1,2,… ………………(32)
subsitusikan pers. (32) ke dalam pers. (31), diperoleh:
ψ1 (t) = A1 cos (ωt + φ)
ψ2 (t) = A2 cos (ωt + φ)

2

1
=− a ψ −a ψ
11 1 12 2

dt
2

-A1ω2 cos (ωt + φ) = - a11 A1 cos (ωt + φ) – a12 cos (ωt + φ)


- ω2φ1 = -a11φ1 – a12φ2
(- ω2 + a11)φ1 + a12φ2 = 0
Dengan cara yang sama, diperoleh:
a21ψ1 + (-ω2 + a22) ψ2 = 0 ………………………………….(33)
Pers. (33) dapat ditulis dalam bentuk matriks:
ω +a a ψ|
2
− 11 12 1
| | |
a −ω + a ψ = 0 …………………………..(34)
2

21 22 2

Karena ruas kanan = 0, maka determinan dari matriks di ruas kiri = 0 :


(- ω2 - a11) – (- ω2 + a12) – a12a21 = 0
Kita peroleh persamaan kuadrat dari ω2, dengan solusi menggunakan rumus abc:

√( a11 +a 12
)
2

ω = a +2 a ( a a −a a )
2
11 12
1,2 ± − 11 22 12 21

2………...(35)
Perbandingan amplitude dari masing- masing mode sebagai berikut:
A = ω −a
2

1 1 22

Untuk mode 1 : A a 2 21

A = ω −a
2

1 2 22

Untuk mode 2 : 2 21 A a
Superposisi dari kedua mode tersebut adalah:
ψ1 (t) = (A1)mode 1 cos (ω1t + φ) + (A1) mode 2cos (ω2t + φ)
ψ2 (t) = (A2)mode 1 cos (ω1t + φ) + (A2) mode 2cos (ω2t + φ) …..(36

Anda mungkin juga menyukai