−b± √b 2−4 ac
D12= 2a
akar – akar persamaan ini adalah :
λ12 =−
b ±
2m √( 2m)
b 2 k
−
m
b
Bila 2 m
=T
k
dan ω0 = m , maka: √
λ12=−T ± T −ω0 √
2 2
Solusinya adalah:
(−T + √T 2−ω2o )t √ 2
(−T − T −ωo )t
2
x (t )=C1 e +C 2 e
Secara umum dapat ditulis:
( −T + √T 2 −ω2o )t √
(−T − T −ωo )t
2 2
ψ (t )=C 1 e +C 2 e
Dengan
√
k
ω0 = m
1.Kasus redaman kecil
b
dan T = 2m
√T ω =0
2 2
− 0
−Tt o o
ψ (t )=e (C1 e +C2 e )
−Tt
ψ (t )=(C 1 +C 2 )e
Dari persamaan memperlihatkan bahwa tidak terjadi osilasi bahkan langsung diredam
dalam waktu yang singkat. Ilustrasi bentuk redaman kritis dan redaman kuat dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
q di
=iR+ L
C dt
dq
i=−
Karena dt
q dq d2 q
=− R−L 2
Maka C dt dt
d2 q dq q
L + R + =0
dt 2 dt C
1
( LD 2 +RD+ )q=0
C
Dalam hal ini konstanta redaman adalah R. Untuk mencari penyelesaian persamaan ini harus
dicari harga akar-akarnya.
−R±√ R2 −4 L /C
D12= 2L
akar – akar persamaan ini adalah :
√( )
2
R ± R − 1
λ12 =− 2 L 2L LC
R
Bila 2 L
=T
1
√
dan ω0 = LC , maka:
λ12=−T ± T −ω0 √
2 2
Solusinya adalah:
(−T + √T 2−ω 2o )t √ 2
(−T− T −ωo )t
2
q(t )=C1 e +C 2 e
Secara umum dapat ditulis:
( −T + √T 2 −ω2o )t √ 2 2
(−T − T −ωo )t
ψ (t )=C 1 e +C 2 e
4.Osilasi Teredam dengan Gaya Pemicu (Osilasi Harmonik Terpaksa)
Dari gambar 1.7 di atas terlihat bahwa dalam gerakan osilasi diberikan gaya pemicu
untuk memaksa gerakan sebesar :
F(t )=Fo cos( φt+ϕ)
SehinggapPersamaan gerak osilasinya dapat dituliskan:
d2 ψ dψ
m +b +kψ =
dt 2 dt F o cos( φt+ϕ )
Solusinya berbentuk:
ψ(t) = ψp (t) + ψk (t)
dimana: ψp(t) → solusi pelengkap (solusi persamaan differensial homogen)
ψk(t) → solusi khusus
untuk T << ω0 :
2 2
dan
(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ = 0 ………………………………..(23)
Dari pers. (22) diperoleh:
F
m
A= √
2 2 2
(ω0 −Ω ) +(2ΩT )
2
…………………………………...(24)
Dari pers. (23) diperoleh:
2T Ω
tan δ = ω −Ω
2 2
0 ………………………………………………(25)
Sistem osilasi harmonis teredam terpaksa adalah rangkaian RLC dengan menggunakan
generator:
Vc – VR – VL = 0
1
Frekuensi rangkaian disesuaikan dengan frekuensi natural : ω = √ LC
Generator dengan frekuensi ω menimbulkan arus pada rangkaian RLC. Walaupun rangkaian ada R,
tidak menyebabkan redaman pada arus yang mengalir sebab generator selalu mengganti energi yang
diserap R.
Arus dalam rangkaian akan selalu konstan dengan frekuensi ω sampai selesai.
Amplitudo arus adalah:
V 0
√ 1
2
R +(ωL− )
2
I0= ωC ……………………………………..(26)
m dt
2
dan
(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ = 0 ………………………………..(23)
Dari pers. (22) diperoleh:
F
m
A= √
2 2 2
(ω0 −Ω ) +(2ΩT )
2
…………………………………...(24)
Dari pers. (23) diperoleh:
2T Ω
tan δ = ω −Ω
2 2
0 ………………………………………………(25)
B.SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN (OSILASI
BERGANDENG
setimbang
Keadaan umum
1
m 1 2 1
dt
2
d ψ =− k ( ψ −ψ )−k ψ
2
2
m 2 1 2
dt
2
d (ψ −ψ ) =−k ( ψ +ψ
2
1 2
m 1 2)
dt
2
m
1 2)
=−3 k ( ψ −ψ 1 2)
dt
2
dengan ω2 = √ 3k
m
(mode dua) yang geraknya membentuk ayunan berlawanan arah.
Gerak osilasi seluruh system merupakan superposisi linier dari kedua osilasi
harmonik:
ψ (t) = A1 cos (ω1t + φ1) + A2 cos (ω2t + φ2)
d I + Q + Q =0
A 1 2
Loop A : L dt C C
dI Q Q
2
A 1 d 1 d 2
L + ( + )=0
dt
2 C dt dt
d I
2
L
A
+
1
( I A+ I A− I B )= 0
dt
2 C
L
d I − Q +Q
B 2 3
=0
Loop B : dt C C
d I Q Q
2
B 1 d 2 d 3
L + (− + )=0
dt
2 C dt dt
d I
2
L
B
+
1
(− I A+ I B+ I B )=0
dt
2 C
Jumlah pers.:
d (I I
2
A+ B)
+
1
( I A+ I B )=0
t LC
2
d
Solusi adalah:
I1 = IA + IB = I10 cos (ω1t + φ1)
1
Dengan ω1 = √ LC (mode satu / rendah)
Selisih pers. (31) dan (32) adalah:
d ( I +I
2
A B)
+
3
( I A− I B)
dt
2 LC
…………………………..(36)
Dengan solusi:
I2 = IA - IB = I20 cos (ω2t - φ2) …………………….....(37)
Dimana ω2 = √ 3
LC
(mode dua / tinggi)…………………..(38)
Solusi umum merupakan superposisi dari pers. (34) dan (37):
I (t) = I1 cos (ω1t - φ1) + I2 cos (ω2t - φ2) …………..(39)
1
11 1 12 2
dt
2
d ψ =− a ψ − a ψ
2
2
21 2 22 2
dt
2
…………………………………(31)
Asumsikan osilasi mempunyai mode normal, yaitu kedua derajat kebebasan ψ 1 dan ψ2
berosilasi dengan frekuensi dan tetapan fase yang sama.
Misalkan solusi kedua persamaan di atas:
ψn (t) = An cos (ωt + φ), dengan n = 1,2,… ………………(32)
subsitusikan pers. (32) ke dalam pers. (31), diperoleh:
ψ1 (t) = A1 cos (ωt + φ)
ψ2 (t) = A2 cos (ωt + φ)
dψ
2
1
=− a ψ −a ψ
11 1 12 2
dt
2
21 22 2
√( a11 +a 12
)
2
ω = a +2 a ( a a −a a )
2
11 12
1,2 ± − 11 22 12 21
2………...(35)
Perbandingan amplitude dari masing- masing mode sebagai berikut:
A = ω −a
2
1 1 22
Untuk mode 1 : A a 2 21
A = ω −a
2
1 2 22
Untuk mode 2 : 2 21 A a
Superposisi dari kedua mode tersebut adalah:
ψ1 (t) = (A1)mode 1 cos (ω1t + φ) + (A1) mode 2cos (ω2t + φ)
ψ2 (t) = (A2)mode 1 cos (ω1t + φ) + (A2) mode 2cos (ω2t + φ) …..(36