RANGKAIAN LISTRIK II

TRANSFORMASI LAPLACE

Dosen pengampu : Faried wadjdji.M Pd. M.M

Disusun oleh:

Dimas Abhiardana

1501617063

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

2018
Tujuan

1. Mahasiswa dapat melakukan invers transformasi laplace dan uraian pecahan parsial
pada rangkaian sederhana.
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan perhitungan soal yang berkaitan dengan
transformasi invers laplace dan uraian pecahan parsial.
URAIAN PECAHAN PARSIAL

Sebuah persamaan diferensial berbentuk umum

dni d n −1 i di
a0 n
+a 1 n−1
+a n−1 + an i=v (t )
dt dt dt

P(s)
I (s )=
Q(s)

P( s) P 1(s)
=B0 + B1 s+ B 2 s 2+..+ Bm−ns m−n+
Q(s ) Q(s )

1. Bila semua akar Q( s) = 0 adalah sederhana, maka uraian pecahan parsial adalah

P1 ( s )
I (s )=
( s−s1 ) ( s−s 2 ) ..(s−sn )
K1 K2 Kn
¿ + +..+
( s−s1 ) ( s−s2 ) ( s−sn )
Dimana k adalah konstanta riil yang disebut residu

2. Bila akar Q(s) = 0 ada yang kembar r, maka uraian pecahan parsial untuk akar
kembar adalah
P 1(s) K 11 K 12 K1r
= + +..+
( s−s1 ) r ( s−s 1) ( s−s 1) ( s−s r )

3. Suatu aturan khusus yang penting bisa diberikan bagi dua akar yang membentuk
pasangan kompleks konjugasi.
P1 ( s )
Q1 ¿ ¿
K1 K 1∗¿
¿ + +… ¿
( s+ a+ jw ) ( s+ a− jw )
Dimana Ki* adalah konjugasi kompleks dari K1. Dengan kata lain bila akar-akar
berkonjugasi maka demikian pula koefisien uraian pecahan parsialnya. Uraian dari
jenis yang ditunjukkan di atas perlu bagi setiap pasangan akar kompleks konjugasi
TEOREMA URAIAN HEAVISIDE
Untuk mencari metode yang berlaku umum, tinjaulah kasus dimana Q(s) hanya
mempunyai akar-akar berbeda

P 1 ( s) K1 K2 Kn
= + +..+
Q ( s ) ( s−s1 ) ( s−s2 ) ( s−sn )

Kemudian, setiap koefisien k1,k2,k3,....., kn dapat dihitung dengan mengalihkan

dengan penyebut koefisien tersebut dan membuat s sama dengan harga akar
penyebut. Dengan kata lain, untuk mendapat koefisien kj,

P 1(s)
[
K j = (s−s j )
Q(s) ]
Untuk kasus yang umum dimana akar kembar r,misalkan

P( s) R( s) K j1 K j2 K jn K jr
= = + + ... +....+
Q(s ) (s−s j ) s−s j (s−s j ) (s−s j ) (s−s j )

Dari persamaan ini, kita dapat membayangkan metode yang dipakai untuk
menghitung setiap koefisien. Bila kita buat s = s j, maka semua suku dalam
persamaan menghilang kecuali k jr , yang dapat dihitung. Selanjutnya, diferensiasikan
persamaan satu kali terhadap s. Suku kjr akan menghilang, tetapi k j ,r −1akan tetap ada
tanpa fungsi pengali s. Lalu k j ,r −1 bisa dihitung dengan membuat s = sj. Untuk
mendapat suku umum k jn, diferensiasikan persamaan diatas (r-n) kali dan buat s = sj,
sehingga

1 d r −n R ( s )
K jn = ⃒ ❑ s=sj
( r −n ) ! ds r−n ❑

1 d r −n R ( s )
K jn = ¿
( r −n ) ! ds r−n
Soal Latihan

1. Hitunglah transformasi laplace dari f ( t )=sin ωt berdasarkan rumus euler.

Jawab:
Rumus Euler =

1 jωt − jωt
f ( t )=sin ωt = ( e −e )
2j
Maka :
∞ ∞
1 ( jωt − jωt ) −st
L[f ( t ) ]=∫ sin( ωt)e−st dt=∫ e −e e dt
0 0 2j
∞
1 ( ( jω− s)t (− jω−s)t )
L[f ( t ) ]=∫ e −e dt
0 2j
∞
1 ( −(s− jω)t −(s + jω)t )
L[f ( t ) ]=∫ e −e dt
0 2j
∞ ∞
L[f ( t ) ]=
1
2j [∫ 0
e
−(s− jω)t
dt −∫ e
0
−(s+ jω)t
dt
]
1 1 1
e−(s− jω)t ∨∞ − e−(s+ jω)t ∨∞
L[f ( t ) ]=
( 2 j −(s− jω) 0 −(s + jω) 0 )
1 1 1
L[f ( t ) ]= (
2 j s− jω s + jω )
−

1 s+ jω−(s− jω)
L[f ( t ) ]=
2j ( s2 + ω2 )
1 2 jω
L [ f ( t ) ]=
(
2 j s 2+ ω2 )
1 2 jω ω
L [ f ( t ) ]=
( =
2 j s 2+ ω2 s2 +ω 2 )
2. Pada gambar dibawah, Tentukan persamaan arus setelah sakelar ditutup!

Diketahui :

R=2Ω

L=1H

C = 0,5 F
 di(t) 1
v(t) = Ri(t) + L + c ∫i(t).dt
dt

V (s ) 1 v (0)
= R.I (s) + L.s.I.(s) – I(t0) + .I(s) +
s Cs s

50 2
= 2.I(s) + 1.s.I(s) + .I(s) + 0
s s

50 2
= 2.I(s) + 1.s.I(s) + .I(s)
s s

50 2
s (
= I(s) 2+1. s + s )
50 2 s s2 2
s
= I(s) (
+ +
s s s )
50 s 2 +2 s+ 2
s
= I(s).s.
s ( )
50
I(s) = 2
s + 2 s+2

3. Sebelum sakelar (s) ditutup, kapasitor [C]

bermuatan . Tuliskan persamaan
2,5 x 10−3 C
arus sebagai fungsi waktu setelah sakelar (s)
ditutup!

Jawab:
q0 2,5 x 10−3
Vc ( 0 )= = =50 V
C 50 x 10−6
Karena rangkaian berbentuk seri, maka I = IR = IC dan
V R +V C =V
t
1
R ic ( t ) + ∫ ic ( t ) dt =100
C −∞
t
1
L R ic ( t )+ L ∫ ic ( t ) dt =L 100
C −∞
 t
1
R Lic ( t )+ L ∫ ic ( t ) dt =L 100
C −∞
t
1
10 Lic ( t )+ L ∫ ic (t ) dt=L100
50 μϜ −∞
1 Ic ( s ) Vc(0) 100
10 Ic ( s ) +
50 μϜ [ s
+ ]
s
=
s
1 Ic ( s ) 1 Vc (0) 100
10 Ic ( s ) + + =
50 μϜ s 50 μϜ s s
1 Ic ( s ) 1 50 100
10 Ic ( s ) + + =
0,00005 s 0,00005 s s
20.000 Ic ( s ) 1.000 .000 100
10 Ic ( s ) + + =
s s s
20.000 Ic ( s ) 100 1.000 .000
10 Ic ( s ) + = −
s s s
20.000 Ic ( s ) −999.900
10 Ic ( s ) + =
s s
20.000 −999.900
(10+
s) Ic ( s )=
s

( 10 s+ 20.000
s ) Ic ( s ) =
−999.900
s
−999.900 10 s+20.000
Ic ( s )= :( )
s s
−999.900
Ic ( s )=
10 s+20.000

( 10−999.900
Ic ( t )=L−1 Ic ( s )=L−1
s +20.000 )
1 −999.900
Ic ( t )=L Ic ( s )=L ( )(
10 s+2.000 )
−1 −1

−1
1 −999.900
Ic ( t )=L Ic ( s )=( ) L (
s+2.000 )
−1
10
1
Ic ( t )=( ) (−999.900 ) e −2000t
A
10