Sebuah massa m kg diberikan pada pegas yang semula memiliki panjang L 0 meter, pada t=0. Massa berpindah
dari jarak X0 meter dengan kecepatan V0 meter/menit.
Asumsi 1:
Pegas di bumi
Massa pegas diabaikan
Gerak pegas lurus vertikal
Pegas berada di ruang hampa udara
Secara matematis harus ditentukan gaya yang menyebabkan terjadinya pergerakan. Pertama anggap bahwa
pegas dalam posisi setimbang dimana massa menggantung secara bebas dari pegas tanpa ada gerakan. Gaya
yang menyebabkan massa dalam posisi setimbang adalah :
1. Gaya oleh grafitasi : Fg = m.g
2. Gaya pegas Fs = - k.L (Hk. Hooke)
k adalah konstanta positip yang disebut konstanta pegas dengan satuan meter/kg.
Jika L0 menunjukkan regangan pegas awal, maka : Fs = - k.L0
Pada kondisi kesetimbangan statis, gaya pegas harus diseimbangkan oleh gaya grafitasi F s + Fg = 0
F g = - Fs
m.g = k.L0
Ketika massa benda (yang digantung) telah menimbulkan gerakan Y(t) pada waktu t dan missal Y(0) posisi
setimbang, maka persamaan gaya yang menyebabkan massa bergerak sebagai berikut:
1. Gaya grafitasi Fg = m.g
2. Gaya pegas Fs
Pada waktu t, perpindahan total pegas adalah L 0 + Y(t), menurut hukum Hooke : Fs = - k( L0 + Y(t)), sehingga
Fs = k( L0 + Y(t))
Berdasarkan Hk Newton II ∑F = m.a
k
Y '' (t )+ Y (t )=0 ⇒Y '' (t )+ω 2 Y (t )=0
m 0
SCILAB
-----------------------------------------------
--> t=0:2:100;
--> plot(t,0.02*cos(22.14*t-0.0226))
Gerak Harmonik
Asumsi 2:
Pegas di bumi
Massa pegas diabaikan
Gerak pegas lurus vertikal
Pegas tidak berada di ruang hampa udara
−r±√ r 2 −4 mk
λ1,2 =
2m … (***)
Berdasarkan persamaan (***), ada 3 kemungkinan akar2nya:
1. Memiliki akar-akar berbeda (Over Damped/Redam Lebih)
Analisa akar persamaan:
2
Jika r −4 mk >0
r2 4 mk −r r 2 k r 2
λ1,2 =
−r
2m
± −
√
=
4 m2 4 m2 2 m
±
√( 2m
−
m) −r
= ±
2m 2m √( 0)
−ω 2
r r 2
Karena – 2m
+
√( 2m )
=0
maka
r 2 r r 2
−r
λ1 = +
2m 2m
−ω 2
0 √( ) < – 2m
+
√( 2m) =0
r 2
λ2 =
−r
2m
−
2m √(
−ω 2
0 )
Akar-akar persamaan bernilai negatif.
<0
Berdasarkan teorema, penyelesaian Persamaan Diferensial Homogen Order Dua yang memiliki akar-akar
berlainan :
λ1 t λ2 t
y ( t )=C 1 e +C 2 e
C2 = 1
λ1 = –0.1
λ2 = –0.2
SCILAB
-----------------------------------------------
--> t=0:0.1:30;
--> plot(t,exp(-0.1*t)+exp(-0.2*t))
C2 = 200
λ1 = –8
λ2 = –7
SCILAB
-----------------------------------------------
--> t=0:0.05:20;
--> plot(t, 100*exp(-8*t)+ 200*exp(-7*t))
C2 = 6
λ1 = –8
λ2 = –7
SCILAB
-----------------------------------------------
--> t=0:0.05:20;
--> plot(t, 100*exp(-8*t)+ 200*exp(-7*t))
Asumsi Bandul Ringan
−r
λ1 = λ 2= <0
2m
Akar-akar persamaan bernilai negatif.
Berdasarkan teorema, penyelesaian Persamaan Diferensial Homogen Order Dua yang memiliki akar-akar
yang sama :
y ( t )=(C 1 +C 2 t ) e λt
Ketika t →0 , maka y (t )→0 karena λ bernilai negatif
Interpretasi: pegas akan berhenti
C2 = 200
λ = –0.1
SCILAB
-----------------------------------------------
--> t=0:0.2:100;
--> plot(t,(100+200*t).*exp(-0.1*t))
Asumsi Bandul Berat
C2 = 200
λ = –5
SCILAB
-----------------------------------------------
--> t=0:0.2:100;
-->plot(t,(100+200*t).*exp(-5*t))
2
k r r 2
λ1,2 =
−r
2m
±i
m
−
2m √ ( )
Akar-akar persamaan berupa bilangan kompleks.
−r
= ±i ω 2−
2m 0 √
2m
=α±iω ( )
Berdasarkan teorema, penyelesaian Persamaan Diferensial Homogen Order Dua yang memiliki akar-akar
bilangan kompleks:
r
− t
y ( t )=e αt (C 1 cos ωt +C 2 sin ωt )=e 2m
( C 1 cos ωt +C2 sin ωt )
Ketika t →∞ , maka y (t )→0
Interpretasi: pegas akan berosilasi, namun pada akhirnya berhenti
Misal:
C1 = 100
C2 = 200
α = –1
SCILAB
-----------------------------------------------
--> t=0:0.2:100;
-->plot(t, exp(-5*t) .* (100*cos(t)+200*sin(t)))