Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KODE : L8

JUDUL PERCOBAAN

JEMBATAN WHEATSTONE

DISUSUN OLEH :

NAMA : ABDUL MAJID MUMTAZ


NIM : 40040320650084
JURUSAN/PROGRAM STUDI : D4 TEKNOLOGI REKAYASA OTOMASI
KELAS :B
HARI : JUM’AT NO REGU : 27
PRAKTIKUM KE :4 TANGGAL : 26 MARET 2021
ASISTEN : DWI AYU LESTARI JAM : 13.00-14.30 WIB

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
1.Tentukan besaran (observabel ) fisis apa saja yang dapat anda amati /ukur secara
langsung terkait dengan besaran yang hendak anda cari dalam percobaan anda

No Besaran Symbol Satuan Dimensi


.
1. Kuat Arus I Ampere [I]
2. Hambatan listrik Ω ohm [M.L. I −1.T −3]
3. Panjang l meter (m) [L]
2.Gambarkan set-up eksperimen dalam peralatan yang akan anda lakukan dan berilah
keterangan gambar dari set-up eksperimen anda (20 poin)

Set Up Alat dan Bahan

1.Pena Logam 2,Meteran 3.RangkaianResistor 4.Jepit Buaya dan Kabel

5.Resistor 6.Galvanometer 7.Baterai

Keterangan :
1. Pena logam berfungsi sebagai pendeteksi arus yang mengalir
2. Meteran berfungsi untuk mengukur panjang arus dari titik 0 ke titik A atau sebaliknya
3. Rangkaian resistor berfungsi sebagai objek yang akan diamati
4. Jepit buaya dan kabel berfungsi untuk penghubung arus dari sumber tegangan ke galvanometer
5. Resistor pembanding berfungsi sebagai hambatan yang sudah diketahui
6. Galvanometer berfungsi untuk mengukur arus yang memiliki nilai yang kecil
7. Baterai berfungsi sebagai sumber daya
3.Berdasarkan persamaan persamaan yang ada dalam buku petunjuk
praktikum, jabarkan perumusan persamaan yang akan anda gunakan
untuk mendapatkan hasil hasil yang akan anda cari dalam eksperimen
(nilai : 40 poin)

1. Rumus menentukan nilai tahanan yang belum diketahui


a)Rumus Hambatan
I 1 R1=I 2 R 3
I 1 R2=I 2 R 4
Dari 2 persamaan diatas dapat dirumuskan :
I 1 R1 I 2 R 3
=
I 1 R2 I 2 R4
R1 R3 R S L2
= → = → S= R
R 2 R 4 L 1 L2 L1
b)Ralat Perambatan
Turunan Parsial
∂S ∂ L2 L2
=
∂ R ∂ R L1 ( )
R =
L1
∂ S ∂ L2 L
=
L1 L 1 L1 ( )
R = 22 R
( L1 )
∂ S ∂ L2 R
=
L2 L 2 L1
R=( )
L1
c)Ralat Rambat :
2 2 2
∂S ∂S ∂S
∆ S=
√( ∂R
d)Ralat Bobot
)(
∆R +
∂ L1 )(
∆ L1 +
∂ L2
∆ L2
)
S

∆ S2
S=
1

∆ S2
1
∆ S=

√ 1
∆ S2
→S±∆ S

2. Menentukan Nilai Ujung Jembatan Wheatstone


a) Rumus Nilai koreksi ujung jembatan
R R+ L1 S L
= atau y +100−L1 = x = 1
S y +(100+ L1) R R
R R+ L2 S L
= atau y +100− L2= x = 2
S y +(100+ L2) R R
S S SL S L
R R (
L1−L3=x= − + 1 − 2
R) S
x=
( RS )−L (1+ RS )
L2 1+ 1

S R

R S
R L2 −S L1
x=
S−R

S L2−R L1
y= −100
S−R

b)Turunan Parsial

∂x ∂ R L2 −S L1 1
=
∂R ∂ R (
S−R
= x
R )
∂ x ∂ R L2 −S L1 1
=
∂S ∂ S (
S−R
= x
S )
∂x ∂ R L2−S L1 1
=
∂ L1 ∂ L1 S−R ( = x
L1 )
∂x ∂ R L2−S L1 1
=
∂ L 2 ∂ L1 S−R ( = x
L2 )
∂y ∂ R L2 −S L1 1
=
∂R ∂ R (
S−R
= y
R )
∂ y ∂ R L2−S L1 1
=
∂S ∂S (
S−R
= y
S )
∂y ∂ R L2−S L1 1
=
∂ L 1 ∂ L1 S−R ( = y
L1 )
∂y ∂ R L2−S L1 1
=
∂ L2 ∂ L1 S−R ( = y
L2 )
c)Ralat Rambat
2 2 2 2
∂x ∂x ∂x ∂x
∆ x=
√( ∂R
∂y
)(
∆R +
∂ L2
2
∆ S2 +
) ( )( )
∂ L1
∆ L1 +
2
∂ L2
∆ L2
2 2
∆ y=
√( ∂R
∆ R) +
( ∂∂Ly ∆ S ) +( ∂∂Ly ∆ L ) +( ∂∂Ly ∆ L )
2
2
1
1
2
2

d)Ralat Bobot
x y
∑ 2

∆x ∆ y2
x= y=
1 1
∑ 2 ∑
∆x ∆ y2
1 1
∆ x=


∑ 2
∆x
1
→ x ± ∆ x ∆ y=

1
∆ y2 √
→ y ±∆ y
Keterangan :

R = Hambatan (Ω)
I = Kuat arus Listrik (A)
S = Nilai Tahanan yang tidak diketahui (Ω)
L1 = Panjang kawat dari titik A ke D (m)
L2 = Panjang kawat dari titik D ke C (m)
x = Nilai koreksi ujung titik A (m)
y = Nilai koreksi ujung titik C (m)

4.Sajikan data ke dalam tabel berikut dari hasil - hasil percobaan anda
tambah/kurangi kolom yang saudara anngap perlu (nilai : 30 poin).

R 50 Ohm 100 Ohm 150 Ohm 200 Ohm 250 Ohm


S L1 (m) L2 (m) L1 (m) L2 (m) L1 (m) L2 (m) L1 (m) L2 (m) L1 (m) L2 (m)
A-B 0,565 0,435 0,735 0,265 0,81 0,19 0,855 0,145 0,885 0,115
A-C 0,325 0,675 0,52 0,48 0,63 0,37 0,7 0,3 0,75 0,25
C-D 0,3 0,7 0,49 0,51 0,6 0,4 0,67 0,33 0,72 0,28
B-C 0,48 0,52 0,66 0,34 0,75 0,25 0,8 0,2 0,84 0,16
D-E 0,27 0,73 0,455 0,545 0,57 0,43 0,64 0,36 0,7 0,3
5. Gambarkan grafik sesuai dengan data diatas pada kertas grafik yang
tersedia (gunakan millimeter blok)Ingat, pemilihan sumbu yang benar akan
sangat mempengaruhi grafik linier yang anda buat.. (nilai: 40 poin)
6.Berdasarkan grafik linier tersebut, hitunglah besaran - besaran yang akan anda cari dan
nyatakan hasil perhitungan anda dengan satuan yang benar. Bila hal ini tidak mungkin
dianalisis dengan grafik hitunglah besaran - besaran yang ingin anda tentukan (nilai :
60 poin). Ingat satuan dan besaran harus sesuai penulisannya.

Menentukan nilai tahanan yang belum diketahui


 Dengan menggunakan data R A −B
Diketahui
R A −B=50 Ω
L1=0,565 m
L2=¿ 0,435m
Maka :
L2
S= R
L1 A −B
0,435 m
S= 50Ω
0,565 m
S=¿38,49Ω
Turunan Parsial
∂S ∂ L2 L2 0,435
=
∂ R A−B ∂ R A −B L1 ( )
R A−B = =
L1 0,565
=0,77

∂ S ∂ L2 −L2 0,435
=
L1 L 1 L1 (
R A −B = )
( L1 )
2
R=
(0,565)
2
50=68,13

∂ S ∂ L2 R 50
=
L2 L 2 L1 (
R A −B = = )
L1 0,565
=88,48

Ralat Rambat
2 2 2
∂S ∂S ∂S
∆ S=
√√( ∂R )(
∆R +
∂ L1
2
∆ L1 +
)(
∂ L2
∆ L2
2
)
∆ S= ( 0,77 ×0,5 ) + ( 68,13 ×0,0005 ) + ( 88,48 × 0,0005 )
2
∆ S=0,389 Ω

Hasil Perhitungan :

S± ∆ S
R 50 Ohm 100 Ohm 150 Ohm 200 Ohm 250 Ohm
A-B 38,49± 0,4 36,05± 0,07 35,18± 0,149 33,9± 0,146 32,5± 0,16
A-C 103,8± 1,05 92,30± 0,14 88,10± 0,33 85,71± 0,265 83.3± 0,24
C-D 116,6±1,18 104,08± 0,15 100± 0.335 98,5± 0,3 97,2± 0,27
B-C 54,16±0,54 0,66± 0,27 50± 0,183 50± 0,18 47,6± 0,181
D-E 135,8±1,38 51,51±0,095 113,16± 0,41 112,5± 0,33 107,4± 0,29

Ralat Bobot

Tahanan S± ∆ S
A-B 34,428 ±0,0779
A-C 86,3003 ±0,1473
C-D 99,1994 ±0,165
B-C 49,62 ±0,0977
D-E 111,517 ±0,1827

Menghitung nilai koreksi ujung jembatan wheatstone


 Dengan menggunakan data S A −B
Diketahui
R=50Ω
L1=0,565 m
L2=0,435 m
S A −B=38,49
Maka :
R L2 −S L1
 x=
S−R
50× 0,435−38,49× 0,565
x=
38,49−50
x=2,086 m
Turunan Parsial
∂x ∂ R L2 −S L1 S ( L2−L1 ) 38,49(0,435−0,565)
=
∂R ∂ R (
S−R
= )
( S−R )2
=
( 38,49−50 )2
=0,0491m

∂ x ∂ R L2 −S L1 R ( L1−L2 ) 50(0,435−0,565)
=
∂S ∂ R (
S−R
= )
( S−R )2
=
( 38,49−50 )2
=0,0378 m
∂x ∂ R L2 −S L1
=
∂R ∂ R S−R ( =
−S
= )
−38,49
S−R 38,49−50
=3,344 m

∂x ∂ R L2 −S L1 R 50
=
∂R ∂ R S−R ( = = )
S−R 38,49−50
=−4,344 m

Ralat Rambat
2 2 2 2
∂x ∂x ∂x ∂x
∆ x=
√ ( ∂R
∆R +
∂S )(
∆S +
∂ L1 )(
∆ L1 +
∂ L2
∆ L2
) (
∆ x= (0,0491× 0,5) +(0,378 ×0,4 ) +(3,344 ×0,0005) +(−4,344 × 0,0005)2
√ 2 2 2
)
∆ x=−99,00027
S L2−R L1
 y= −100
S−R
38,49 ×0,435−50 ×0,565
y= −100
38,49−50
y=2,086
Turunan Parsial
∂y ∂ S L2 −R L1 R ( L1−L2 ) 50 (0,565−0,435)
=
∂R ∂ R S−R( −100 =
( S−R )2
= )
( 38,49−50)2
=0,049

∂ y ∂ S L2−R L1 S ( L2 −L1) 38,49(0,565−0,435)


=
∂S ∂S S−R( −100 =
( S−R )2
= ) ( 38,49−50 )2
=−0,037

∂y ∂ S L2−R L1
=
∂ L1 ∂ S S−R ( −100 =
−S
=
−38,49
S−R 38,49−50 )
=4,346

∂y ∂ S L2−R L1 R 50
=
∂ L2 ∂ S S−R ( −100 = =
S−R 38,49−50 )
=−3,346
Ralat Rambat
2 2 2 2
∂y ∂y ∂y ∂y
∆ y=
√√( ∂R
∆R +
∂S )(
∆S +
∂ L1 )(
∆ L1 +
∂ L2
∆ L2
)( )
∆ y = (0,049 ×0,5)2 +(−0,037 ×0,4)2 +( 4,346 ×0,0005)2 +(−3,346× 0,0005)2
∆ y =0,027
Hasil Perhitungan :

Koreksi ujung x

R 50 Ohm 100 Ohm 150 Ohm 200 Ohm 250 Ohm


x±∆ x x±∆ x x±∆ x x±∆ x x±∆ x
A-B 0,00002 0,027 -0,000005 0,0031 -0,000001 0,0015 -0,000001 0,001 0,000001 0,0009
A-C 0,000001 0,0089 0,00002 0,0459 -0,000002 0,0047 -0,000002 0,0023 -0,000001 0,0015
C-D -0,000001 0,0075 -0,00004 0,0918 0,000000 0,0062 -0,000003 0,0028 -0,000001 0,0018
B-C -0,00004 0,0891 -0,000002 0,0052 0,000000 0,0021 0 0,0014 0,000000 0,001
D-E 0,000001 0,0062 0,000005 0,0203 0,000002 0,009 0 0,0035 0,000001 0,002

Koreksi ujung y
R 50 Ohm 100 Ohm 150 Ohm 200 Ohm 250 Ohm
y ±∆ y y ±∆ y y ±∆ y y ±∆ y y±∆ y
A-B -98,9 0,027 -99 0,003 -99 0,001 -99,00009 0,001 -98 0,001
A-C -98,9 0,009 -98,9 0,046 -99 0,004 -99,00003 0,002 -99 0,0015
C-D -99 0,007 -99 0,091 -99 0,006 -99,00005 0,0028 -99 0,0018
B-C -99 0,09 -99 0,005 -99 0,002 -99 0,0014 -99 0,001
D-E -98,9 0,006 -98,9 0,02 -98,9 0,009 -99 0,0035 -98,9 0,002

Nilai Ralat Bobot x dan y

Koreksi ujung x±∆ x y ±∆ y


A-B -0,0000004 0,00061 -99 0,00061
A-C -0,0000016 0,00122 -99 0,00122
C-D -0,0000016 0,00144 -99 0,00144
B-C -0,0000002 0,00076 -99 0,00076
D-E 0,0000006 0,00163 -98,9 0,00163

PEMBAHASAN
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang gejala alam melalui
pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui panca indera 
karena itu pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun konsep-
konsep fisika. Pengukuran dilakukan langsung untuk mengetahui kuantitas besaran-besaran
fisika seperti yang sudah dibahas dalam besaran dan pengukuran.
Pada praktikum fisika dasar dengan kodeL-8 yang berjudul “Jembatan Wheatstone “
memiliki tujuan agar bisa menentukan nilai suatu tahanan yang tidak diketahui dan menentukan
koreksi ujung jembatan Wheatstone. Adapun alat dan bahan dalam pratikum ini yaitu pena
logam,galvanometer,meteran,rangkaian resistor,hambatan pembanding,baterai,beberapa kabel
penghubung,dan jepit buaya.Sedangkan prosedur kerja praktikum sudah ada di buku panduan
praktikum.
Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat buah hambatan. Jembatan
Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1 Ω sampai rangkuman
mega ohm ( MΩ ) rendah,  pengukuran nilai-nilai elemen, seperti tahanan, induktansi, dan kapasitansi,
dan parameter rangkaian lainnya yang diturunkan secara langsung dari nilai-nilai elemen antara lain
adalah sudut fase, frekuensi dan temperatur. Jembatan Wheatstone hanya mengukur elemen yang tidak
diketahui dengan elemen lain yang telah diketahui besarnya secara tepat ( elemen standar) dan
ketelitiannya tentu besar.Empat lengan pada jembatan Wheatstone adalah R1 dan R2 merupakan lengan
pembanding, sedangkan R3 adalah lengan Standar dan R4 adalah tahanan yang tidak diketahui besarnya.
Besar arus yang melalui Galvanometer tergantung pada beda potensial antara titik c dan titik d. Jembatan
dikatakan setimbang apabila beda potensial pada Galvanometer adalah nol (0), artinya tidak ada arus yang
mengalir pada Galvanometer. Kondisi ini terjadi jika :
V ca =V db atau V cb =V db
Jadi, kesetimbangan akan terbentuk jika :
R1 R 4 =R 2 R3
Sehingga didalam praktikum jembatan wheatstone ini ada bebearapa hukum-hukum fisika yang
terkait diantaranya,hukum Ohm yang berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar
(hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar
tersebut”. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut yaitu I∞V,hukum Kirchoff I yang dikenal
juga sebagai hukum percabangan yang membahas tentang kekekalan muatan. Hukum ini menyatakan
bahwa jumlah arus listrik yang masuk melewati suatu titik percabangan dalam rangkaian listrik tertentu
sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut. Hukum ini digunakan pada
rangkaian listrik sederhana yang memiliki titik-titik percabangan ketika arus mulai terbagi dan juga
Hukum Kirchoff II yang berbunyi “Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik
(є) dengan penurunan tegangan (I.R) sama dengan nol. Maksud dari jumlah penurunan potensial sama
dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua
energi listrik bisa digunakan atau diserap.
Berikut data praktikum yang sudah saya analisis :
Nilai Tahanan
Tahanan S± ∆ S
A-B 34,428 ±0,0779
A-C 86,3003 ±0,1473
C-D 99,1994 ±0,165
B-C 49,62 ±0,0977
D-E 111,517 ±0,1827

Nilai Koreksi Ujung x dan y

Koreksi ujung x±∆ x y ±∆ y


A-B -0,0000004 0,00061 -99 0,00061
A-C -0,0000016 0,00122 -99 0,00122
C-D -0,0000016 0,00144 -99 0,00144
B-C -0,0000002 0,00076 -99 0,00076
D-E 0,0000006 0,00163 -98,9 0,00163
Tentu saja pada praktikum ini mungkin masih ada kesalahan-kesalahan yang terjadi pada
percobaan jembatan wheatstone diantaranya adalah pada saat melihat jarum
galvanometer,jarumnya tidak tepat diangka nol dan ketika melihat jarum tersebut,maka dengan
jarum penunjuknya tidak lurus.dan pada saat mengukur panjang AD dan panjang BD kurang
teliti karena sempitnya ruang gerak pada meteran dan mistar untuk mengukur panjang AD dan
BD,dan praktikan dapat menyelesaikan praktikum dengan bimbingan asisten.
KESIMPULAN

Dari praktikum L8 “Jembatan Wheatstone” dapat disimpulkan bahwa :

1. Prinsip dasar Jembatan Wheatstone adalah dengan memanfaatkan hukum Kirchoff 1 tentang arus
masuk sama dengan arus keluar,sehingga dapat diketahui nilai Rx (Hambatan yang belum
diketahui besarannya) karena ini sama saja bahwa arus pada kedua ujung kumparan itu sama
besar dan seimbang,sehingga mengakibatkan nilai nol pada alat tersebut.Prinsip ini dapat
dilakukan dengan cara menggeserkan kontak logam pada kawat.Hukum Kirchoff 2 ,hukum ini
menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang karena besar arus ke 2 ujung galvanometer
sama besar sehingga saling meniadakan
2. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan dari suatu komponen elektronik (misalnya
resistor) dengan arus yang melewatinya.
KODE PERCOBAAN

L8

JUDUL PERCOBAAN

Jembatan Wheatstone

Nama : Abdul Majid Mumtaz


NIM : 40040320650084
Kelompok/Jurusan : 27/D4 Teknologi Rekayasa Otomasi
Hari/Tanggal : Jum’at,26 Maret 2021
Waktu : 13.00-14.30

Data Percobaan :

R 50 Ohm 100 Ohm 150 Ohm 200 Ohm 250 Ohm

S L1 (m) L2 (m) L1 (m) L2 (m) L1 (m) L2 (m) L1 (m) L2 (m) L1 (m) L2 (m)
A-B 0,565 0,435 0,735 0,265 0,81 0,19 0,855 0,145 0,885 0,115
A-C 0,325 0,675 0,52 0,48 0,63 0,37 0,7 0,3 0,75 0,25

C-D 0,3 0,7 0,49 0,51 0,6 0,4 0,67 0,33 0,72 0,28
B-C 0,48 0,52 0,66 0,34 0,75 0,25 0,8 0,2 0,84 0,16

D-E 0,27 0,73 0,455 0,545 0,57 0,43 0,64 0,36 0,7 0,3

Surakarta,26 Maret 2021

Asisten Praktikan

(Dwi Ayu Lestari) (Abdul Majid Mumtaz)


NIM : 24040117140037 NIM : 40040320650084

Anda mungkin juga menyukai