LAPLACE
Dalam beberapa hal yang khusus transformasi laplace sangat tepat untuk
menyelesaikan soal-soal persamaan diferensial.
Berikut ini beberapa contoh penerapannya
A. Persamaan Diferensial Biasa dengan koefisien Konstanta
Definisi :
Persamaan diferensial biasa dengan koefisien konstanta memiliki bentuk umum:
d 2Y dY
Y F(t) dengan syarat Y(0) = A, Y(0) = B maka
dt 2 dt
Yt Y(s) sebagai jawab dari persamaan diferensial di atas adalah invers
transformasi laplace dari Y(s)
Contoh 1 :
Selesaikan Y + Y = t dengan Y(0) = 1 dan Y(0) = -2
Penyelesaian:
Y ' ' Y t misalkan Y y
2 2
Karena Y y maka Y' ' s y - sY(0) Y' (0) s y - s 2
Sehingga Y Y t
''
1
s2y - s 2 y
s2
1
s2 1 y s2
s-2
1 s 2
y -
2
s s 1 2
s 2
1 s 2
1
-1 1 s 2
Sehingga Y (t ) y -1 -
2 2
s s 1 s 2
1 s2 1
1 -1 s -1 2
-1 2 2 2 2
s s 1 s 1 s 1
t - sin t cos t 2sin t t cos t - 3 sin t
Catatan :
INGAT SIFAT TRANSFORMASI LAPLACE :
Jika {F(t)} f(s) dengan F(n)(t) fungsi yang admisible dan F(t), F(t), F(2)(t),
1
-1 2 2 = t - sin t
s s 1
1
Catatan : Karena
-1
f(s) -1 2 sin t F(t) maka
s 1
f(s) 1 tt t t
-1 2 -1 2 2
F(t) dt dt sin t dt dt
s s s 1 00 00
tt t
sin t dt dt cos u 0 dt 1 - cos t dt
00 0
0
t
t
t
t sint 0 t sint (0 sin0) t sint
s
-1 2 = cos t
s 1
2 -1 1
-1 2 2 2 2 sin t
s 1 s 1
Contoh 2 :
Selesaikan Y - 3Y + 3Y - Y = t2 et dengan Y(0) = 1 ,Y(0) = 0, dan Y(0) = - 2
Penyelesaian:
Y ' ' ' 3 Y ' ' 3 Y ' - Y t 2 e t misalkan Yt y(s)
Karena Y y maka
Y' ' ' s 3 y - s 2 Y(0) sY ' (0) Y ' ' (0) s 3 y - s 2 (1) - s(0) - (-2) s 3 y - s 2 2
2
t 2e t =
s - 13
2 t
Catatan : Karena G(t) t e maka diketahui F(t) = t2 sehingga
2! 2
{F(t)} {t 2 } 2 1
3
f(s)
s s
2 t t 2 2
Jadi, {t e } { e . t } f(s - 1)
(s - 1) 3
Sehingga Y 3Y 3Y - Y t e
''' '' ' 2 t
2
( s 3 y - s 2 2) - 3( s 2 y - s) 3(s y - 1) - y
s - 13
2
( s 3 - 3s 2 3s - 1)y 3
s 2 3s 1
s - 1
2 s 2 3s 1 2 s - 12 s 1 1
y
s - 16 s - 13 s - 16 s - 13
2 1 1 1
y
s - 16 s - 1 s - 12 s - 13
-1 2 1 1 1
Sehingga Y (t ) y -1
s - 1
6 s - 1 s - 12 s - 13
1 -1 1 -1 1 -1 1
2 -1 6
2
3
s - 1 s - 1 s - 1 s - 1
t 5e t t t t 2 t
e t 5 t
e t 2 t
e t t
2 e te
te e
120 2 60 2
Catatan:
Ingat Sifat invers transpose laplace :
-1 at
Jika {f(s)} F(t) maka {f(s a)} e F(t)
-1 -1 1 tn
Jika {f(s)} F(t) maka
s n 1 n!
-1 1 t t 5 t 5e t
6
e
s - 1 5! 120
1 t
-1 e
s - 1
1
-1 2
t et
s - 1
-1 1 t 2e t
3
s - 1 2
Contoh 3:
Selesaikan Y + 9 Y = cos 2t jika Y(0) = 1 dan Y 1
2
Penyelesaian:
Y ' ' 9Y cos 2t misalkan Y y dan karena Y(0) belum diketahui
dimisalkan Y(0) = k
Karena Y y maka
s sk
y
s 2
4 s2 9 s 2
9
s s s k
y -
5 s2 4 5s 2
9 s 2
9 s 2
9
Sehingga
s -1 s -1 s -1 k
Y (t ) -1y -1 2 - 2 2 2
5 s 4
5 s 9
s 9
s 9
1 s 1 -1 s -1 s k -1 3
Y (t ) -1 2 - 2 2 2
5 s 4 5 s 9
s 9
3 s 9
1 1 k 1 4 k
Y(t) cos 2t - cos3t cos3t sin3t cos 2t cos3t sin3t
5 5 3 5 5 3
1 4 k
Jadi diperoleh Y(t) cos 2t cos3t sin3t
5 5 3
1 4 k
Karena diketahui Y 1 maka Y(t) cos 2t cos3t sin3t
2 5 5 3
1 4 3 k 3
Y cos cos sin
2 5 5 2 3 2
1 4 k 1 k
1 (1) (0) (1)
5 5 3 5 3
1 k
1
5 3
4 k 12
5k 12 k
5 3 5
Jadi penyelesaian masalah di atas adalah
12
1 4 1 4 4
Y(t) cos 2t cos3t 5 sin3t cos 2t cos3t sin3t
5 5 3 5 5 5
Catatan :
s P Q
cara membentuk menjadi bentuk
s 2
4 s2 9 s 2
4 s 2
9
s A.s B.s
dimisalkan
s 2
4 s 9 2
s
s 9 2
4 2
s A.ss 9 B.ss 4
2 2
s 4s 9 s 4s 9 s 4s 9
2 2 2 2 2 2
s A.ss 2 9 B.ss 2 4
s A Bs 3 9A 4Bs
Kemudian disamakan koefisien pada variabel di ruas kiri dan ruas kanan
diperoleh sistem persamaan linier dua variabel A + B = 0 (*)
9A +4B = 1 ..(**)
Dari (*) diperoleh A = -B maka (**) menjadi
1 1
- 9B + 4B = 1 - 5B = 1 B - karena A = -B maka A
5 5
s s s
Sehingga diperoleh
s 2
4 s2 9 5s 2
4 5s 2
9
Dipilih arah kanan sebagai arah positif. Karena didorong menuju titik pusat O dari P
maka jika x > 0 partikel bergerak ke arah kiri sehingga gaya total 8x
Jika x < 0 partikel bergerak ke kanan sehingga gaya total juga 8x
Jadi, untuk setiap saat besar gaya total adalah 8x
Menurut hukum Newton F=m.a
d2x
8x 2
dt 2
d2x
2
4x 0 dengan syarat awal x(0) 10 dan x , (0) 0
dt
X "4X 0 dengan syarat awal X(0) 10 dan X' (0) 0
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan transformasi laplace
Karena Xt x maka
X " 4X 0
s 2 x - 10s 4x 0
10s
s 2 4 x 10s sehingga x
s2 4
10s
Jadi x=
-1
x -1 2 10cos2t
s 4
Grafik dari gerak ini memiliki besar amplitudo 10 (jarak maksimum dari nol) dengan
1
besar periode (waktu untuk satu putaran penuh) adalah serta frekuensi adalah
Contoh Permasalahan
Sebuah partikel P dengan massa 2 gram bergerak pada sumbu X dan didorong
menuju titik pusat O dengan gaya yang besarnya sama dengan 8x. Jika pada saat t = 0
bertepatan dengan X = 10, maka carilah letak partikel pada setiap waktu jika dianggap
terdapat gaya damping yang besarnya sama dengan 8 kali kecepatan sesaat yang
bekerja padanya
Penyelesaian :
dx
jika x > 0 dan 0 maka partikel P terletak di sebelah kanan O dan dan
dt
dx
bergerak ke arah kiri, gaya damping berarah ke kanan dan dinyatakan 8
dt
dx
jika x < 0 dan 0 maka partikel P terletak di sebelah kanan O dan
dt
bergerak ke arah kanan, gaya damping berarah ke kanan dan dinyatakan
dx
8
dt
dx
Jadi, untuk setiap keadaan gaya damping tetap dinyatakan dengan 8
dt
Menurut hukum Newton Ftotal = m . a
dx d2x
8x 8 2 2
dt dt
d2x dx
2
4 4x 0 dengan syarat awal x(0) 10 dan x , (0) 0
dt dt
X "4 X '4X 0 dengan syarat awal X(0) 10 dan X' (0) 0
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan transformasi laplace
Karena Xt x maka
X' t sx - X(0) sx - 10
X " 4X ' 4X 0
s 2 4s 4 x 10s 40
s 2 2 x 10(s 2) 20
10 20
x
s 2 s 22
-1 10 20 -1 1 -1 1
Jadi x= x -1 2
10 20 2
s 2 s 2 s 2 s 2
10e 2t 20t e 2t 10e 2t (1 2t)
Grafik dari X terhadap t ditunjukkan pada gambar di bawah ini
Gerak tersebut bukan gerak getaran gerak tersebut disebut sebagai gerak non
oscillatorry. Partikel P mendekati titik 0, tetapi tidak pernah mencapainya.
Contoh Permasalahan
Sebuah partikel P dengan massa 2 gram bergerak pada sumbu X dan didorong
menuju titik pusat O dengan gaya yang besarnya sama dengan 8x. Jika pada saat t = 0
bertepatan dengan X = 10, maka carilah letak partikel pada setiap waktu jika dianggap
terdapat gaya luar F(t) F0 cos t dimasukkan dalam perhitungan dengan tidak ada
gaya damping
Penyelesaian :
Karena terdapat gaya luar F(t) F0 cos t dimasukkan dalam perhitungan dengan
F0 cos t 2X " 8X
s
F0 2
s 2
2 s 2 x 10s 8x
s
2 s 2 4 x F0 s 2 2
20 s
F0 s 10s
x
2 s 2 2 s 2 4 s2 4
F0 1 s 1 s 10s
x - 2 . 2 2
2
4 s
2
2 4 s 2 4
s 4
sF0 s 10s
x -
2 2 4 s 2 4 s 2 2 s 2 4
Sehingga
F0 s s 10 s
X 1x 1 -
2 2 4 s 2 4 s 2 2 s 2 4
1 s 1
F0 s 1 10 s
X - 2
2 2 4 s 2 4 2
s
2
s 4
F0
X
2 2 4 cos 2t - cos t 10 cos2t
Catatan :
s As Bs
s 2
2 s 2 4 s 2
2 s 2
4
As3 4As Bs3 B2s A Bs3 4A B2 s
s 2 2 s 2 4
s 2 2 s 2 4
2
Sehingga A B 0 dan 4A B 1
Karena A + B = 0 maka A = - B sehingga
1 1
4A B 2 1 4B B 2 1 B 2
dan A - 2
4 4
s 1 s 1 s
Jadi, - .
s 2
2 s 2 4 2
4 s 2 2 2
4 s2 4
Contoh Permasalahan
Sebuah partikel P dengan massa m bergerak sepanjang sumbu X dan didorong
menuju titik pusat O dengan gaya yang besarnya sama dengan kx, k > 0. Jika
dX
besarnya gaya damping yang timbul adalah , 0 . Selidiki setiap keadaan jika
dt
diketahui X(0) = x0 dan X(0) = v0
Penyelesaian :
Dipilih arah kanan sebagai arah positif. Karena didorong menuju titik pusat O dari P
maka jika x > 0 partikel bergerak ke arah kiri sehingga gaya total kx
Jika x < 0 partikel bergerak ke kanan sehingga gaya total juga kx
Jadi, untuk setiap saat besar gaya total adalah kx
dx
jika x > 0 dan 0 maka partikel P terletak di sebelah kanan O dan dan
dt
dx
bergerak ke arah kiri, gaya damping berarah ke kanan dan dinyatakan
dt
dx
jika x < 0 dan 0 maka partikel P terletak di sebelah kanan O dan
dt
bergerak ke arah kanan, gaya damping berarah ke kanan dan dinyatakan
dx
dt
dx
Jadi, untuk setiap keadaan gaya damping tetap dinyatakan dengan
dt
Sehingga persamaan geraknya adalah
Menurut hukum Newton Ftotal = m . a
dx d2x
kx m 2
dt dt
d2x dx
m kx 0 dengan syarat awal X(0) x 0 dan X' (0) v0
dt 2 dt
d2x dx k
2
2 2 x 0 dengan dan 2
dt dt 2m m
k
X "2X ' 2 X 0 dengan dan 2
2m m
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan transformasi laplace
Karena Xt x maka
X' t sx - X(0) sx - x 0
s 2 x - sx 0 - v 0 2 sx x 0 2 x 0
s 2
2 2 x sx 0 v 0 2 x 0
s 2 2 2 x s x 0 x 0 v 0
s x 0 x 0 v 0
x
s 2
2 2
s 2
2 2
s x 0 x 0 v 0
x
s 2 2 2 s 2 2 2
Keadaan yang mungkin terjadi
2 2
Jika 0 maka
X(t) -1x -1
s x 0 -1
x 0 v 0
2
s 2
2
2
s 2
2
X(t) x 0 -1 s x 0 v 0 -1
2 2
2
s
2 2
2
2
2 2
s
2
x 0 v 0
X(t) x 0 e - t cos 2 2 t e - t sin 2 2 t
2
2
getaran ini disebut getaran damped (damped oscillatoty) denga grafik seperti
berikut ini
2 2 2
dan frekuensinya adalah apabila besar 0 maka
2
2 2
besar frekuensi adalah frekuensi inilah yang disebut frekuensi asli / natural
2
frequency
2 2
Jika 0 maka
X(t) -1x -1
s x 0 -1
x 0 v 0
2
2
2
s
2
2 2
s
s -1 1
X(t) x 0 -1 2 x 0 v 0 2
s s
X(t) x 0 e - t x 0 v 0 t e - t
Dalam keadaaan ini partikel tidak bergetar disekitar 0. Gerak ini disebut Critically
Damped Motion. Gambar grafik seperti berikut ini
2 2 2
dan frekuensinya adalah apabila besar 0 maka
2 2 2
besar frekuensi adalah frekuensi inilah yang disebut frekuensi asli / natural
2
frequency