Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Transformasi Laplace pada Masalah

Nilai Awal

Yohannes S.M. Simamora

1 Masalah Nilai Awal


Diberikan persamaan diferensial biasa

a0 y + a1 y 0 + a2 y 00 + . . . + an y (n) = f (1)

dengan n, menyatakan orde PDB, a0 , . . . an adalah koefisien-koefisiennya, dan f suatu fungsi


atau konstanta. Masalah nilai awal (inital value problem–IVP) adalah Persamaan (1) dengan
nilai-nilai awal (initial conditions) yang diketahui. Dari solusi umum PDB, solusi IVP untuk
Persamaan (1) akan bergantung pada nilai-nilai awal yang diberikan.
Sebagai contoh, persamaan diferensial orde dua yang menyatakan sistem mekanik:

mẍ + bẋ + ky = f (t), (2)

dengan

• x: perpindahan/posisi (atau ditulis ”x(t)” untuk memperlihatkan bahwa perpindahan


dalam hal ini merupakan fungsi waktu) [m],
dx
• ẋ = = v (t): kecepatan [m/det],
dt
d2 x
• ẍ = = a(t): percepatan [m/det2 ],
dt2
• m: massa [kg],

• b: koefisien peredaman [N · det/m],

• k: konstanta pegas [N/m], dan

• f (t): gaya eksterdal [N].

Untuk m, b, k, dan f (t) yang sama, solusi bagi Persamaan (2), yaitu perpindahan x(t) seiring
waktu t bergantung pada posisi awal x(0), dan kecepatan awal v (0) = ẋ(0).

1
2 Penerapan Transformasi Laplace untuk IVP
Skema penerapan transformasi Laplace untuk menyelesaikan IVP diperlihatkan pada Gambar
1. Secara garis besar, langkah-langkah penyelesaian tersebut adalah:

1. menerapkan Transformasi Laplace terhadap masing-masing suku pada Persamaan (1 ) ke


domain s.

2. memasukkan nilai-nilai awal yang diketahui.

3. melakukan manipulasi matematik sedemikian sehingga diperoleh bentuk eksplisit Y (s)


sebagai fungsi s

4. mentransformasikan Y kembali ke domain t dengan transformasi Laplace Invers. Solusi


IVP adalah bentuk eksplisit y (t) sebagai fungsi t.

Gambar 1: Diagram penyelesaian IVP menggunakan transformasi Laplace.

Transformasi Laplace beberapa fungsi diberikan pada Tabel ??. Perlu diingat bahwa pada Tabel
tersebut:

3 Contoh
Suatu sistem massa-peredam-pegas seperti pada Gambar 2 diwakili oleh Persamaan (2) dengan
m = 1 kg, b = 10 N · m−1 · det dan k = 16 N · m−1 . Diketahui pula bahwa posisi dan kecepatan
awal sistem tersebut masing-masing x(0) = 0 m dan = v (0) = ẋ(0) = 0 m/det.

Gambar 2: Sistem mekanik

2
Menerapkan transformasi Laplace dan transformasi Laplace invers, dapatkan tanggapan sistem
x(t) sebagai fungsi t untuk:
1. f (t) = 0 N .

2. f (t) = 10 N

3. Untuk f (t) = 10 N, berapa perpindahan yang terjadi ketika t = ∞?


Jawab.
ẍ + 10ẋ + 16x = f (t)
1. f (t) = 0

L {ẍ + 10ẋ + 16x} = 0


⇔ L {ẍ} + 10L {ẋ} + 16L {x} = 0
h i
⇔ s2 X − sx(0) − ẋ(0) + 16 [sX − ẋ(0)] + 16X = 0
x(0) = 0, ẋ = 0, ∴
⇔ s2 X + 10sX + 16X = 0
⇔ X (s2 + 10s + 16) = 0 → x(t) = 0

2. f (t) = 10

L {ẍ + 10ẋ + 16x} = L {10}


⇔ L {ẍ} + 10L {ẋ} + 16L {x} = L {10}
h i 10
⇔ s2 X − sx(0) − ẋ(0) + 16 [sX − ẋ(0)] + 16X =
s
x(0) = 0, ẋ = 0, ∴
10
⇔ s2 X + 10sX + 16X =
s
2 10
⇔ X (s + 10s + 16) =
s
10
=⇔ X =
s(s2 + 10s + 16)

Selanjutnya, invers dari X dicari menggunakan metode ekspansi pecahan sebagian. Pem-
faktoran s2 + 10s + 16 memberikan (s + 2)(s + 8). Dengan demikian:
10 10 A B C
= = + +
s(s2 + 10s + 16) s(s + 2)(s + 8) s s+2 s+8

" #
10 10 10 5
A= s = = =
s (s + 2)(s + 8)  s=0 # (0 + 2)(0 + 8) 16 8
"
10 10 10 5
B= (s+2) = = =−
(s+2)(s + 8)
s (−2)(−2 + 8) −12 6
 
s=−2
" #
10 10 10 5
C= (s + 8)

= = =
s(s + 2)
(s+8) (−8)(−8 + 2) 48 24

s=−8

3
Dengan demikian:

x(t) = L −1 {X}
( )
−1 10
=L
s(s2 + 10s + 16)
( )
10
= L −1
s(s + 2)(s + 8)
(5)
− 65 5
( ) ( )
−1 −1 −1
=L 8 +L +L 24
s s+2 s+8
5 5 −2t 5
= − e + e−8t meter
8 6 24

3. Dari bagian 2, solusi untuk f (t) = 10 N adalah


5 5 −2t 5
x(t) = − e + e−8t meter. (3)
8 6 24
Substitusikan t = ∞ pada Persamaan (3):

5 5 −2·∞ 5
x(∞) = − e + e−8∞˙
8 6 24
5 5 −∞ 5 −∞
= − e + e
8 6 24
5
= −0+0
8
5
= meter (4)
8

Anda mungkin juga menyukai