Anda di halaman 1dari 8

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“PERAN BAKAT DALAM BELAJAR”

Oleh :

SELVIA (21033041)

Dosen Pengampu :

Drs.Taufik, M.Pd,Kons

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
A. PENGERTIAN BAKAT

1. Menurut Para Ahli


Ada beberapa defenisi bakat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:
a) Bindham (1986) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian
karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus
memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keteranpilan
khusus, misalnya kemampuan bermain musik dan dalin-lain.
b) Munandir (2001:15-16) mengatakan, bahwa bakat merupakan kemampuan yang
dibawa sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Pandangan ini sering kita
dengar secara umum sebagaimana para ahli dan orang awam.
c) Guilford (1959) mengemukakan bahwa bakat (aptitude) mrncakup 3 dimensi
psikologis, yaitu: Dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dimensi intelektual.
1) Dimensi perseptual
Dimensi perseptual meliputikemampuan dalam mengadakan persepsi,
yaitu fakto-faktor yang antara lain berupa: kepekaan indera, perhatian,
orientasi ruang, orientasi waktu, luasnya daerah persepsi, kecepatan
persepsi dan lain sebagainya.
2) Dimensi psikomotor
Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: faktor kekuatan,faktor
implus, faktor kecepatan, faktor ketelitian, faktor keluwesan (flexibility).
3) Dimensi intelektual
Dari ketiga dimensi, dimensi inilah yang mempunyai implikasi yang
sangat luas. Dimensi ini meliputi 4 faktor:
 Faktor ingatan, yang mencakup: faktor ingatan menenai substansi,
faktor ingatan mengenai relasi, faktor ingatan mengenai sistem.
 Faktor pengenalan, yang mencakup: pengenalan terhadap
keseluruhan informasi, golongan (kelas), hubungan-hubungan,
bentuk atau struktur, dan kesimpulan.
 Faktor evaluatif, yang mencakup: evaluasi mengenai identitas,
relasi-relasi, sistem dan evaluasi terhadap penting tidaknya
problem (kepekaan terhadap problem yang dipahami).
 Faktor berfikir divergen, yang meliputi: faktor untuk menghasilkan
unit-unut, faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan,
faktor kelancaran dalam menghasilkan sistem, faktor untuk
transformasi divergen, faktor untuk menyusus bagian-bagian
menjadi garis besar atau kerangka.
2. Secara Umum
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang
relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat
merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir yang
dengan dimiliki oleh seseorang sebagai macam pengetahuan dan keterampilan
khusus. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan
pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
Bakat dapat diartikansebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(pontential ability) yang masih perlu dikembangkan melalui latihan. Bakat juga
merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan
yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat
akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talenta. Bakat pada awalnya
merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidangpekerjaan atau tugas.
Kemudian pada bidang pendidikan juga memperhatikan masalah bakat tersebut,
mengingat fungsi pendidikan itu adlah untuk mempersiapkan peserta didik dalam
memasuki dunia kerja. Dalam proses pendidikan, bakat merupakan faktor penting
untuk mendapatkan perhatian cara memdidik.

B. JENIS-JENIS BAKAT
a. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat
umum, artinya setiap orang memiliki.
b. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu:
1) Bakat Verbal
Bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata.
2) Bakat Numerikal
Bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
3) Bakat Skolastik
Kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. Kemampuan dalam penalaran,
mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari
keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat
rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dam pemprograman
komputer. (Newton,Einstein,dsb)
4) Bakat Abstrak
Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram,
ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.
5) Bakat Mekanik
Bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat-alat
lainnya.
6) Bakat Relasi Ruang (spasial)
Bakat untuk mengamati pola dua dimensi atau berpikir dalam 3 dimensi.
Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide
secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tida
dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan
insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)
7) Bakat Kecepatan Ketelitian Klerikal
Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan
lain-lainnya.
8) Bakat Bahasa (linguistik)
Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik,
stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-lainnya.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT


a. Faktor Internal
1. Faktor Bawaan (Genetik)
Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) merupakan faktor pertama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor ini dapat diartikan sebagai semua
ciri atau karakteristik individu yang diwariskan kepada anak atau segala potensi
baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang sejak masa pembuahan sebagai
warisan dari orangtua. Faktor bawaan adalah faktor yang mendukung
perkembangan indivisu dalam minat dan bakat sebgai totalitas karakteristik
individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui
fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewaris dari orang tuanya.
Dari segi biologi, bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri
dominan, segala tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan
logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal,
estetik dan artistic serta atletis.
2. Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak
tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak
dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan
minat bakatnya (Ansor : 1999 ;93).
3. Faktor Inerest (minat)
Suatu bakat tidak akan berkembang dengan baik apabila anak bersangkutan tidak
memiliki inters atau minat terhadap bakatnya. Contohnya, anak dengan bakat
musik tidak akan berkembang tanpa ia memiliki ketertarikan terhadap irama dan
nada. Apabila hal ini terjadi, maka orang tua perlu memberikan dorongan yang
lebih pada anak agar bakat anak bisa terasah secara optimal. Kalau tidak mendapat
dukungan dari orangtua atau dibangkitkan minatnya, bakat yang dimiliki anak
tidak akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak lambat untuk
mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia
mempunya bakat dalam bidang tertentu.
4. Motivasi
Selain minta, bakat juga dipengaruhi oleh motivasi. Bakat anak akan kurang
berkembang atau tidak menonjol apabila ia tidak memiliki motivasi atau dorongan
dari dalam dirinya sendiri untuk mengembangkan bakatnya tersebut. Motivasi
berhubungan dengan kuatnya daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran
tertentu. Jiika kurang motivasi untuk menjadi olahragawan, maka seorang anak
dengan bakat sepakbola, menghadapi rintangan kecil saja dalam belajar sepakbola
akan menghilangkan semangatnya.
5. Value dan Penilaian
Value adlah bagaimana seorang anak memberi arti atau penilaian terhadap bidang
bakat yang dimilikinya. Meskipun anak mengetahui bahwa ia memiliki suatu
bakat di bidang tertentu, jika ia menganggap bakat tersebut kurang bernilai atau
bahkan negatif dalam pandangannya, maka hal ini juga akan menghambat
perkembangan bakatnya. Misalnya bakat anak dalam olahraga catur, jika anak
memberi nilai negatif pada bakat ini atau menganggap bahwa menjadi atlet catur
tidak begitu membanggakan, kurang terkenal dibanding bakat menyanyi, dan
penilaian negatif lainnya maka bakat anak di bidang catur tersebut akan tetap
terpendam.

b. Faktor Eksternal
 Faktor Lingkungan
Fakor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal ini untuk mendukung
pengembangan minta dan bakat anak. Faktor lingkungan terdiri beberapa macam,
yaitu:
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat
anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan
perttama dan paling penting bagi anak. (Sutiono ;1998 ;172).
2) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang dapat mempengaruhi proses
belajar mengajar kondusif yang berdifat formal. Lingkungan ini sangat
berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini
minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.
3) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah lingkungan yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan
minat dan bakatnya kepada masyarakat,
 Sarana dan Prasarana
 Dukungan dari Orang Tua
 Pola asuh Orang Tua

D. PENGERTIAN MINAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN BAKAT


 Minat dapat diartikan sebagai ketertarikan seseorang pada sesuatu. Minat ini
mengarahkan seseorang untuk tetap fokus dan menggeluti suatu bidang tanpa rasa
keterpaksaan. Orang tersebut akan melakukan hal yang diminatinya dengan rasa
senang dan puas. Minat juga merupakan pengembangan dalam mencampurkan
seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu pada suatu kegiatan yang
disukainya.
 Hubungan antara keduanya bagaikan suami istri, yang saling mendorong satu sama
lain. Minat dapat mendorong atau membentuk bakat menjadi lebih sempurna,
sehingga bakat tersebut dapat kita kembangkan menjadi sesuatu yang membuat kita
istimewa dari orang lain. Karena setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda.

E. USAHA PENDIDIK UNTUK MENGENALI DAN MENGEMBANGKAN BAKAT


PADA PESERTA DIDIK

1) Mengenali Bakat Setiap Pesrta Didik


Dengan mengenali bakat peserta didik, maka guru memiliki acuan yang jelas
dalam mengembangkat bakat peserta didik tersebut. Bakat dalam hal ini bisa berupa
IQ dan SQ. Peserta didik dengan IQ tinggi harus diperlakukan berbeda dengan
peserta didik dengan IQ sedang atau biasa aja. Dengan mengenali bakat ini, maka
guru dapat memberi motivasi kepada peserta didik untuk mencapai bakat
maksimalnya. “seornag siswa yang berbakat dlam bidang elektro, misalnya akan jauh
lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan ketermpilannya yang
berhubungan dengan bidang tersebut dibandingkan dengan siswa lainnya. (Muhibbin
Syah,2000 :136)
2) Menggunakan Pendekatan Individual dalam Pembelajaran
Rencana Keller (The Keller Plan), pengajaran yang ditentukan secara individual,
program bagi pembelajaran dalam kesesuaiannya dengan kebutuhan, dan pendidikan
berpadukan secara individual....”(Mark. K. Smith, 2010 : 94). Dalam teori ini, setelah
mengenali bakat peserta didik guru memberikan materi sesuai dengan bakat yang
mereka miliki. Misalnya sisten KBK yang diterapkan saat ini, merupakan upaya
mengefektifkan pengajaran yang bersifat individual. Individu dengan bakat yang
bagus, mungkin akan lebih cepat menguasai materi yang disajikan oleh guru,
sehingga ia layak mengikuti akselerasi materi, walaupun teman-teman dikelasnya
belum menguasai materi tersebut. Tetapi untuk melakukan ini, guru harus
menyediakan waktu dan pikiran yang lumayan besar.

Guru sngat berperan penting dalam mengembangkan bakat siswa berprestasi di


sekolah. Kerjasama antara guru, eluarga, dan lingkungan sekitar sangat penting
untuk mengembangkan bakat tersebut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara
keluarga, guru, dan lingkungan untuk mengenali dan mengembangkan bakat anak
yaitu :
a. Membantu anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya.
b. Mengembangkan konsep diri positif pada anak.
c. Memperkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman
di berbagai bidang.
d. Mencermati berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak
menonjol pada anak.
e. Mengusahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar
menekuni bidang keunggulannya serta bidang-bidang lain yang berkaitan.
f. Meningkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih
kemampuannya.
g. Menstimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat
yang lain.
h. Memberikan penghargaan dan pujian um=ntuk setiap usaha yang dilakukan
anak.
i. Menyediakan dan memfasilitasi sarana bagi pengembangan bakat.
j. Mendukung anak untuk mangatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam
mengembangkan bakatnya.
k. Menjalin hubungan baik serta akrab antara orang tua atau guru dengan anak.
l. Menyalurkan bakat tersebut.
m. Memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba sesuai bakat yang
dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai