PENDAHULUAN
Setiap manusia telah mendapat anugerah dari Tuhan berupa potensi dasar dan kapasitas
yang berbeda-beda untuk berperilaku inteligen. Seiring perjalanan hidupnya, potensi tersebut
berkembang sesuai pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Dalam perkembangannya anak
makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan dirinya pada orang
lain dan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sebagai mahasiswa atau calon guru, kita hendaklah memahami atau setidaknya
mempelajari ilmu mengenai intelegensi dan bakat yang dimiliki seorang anak didik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
D. Batasan Masalah
Adapun permasalahan yang dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah tentang
pengertian intelegensi dan bakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian intelegensi
B. Pengukuran intelegensi
Semenjak para ahli psikologi mulai mengadakan cara pendekatan secara empiris, maka
pengukuran intelegensi telah banyak menarik para ahli, terlebih-lebih setelah gerakan
pengukuran dalam lapangan psikologi maju dengan pesat.
a. Fase persiapan, yaitu fase dimana para ahli sedang mencari atau berusaha mendapatkan tes
intelegensi.
b. Fase naif, yaitu fase dimana orang menggunakan tes intelegensi yang telah tersusun tanpa
kritik.
c. Fase culture free test, yaitu fase mencari tes yang bebas dari pengaruh kebudayaan.[3]
Sejak akhir abad yang lalu Alfred Binet telah menjadi salah seorang ahli psikologi yang
terkenal . Sejak tahun 1890-an ia telah mengadakan usaha-usaha ke arah penyusunan tes
intellegensi.
3. Tes wecbsler
Mula-mula diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Wechsler Bellevue Intellegence Scale
( bisa disingkat W-B ) . Dengan makin populernya tes inteligensi sebagai alat untuk mengetahui
(mengukur) perbedaan antara individu yang lain dipandang dari segi inteligesi, maka makin
terasalah kebutuhan akan adanya tes intelegensi yang sesuai untuk menetes orang dewasa, dan
ini mendorong banyak ahli untuk berusaha menyusunnya.
C. Multiple Intelegensi
Kemampuan membuat persepsi dan membedakan suasana hati, keinginan motivasi, dan
perasaan orang lain. Komponen utamanya adalah kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak,
isyarat, merespon, dan persuasi (mempengaruhi).
Keahlian mengendalikan dan mengkategorikan spesies flora dan fauna dan alam sekitar.
Kemampuan dasarnya adalah kepekaan terhadap gejala alam dan menyikapi maklhuk hidup.
D. Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang
dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Jadi, bakat dapat dipahami sebagai
kamampuan khusus atau suatu pertanda kemampuan yang sangat menonjol atau lebih mencolok
yang terdapat pada diri seseorang, yang secara cepat dapat menyelesaikan, merespon dan
menerima latihan-latihan, tugas-tugas, atau hal-hal tertentu.
Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya
dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. Bakat merupakan salah satu karunia yang
diberikan Allah kepada seluruh hambanya, masing-masing orang mempunyai bakat ataupun
kemampuan yang berbeda. Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang
merupakan potensi ( potential ability ) yang masih perlu dikembangan atau dilatih agar dapat
terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya
untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Bakat juga berbada dengan
kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa
yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal.[5]
E. Pengukuran bakat
Pengukuran Bakat / Tes Bakat
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di
berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat
keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.Melalui tes bakat diperoleh gambaran
mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang.[6]
F. Pengoptimalan bakat
Mengoptimalkan bakat anak[7]
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap
teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan
yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja
mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat serta
minat pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu
berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya
Apa yang bisa orang tua lakukan dirumah :
a) Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak .
b) Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
c) Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
d) Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di
lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda
lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu
dia untuk menjawabnya sendiri.
e) Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau
menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu
bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
f) Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru,seperti pentas musik,
museum atau galeri seni.
g) Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat
mereka.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini kami akan membahas tentang seseorang yang bernama Abdi Putra ia
merupakan seorang mahasiswa teknik sipil di sebuah Universitas Negri di suatu kota . Ia
sekarang duduk di tingkat 3 atau semester 6. IPK nya cenderung menengah ke bawah atau pas-
passan. Semangat belajarnya pun bisa disebut senin kamis atau aras-arasan .Jurusan teknik sipil
merupakan jurusan pilihannya, dengan seleksi yang begitu ketat, ia berhasil masuk di Universitas
bergengsi di kotanya. Tak main-main, iaa berhasil menduduki peringkat 3 dari ratusan
saingan.Ketika itu, banyak yang menyangka, Abdi akan menjadi mahasiswa brilian dengan
prestasi akademik yang bagus . Betapa tidak, sejak masih di bangku sekolah, Abdi pun terkenal
karena prestasi akademiknya yang memukau. Ia sering mengharumkan nama sekolahnya dengan
berbagai medali olimpiade yang dimenangkannya. Mulai olimpiade fisika, matematika maupun
kimia. Maka tak heran, banyak yang memprediksi dan menaruh harapan besar bahwa Abdi
nantinya akan menjadi ahli Teknik yang handal, ketika ia memilih Teknik menjadi jurusannya.
Bahkan, jurusan teknik sipil ini sebenarnya adalah rekomendasi dari salah seorang guru fisika
yang dekat dengannya “ Ia akan menjadi insyinyur yang sangat berbakat”, begitu kata gurunya.
Maka Abdi pun memilih jurusan ini.
Dari beberapa teori tentang Bakat dan Minat, maka kita dapat menganalisis bahwa Abdi
mungkin memang punya bakat di bidang sains, tapi bukan berarti ia dapat berhasil dalam semua
bidang sains. Karena ternyata untuk berhasil tidak cukup dengan modal berbakat, tapi juga harus
punya kemauan atau minat. Namun, jika hanya memiliki niat pun tak cukup untuk meraih
keberhasilan. Intinya, bakat dan minat harus dipadukan dengan baik atau berjalan beriringan.
Hanya ada satu tanpa ada yang lain, tak akan cukup membuat siapa saja berhasil, termasuk Abdi.
Meskipun dia memilki otak yang encer, Abdi harus melihat dan memilih apa yang menjadi daya
tarik dan minat untuk masa depannya. Abdi yang memiliki minat dalam bidang komputer dan
informatika, tidak berada dalam wadah yang tepat, akibatnya ia melenceng dari tempat yang
dipilihnya, yakni Teknik Sipil.
Solusi yang tepat untuk Abdi adalah meng croscheck kembali apa yang disukainya sesuai
dengan kemampuannya. Jika ia masih kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi bakat dan
minatnya, ia disarankan untuk meminta bantuan dari psikolog untuk membantu memberinya Tes
Bakat dan Minat, sehingga ia mengetahui bakat apa yang dimilikinya dan ia berminat dalam hal
apa. Penting juga untuk orangtua Abdi lebih memperhatikan masalah ini untuk keberhasilan
Abdi nantinya. Juga sebaiknya Abdi tidak serta merta menerima saran dari orang lain tanpa
meninjau terlebih dahulu, sekalipun saran itu diberikan oleh orangtua dan pendidik Abdi, karena
yang mengetahui diri Abdi dengan baik adalah Abdi sendiri. Selagi memiliki kesempatan, tidak
ada salahnya mencoba untuk mengikuti Tes Bakat dan Minat agar tidak terjadi kesalahan yang
serupa di masa yang akan datang.
a. Pengertian intelegensi
Intelegensi (kecerdasan pikiran), dengan intelegensi fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat
dan tepat untuk mengatasi suatu situasi atau untuk memecahkan suatu masalah.
b. Pengukuran intelegensi
1. Perkembangan Tes Intelegensi Pada Umumnya
3. Tes wecbsler
c. Multiple Intelegensi
d. Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.
e. Pengukuran bakat
Pengukuran Bakat / Tes Bakat, tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai
kemampuan seseorang di berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian
merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.Melalui tes
bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang.
f. Pengoptimalan bakat
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-
teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar
untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti
minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat serta minat
pribadinya.
DAFTAR PUSTAKA