A. Pengertian Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin yaitu
“Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”.
1. Menurut Freeman (dalam Kaplan & Dennis, 2012: 230) inteligensi merupakan
penyesuain atau adaptasi seseorang terhadap seluruh lingkungannya, kemampuan
untuk belajar, dan kemampuan abstrak berpikir.
2. Gardner (dalam Kaplan & Dennis, 2012: 230) mendefenisikan inteligensi sebagai
kemampuan untuk mememcahkan masalah sebenarnya atau kesulitan yang berada.
3. Meurut George D. Stoddard (dalam Wahyuni, dkk, 2013: 8) mendefenisikan inteligensi
sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirika mengandung
kesukaran, kompleks, atau produk diganti sebagai eksistensi suatu budaya tertentu.
4. Flynn pada tahun 1987 (dalam Wahyuni, dkk, 2013: 8) mendefenisikan inteligensi
sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari
pengalaman.
2.Ciri-ciri intelegensi
yaitu:
1) Purposeful behavior, artinya selalu terarah pada tujuan atau mempunyai tujuan yang jelas.
2) Perilaku terorganisir, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, senua tenaga dan alat - alat
yang digunakan dalam suatu tata masalah terkoordinasi dengan baik.
3) Perilaku jasmani sehat, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga,
ketangkasan, dan tergantung.
4) Adaptable behaviour, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis, dan kaku, tetapi
selalu siap untuk mengadakan / perubahan terhadap situasi yang baru.
5) Perilaku berorientasi sukses, artinya tingkah laku yang didasari rasa aman, tenang, gairah,
penuh kepercayaan, akan sukses / optimal.
6) Perilaku yang termotivasi dengan jelas, artinya tingkah laku yang memenuhi kebutuhannya
dan bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat.
7) Rapid behaviour, artinya tingkah laku yang efisien, efektif dan cepat atau menggunakan
waktu yang singkat.
8) Perilaku luas, artinya tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas yang
termasuk sikap dasar dan jiwa yang terbuka.
1. Teori Faktor
Teori ini dikembangkan oleh Spearman, dia mengembangkan teori dua faktor dalam
kemampuan mental manusia. Yakni:
a. Teori faktor “g” (faktor kemampuan umum): menyelesaikan masalah atau tugas - tugas
secara umum (misalnya, menyelesaikan kemampuan soal matematika)
b. teori faktor “s” (faktor kemampuan khusus): menyelesaikan masalah atau tugas - tugas
secara khusus (misalnya, mengerjakan soal - soal perkalian, atau penambahan dalam
matematika)
Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap tiap kemampuan memiliki
jenis keunikan dalam aktifitas mental atau pikiran (operasi), isi informasi (content), dan hasil
informasi (product).
3. Teori Kognitif
Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat dianalisis kedalam
beberapa komponen yang dapat membantu seseorang untuk memecahkannya diantaranya:
• Metakomponen isyarat yang terletak pada urutan yang lebih tinggi yang digunakan untuk
melaksanakan rencana, memonitor dan melaksanakan kinerja dalam suatu tugas
• Komponen kinerja adalah proses - proses pada urutan yang lebih rendah yang digunakan
untuk melaksanakan strategi bagi kinerja dalam tugas
• Komponen perolehan pengetahuan adalah proses - proses yang terlibat dalam pembelajaran
informasi baru dan penyimpanannya dalam ingatan.
Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan bahwa ada
tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami, di antaranya:
Inteligensi bahasa (kecerdasan verbal atau linguistik) yang dapat memanipulasi kata - kata
didalam bentuk lisan atau tulisan. Misalnya membuat puisi
A. Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan yang sudah melekat dan dimiliki oleh setiap orang yang bisa digunakan untuk
mempelajari sesuatu hal yang cepat. Beberapa diantaranya adalah bisa mempelajari waktu dengan
singkat serta bisa mendapatkan hasil yang sangat baik. Bakat seseorang sudah melekat pada manusia
sejak lahir.
Bakat setiap orang berbeda-beda dan bermacam-macam, mulai dari bakat melukis, menari, menyanyi
dan lain sebagainya. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi perkembangan bakat seseorang, baik
itu cepat atau lambat.
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya
setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang
memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu :
a. Bakat Verbal: Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata.
b. Bakat Numerikal: Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka.
c. Bakat Skolastik: Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam
penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari
keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton,
Einstein, dsb.)
d. Bakat Abstrak: Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan,
diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
e. Bakat mekanik: Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan
alat – alat lainnya.
f. Bakat Relasi Ruang (spasial): Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau
berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara
jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan
kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo
Picasso, Ansel Adams, dsb.)
g. Bakat kecepatan ketelitian klerikal: Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk
laboratorium, kantor dan lain – lainnya
h. Bakat bahasa (linguistik): Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya
untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya.
D. Teori Bakat
Teori Bakat dalam psikologi menurut Howard Gardner Gardner memunculkan teori dimana
manusia memiliki tipe bakat yang berbeda beda, diantaranya adalah: (Baca juga mengenai
hambatan dalam menyalurkan bakat)
1. Teori bakat bahasa (linguistik) : adalah bakat mengelola kata dan bahasa.
2. Teori bakat logika matematik (mathematical) : adalah bakat menggunakan logika
terutama terkait dengan matematika.
3. Teori bakat musik (musikal) : adalah bakat menciptakan musik.
4. Teori bakat kinestetik (kinesthetic) : adalah bakat mengendalikan gerak tubuh.
5. Teori bakat ruang bidang (spatial) : adalah bakat yang berkaitan dengan persepsi visual.
6. Teori bakat interpersonal : adalah bakat berhubungan dan memahami orang.
7. Teori bakat intrapersonal : adalah bakat memahami diri sendiri. (Baca juga mengenai
peran guru dalam mengembangkan bakat peserta didik)
8. Teori bakat naturalistik : adalah bakat memahami unsur dalam lingkungan alam.
9. Teori bakat eksistensial : adalah bakat dan kepedulian terhadap isu moral :
A. Pengertian minat
1. Menurut Dyimyanti minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang
memaksa seseorang menaru perhatian pada orang, situasi, atau aktivitas tertentu dan
bukan pada yang lain.
2. Menurut Selamet Diharjo minat adalah kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu.
3. Menurut Thijan minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang.
C. Karakteristik Minat:
1. Minat yang menimbulkan seseorang bersikap yang positif dari suatu objek.
2. Minat mengandung unsur penghargaan, mngandung sesuatu keinginan dan semangat untuk
mendapatkan sesuatu yang di inginkan.
3. Minat merupakan sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu objek
1. Faktor atau keinginan dari dalam (keinginan batin ), yaitu keinginan atau keinginan yang berasal
dari dalam diri seseorang terhadap sesuatu akan menimbulkan minat tertentu. Termasuk di
dalamnya yang berkaitan dengan faktor - faktor biologis yaitu faktor - faktor yang berkaitan
dengan kebutuhan - kebutuhan fisik yang mendasar.
2. Faktor motif sosial ( motif sosial ), Yaitu motif Yang dikarenakan adanya hasrat Yang
Berhubungan DENGAN faktor Dari Diri Seseorang sehingga menimbulkan Minat Tertentu. Faktor
yang menimbulkan seseorang menaruh minat terhadap suatu aktifitas agar dapat diterima dan
diterima oleh lingkungan termasuk di dalamnya status faktor sosial, harga diri, prestise dan
sebagainya.
3. Faktor emosional ( emosional motive ), yaitu motif yang berkaitan dengan perasaan dan emosi
yang berupa pengalaman, motif - motif, respon - respon emosional dan pengalaman -
pengalaman yang diperoleh individu
Minat dibentuk melalui perhatian dan belajar. Apabila seseorang mempertimbangkan sesuatu yang
dilakukan dan mempertimbangkan untuk mengingatnya, maka apa yang diingatnya tersebut merupakan
petunjuk dari bakat minat (Commins dan Fagin, 1954). Minat bersifat pribadi atau berkaitan dengan
perbedaan individual dan berkembang sejak awal kanak-kanak (Crow dan Crow, 1963). Lebih lanjut
Crow dan Crow penyanyi syringe melayani dengan sikap dan menjadi dasar prasangka terhadap suatu
hal. Sikap minat karena bawaan, tetapi muncul dan berubah seiring dengan pengalaman yang diperoleh
individu dalamnya, oleh karena itu dapat dikatakan minat terbentuk melalui proses belajar. Di Vesta dan
Thompson (1970) menyatakan pendapat Bandura dan Kupers yang menyatakan bahwa minat terbentuk
melalui saluran. Prosesnya bermula sejak individu mencari perhatian dari orang yang disukainya seperti
orang tua, guru atau yang lainnya dan sebagai konsekuensinya ia berusaha untuk dapat menjadi seperti
mereka. Pada tahap peniruan ini sering individu belajar peran baru hanya dengan sedikit usaha.
Keberhasilan dalam peran tersebut akan menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangannya minat
terhadap peran baru yang berbeda dari peran sebelumnya
Perlu hati-hati bahwa bakat tidak identik dengan minat. Bakat tidak disertai dengan minat, maupun
minat tidak di sertai dengan bakat niscaya tidak akan berhasil. Jadi bakat harus di sertai dengan minat
supaya berhasil dan bisa merasakan keberhasilannya. Jadi minat amat sangat berpengaruh pada
proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, karena sebagaimana kita ketahui bahwa minat
merupakan kecenderuang yang tinggi terhadap sesuatu.
Apabila seorang siswa tidak memiliki pengetahuan intelegensi yang tinggi tapi ia mempunyai
kemuan yang keras, maka ia tidak begitu kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Setiap siswa yang kita temui di kelas ada yang memiliki motivasi yang tinggi dan ada pula yang
memiliki motivasi yang rendah, dalam hal ini peranan guru sangat penting untuk meningkatkan
semangat belajar siswa tersebut. Dalam kaitannya dengan motivasi ini, penampilan guru sangat
mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus menciptakan penampilan yang
membuat siswa tertarik untuk mengikuti pembelajarannya, disini guru sebagai motivator
eksternal siswa.
Sumber :