Anda di halaman 1dari 6

PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR

A. Pengertian Bakat

1) Pengertian Bakat Menurut Para Ahli


Beberapa pengertian bakat menurut para ahli, diantaranya:
a. Bindham (1896) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian
karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus
memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan khusus, misalnya kemampuan bermain musik dan lain-lain.
b. Munandir (2001:15-16) mengatakan, bahwa bakat merupakan
kemampuan yang dibawa sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan.
Pandangan ini sering kita dengar secara umum sebagaimana para ahli dan
orang awam.
c. Guilford (1959) mengemukakan bahwa bakat (aptitude) mrncakup 3
dimensi psikologis, yaitu: Dimensi perseptual, dimensi psikomotor,
dimensi intelektual.
1. Dimensi Perseptual
Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan
persepsi, yaitu fakto-faktor yang antara lain berupa: kepekaan indera,
perhatian, orientasi ruang, orientasi waktu, luasnya daerah persepsi,
kecepatan persepsi dan lain sebagainya.
2. Dimensi Psikomotor
Dimensi Psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: faktor kekuatan,faktor
implus, faktor kecepatan, faktor ketelitian, faktor keluwesan
(flexibility).
3. Dimensi Intelektual
Dari ketiga dimensi, dimensi inilah yang mempunyai implikasi yang
sangat luas. Dimensi ini meliputi 4 faktor:
a) Faktor ingatan, yang mencakup: faktor ingatan menenai
substansi, faktor ingatan mengenai relasi, faktor ingatan
mengenai sistem.
b) Faktor pengenalan, yang mencakup: pengenalan terhadap
keseluruhan informasi, golongan (kelas), hubungan-hubungan,
bentuk atau struktur, dan kesimpulan.
c) Faktor evaluatif, yang mencakup: evaluasi mengenai identitas,
relasi-relasi, sistem dan evaluasi terhadap penting tidaknya
problem (kepekaan terhadap problem yang dipahami).
d) Faktor berfikir divergen, yang meliputi: faktor untuk
menghasilkan unit-unut, faktor untuk pengalihan kelas-kelas
secara spontan, faktor kelancaran dalam menghasilkan sistem,
faktor untuk transformasi divergen, faktor untuk menyusus
bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.

1
2) Pengertian Bakat Secara Umum
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo
yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.
Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak
lahir yang dengan dimiliki oleh seseorang sebagai macam pengetahuan dan
keterampilan khusus. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat
mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
Bakat dapat diartikansebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(pontential ability) yang masih perlu dikembangkan melalui latihan. Bakat juga
merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan
yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat
akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talenta. Bakat pada awalnya merupakan
hal yang amat penting sehubungan dengan bidan gpekerjaan atau tugas. Kemudian pada
bidang pendidikan juga memperhatikan masalah bakat tersebut, mengingat fungsi
pendidikan itu adalah untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja.
Dalam proses pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan perhatian
cara mendidik.

B. Jenis-jenis Bakat
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat
umum, artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga. Selain
itu bakat khusus yang lain, yaitu:
a. Bakat Verbal
Bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata.
b. Bakat Numerikal
Bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
c. Bakat Skolastik
Kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. Kemampuan dalam
penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan
hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para
ilmuwan, akuntan, dam pemprograman komputer. (Newton,Einstein,dsb)
d. Bakat Abstrak
Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan,
diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.
e. Bakat Mekanik
Bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat-
alat lainnya
f. Bakat relasi ruang (spasial)

2
Bakat untuk mengamati pola dua dimensi atau berpikir dalam 3 dimensi.
Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa
ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang
tida dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot,
dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)
g. Bakat Kecepatan Ketelitian Klerikal
Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor
dan lain-lainnya.
h. Bakat Bahasa (linguistic)
Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk
jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-
lainnya.

C. Faktor-Faktor Yang memengaruhi Perkembangan Bakat


1. Faktor Internal
a) Faktor Bawaan (Genetik)
Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) merupakan faktor pertama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor ini dapat diartikan sebagai
semua ciri atau karakteristik individu yang diwariskan kepada anak atau
segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang sejak
masa pembuahan sebagai warisan dari orangtua. Faktor bawaan adalah
faktor yang mendukung perkembangan indivisu dalam minat dan bakat
sebgai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada
anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sebagai pewaris dari orang tuanya. Dari segi biologi, bakat sangat
berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan, segala tindakan
dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan logis. Sedangkan otak
kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik dan
artistic serta atletis.
b) Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan
potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan
membantu anak dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri
dalam mengembangkan minat bakatnya (Ansor : 1999 ;93).
c) Faktor Interest (Minat)
Suatu bakat tidak akan berkembang dengan baik apabila anak
bersangkutan tidak memiliki inters atau minat terhadap bakatnya.
Contohnya, anak dengan bakat musik tidak akan berkembang tanpa ia
memiliki ketertarikan terhadap irama dan nada. Apabila hal ini terjadi,
maka orang tua perlu memberikan dorongan yang lebih pada anak agar

3
bakat anak bisa terasah secara optimal. Kalau tidak mendapat dukungan
dari orangtua atau dibangkitkan minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak
akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak lambat untuk
mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia
mempunya bakat dalam bidang tertentu.
d) Motivasi
Selain minat, bakat juga dipengaruhi oleh motivasi. Bakat anak akan
kurang berkembang atau tidak menonjol apabila ia tidak memiliki
motivasi atau dorongan dari dalam dirinya sendiri untuk mengembangkan
bakatnya tersebut. Motivasi berhubungan dengan kuatnya daya juang anak
untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Jiika kurang motivasi untuk
menjadi olahragawan, maka seorang anak dengan bakat sepakbola,
menghadapi rintangan kecil saja dalam belajar sepakbola akan
menghilangkan semangatnya.
e) Value dan Penilaian
Value adalah bagaimana seorang anak memberi arti atau penilaian
terhadap bidang bakat yang dimilikinya. Meskipun anak mengetahui
bahwa ia memiliki suatu bakat di bidang tertentu, jika ia menganggap
bakat tersebut kurang bernilai atau bahkan negatif dalam pandangannya,
maka hal ini juga akan menghambat perkembangan bakatnya. Misalnya
bakat anak dalam olahraga catur, jika anak memberi nilai negatif pada
bakat ini atau menganggap bahwa menjadi atlet catur tidak begitu
membanggakan, kurang terkenal dibanding bakat menyanyi, dan
penilaian negatif lainnya maka bakat anak di bidang catur tersebut akan
tetap terpendam.
2. Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Fakor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal ini untuk
mendukung pengembangan minta dan bakat anak. Faktor lingkungan
terdiri beberapa macam, yaitu:
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan
tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga
merupakan lingkungan perttama dan paling penting bagi anak.
(Sutiono ;1998 ;172).
2) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang dapat mempengaruhi
proses belajar mengajar kondusif yang berdifat formal.
Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat
dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak
dikembangkan secara intensif.
4
3) Lingkungan social
Lingkungan sosial adalah lingkungan yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan
mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat.
b) Sarana dan Prasarana
c) Dukungan dari Orangtua
d) Pola asuh Orangtua

D. Usaha Guru Untuk Mengenali dan mengembangkan bakat


Bakat dimiliki oleh setiap individu. Peserta didik yang akan mengikuti
pembelajaran datang dengan membawa bakat sebuah bakat yang ada pada diri mereka
masing-masing. Disinilah peran guru sebagai fasilator dapat mrngembangkan bakat
peserta didik. Hal-hal yang mungkin dapat dilakukan guru mengembangkan bakat peserta
didik yaitu :
1) Mengenali Bakat setiap peserta Didik
Dengan mengenali bakat peserta didik, maka guru memiliki acuan yang jelas
dalam mengembangkat bakat peserta didik tersebut. Bakat dalam hal ini bisa
berupa IQ dan SQ. Peserta didik dengan IQ tinggi harus diperlakukan
berbeda dengan peserta didik dengan IQ sedang atau biasa aja. Dengan
mengenali bakat ini, maka guru dapat memberi motivasi kepada peserta didik
untuk mencapai bakat maksimalnya. “seorang siswa yang berbakat dlam
bidang elektro, misalnya akan jauh lebih mudah menyerap informasi,
pengetahuan, dan keterampilannya yang berhubungan dengan bidang tersebut
dibandingkan dengan siswa lainnya. (Muhibbin Syah,2000 :136).
2) Menggunakan Pendekatan Individual Dalam Pembelajaran
Rencana Keller (The Keller Plan), pengajaran yang ditentukan secara
individual, program bagi pembelajaran dalam kesesuaiannya dengan
kebutuhan, dan pendidikan berpadukan secara individual....”(Mark. K. Smith,
2010 : 94). Dalam teori ini, setelah mengenali bakat peserta didik guru
memberikan materi sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Misalnya sisten
KBK yang diterapkan saat ini, merupakan upaya mengefektifkan pengajaran
yang bersifat individual. Individu dengan bakat yang bagus, mungkin akan
lebih cepat menguasai materi yang disajikan oleh guru, sehingga ia layak
mengikuti akselerasi materi, walaupun teman-teman dikelasnya belum
menguasai materi tersebut. Tetapi untuk melakukan ini, guru harus
menyediakan waktu dan pikiran yang lumayan besar.

Guru sangat berperan penting dalam mengembangkan bakat siswa berprestasi di


sekolah. Kerjasama antara guru, eluarga, dan lingkungan sekitar sangat penting untuk
mengembangkan bakat tersebut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara keluarga,
guru, dan lingkungan untuk mengenali dan mengembangkan bakat anak yaitu :
5
a) Membantu anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya.
b) Mengembangkan konsep diri positif pada anak.
c) Memperkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di
berbagai bidang.
d) Mencermati berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak
menonjol pada anak.
e) Mengusahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar
menekuni bidang keunggulannya serta bidang-bidang lain yang berkaitan.
f) Meningkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih
kemampuannya.
g) Menstimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat
yang lain.
h) Memberikan penghargaan dan pujian um=ntuk setiap usaha yang dilakukan
anak.
i) Menyediakan dan memfasilitasi sarana bagi pengembangan bakat.
j) Mendukung anak untuk mangatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam
mengembangkan bakatnya.
k) Menjalin hubungan baik serta akrab antara orang tua atau guru dengan anak.
l) Menyalurkan bakat tersebut.
m) Memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba sesuai bakat yang
dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai