Pernahkah anda menjumpai seseorang yang jago melukis, padahal ia tidak pernah
mendapat pelajaran melukis di bangku sekolah formal ataupun informal, melainkan
belajar secara otodidak. Mungkin anda memiliki teman yang jago pelajaran
matematika, padahal jika dilihat dari segi ketekunan belajarnya tidak jauh berbeda
dari anda? tapi tetap saja teman anda tersebut lebih cepat dan cekatan
menyelasaikan soal-soal matematika tersebut, Atau anda adalah termasuk orang
yang mampu dengan mudahnya menguasai sebuah ilmu (misalnya ilmu desain
grafis, komputer, blog, sastra dan lainnya) dan memahami secara baik, padahal
anda bukan dari kalangan ilmuwan bidang ilmu tersebut. jika iya, anda termasuk
orang yang berbakat, dan kita semua memiliki bakat, hanya saja berbeda-beda.
Secara sederhana bakat dapat dipahami sebagai kemampuan diri dari Allah SWT
yang diberikan kepada kita untuk mengembangkan diri. Bakat itu sendiri berupa pola
pikir, kepandaian atau kemampuan yang kita miliki sejak lahir. Walaupun kita
memiliki talenta, jika kita tidak berusaha untuk membukanya maka talenta yang
diberikan Tuhan akan menjadi sia-sia. Jadi Usaha dan Talenta adalah Jalan untuk
sukses bagi seseorang didalam kehidupannya.
Dalam teori bakat (talent theory), misalnya dikatakan bahwa seseorang itu ada yang
diberi bakat bawaan berupa kemampuan praktek atau teknik. Beberapa
kecerdasan telah dikaitkan untuk bakat atau overachievement dari beberapa wilayah
pembangunan. Multiple kecerdasan telah digambarkan sebagai sikap terhadap
pembelajaran, bukan teknik atau strategi. Ada delapan kecerdasan, atau daerah lain
di mana orang mengasimilasi atau belajar tentang dunia di sekitar mereka:
interpersonal, intrapersonal, kinestetik-jasmani, linguistik, logis-matematika, musikal,
naturalis, dan spasial-visual. Persoalannya, Bagaimana hubungan antara
kecerdasan dan bakat itu sendiri? persoalan inilah yang kita bicarakan.
Pengertian Bakat
Sebelum membahas tentang hubungan antara kecerdasan dan bakat, ada baiknya
kita memahami pengertian dari berbagai tokoh mengenai bakat:
1. Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai
kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya
dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-
kesanggupan tertentu.”
2. Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan
kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi
kecakapan yang nyata.”
3. Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya
pendidikan dan latihan.”
4. Menurut Guilford bakat adalah kecakapan yang dimiliki seseorang sejak lahir
untuk melakukan sesuatu.
5. Menurut Sukardi bakat adalah kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan
dirinya dapat berkembang dimasa yang akan datang.
Mengenai keberbakatan dan Anak Berbakat, menurut Renzulli, dkk.(1981) dari hasil-
hasil penelitiannya menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan
seseorang adalah pada hakekatnya tiga kelompok (cluster) ciri-ciri, yaitu :
1. kemampuan di atas rata-rata,
2. kreativitas,
3. pengikatan diri (tangung jawab terhadap tugas).
Seseorang yang berbakat adalah seseorang yang memiliki ketiga ciri
tersebut. Masing-masing ciri mempunyai peran yang sama-sama
menentukan. Seseorang dapat dikatakan mempunyai bakat intelektual,
apabila ia mempunyai intelegensi tinggi atau kemampuan di atas rata-rata
dalam bidang intelektual yang antara lain mempunyai daya abstraksi,
kemampuan penalaran, dan kemampuan memecahkan masalah). Akan
tetapi, kecerdasan yang cukup tinggi belum menjamin keberbakatan
seseorang.
Kesimpulan
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini,
terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan
yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui
suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi
tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat
tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Tes IQ tidak bisa menentukan bakat anak di bidang apa, karena tes IQ untuk melihat
inteligensi seorang anak, bukan tes bakat. Misalnya keterbakatan seni akan
menyangkut pada soal kreativitas (walaupun diakui bahwa prestasi bakat atau
talent-nya itu mampu teraktualisasi secara optimal ia juga membutuhkan intergrasi
yang kuat dengan inteligensi yang yang kuat). Contohnya pada anak-anak yang
berbakat musik. Dalam mengembangkan bakatnya selain dibutuhkan kreativitas,
kepekaan terhadap ritme dan intonasi, tetapi juga dibutuhkan daya ingat yang kuat
dan kecerdasan dalam memahami berbagai notasi. Keterbakatan seni juga
membutuhkan kemampuan pandang ruang.tinggi.