Anda di halaman 1dari 23

BAKAT, MINAT, DAN INTELIGENSI

KELOMPOK 2

Ai Lilih Siti Muflihah Kasdila Sri Intan Alawiyah


Ani Wahyuni Lulu Mulkiah
Asani Nurjanah Mira Agustina
Gaitsa Shofa Nuriddzati Siti Puadah
Muhamad Haikal Ismatillah
Pengertian Bakat
 Bakat (aptitude) umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(potencial ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud
(Semiawan et.al., 1984: 1; Munandar, 1987: 17).
 Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat
dilaksanakan sekarang, sedangkan “bakat” memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu
tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang.
 Jadi, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan,
yang relatif dapat bersifat umum (misalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat
akademik khusus). Bakat khusus juga disebut dengan talent.
Faktor yang Mempengaruhi Bakat Seseorang

Lingkungan Sekitar Diri Sendiri


 Kesempatan  Minatnya terhadap suatu bidang
 Sarana dan prasarana yang tersedia  Keinginannya untuk berprestasi
 Dukungan dan dorongan orang tua  Keuletannya untuk mengatasi kesulitan
atau rintangan yang mungkin timbul.
 Taraf sosial ekonomi keluarga
 Tempat tinggal di daerah perkotaan atau
di daerah pedesaan
Siapa Anak Berbakat itu?

 Undang- undang tentang pendidikan untuk anak-anak berbakat Amerika Serikat


menyebutkan bahwa anak-anak berbakat adalah anak-anak yang di tingkat
prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah, diidentifikasi memiliki
kemampuan yang tinggi, baik yang sudah nyata maupun yang potensial dalam
bidang-bidang, seperti intelektual, kreatif, kepandaian khusus, kepemimpinan,
atau seni (Sobur, 1991: 62).
 Anak berbakat, menurut definisi dari U.S Office of Education (1997) adalah anak-anak yang
diidentifikasi oleh orang-orang professional, yang karena kemampuannya yang sangat menonjol
dapat memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang
berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, untuk
mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri ataupun terhadap masyarakat. Kemampuan-
kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang sudah nyata, meliputi kemampuan
intelektual umum, kemampuan akademis khusus, kemampuan berpikir kreatif dan produktif,
kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor (Martinson, 1974;
Munandar, 1982).

 Keumuman definisi U.S Office of Education tersebut adalah:


 a. Menekankan pada multidimensionalitas dari konsep anak berbakat;
 b. Menekankan bahwa bakat-bakat kemampuan pada anak dapat secara potensial dimiliki atau
dapat menjadi nyata.
Cara Mengidentifikasi Keberbakatan Seseorang
(Gunarsa dan Gunarsa, 1991)

a. Pendekatan Psikometri
Suatu teknik yang digunakan untuk melakukan penilaian dan pengukuran aspek psikis,
antara lain dengan tes intelegensi, tes prestasi 4 belajar, tes bakat dan kemampuan khusus,
meliputi kreativitas, penalaran, bakat mekanik, angka-angka dan kemampuan verbal.

b. Penampilan yang Meliputi Prestasi dan Perilaku


Dapat dilakukan dengan ekspresi, minat, dan perhatiannya yang besar terhadap suatu hal
yang khusus atau suatu bidang studi, aktivitas, ekstrakurikuler, kesenian, tulisan,
mengarang dan kejadian-kejadian di lingkungannya.

c. Pendekatan Sosiometri
Dilakukan melalui cara tidak formal oleh lingkungan sosial, lingkungan permainan,
pergaulan atau organisasi, yang mengamati dan menilai adanya bakat anak yang luar biasa,
dan karena itu dapat pula memperlakukan mereka secara khusus, misalnya sebagai tempat
bertanya.
Ciri-ciri Anak Berbakat Menurut Renzulli dan
kawan-kawan (1981)

 1) Kemampuan di atas rata-rata tidak berarti bahwa kemampuan itu harus unggul. Yang pokok
adalah kemampuan itu harus cukup diimbangi oleh kreativitas dan tanggung jawab terhadap
tugas.
 2) Kreativitas, adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi, baik ciri-ciri aptitude, seperti
kelancaran keluwesan (fleksibilitas), dan keaslian (orisinalitas), dalam pemikiran maupun ciri-
ciri (non-aptitude), seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin
mencari pengalaman baru.
 3) Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas, merujuk pada semangat dan motivasi
untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas; suatu pengikatan diri dalam dalam; jadi,
bukan tanggung jawab yang diterima dari luar.
Jenis-jenis Bakat Menurut Yoesoef Noesyirwan
(Fauzi, 1997: 159-161)

Berdasarkan fungsi atau aspek jiwa raga yang terlibat dalam berbagai macam prestasi, bakat
dapat dibedakan sebagai berikut.
 a. Bakat yang Lebih Berdasarkan Psikofisik
Adalah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar dan fundamen bakat, seperti
kemampuan pengindraan, ketangkasan atau ketajaman pancaindra, kemampuan motoric, dan
lain sebagainya.
 b. Bakat Kejiwaan yang Bersifat Umum
Adalah kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan inteligensi. Daya ingat adalah
kemampuan menyimpan isi kesadaran pada satu saat dan membawanya kembali ke permukaan
pada saat yang lain. Daya khayal merupakan isi kesadaran yang berasal dari dunia dalam diri
kita sendiri, berupa gambar khayalan dan ide-ide kreatif sehingga jiwa kita bersikap spontan
dan produktif.
 Inteligensi adalah kemampuan menyesuaikan diri pada keadaan dengan menggunakan
alat pemikiran yang berbeda dengan penyesuaian diri karena kebiasaan atau sebagai
akibat latihan (drill) dan coba-coba (trial and error).
 c. Bakat-bakat Kejiwaan yang Khas dan Majemuk
Dalam pengertian sempit adalah bakat yang sejak awal sudah ada dan terarah pada suatu
lapangan yang terbatas, seperti bakat bahasa, bakat menulis, bakat musik, dan lain-lain.
Adapun bakat majemuk berkembang lambat-laun dari bakat produktif ke arah yang sangat
bergantung dari keadaan di dalam dan di luar individu, seperti bakat filsafat, bakat hukum,
bakat psikologi, dan lain-lain.
 d. Bakat yang Lebih Berdasarkan pada Alam Perasaan dan Kemauan Bakat ini
berhubungan erat dengan watak, seperti kemampuan untuk mengadakan kontak sosial,
kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan atau menghayati perasaan orang lain.
 Berdasarkan prestasinya, bakat dapat digolongkan dalam:

 1). Bakat Reproduktif adalah kemampuan untuk memprodusir hasil pekerjaan orang lain dan
menguraikan kembali dengan tepat pengalaman-pengalaman sendiri. Bakat ini berhubungan
dengan daya ingat;
 2). Bakat Aplikatif adalah kemampuan memiliki, mengamalkan, mengubah, dan menerangkan
pendapat, buah pikiran, dan metode yang berasal dari orang lain.
 3). Bakat Interpretatif adalah bakat yang menerangkan dan menangkap hasil pekerjaan orang
lain sehingga di samping sesuai dengan maksud penciptanya, dalam penjelasan itu juga tampil
pendapat atau pendirian pribadi.
 4). Bakat Produktif adalah kemampuan menciptakan hal-hal baru berupa sumbangan dalam ilmu
pengetahuan, pembangunan, dan lapangan kehidupan lain yang berharga.
 5. Mengembangkan Kemampuan Anak Berbakat
 Tes Bakat
Pada dasarnya, tes bakat dapat membantu seseorang untuk mengerti sesuatu yang mungkin dapat
atau tidak dapat berhasil dikerjakannya. Seseorang yang ingin meyakinkan dirinya apakah akan
berhasil dalam pekerjaan yang bersifat mekanis, dapat menempuh tes bakat mekanis (mechanical
aptitude test).
Beberapa persoalan dalam tes ini adalah (Mahmud, 1990: 102).
Pertama, testee (orang yang dites) diminta menarik garis vertical melewati garis horizontal pada
huruf H besar secepat-cepatnya.
Kedua, testee diminta memilih salah satu dari beberpa alat yang ditunjukkan, yang akan
digunakannya pada pekerjaan tertentu.
Ketiga, testee diminta menyusun bagian-bagian bergambar tertentu secara teratur.
Berdasarkan pengamatan Gardner (1984), dari semua kesalahan yang dibuat oleh penggunaan tes
bakat, mungkin hal terburuk dilakukan ketika orang mencoba menerapkan hasil-hasilnya dengan
melampaui batas prestasi akademis atau intelektual. Kesalahan tersebut, menurut Gardner, terjadi
karena alasan-alasan yang dapat dimengerti.
Pengertian Minat

 Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri
pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar &
Slameto ; 1988 ; 59).
Jenis – jenis minat (Guilford, 1956) :
 1. Minat vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan.
 2. Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
 3. Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan,
akuntansi, kesekretariatan dan lain – lain.
 4. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain.
 5. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya
petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain-lain.
 Ada beberapa macam karakteristik minat, antara lain :
a. Minat menimbulkan sikap positif terhadap suatu obyek
b. Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu obyek
c. Mengandung suatu penghargaan menimbulkan keinginan atau gairah untuk mendapatkan
sesuatu yang menjadi keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi
minatnya.
Ada tiga penggolongan faktor minat, yaitu :
1) Minat profesinal, di dalam kelompok minat ini dikenali tiga jenis minat yaitu:
a. Ilmiah, mengacu ke kesukaan orang pada hal-hal yang bersifat keilmuan : teori, penelitian,
kerja laboratorium, desain, ilmu sosial.
b. Minat ekspresi aestetis, berkenaan dengan keaktifan orang dalam kegiatan aestetis
menabuh gamelan, menulis karya sastra, menari atau bermain lenong.
c. Minat kesejahteraan sosial, peduli akan orang lain ( peri keadaannya, kesehatannya,
kesejahteraannya) suka membantu orang lain, suka memberi penjelasan kepada orang lain.
 2) Minat komersial, di dalam kelompok minat ini dikenali dua jenis minat, yaitu :
 a. Minat pada pekerjaan - pekerjaan di dunia usaha (bisnis) atau bidang perdagangan,
mengacu ke pelaku bisnis yang utama. Minat pada pekerjaan ini menyukai kegiatan jual
beli, suka melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia perdagangan.
 b. Minat pada pekerjaan perkantoran di dunia bisnis itu. Minat pada pekerjaan ini
menyukai pekerjaan-pekerjaan seperti hitung dagang, pembukuan, kesekretariatan,
akuntansi atau perbankan.
 3) Minat kegiatan fisik, ada tiga golongan minat ini, yaitu :
 a. Minat mekanik, orang yang memiliki minat mekanik menyenangi pekerjaan-pekerjaan
permesinan atau yang ada hubungannya dengan soal-soal mesin seperti menemukan alat
mesin baru, menjalankan mesin, memperbaiki mesin.
 b. Minat kegiatan luar, berkenaan dengan kesukaan orang akan pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan di luar rumah atau alam sekitar, misalnya petani, nelayan, peternak, pengawas
bangunan dan sebagainya.
 c. Minat aviasi, berkenaan dengan pengetahuan tentang penerbangan.
Pengertian Inteligensi

 Kata inteligensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu “inteligensia“. Sedangkan
kata “ inteligensia “ itu sendiri berasal dari kata inter dan lego, inter yang berarti diantara,
sedangkan lego berarti memilih. Sehingga inteligensi pada mulanya mempunyai pengertian
kemampuan untuk memilih suatu penalaran terhadap fakta atau kebenaran.
Hal-hal yang Berhubungan dengan Inteligensi
 Inteligensi dengan Bakat
Kemampuan ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang
disebut bakat atau aptitude.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut aptitude test atau tes
bakat.
 b. Inteligensi dan Kreativitas
Kreatifitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena keativitas juga
merupakan manifestsi dari suatu proses kognitif, meskipun demikian, hubungan antara
kreativitas dengan inteligensi tidak selalu menunjukkan keselarasannya. Walaupun ada
anggapan kreatifitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tetapi
bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung pendapat itu.
 c. Hubungan Inteligensi dengan Kehidupan
Memang kecerdasan atau intelegensi seseorang memainkan peranan yang penting dalam
kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat kompleks, intelegensi bukan satu-satunya
faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain,
seperti faktor kesehatan dan ada tidaknya kesempatan.
 Tes Inteligensi
Tes intelegensi ditemukan oleh Alfred Binet dan asistennya Simon. Pada tahun 1908-1911 tes
ini dinamakan sebagai Chelle Matrique De Intellegence atau skala pengukur kecerdasan. Tes
Binet-Simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang telah di kelompokkan menurut umur
(untuk anak umur 3-15 tahun), pertanyaan-pertanyaan ini sengaja di buat mengenai skala
sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran di sekolah, seperti:
 1. Mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang,
 2. Mengulang deretan angka-angka,
 3. Mamperbandingkan berat timbangan,
 4. Menceritakan isi gambar-gambar,
 5. Menyebut nama bermacam-macam warna,
 6. Menyebut harga mata uang,
 7. Dan lain sebagainya.
Bloom (1964) melukiskan berdasarkan hasil studi longitudinal, bahwa dengan berpatokan kepada
hasil test IQ dari masa-masa sebelumnya yang di tempuh oleh subyek yang sama, kita akan dapat
melihat perkembangan presentase taraf kematangan dan kemampuannya sebagai berikut:
 a. Usia 1 tahun berkembang sampai sekitar 20%-nya
 b. Usia 4 tahun sekitar 50%-nya
 c. Usia 8 tahun sekitar 80%-nya
 d. Usia 13 tahun sekitar 92%-nya
Hasil studi Bloom ini tampaknya (1952; 150 dan Loree 91970) : 79) juga menugaskan bahwa laju
perkembangan IQ itu bersifat proposional.
Macam-Macam Inteligensi

 1. Inteligensi Analitis, yaitu kecerdasan yang lebih cenderung dalam proses penilaian
objektif dalam suatu pembelajaran dalam setiap pelajaran, selalu mendapatkan nilai yang
bagus dalam setiap hasil ujian. Misalnya: seorang individu dalam ujian disetiap
pelajarannya selalu mendapatkan nilai di atas rata-rata.
 2. Inteligensi Kreatif, yaitu kecerdasan yang lebih cenderung pada sifat-sifat yang unik,
merancang hal-hal yang baru. Misalnya: seorang peserta didik diinstrusikan untuk
menuliskan kata “P O H O N” oleh gurunya, tetapi jawaban seorang individu yang kreatif
dengan menggambarkan sebuah pohon.
 3. Inteligensi Praktis, yaitu kecerdasan yang berfokus pada kemampuan untuk
menggunakan, menerapkan, mengimplementasikan, dan mempraktikan. Misalnya: seorang
individu mendapatkan skor rendah dalam tes IQ tradisional, tetapi dengan cepat
memahami masalah dalam kehidupan nyata
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perubahan
Inteligensi Menurut M. Ngalim Purwanto (2004: 55-56)

 1. Pembawaan
Ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir batas kesanggupan kita, yakni
dapat tindaknya seseorang memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan
kita.
 2. Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan, tiap organ (fisik
dan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan
fungsinya masing-masing.
 3. Pembentukan
Ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
 4. Minat dan Pembawaan yang Khas
Minat mengarahkan pembuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dan dorongan bagi
pembawaan itu. Dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar.
 5. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode juga bebas dalam
memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya
ANY QUESTIONS ?
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai