PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dasar dari keberbakatan ?
2. Bagaimana knsep dasar dari ketunaan ?
3. Apa pengertian dari anak berbakat yang menyandang ketunaan ?
4. Sebutkan klasifikasi dari anak berbakatpenyandang ketunaan?
PEMBAHASAN
Inteligensi dan kreativitas merupakan dua hal yang dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan, keduanya saling terkait. Dijelaskan oleh Utami Munandar
(1995) bahwa tes kreativitas sebagai dimensi fungsi kognitif yang relatif bersatu
dapat dibedakan dari tes inteligensi, tetapi berpikir divergen (kreativitas) juga
menunjukkan hubungan yang bermakna dengan berpikir konvergen(inteligensi).
Hasil-hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hasil-hasil pengukuran kreativitas
Istilah pendidikan luar biasa atau pendidikan khusus juga merujuk pada
adanya modifikasi-modifikasi dalam penempatan kelas, kurikulum, dan
pengajaran yang memungkinkan anak-anak luar biasa dapat belajar seefektif
mungkin sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya (Schwartz, 1984).
Dalam konteks pendidikan luar biasa istilah tidak normal tidak digunakan.
Diganti dengan istilah berkelainan atau lebih khusus lagi luar biasa. Didalamnya
mencakup pengertian istilah tuna. Sejauh mana seseorang anak dikatakan luar
biasa, penetapannya pun menggunakan kriteria yang bervariasi dan
mempertimbangkan banyak faktor,terutama berkaitan dengan jenis
keluarbiasaan serta kepentingan pendidikannya. Biasanya, selama anak
tersebut belum atau tidak memerlukan layanan pendidikan khusus, anak
tersebut tidak diklasifikasikan sebagai anak luar biasa
Kirk dan Gallagher (1986) mendefinisikan anak luar biasa sebagai anak
yang berbeda dari rata-rata anak normal dalam hal (1)karakteristik mental, (2)
kemampuan pancaindera, (3) kemampuan komunikasi, (4) prilaku sosial, atau
(5)karakteristik fisik. Perbedaan tersebut harus sampai pada tingkatan tertentu
sehingga untuk mengembangkan kemampuannya secara maksimal diperlukan
suatu praktek pendidikan yang dimodifikasi, atau program layanan pendidikan
khusus.
Di Indonesia sendiri sampai saat ini anak luar biasa telah diklasifikasikan
menjadi beberapa kelompok, sesuai dengan kepentingan pendidikannya.
Pengelompokkan tersebut ialah: (1)Tunanetra, (2) Tunarungu, (3) Tunagrahita
atau Terbelakang Mental, (4) Tanadaksa, (5) Tunalaras, (6) Tunaganda, (7) Anak
Berbakat, dan (8) Anak Berkesulitan Belajar.
Telah dijelaskan di atas bahwa ketunaan adalah salah satu bagian dari konsep
keluarbiasaan. Artinya, ada bagian lain dari konsep keluarbiasaan yang tidak
termasuk ketunaan, yaitu mereka yang memiliki kemampuan mentalsuperior
(anak berbakat).
Berdasarkan uraian di atas, dalam tulisan ini yang dimaksud dengan anak
berbakat yang menyandang ketunaan ialah individu-individu yang berdasarkan
pengamatan yang cermat dan teliti oleh orang-orang yang ahli dan terlatih
(profesional) dapat diklasifikasikan sebagai individu yang memiliki kemampuan
dan kecerdasan luar biasa, baik yang sifatnya masih potensial, sehingga
diramalkan mampu mencapai prestasi tinggi, ataupun yang sudah nyata-nyata
menunjukkan prestasi tinggi, dalam satu atau lebih bidang kehidupan manusia,
baik dalam bidang kemampuan intelektual umum, akademik khusus, berpikir
kreatif-produktif, kepemimpinan, seni, dan atau ketrampilan psikomotor, tetapi
dalam perkembangannya mereka mengalami penyimpangan yang sedemikian
rupa dari rata-rata normal dalamsegi fisik, pengindraan, emosi, sosial, atau
Ketunaan yang dialami oleh anak berbakat secara langsung atau tidak
langsung akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pengaruh tersebut dapat positif dan dapat pula negatif tergantung pada berbagai
faktor, baik yang sifatnya internal maupun eksternal. Sesuai dengan sifat
ketunaan itu sendiri, maka pengaruhnya cenderung negatif yaitu dalam bentuk
penghambatan-penghambatan terhadap upaya-upaya merealisasikan dan
mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Namun demikian, bukan tidak
mungkin dalam batas-batas tertentu ketunaan dapat berpengaruh positif.
Ada dua jenis ketunaan yang menurut pemahaman kita tidak mungkin
dialami oleh anak berbakat. Kedua hal tersebut ialah anak berbakat yang
menyandang tunagrahita dan anak berbakat yang menyandang tunaganda
(selama pengertian tunaganda masih terbatas pada tunagrahita plus).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kami dari penyusun sangat mmenyadari makalah ini terdapat banyak
kesaahan dalam penyusunannya, oleh karena itu kami dari penyusun sangat
membutuhkan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalh ini.