4.
5
filsafat adalah analisa logis dari bahasan serta penjelasan tentang arti konsep.
5. Filsafat oalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian
manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat (Jalaluddin dan Said, 1994: 9).
Dalam kaitan itu Muhammad Noor Syam, menjelaskan bahwa filsafat adalah suatu
lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang amat luas. Filsafat menjangkau semua
persoalan dalam daya kemampuan pikiran manusia, filsafat mencoba mengerti,
menganalisa, menilai dan menyimpulkkan semua persoalan-persoalan secara mendalam.
Meskipun kesimpulan-kesimpulan filsafat bersifat hakiki namun masih relatif dan
subyektif. Kedua sifat ini tak mungkin dapat dihindarkan karena adanya sifat-sifat alamiah
(kodrat) pada subyek yang melakukan aktivitas filsafat itu sendiri, yaitu manusia sebagai
subyek selalu dalam proses perkembangan baik jasmani dan rohani terutama pada subyek
yang selalu cenderung memiliki watak subyektivitas, akan melahirkan kesimpulan-
kesimpulan yang subyektivitas pula. Faktor-faktor inilah yang melahirkan aliran-aliran
filsafat dan perbedaan-perbedaan dalam filsafat.
Dengan demikian kebenaran filsafat adalah kebenaran yang relatif. Artinya
kebenaran itu sendiri selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan zaman
dan peradaban manusia. Bagaimanapun penilaian tentang sesuatu kebenaran yang
dianggap benar itu masih sangat tergantung oleh ruang dan waktu. Apa yang dianggap
benar oleh suatu masyarakat atau bangsa lain, belumlah tentu akan dinilai sebagai suatu
kebenaran oleh masyarakat atau bangsa lain, meskipun dalam kurun waktu yang sama.
Sebaliknya sesuatu yang dianggap benar oleh sesuatu masyarakat atau bangsa tertentu
dalam suatu zaman, akan berbeda pada zaman bertikutnya. Maka wajar jika pengertian
filsafat itu selalu mangalami perubahan.
Dari uraian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang amat luas yang berusaha memahami persoalan-persoalan yang timbul di
dalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia. Dengan demikian, diharapkan agar
dapat mengerti dan memiliki pandangan yang menyeluruh dan sistematis mengenai alam
semesta dan tempat manusia didalamnya.
Plato (427 – 347), Filsuf Yunani yang merupakan murid langsung dari Socrates
mengemukakan bahwa Filsafat adalah “Pengetahuan tentang segala yang ada” menurut
Plato filsafat berkenaan dengan upaya penemuan kenyataan atau kebenaran mutlak
melalui dialektika.
Aristoteles (384 – 322) berpendapat bahwa “filsafat itu menyelidiki sebab dan
prinsip segala sesuatu. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang
didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika. Logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika. Aristoteles memandang filsafat sebagai totalitas pengetahuan manusia.
Kattsoff (1963) di dalam bukunya Elements of Philosophy untuk melengkapi
pengertian kita tentang "filsafat":
· Filsafat adalah berpikir secara kritis.
· Filsafat adalah berpikir dalam bentuk sistematis.
· Filsafat harus menghasilkan sesuatu yang runtut.
· Filsafat adalah berpikir secara rasional.
· Filsafat harus bersifat komprehensif.
Kemudian Windelband, seperti dikutip Hatta dalam pendahuluan Alam Pikiran
Yunani, "Filsafat sifatnya merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang suatu keadaan
atau hal yang nyata." Demikian kata Magnis, "Filsafat sebagai usaha tertib, metodis, yang
dipertanggungjawabkan secara intelektual untuk melakukan apa yang sebetulnya
diharapkan dari setiap orang yang tidak hanya mau membebek saja, yang tidak hanya mau
menelan mentah-mentah apa yang sudah dikunyah sebelumnya oleh pihak-pihak lain.
Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal
untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung menjadi sebab
meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani.
Pada masa Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui
bahwa agama masih kelihatan memainkan peran. Hal ini terjadi pada tahap permulaan,
yaitu pada masa Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu
adalah air, belum murni bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan
pada mitos Yunani. Demikian juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional.
Ordonya yang mengharamkan makan biji kacang menunjukkan bahwa ia masih
dipengaruhi mitos. Jadi, dapat dikatakan bahwa agama alam bangsa Yunani masih
dipengaruhi misteri yang membujuk pengikutnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa
mitos bangsa Yunani bukanlah agama yang berkualitas tinggi.
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan yang pada mulanya mampu
menjawab segala pertanyaan tentang segala sesuatu dan segala macam masalah. Masalah-
masalah yang berhubungan dengan alam semesta, manusia dengan segala problematikanya
dan kehidupan, yang dibicarakan oleh filsafat. Kemudian karena perkembangan dan
keadaan masayarakat, banyak problem yang tidak bisa dijawab lagi oleh filsafat, maka
lahirlah ilmu pengetahuan yang sanggup memberi jawaban terhadap problem-problem
perkembangan metodologi ilmiah yang semakin pesat. Kemudian berkembanglah ilmu
pengetahuan dalam bentuk disiplin ilmu dengan keterkhususannya masing-masing. Setiap
disiplin ilmu memilki obyek dan sasaran yang berbeda-beda, yang terpisah satu sama lain.
Di atara banyak filsafat seperti filsafat Cina, India, juga ada filsafat Barat adalah
sesuatu yang tidak begitu jelas, karena tradisi filsafat Barat telah mulai di Asia kecil dan
memikat pikiran-pikiran dari Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika. Termasuk filsafat Barat,
Yunani, Helleinisme, kristiani, dan seterusnya. Sehingga dengan analisa, timbullah
bermacam-macam disiplin ilmu yang menggunakan analisa filsafat.
Dengan demikian, dengan menggunakan analisa fisafat, berbagai macam disiplin
ilmu yang berkembang sekarang ini, akan menemukankembali relevansinya dengan hidup
dan kehidupan masyarakat dan akan lebih mampu lagi meningkatkan fungsinya bagi
kesejahteraan hidup masyarakat.
John Dewey, seorang filosof Amerika yang menyatakan bahwa filsafat itu adlah teori
umum dai pendidikan, landasan mengenai beberapa pemikiran mengenai pendidikan .
Tugas filsafat adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor
realita dan pengalaman yang banyak terdapat dlam lapangan pendidikan.
Filsafat mulai berkembang dan berubah fungsinya dari sebagai induk ilmu
pengetahuan menjadi semacam pendekatan dan perekat kembali berbagai macam ilmu
pengetahuan yang telah berkembang pesat yang menjadi terpisah satu sama lainnya. Jadi
jelaslah bagi kita bahwa filsafat berkembang sesuai dengan perputaran dan perubahan
zaman.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang melatar belakangi
munculnya filsafat pendidikan adalah banyaknya perubahan-perubahan dan permasalahan
yang timbul dilapangan pendidikan, yang tidak mampu dijawab sendiri oleh ilmu oleh
filsafat saja. Selain itu juga yang melatar belakangi munculnya filsafat adalah banyaknya
ide-ide yang baru dalam dunia pendidikan. Adapun datangnya ide-ide tersebut di ataranya
berasal dari tokoh-tokoh filsafat Yunani.
D. Beberapa Aliran Filsafat Pendidikan Modern Ditinjau dari Ontologi, Epistemologi
dan Aksiologi.
Ketika seseorang memperoleh pengetahuan tentang wujud atau memetik pelajaran
darinya, jika dia memahami sendiri gagasan-gagasan tentang wujud itu dengan inteleknya,
dan pembenarannya atas gagasan tersebut dilakukan dengan bantuan demonstrasi
tertentu, maka ilmu yang tersusun dari pengetahuan-pengetahuan ini disebut filsafat
.Tetapi jika gagasan-gagasan itu diketahui dengan membayangkannya lewat kemiripan-
kemiripan yang merupakan tiruan dari mereka, dan pembenaran terhadap apa yang
dibayangkan atas mereka disebabkan oleh metode-metode persuasif, maka orang-orang
terdahulu menyebut sesuatu yang membentuk pengetahan-pengetahuan ini agama. Jika
pengetahuan-pegetahuan itu sendiri diadopsi, dan metode-metode persuasif digunakan,
maka agama yang memuat mereka disebut filsafat populer, yang diterima secara umum,
dan bersifat eksternal.