Potensi artinya kemampuan atau kekuatan, yang bersifat fisik maupun psikis. Namun Potensi itu masih merupakan kekuatan dasar (“modal
dasar”) yang harus diwujudkan dan dibuktikan secara nyata. Bila tidak demikian, maka potensi itu akan terpendam.
Contoh : Bila seseorang siswa disebut berpotensi tinggi seharusnya prestasi belajarnya juga terbukti baik.
Potensi diri adalah semua kekuatan, kelebihan, kecakapan yang dimiliki oleh seseorang, baik yang dibawa sejak lahir ( secara
genetik ) maupun yang diperoleh dari pengalaman dan pelajaran (pendidikan).
(Sumber : Paket I Bimbingan karier, Depdikbud, 1984)
Nah, apa saja potensi Anda ? Bukankah setiap orang diberi sejumlah kekuatan dan kelebihan tertentu ! ?
a. Potensi Intelektual
Potensi Intelektual adalah kecerdasan atau intelegensi. Satuan ukurannya ialah Intellegence Qoutient (IQ). Intelegensi adalah keseluruhan
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasi lingkungan secara efektif ( Marthen Pali,1993 ).
Untuk mengetahui intelegensi dapat dilakukan dengan cara sekilas yakni mengamati hasil belajar sehari – hari (nilai ulangan harian sampai
nilai rapor); atau secara teliti melalui pemeriksaan psikologis dengan tes intelegensi.
Yang terakhir ini menghasilkan angka – angka yang menggambarkan taraf kecerdasan tertentu, misalnya :
b. Kecerdasan Sosial
Tingginya taraf kecerdasan rasional (otak) terbukti belum menjamin gemilangnya prestasi seseorang dalam kehidupan sehari – hari ketika
belajar / bergaul dan berinteraksi sosial secara nyata. Untuk itu, ada upaya mengidentifikasi jenis kecerdasan lain.
Dicobalah menemukan kecerdasan jenis lain itu, dan dinamai kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial ini, terdiri dari kepekaan sosial,
komunikasi yang baik, empati, pengertian / pemahaman terhadap orang lain (Munandir, 1995).
d. Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar / bekerja dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan dengan orang lain, namun
hasilnya justru lebih baik.
Contoh : Seseorang yang berbakat melukis, akan lebih cepat bisa dan cepat menyelesaikan pekerjaan melukis tersebut, dibandingkan dengan
orang lain yang tingkat bakatnya dibawahnya. Bakat (aptitude) juga bermakna potensi yang akan diwujudkan di waktu yang akan datang.
Maksudnya bakat menunjukkan adanya peluang saja, yakni peluang keberhasilan (Munandir, 1995). Maka tidak heran ada istilah bakat
terpendam.
Dengan kata lain bakat harus disemaikan, diwujudkan, dan dikembangkan. Kalau tidak, lepaslah peluang keberhasilannya. Untuk
mengembangkan potensi bakat perlu menggerakkan seluruh aspek
Jenis Bakat
Menurut beberapa referensi test bakat, dikenali adanya contoh jenis – jenis bakat, yaitu : bakat verbal, bakat numerikal.
Verbal : Konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata
Numerikal : Konsep – konsep dalam bentuk angka – angka
Skolastik : Kombinasi kata – kata dan angka – angka
Abstrak : Aspek yang tidak berupa kata maupun angka, namun berbentuk pola, rancangan, diagram dengan ukuran – ukuran, bentuk
dan posisi – posisinya.
Mekanik : Prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas, dan alat – alat lainnya.
Relasi ruang : Mengamati, mencitrakan pola dua dimensi / berpikir dalam tiga dimensi.
Kecepatan Ketelitian Klerikal : Tugas tulis menulis, ramu meramu untuk kantor, laboratorium dan lain – lain.
Bahasa : Penalaran analitis tentang bahasa, misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiar, editing, hukum, pramuniaga dan lain –
lain.
e. Kecerdasan Spiritual
Suatu kecerdasan yang bersangkut paut dengan pengikatan diri dengan Zat Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan.
Kecerdasan spiritual merupakan kepekaan batin seseorang untuk melihat dan merasakan perbedaan antara suatu kebaikan dan keburukan,
suatu kemampuan diri untuk memilih dan berpihak kepada kebaikan dan merasakan nikmatnya seseorang yang mempunyai kecerdasan spiritual
yang tinggi akan tidak mudah cepat putus asa, pantang menyerah, hidupnya akan penuh dengan harapan dan ketenangan hati. Ia sadar bahwa
dirinya itu milik Tuhan Yang Maha Kuasa dan Tuhan adalah sumber kebaikan.
f. Minat ( Interest )
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Orang yang berminat pada suatu hal akan memberi perhatian, mencarinya, mengarahkan diri, berusaha mencapai / memperoleh sesuatu
itu. (Munandir, 1995).
Minat dapat membangkitkan “power”, kekuatan, dorongan yang mengarahkan kepada optimalisasi pendakian objek tertentu. Dengan
minat, seseorang dapat menghadapi hal yang berat menjadi ringan, yang jauh akan terasa dekat, pelajaran yang sulit terasa mudah.
Guilford, 1956, membedakan minat menjadi : minat vokasional menunjuk pada bidang – bidang pekerjaan.
Minat vokasional yaitu minat untuk memperoleh kepuasan dari kegiatan tertentu, misalnya petualangan, hiburan, apresiasi, artistik,
ketelitian, dan lain – lain.
Minat Vokasional terdiri dari tiga faktor, yakni :
1. Minat profesional yakni minat dan keilmuan, ekspresi aestitis (seni), dan kesejahteraan sosial.
2. Minat komersial yaitu minat pada pekerjaan dunia usaha / bisnis, jual beli, periklanan, kesekretariatan, akuntansi dan sebagainya.
3. Minat kegiatan fisik yaitu minat mekanik (tata kerja mesin), kegiatan luar (out door).
1. Potensi diri adalah ………………….. yang dimiliki oleh seseorang, baik yang dibawa sejak lahir ( secara
genetik ) maupun yang diperoleh dari pengalaman dan pelajaran (pendidikan).
A. semua kekuatan, kelebihan, kecerdasan
B. semua kekuatan, kelebihan, keunikan
C. semua kekuatan, kelebihan, kecakapan
D. semua kekuatan, kemampuan, kterbatasan
E. semua jawban A, B, C, dan D benar
3. Macam-macam potensi dan kekuatan yang ada pada diri manusia ……..
A. Potensi intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, bakat, kecerdasan spiritual, dan interaksi sosial
B. Potensi intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, bakat, kecerdasan spiritual, dan pendirian
C. Potensi intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, bakat, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan mengontorl
emosi
D. Potensi intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, bakat, kecerdasan spiritual, dan kemauan yang kuat
E. Potensi intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, bakat, kecerdasan spiritual, dan minat
4. Menurut (Goleman, 1999 dalam Ramli, 2001) kecerdasan emosional sebagai kemampuan individu untuk mengenali
emosi (perasaan) diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan …………………..
A. memotivasi orang lain dan dalam hubungannya dengan orang lain
B. menuruti emosi dan kukuh dalam pendapatnya sendiri
C. kemampuan mendorong olang lain untuk berbuat baik terhadap sesama
D. menjalankan tugas dan tanggung jawab secara proporsional
E. mengelola emosi itu dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain