DAN MENGEKSPLORASI
POTENSI DIRI ?
A. Apa itu Potensi Diri ?
Potensi artinya kemampuan atau kekuatan, yang bersifat fisik maupun psikis.
Namun Potensi itu masih merupakan kekuatan dasar yang harus diwujudkan dan
dibuktikan secara nyata. Bila tidak demikian, maka potensi itu akan terpendam.
Contoh : Bila seseorang siswa disebut berpotensi tinggi seharusnya prestasi
belajarnya juga terbukti baik.
Potensi diri adalah semua kekuatan, kelebihan, kecakapan yang dimiliki oleh
seseorang, baik yang dibawa sejak lahir ( secara genetik ) maupun yang
diperoleh dari pengalaman dan pelajaran (pendidikan).
Nah, apa saja potensi Anda? Bukankah setiap orang diberi sejumlah
kekuatan dan kelebihan tertentu?
B. Bentuk – bentuk Potensi
Persis seperti yang kamu bayangkan, potensi memang banyak unsur dan ragamnya.
Potensi fisik misalnya, terdiri atas : keadaan jasmaniah, ukuran / bentuk dan penampilan
fisik, kualitas indera ( daya melihat, mendengar, dll ), daya tahan tubuh, kesegaran,
kebugaran, kelenturan, kelincahan, kekuatan ( gerak / kerja ), keseimbangan, dan
kesehatan ( kesehatan gigi, mata, pernafasan, pencernaan, persendian, dll ).
Potensi non fisik antara lain : Intelegensi ( kecerdasan, bakat, minat, hobi, ciri / sifat
kepribadian, kemantapan emosional, motivasi, sikap, kreativitas, daya tanggap, dan lain
– lain.
Belakangan ini juga dikaji, tentang adanya potensi kecerdasan emosional ( emotional
qoutient ), kecerdasan ( kemampuan ) dalam mengatasi kesulitan – kesulitan ( adversity
qoutient ) dan potensi keimanan atau kecerdasan spiritual ( spiritual qoutient ).
C. Mengembangkan potensi diri
Silahkan kalian telusurilah macam – macam potensi dan kekuatan yang
kalian miliki!
1. Potensi Intelektual
Kemampuan intelektualnya adalah kecerdasan atau intelegensi.
Satuan ukurannya ialah Intellegence Qoutient (IQ). Intelegensi adalah
keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara
terarah, serta mengolah dan menguasi lingkungan secara efektif.
Untuk mengetahui intelegensi dapat dilakukan dengan cara
sekilas yakni mengamati hasil belajar sehari – hari (nilai ulangan
harian sampai nilai rapor); atau secara teliti melalui pemeriksaan
psikologis dengan tes intelegensi.
Yang terakhir ini menghasilkan angka – angka yang menggambarkan
taraf kecerdasan tertentu, misalnya :