Anda di halaman 1dari 4

Hananindri Wafika Putri Administrasi Perkantoran 2017

1706077803
Etika Profesi

Rangkuman Etika Profesi


Peran IQ, EQ, AQ, SQ dan CQ dalam perkembangan profesi sangatlah penting, idealnya
semua manusia harus dapat memadukan kelima hal tersebut untuk menjadi orang yang sukses
dalam merintis karier nya.
Jenis-jenis kecerdasan tersebut antara lain :

1) IQ (INTELLEGENCE QOUTIENT)
Kecerdasan dipengaruhi oleh derasnya arus informasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memicu setiap orang untuk menjadi lebih cerdas.
David Wechsler (1939) mendefinisikan kecerdasan sebagai kumpulan kapasitas
seseorang untuk bereaksi serah dengan tujuan, berpikir rasional dan mengelola
lingkungan secara efektif. Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan potensi
dasar seseorang untuk berpikir, menganalisis dan mengelola tingkah lakunya di dalam
lingkungan dan potensi itu dapat diukur.

Ciri-ciri mendasar kecerdasan (intellegens) :


 To judge well (dapat menilai)
 To comprehend well (memahami secara menyeluruh)
 To reason well (memberi alasan dengan baik).

Ciri-ciri prilaku intellegen / cerdas :


 Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan.
 Serasi tujuan dan ekonomis (efisien).
 Masalah mengandung tingkat kesulitan.
 Keterangan pemecahannya dapat diterima.
 Sering menggunakan abstraksi.
 Bercirikan kecepatan.
 Memerlukan pemusatan perhatian.
Faktor yang mempengaruhi kecerdasan (intellegen) :
 Pembawaan : kapasitas / batas kesanggupan.
 Kematangan : telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
 Pembentukan : pengaruh dari lingkungan luar.
 Minat : keinginan disertai kemampuan dalam hal terentu.
 Kebebasan : pemikiran tersendiri terutama dalam memecahkan masalah.

Dapat disimpulkan bahwa IQ adalah kapasitas umum seseorang untuk mengerjakan


atau melakukan sesuaatu serta berhubungan dengan penalaran atau cara berfikir.
2) EQ (EMOTIONAL QOUTIENT)
Emosi adalah letupan perasaan seseorang, EQ juga diartikan sebagai kecerdasan
emosi. EQ sendiri memiliki banyak pengertian, seperti :
 Kemampuan untuk mengenali perasaan, baik perasaan sendiri maupun orang lain,
mampu memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik dna berhubungan
dengan orang lain.
 Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi.
 Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan,
ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh.
Aspek EQ (Salovely & Goldman) ada 5 :
 Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri)
 Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri)
 Kemampuan memotivasi diri
 Kemampuan mengendalikan emosi orang lain
 Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati)
Prilaku Cerdas Emosi :
 Menghargai emosi negatif orang lain.
 Sabar menghadapi emosi negatif orang lain.
 Sadar dan menghargai emosi diri sendiri.
 Emosi negative untuk membina hubungan.
 Peka terhadap emosi orang lain.
 Tidak bingung menghadapi emosi orang lain.
 Tidak menganggap lucu emosi orang lain.
 Tidak memaksa apa yang harus dirasakan.
 Tidak harus membereskan emosi orang lain.
 Saat emosional adalah saat mendengatkan.
EQ tinggi adalah :
 Berempati.
 Mengungkapkan dan memahami perasaan.
 Mengendalikan amarah.
 Kemandirian.
 Kemampuan menyesuaikan diri.
 Disukai.
 Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.
 Ketekunan.
 Kesetiakawanan.
 Keramahan.
 Sikap hormat.
Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan
pribadi dan profesional. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi.
3) AQ (ADVERSITY QOUTIENT)
Adversity Qountient adalah kemampuan atau kecerdasan seseorang untuk
dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan
hidup.
Paul G. Stoltz, merinci AQ berdasarkan penelitiannya :
a. AQ Tingkat “Quitters” (Orang-orang yang Berhenti)
Tingkatan AQ paling rendah yakni orang yang langsung menyerah ketika
menghadapi kesulitan hidup. Orang yang tidak berikhtiar dan hanya berkeluh
kesah menghadapi penderitaan kemiskinan dan lain-lain.
b. AQ Tingkat “Campers” (Orang yang Berkemah)
Campers adalah AQ tingkat bawah. Awalnya giat mendaki / berusaha
menghadapi kesulitan hidup, ditengah perjalanan mudah merasa cukup dan
mengakhiri pendakian atau usahanya. Contoh : orang yang sudah merasa cukup
dengan menjadi sarjana, merasa sukses bila memiliki jabatan dan materi.
c. AQ Tingkat “Climbers” (Orang yang Mendaki)
Climbers adalah pendaki sejati. Orang yang seumur hidup mendaki mencari
hakikat kehidupan menuju kemuliaan manusia dunia dan akhirat.

AQ ternyata bukan sekadar anugerah yang bersifat given, AQ juga bisa


dipelajari. Dengan latihan-latihan tertentu, setiap orang bisa diberi pelatihan untuk
meningkatkan level AQ-nya. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan Zero Mind
Proccess; melepas belenggu mental, maka emosi terkendali, akal/logika berpikir
terjadi ketenangan batin, berserah diri kepada Tuhan. Maka potensi energi dan nilai
spiritual muncul dan bangkit, tercipta dalam bentuk aplikasi nyata.

4) SQ (SPIRITUAL QOUTIENT)
Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri, kecerdasan spiritual cenderung
diperlukan bagi setiap hamba Tuhan untuk dapat berhubungan denggan Tuhannya.
Ciri-Ciri SQ Tinggi menurut Dimitri Mahayana (Agus Nggermanto, 2001) tinggi
adalah :
 Memiliki prinsip dan visi yang kuat
 Mampu melihat kesatuan dan keanekaragaman
 Mampu memaknai setiap sisi kehidupan
 Mampu mengelola danbertahan dalam kesulitan dan penderitaan
Memiliki prinsip dan visi yang kuat juga sangat penting bagi manusia.
Ada 3 prinsip utama bagi orang yang memiliki SQ tinggi, yakni :
 Prinsip Kebenaran : Suatu yang paling nyata dalam kehidupan ini adalah
kebenaran. Sesuatu yang tidak benar tunggulah saatnya nanti pasti akan sirna.
Pelanggaran atas nilai kebenaran membuat kita kehilangan jati diri, hati nurani
yang tidak jernih.
 Prinsip Keadilan : Keadilan adalah memberikan sesuatu sesuai dengan hak yang
seharusnya diterima, tidak mengabaikan, tidak mengurang-ngurangi.
 Prinisp Kebaikan : Kebaikan adalah memberikan sesuatu lebih dari hak yang
seharusnya.
Visi yang kuat juga sangat dibutuhkan. Memiliki Visi berarti :
 Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman
 Mampu memaknai setiap sisi kehidupan
 Mampu bertahan dalam kesulitan dan penderitaan
 Kecerdasan spiritual bagi pelaksana profesi

5) CQ (CREATIVITY QOUTIENT)
Creativity / kreativitas adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu
yang penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang
dalam usaha lainnya. Kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta dan berkreasi,
tidak ada satupun pernyataan yang dapat diterima secara umum mengenai mengapa
suatu kreasi itu timbul.
Kreativitas sering dianggap terdiri dari dua unsur :
 Kepasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar
gagasan dan ide-ide pemecahan masalah secara lancar dan cepat.
 Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan
gagasan atau ide yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu
masalah.
Beberapa cara memunculkan gagasan kreatif yaitu :
 Kuantitas gagasan.
Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan keseluruhannya bersandar
pada pengembangan pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk
memperoleh gagasan yang baik dan kreatif. Akan tetapi, bila masalahnya besar
dimana kita ingin mendapatkan pemecahan baru dan orisinil maka kita
membutuhkan banyak gagasan untuk dipilih.
 Teknik brainstorming
Merupakan cara yang terbanyak digunakan, tetapi juga merupakan teknik
pemecahan kreatif yang tidak banyak dipahami. Teknik ini cenderung
menghasilkan gagasan baru yang orisinil untuk menambah jumlah gagasan
konvensional yang ada.
 Sinektik
Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk
menghasilkan gagasan kreatif atau wawasan segar ke dalam permasalahan, maka
proses sinektik mencoba membuat yang asing menjadi akrab dan juga sebaliknya.
 Memfokuskan tujuan
Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah terjadi
saat ini dengan melakukan visualisasi yang kuat. Apabila prose itu dilakukan
secara berulang-ulang, maka pikiran anda akan terpusat ke arah tujuan yang
dimaksud dan terjadilah proses auto sugesti ke dalam diri maupun keluar.

Seorang pelaksana profesi yang ingin mencapai nilai-nilai profesional, haruslah


mempunyai CQ yang tinggi, yaitu mampu menghasilkan ide-ide baru (orisinil) dalam
meningkatkan daya saing dalam dunia kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai