Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan
akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam memenuhi nilai mata
kuliah etika dan profesi dengan judul Konsep IQ, EQ dan SQ.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN ...1
BAB II ISI ...2
3.1 Kesimpulan .....10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA .....11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
1
ISI
2
Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain
memotivasi dirisendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan
dengan orang lain (DANIELGOLDMAN).
Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY &
JOHNMAYER).
Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan
kekuatan,ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh
(COOPER &SAWAF).
Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan
adaptasi sosial(SEAGEL).
b. Aspek EQ (Salovely & Goldman) Ada Lima :
Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri).
Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri).
Kemampuan memotivasi diri.
Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.
Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).
c. Prilaku Cerdas Emosi :
Menghargai emosi negative orang lain.
Sabar menghadapi emosi negative orang lain.
Sadar dan menghargai emosi diri sendiri.
Emosi negative untuk membina hubungan.
Peka terhadap emosi orang lain.
Tidak bingung menghadapi emosi orang lain.
Tidak menganggap lucu emosi orang lain.
Tidak memaksa apa yang harus dirasakan.
Tidak harus membereskan emosi orang lain.
d. EQ Tinggi Adalah :
Berempati.
Mengungkapkan dan memahami perasaan.
Mengendalikan amarah.
Kemandirian.
Kemampuan menyesuaikan diri.
Disukai.
Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.
Ketekunan.
Kesetiakawanan.
Keramahan.
Sikap hormat.
Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan
pribadi dan profesional. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan
pribadi. Alasan utamanya adalah masyarakat percaya bahwa emosi-emosi
sebagai masalah pribadi dan tidak memiliki tempat di luar inti batin seseorang
3
juga batas-batas keluarga. Penting bahwa kita perlu memahami apa yang
diperlukan untuk membantu kita membangun kehidupan yang positif dan
memuaskan, karena ini akan mendorong mencapai tujuan-tujuan professional
kita.
4
Dengan visi kita bisa melihat bagaimana sesuatu dengan apaadanya,
jernih dari sumber cahaya kebenaran. Contoh : Belajar itu tidak
sekedar mencari angkaraport, ijazah atau bisa mencari kerja yang
bergaji pantas.
b. Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.
Para siswa menuntut suasana belajar yang menyenangkan. Guru
menginginkan semangat dan hasil belajar yang optimal. Semua pihak
berbeda tetapi sama-sama menginginkan kebaikan.
c. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
Semua yang terjadi di alam raya ini ada maknanya. Semua kejadian pada
diri kita dan lingkungan ada hikmahnya, semua diciptakan ada tujuannya.
Dalam sakit, gagal, jatuh, kekurangan dan penderitaan lainnya banyak
pelajaran yang mempertajam kecerdasan spiritual kita. Demikian juga
ketika berhasil kita bersyukur dan tidak lupa diri.
d. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan
Sejarah telah membuktikan, semua orang besar atau orang sukses telah
melewati liku-liku dan ujian yang besar juga. Contoh : Thomas Edison
menjadi sukses dan cemerlang dengan berbagai termuannya setelah melalui
caci maki dan kegagalan-kegagalan. J.J. Reuseu menjelaskan jika tubuh
banyak berada dalam kemudahan dan kesenangan, maka aspek jiwa akan
rusak. Orang yang tidak pernah mengalami kesulitan atau sakit, jiwanya
tidak pernah tersentuh. Penderitaan dan kesulitanlah yang menumbuhkan
dan mengembangkan dimensi spiritual.
5
Beberapa dekade ini kita melihat berbagai prinsip hidup yang menghasilkan berbagai
tindakan manusia yang begitu beragam. Seperti paham Peter Drucker dalam bukunya
Management by Objective yang dikutip Ary Ginanjar Agustian ternyata hanya
menghasilkan budak-budak materialis di bidang ekonomi, efisiensi, dan teknologi, tetapi
hatinya kekeringan dan tidak memiliki ketentraman batin. Ada juga suatu prinsip ketika
era krisis ekonomi, yakni tidak ada persahabatan yang abadi, yang ada hanya
kepentingan abadi. Prinsip seperti ini sungguh melawan suara hati manusia yang
sebenarnya sangat memuliakan arti persahabatan, tolong menolong dan kasih sayang
antar sesama. Prinsip-prinsip di atas umumnya berakhir dengan kegagalan, baik
kegagalan lahiriah atau kegagalan batiniah, karena prinsip-prinsip tersebut bertentangan
dengan suara hati nurani, sehingga akan menimbulkan kesengsaraan atau bahkan
kehancuran.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap manusia memiliki kecerdasan otak (Intelligence Quotient), kecerdasan
emosional (Emotional Quotient) dan Spiritual Quotient. IQ berupa keahlian (skill) dan
pengetahuan yang memiliki aspek-aspek diantaranya kemampuan menalar,
merencanakan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. EQ merupakan kemampuan
9
untuk merasa, yang berpusat pada kejujuran suara hati sehingga memiliki kemampuan
untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, mengendalikan emosi serta kemampuan
berhubungan dengan orang lain. SQ merupakan kecerdasan untuk menghadapi persoalan
makna, kecerdasan untuk menilai tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna.
Tiga kecerdasan ini tidak dapat dipisah kan, ketika seseorang berhasil meraih kesuksesan
dengan memksimalkan IQ dan EQ, sering kali ada perasaan hampa dalam kehidupan
batinnya, kerana mereka tidak memuat SQ.
3.2 Saran
Untuk menjadi seorang pribadi yang sukses, maka pribadi tersebut harus mampu
menggabungkan dan mensinergakan IQ, EQ, dan SQ. Ilmu tanpa hati adalah buta,
sedangkan ilmu tanpa hati dan jiwa adalah hampa.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power: Sebuah Inner Journey
Melalui Al-Ihsan, Jakarta: Penerbit Arga, 2003.
Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ:
Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 165: 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun
Islam, Jakarta: Penerbit Arga, 2005.
https://www.coursehero.com/file/p5m600a/Prinsip-Keteraturan-Prinsip-keteraturan-
merupakan-prinsip-berdasarkan-iman/
Diakses pada 10 oktober pukul 11:00
10
https://www.academia.edu/4719834/MAKALAH_kepemimpinan
Diakses pada 10 oktober pukul 12:00
https://www.coursehero.com/file/p7dq4d1/Prinsip-Prinsip-Kepemimpinan-Prinsip-prinsip-
kepemimpinan-pendidikan/
Diakses pada 10 oktober pukul 13:00
https://suarakampus.com/proses-membangun-mental-untuk-meningkatkan-esq/
Diakses pada 10 oktober pukul 13:00
11