Anda di halaman 1dari 24

1

Manusia sebagai makhluk moral yang


mendiami sebuah ruang spiritual ditandai
dengan kemampuannya memahami,
merasakan dan memberi respon terhadap
fakta-fakta moral. Fakta-fakta moral ini dapat
dipahami oleh manusia melalui sebuah
fakultas yang disebut kesadaran moral.
Totalitas kesadaran inilah yang disebut
sebagai kesadaran moral (moral awareness)
yang merupakan bagian dari kecerdasan
moral seseorang yang dibangun dan
berkembang melalui proses-proses
penyadaran melalui pendidikan pada
umumnya, dan melalui pendalaman agama
khususnya.
2

Terdapat pula sebuah instansi khusus dalam diri


manusia sebagai lokasi kesadaran moral ini, yaitu apa
yang disebut sebagai hati nurani. Lokasi ini berfungsi
sebagai instansi yang senantiasa aktif menyuarakan
kebenaran moral, yakni suara Tuhan sendiri. Itulah
sebabnya hati nurani (hati yang mendapat cahaya
Tuhan) disebut juga suara hati.
Ia selalu bersuara meskipun kita tidak setuju, bahkan
suaranya bertambah keras jika kita melakukan hal-hal
yang menyalahi prinsip moral. Dan jika kita nekat
melakukan hal-hal yang kita ketahui salah, maka
terbitlah rasa bersalah (guilty feeling) dalam hati kita.
Hanya jika suara hati ini terus-menerus ditindas, maka
pada akhirnya ia akan sungguh-sungguh diam dan
bungkam. Pada saat inilah manusia akan berubah
menjadi monster berpakaian manusia.
3

Ciri utama manusia moral ialah kemampuannya


untuk bertindak berdasarkan prinsip moral. Bukan
oleh emosi dan bukan oleh naluri.
Sebaliknya hewan, selalu bertindak hanya oleh
dorongan emosi dan naluri, maka hewan bukanlah
makhluk moral.
Dan manusia pun jika menurutkan naluri dan
emosinya, akan jatuh ke tingkat hewani. Maka
latihan-latihan moral dalam setiap pengambilan
keputusan dalam kehidupan kita hanya bisa
mengarah ke dua hal:
pertama, memperlemah ketangguhan moral kita dan
menjadi dekat dengan hewan,
kedua, memperkuat ketangguhan moral kita dan
menjadi dekat dengan sifat-sifat keTuhanan.

Kecerdasan secara umum dipahami pada dua tingkat.


Pertama, kecerdasan sebagai suatu kemampuan
memahami informasi yang membentuk pengetahuan
dan kesadaran.
Kedua, kecerdasan sebagai kemampuan untuk
memproses atau mengolah informasi sehingga masalahmasalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problems
solved) dan dengan demikian pengetahuan pun
bertambah.
Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah
pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita
secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, orang yang
lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapaian
sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas.
Artinya orang cerdas mestinya lebih sukses dari orang
yang kurang cerdas.
5

Yang sering membingungkan ialah


kenyataan adanya orang yang kelihatan
tidak cerdas (di kelas/kuliah) ternyata
kemudian tampil sukses, bahkan lebih
sukses dari rekan-rekannya yang lebih
cerdas, dan sebaliknya.

Pada umumnya Kecerdasan yang


sebagian orang fahami masih sempit,
yaitu hanya berkaitan dengan daya ingat,
logika, atau penalaran, tanpa
memasukkan Kecerdasan Moral yang
merupakan aspek utama yang sangat
penting untuk kehidupan manusia.

Dale Carnegie (1889-1955), bahkan tidak menyebutkan


kecerdasan secara eksplisit (dalam pengertian umum)
sebagai elemen keberhasilan. Ia mengatakan bahwa
untuk berhasil dibutuhkan sepuluh kualitas yaitu:
(1) rasa percaya diri yang berlandaskan konsep diri
yang sehat,
(2) keterampilan berkomunikasi yang baik,
(3) keterampilan antarmanusia yang baik,
(4) kemampuan memimpin diri sendiri dan orang
lain,
(5) sikap positif terhadap orang, kerja, dan diri
sendiri,
(6) keterampilan menjual ide dan gagasan,
(7) kemampuan mengingat yang baik,
(8) kemampuan mengatasi masalah, stres, dan
kekuatiran,
(9) antusiasme yang menyala-nyala, dan
(10) wawasan hidup yang luas.

Tujuh Macam Kecerdasan


1. Kecerdasan Fisikal:
Kecerdasan ini tampil dalam bentuk kinerja
(performance) fisik manusia, seperti pada diri
atlet umpamanya. Mereka yang unggul dalam
kecerdasan fisikal ini mampu mendayagunakan
fisik mereka pada taraf yang mengherankan
pada orang-orang biasa. Olahragawan, pelukis,
pengukir, penulis indah, pemain sirkus, dan
penari adalah kelompok-kelompok manusia
yang cerdas fisiknya.
9

2. Kecerdasan Ruang-Waktu:
Kecerdasan ini membuat seseorang selalu
sadar akan posisi relatifnya dalam koordinat
ruang-waktu. Orang yang tidak cerdas ruang,
dia akan tetap bingung akan jalan-jalan di
Jakarta, walaupun sudah puluhan tahun tinggal
di Jakarta. Orang yang tersesat, yakni orang
yang mengalami disorientasi ruang, termasuk
pula pada golongan tak cerdas ruang.
Sebaliknya pilot, nakhoda, penyelam, penjelajah
alam, adalah orang-orang yang memiliki
kecerdasan ruang yang tinggi. Demikian juga
arsitek, insinyur, ahli geometri, fisikawan dan
sejarawan.

10

3. Kecerdasan Penalaran:
Inilah kecerdasan yang secara umum
dikenal luas sebagai kecerdasan. Orang
ini mampu memahami relasi antarbagian
dalam realitas yang disadarinya dan
karena itu ia produktif membuat
kesimpulan-kesimpulan. Kecerdasan
macam ini juga termasuk kemampuan
berpikir logis dan matematis.
11

4. Kecerdasan Verbal:
Anak kecil yang sudah pandai berceloteh dan
memiliki vocabulary yang mengherankan
pastilah cerdas secara verbal. Orang-orang
yang cari makan dengan mengandalkan
kepiawaian mulutnya, seperti guru, pengacara,
instruktur, orator, master of ceremony, penyiar
radio, komentator olahraga, termasuk penulis,
reporter, dan penyiar adalah golongan orangorang cerdas verbal. Orang-orang ini mampu
mengekspresikan diri, pikiran, dan perasaannya
lewat rangkaian kata-kata.
12

5. Kecerdasan Sosial (Emosional):


Orang yang cerdas secara sosial seolah-olah
mampu membaca orang dengan akurat. Dan
bisa mengetahui persis apa isi hati, suasana
hati, dan keinginan orang lain. Karena itu, ia
dapat dengan mudah menyesuaikan diri,
mengambil hati, mempengaruhi, dan termasuk
memimpin orang lain. Konflik antarpribadi,
pertengkaran, ketakharmonisan hubungan, dan
semacamnya, banyak berpangkal pada ketidak
cerdasan sosial (emosional) yang bersangkutan.
13

6. Kecerdasan Musikal:
Kecerdasan ini membuat seseorang
mampu memahami, menghayati, dan
mengekspresikan nada, melodi, irama,
dan suara dalam bentuk musikal yang
estetik. Musikus dalam segala bentuknya,
termasuk seniman pada umumnya,
tentulah termasuk kaum cerdas musikal.
14

7. Kecerdasan Moral-Spiritual:
Orang cerdas di bidang ini mampu mengerti hal
ikhwal spiritual. Tidak saja dalam pengertian
bahwa ia memahami dunia spiritual, tapi lebih
pada kemampuannya menampilkan sikap dan
praktik hidup yang harmonis dengan nilai-nilai
fundamental yang secara tajam diketahuinya.
Hati nuraninya bening, suara batinnya tajam, dan
mata hatinya awas dalam membedakan apa
yang baik dari yang tidak baik, dan membedakan
apa yang baik, yang terbaik, dan yang
sempurna.
Orang yang unggul di bidang ini pada akhirnya
menampilkan diri sebagai pribadi yang bijak
bestari, penuh hikmat, agung, dan berwibawa.

15

semua manusia memiliki ketujuh macam


kecerdasan ini dengan kombinasi
kualitas yang berbeda dari orang ke
orang. Contohnya seperti orang yang
bodoh ruang tapi cerdas musikal,
dosen jenius matematika tapi kurang
pandai dalam mengajar.

16

Petunjuk Meningkatkan
Kecerdasan

Sebelum kita lihat beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan yang


tujuh macam tersebut, ada baiknya kita lihat dahulu struktur kecerdasan
tersebut yang terdiri dari dua bagian:
1. Bagian pertama ialah informasi atau pengetahuan itu sendiri. Ini kita
peroleh melalui pengalaman dan pendidikan.
2. Bagian kedua ialah mengolah informasi, terdiri dari penalaran,
penilaian, dan kreativitas. Jadi untuk meningkatkan kecerdasan, kita
perlu menambah pengetahuan dan berlatih memproses pengetahuan
itu lewat kegiatan kreatif, kegiatan menalar, dan kegiatan mengevaluasi
atau menilai.
Memang sebagian kecerdasan, kita warisi secara genetis (keturunan).
Warisan semacam ini umumnya kita sebut sebagai bakat (talenta). Tetapi
bagian terbesar dari kecerdasan adalah hasil usaha.

17

1. Mengadakan evaluasi diri.


Meneliti kekuatan dan kelemahan diri
sendiri, tepatnya menyusun peringkat
kecerdasan kita, yang mana dari yang
tujuh tersebut paling kuat, kedua paling
kuat, dan seterusnya.

18

2. Menetapkan cita-cita atau sasaran


hidup.
Cita-cita yang jelas akan membangkitkan
semangat dan antusiasme. Cita-cita yang
memikat bagi diri sendiri mampu
melahirkan daya juang. Semangat,
antusiasme, dan daya juang adalah tiga
serangkai yang membuat kita produktif
belajar dengan demikian kecerdasan kita
diasah.
19

3. Membangun suatu kebiasaaan hidup


cerdas.
umpamanya membaca, berdiskusi, olah
pikir, olah rasa, dan olah raga.

20

4. Membangun sikap keterbukaan-kritis.


Sikap terbuka membuat kita mampu menerima ide-ide
baru, ilmu-ilmu baru, dan pengertian-pengertian baru.
Tapi jangan terlalu terbuka supaya kita masih mungkin
membuat sintesa dari pertemuan sejumlah ide-ide yang
berlainan.
Jadi kita juga harus kritis, artinya mampu
mempertanyakan apa saja yang memasuki alam pikiran
kita.
Tapi jangan terlalu kritis yang membuat kita jadi tertutup,
kaku, dan merasa benar sendiri. Yang benar adalah
terbuka dan kritis.
21

5. Membangun suatu sikap belajar


positif terhadap apapun yang kita
alami.
Pengalaman, bukanlah peristiwa-peristiwa
yang menimpa kita, melainkan apa yang kita
lakukan terhadap peristiwa-peristiwa itu.
Hanya dengan sikap belajar positif inilah kita
dapat bertambah cerdas sesudah mengalami
suatu peristiwa, yaitu pengalaman kita jadikan
sebagai guru. Pengalaman, adalah guru
terbaik.
22

6. Membangun sikap yang rendah hati.


Air selalu mengalir ke tempat yang
rendah, demikian pula hikmat dan
pengetahuan mengalir menuju hati yang
rendah.

23

Saya harap, sesudah kita belajar ini semua, Anda


sekalian akan bertambah cerdas baik moral dan juga
penalarannya.
Bila kalian berhasil melihat ketidak lengkapan dan
kekurangan saya dalam mengajar dan kalian
melengkapi dan menyempurnakan kekurangan saya,
berarti kalian adalah orang yang sangat cerdas.
Tapi bila Anda tidak merasa dicerdaskan sedikitpun,
itu berarti sayalah yang kurang cerdas, paling tidak
saya kurang cerdas dalam hal penalaran dan verbal.
Dengan demikian Doakanlah supaya saya tambah
cerdas. Dengan berbuat demikian, kecerdasan Moralspiritual Anda akan ditingkatkan. Artinya apa yang
kita pelajari hari ini sama sekali tidak akan sia-sia tapi
dapat berguna untuk diri kita semua untuk menjadi
manusia yang sukses di dunia dan akhirat, Amin.
24

Anda mungkin juga menyukai