Anda di halaman 1dari 24

KONSEPSI KETUHANAN

Contents :
Agama-agama besar di
dunia
Konsepsi Ketuhanan
Pengertian Tuhan
Faham-faham tentang
Ketuhanan

Agama-agama besar
Agama sepakat bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan sang
Maha Pencipta sebagai makhluk paling mulia di antara makhlukmakhluk lain ciptaanNya.
Akan tetapi antar agama-agama besar belum sepakat mengenai faktor
penentu atau jalan kebahagiaan bagi manusia. Perbedaannya sebagai
berikut :
1. Agama Yahudi (Judaisme)
kebahagiaan manusia telah ditentukan oleh faktor keturunan atau asal
muasal. Mereka menganut faham dualisme yaitu Israel dan Non Israel
(Goyim), yaitu :
a.Tuhan memuliakan orang-orang Israel karena dianggap berasal dari
ruh Tuhan, sedang ruh goyim berasal dari ruh najis dari binatang rendah
dan najis dari sperma anjing, kuda dan sejenisnya.
b.Tuhan tidak menciptakan manusia goyim dan dunia seisinya
melainkan untuk kepentingan bangsa Israel sebagai bangsa pilihanNya.

c. Bangsa Israel berhak untuk berbuat apa saja terhadap


bangsa lain dan dunia ini yang telah dimandatkan
Tuhan untuk mereka.
d. Nilai-nilai moral diberlakukan secara double standard,
yakni hanya terhadap goyim untuk kepentingan orang
Israel. Misalnya rentenir dilarang sesama orang Israel
dan dari goyim terhadap orang Israel, tapi dibenarkan
jika dilakukan oleh orang Israel terhadap goyim.
Demikian halnya dengan merampas dan mencuri.
Standard ganda ini secara nyata diberlakukan dalam
hubungan antar bangsa oleh negara Yahudi maupun
negara-negara lain yang berada di bawah pengaruh
Yahudi.

2. Agama Hindu (Hinduisme)

Berpandangan bahwa kebahagiaan manusia ditentukan oleh


asal keturunan, kemudian oleh status kekastaan, mengalahkan
kepentingan materi dan faktor gender (jenis kelamin).
Manusia dibedakan antara Hindu yang berasal dari pancaran
(emanasi) Tuhan dan Non Hindu yang bukan berasal dari
emanasi Tuhan.
Atas kehendak dan keputusan Tuhan, kedudukan, fungsi dan
derajat orang Hindu bertingkat menurut kasta masing-masing.
Yang tertinggi kasta Brahmana yang berasal dari emanasi
lidah Tuhan. Yang kedua kasta Ksatria berasal dari emanasi
dada Tuhan. Tingkat ketiga kasta Waisya berasal dari
emanasi perut Tuhan dan terakhir kasta Sudra berasal dari
kaki Tuhan.
Atas dasar bahwa kehidupan ini adalah samsara yakni
panggung derita, maka kebahagiaan diraih dengan
memenangkan kepentingan ruhani dan menjauhi kepentingan
fisik materi.

Atas kehendak dan keputusan Tuhan, kedudukan, fungsi


dan derajat orang Hindu bertingkat menurut kasta
masing-masing. Yang tertinggi kasta Brahmana
yang berasal dari emanasi lidah Tuhan. Yang kedua
kasta Ksatria berasal dari emanasi dada Tuhan.
Tingkat ketiga kasta Waisya berasal dari emanasi
perut Tuhan dan terakhir kasta Sudra berasal dari
kaki Tuhan.
Atas dasar bahwa kehidupan ini adalah samsara yakni
panggung derita, maka kebahagiaan diraih dengan
memenangkan kepentingan ruhani dan menjauhi
kepentingan fisik materi.

3. Agama Budha (Budhisme)

Sebagai agama yang mempunyai latar belakang


Hinduisme tidak berbeda pandangannya tentang manusia,
kecuali koreksi berupa penolakannya terhadap kasta.
Budhisme lebih menekankan lagi dualisme rohani dan
materi. Jasmani dan materi hanyalah belenggu bagi
kebahagiaan ruhani, karenanya harus dijauhi.
Manusia ideal digambarkan pada sosok para Arhat yang
telah berhasil memadamkan semua keinginan materi
duniawi.

4. Agama Masehi (Cristianisme)

Para penganut Kristen melalui semua Gereja yang


menaunginya sepakat bahwa manusia adalah makhluk rohani
dan jasmani. Kebahagiaan manusia diraih melalui pembebasan
rohani dari dosa asal atau dosa waris dan keturunan yang
membebaninya sejak lahir, akibat bapak dan ibu manusia yaitu
Adam dan Hawa terjatuh dalam dosa sewaktu berada di Surga
karena tergoda iblis hingga memakan buah terlarang. Jalannya
adalah dengan mengimani dan menerima penyaliban Jesus
Kristus sebagai juru selamat dan penebus dosa manusia.
Setelah itu kebahagiaan akan terpelihara jika manusia
memenangkan rohaninya atas kepentingan fisik-materi.

5. Agama Islam

Sebagai makhluk rohani dan materi yang utuh,


kebahagiaan manusia terletak pada prestasi amal atau
ibadah dan ketakwaannya dalam keseimbangan
pemenuhan kebutuhan ruhani dan fisik materi. Secara
ruhani manusia lahir dalam keadaan suci (fitrah) terbebas
dari dosa.
Dalam kemanusiaannya semua orang adalah sama, lakilaki maupun perempuan. Yang membedakannya hanyalah
prestasi amal kebaikannya. Lembar kehidupannya yang
putih bersih ditulisi setelah manusia itu hidup demikian
pula derajatnya. Bukan sebelum menjalani kehidupan
seperti dalam pandangan agama lainnya.

Konsepsi Ketuhanan
Secara umum agama mempunyai tiga inti
ajaran, yaitu :
a. Ajaran tentang Ketuhanan
b. Ajaran tentang Nabi/Rasul atau wakil Tuhan
c. Ajaran tentang hari akhir dan kekalnya roh
manusia.

Tuhan adalah sumber penciptaan, sumber


kehidupan dan ajaran untuk mengatur
kehidupan ini berakhir. Kehidupan
beragama mensyaratkan tertuju atau
berorientasinya seluruh aktivitas manusia
kepada Tuhan, yakni harus sesuai
petunjukNya dan demi memperoleh kasih
sayangNya.
Ajaran Ketuhanan merupakan inti ajaran
agama secara keseluruhan dan juga
merupakan sumbernya.

Beragama bukan sekedar mengenal


atau mengakui adanya Tuhan, tetapi
memahami serta menjalani bagaimana
manusia berkomunikasi dengan
Tuhan.
Adanya keragaman pandangan
mengenai Ketuhanan dan tata cara
berkomunikasi dengan Tuhan
mengakibatkan adanya keragaman
(pluralitas) dalam agama yang dianut
manusia.

Pengertian Tuhan
Secara umum manusia memahami Tuhan dalam
posisi dan fungsi sebagai berikut :
1. Asal dan sumber segala sesuatu (Pencipta,
pengatur dan yang menghancurkan)
2. Tempat bergantung atau mengadu bagi manusia
dan penentu kebahagiaannya (pemberi, penolong
dan pengasih)
3. Tujuan hidup atau yang terpenting dalam hidup
manusia.

Oleh karena itu terdapat beberapa pandangan Ketuhanan yang


dapat dicatat :

1. Faham Ketuhanan Materialisme-Atheis


Mempunyai pandangan bahwa materilah sumber segala
sesuatu dan sumber kehidupan. Perjalanan dan kualitas hidup
manusia tergantung pada materi, segala sesuatu tidak lepas
dari materi dan berakhir sebagai materi pula.
Segala sesuatu berubah, yang tetap hanyalah materi sebagai
esensi dan proses perubahan itu sendiri. Faham ini menolak
adanya Tuhan yang ghaib, oleh karenanya disebut Atheis. Akan
tetapi dengan pandangannya yang sedemikian rupa terhadap
materi, dapat dikatakan telah menuhankan materi itu sendiri.

2. Faham Ketuhanan Deisme


Kepercayaan/pandangan hidup yang mengakui
adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta
tetapi tidak menerima adanya wahyu dan
kebergantungan hukum alam padaNya. Faham
Deisme bukan merupakan faktor yang aktif dalam
kehidupan sehari-hari, karena membiarkan alam
dan kehidupan ini setelah diciptakan untuk
sepenuhnya diurus oleh manusia. Konsepsi ini
menolak setiap bentuk campur tangan Tuhan
melalui perhatian, petunjuk, pengabulan doa
ataupun mujizat.

3. Faham Ketuhanan Polytheisme


Faham ini muncul dalam beberapa model,
yaitu:
a. Animisme
Kepercayaan kepada roh-roh yang mendiami
sekalian benda seperti pohon, batu, sungai, gunung
dsb.
Pada masyarakat animis para dukun atau tukang
sihir sangat dihormati karena dipercayai mampu
mengontrol serta menyenangkan roh-roh itu dengan
persembahan berupa sesajen.

b. Dinamisme
Kepercayaan bahwa segala benda (jimat,
tuah dll) mempunyai tenaga atau
kekuatan yang dapat mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan usaha
manusia dalam mempertahankan hidup.

c. Pantheisme
Ajaran yang menyamakan Tuhan dengan
kekuatan-kekuatan dan hukum-hukum alam
(penyembahan kepada semua dewa dari
berbagai kepercayaan) dan mempercayai
bahwa alam merupakan bagian dari Tuhan.
Tuhan bisa dilihat di segala tempat dan waktu
(ada di mana-mana), dan Tuhan turut rusak
bersama hancurnya alam.

d. Henotheisme
Kepercayaan tentang adanya Tuhan yang
berskala nasional, dimana setiap bangsa
mempunya Tuhannya sendiri-sendiri. Dalam
agama Persia misalnya, Tuhan nasional
mereka adalah Tuhan kebaikan dan keburukan,
dalam kepercayaan bangsa Israel adalah
Yahwe, bagi orang Yunani ada Yupiter, bagi
bangsa Arab ada Lata, Uzza dan Manata.

4. Faham Ketuhanan Monotheisme (Relatif)


a. Hinduisme
Menganut teori Ketuhanan Tri Murti (tiga
serangkai) yang terdiri dari Brahma sebagai
kuasa pencipta, Wisnu sebagai kuasa
pemelihara dan Syiwa sebagai kuasa
penghancur. Namun ketiganya mengandung
pada satu Tuhan yang maha Kuasa yakni Sang
Hyang Widhi Wesa.

b. Budhisme
Agama Budha mempercayai Sang Hyang Adi
Budha sebagai Tuhan yang maha Esa. Ia tidak
dibayang-bayangkan atau dipersonifikasikan, sebab
Tuhan itu bersifat Atthi Ajatam Abhutam Akatam
Asamkatam, yakni tidak dilahirkan, tidak menjelma,
tidak diciptakan tetapi mutlak ada. Tetapi ia
mempunyai wakil yang dikuduskan yaitu Sang
Budha Sidharta Gautama, sehingga dikekalkan
dalam bentuk patung yang dimuliakan.

c. Judaisme
Orang Yahudi menuhankan Allah (Elohim),
tetapi meyakini juga Nabi Uzair sebagai
puteraNya yang tunggal bukan manusia biasa,
tapi manusia di atas manusia. Merekapun
memberikan kepada para ahli dan pemimpin
agama (Hakhoum) sifat ketuhanan, seperti
mempertimbangkan rencana Tuhan,
meluluskan atau menolaknya. Kemudian
koleksi ajaran Hakhoum ini dijadikan kitab suci
kedua setelah Taurah, yang disebut dengan
Talmud.

Keimanan orang Yahudi terhadap Kitab Talmud melebihi


Kitab Perjanjian Lama, yang juga dikenal dengan nama
Taurat.
Bukti tentang hal ini dapat ditemukan dalam Talmud
Erubin 2b yang mengingatkan kepada kaum Yahudi,

Wahai anakku, hendaklah engkau lebih


mengutamakan fatwa dari para Ahli Kitab
(Talmud) daripada ayat-ayat Taurat.

Kitab Talmud menetapkan bahwa semua orang yang


bukan-Yahudi disebut goyyim, sama dengan
binatang, derajat mereka di bawah derajat manusia. Ras
Yahudi adalah ummat pilihan, satu-satunya ras yang
mengklaim diri sebagai keturunan langsung dari Nabi
Adam a.s. Marilah kita periksa beberapa ajaran Talmud :

d. Christianisme
Umat Kristiani mengimani Tuhan Allah
dalam Tri Nitas atau tiga oknum dan
pribadi, yakni : Pribadi Allah Bapa, Jesus
Kristus sebagai Allah Putera dan Roh
Kudus. Ketiga oknum ini sama dengan
satu, dan satu berarti tiga. Jesus Kristus
sendiri diyakini sebagai 100 % Tuhan dan
100% manusia.

5. Faham Ketuhanan Monotheisme Absolut


Meyakini tiada Tuhan selain melainkan Allah yang
maha Esa dalam segalanya, pada sifat maupun
perbuatanNya. Dalam artian dzat Allah itu tidak terbagi
pada pribadi-pribadi, sifat kesempurnaan hanya Dia
yang memiliki, dan perbuatan serta kekuasaanNya
yang maha sempurna hanya Dia yang melakukan.
Dapat dirumuskan demikian : Allah = 1 = 1 = 1 dst.
Allah tidak berputera atau diputerakan, dan tidak
mempunyai keserupaan dengan makhluk ciptaanNya.

Anda mungkin juga menyukai